From small-scale to large-scale timber companies, there is great potential for the development of laminated products made from candlenut, sengon and petung bamboo. This is due to the relatively simple technique used, which goes through the following stages: preparation of raw materials in the form of boards, application of paint, and gluing with high pressure or with a clamping system. The gluing procedure has a significant impact on the strength of the resulting laminated board, in addition to the raw material component. Therefore, the objective of this study was to investigate the impact of labor weight, raw material type, and their combination on mechanical and physical properties. This study used an experimental approach and a factorial completely randomized design (CRD) with two factors, four treatments, and three replications. Apart from the Modulus of Elasticity (MoE) test which had a considerable influence, the physical and mechanical properties of laminated boards were not influenced by either the weight of the mortar, the type of raw material combination, or their interaction. Sifat fisiknya telah memenuhi SNI 01-6240-2000 dan JAS 234:2007, meskipun hasil pengujian mekanisnya tidak memenuhi. Berdasarkan evaluasi sifat mekanik dan fisiknya, papan laminasi yang terbuat dari kombinasi bambu petung sengon dan bambu petung kemiri dapat digolongkan dalam kelas kuat III dari hasil penelitian, yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan berat yang terlindungi. Kelas kuat kayu meningkat dari kelas kuat IV menjadi kelas kuat III ketika bambu dan kayu dikombinasikan untuk membuat papan laminasi.Keywords: candlenut wood, heavy labur, laminated board, petung bamboo, sengon wood,.AbstrakDari perusahaan kayu skala kecil hingga skala besar, terdapat potensi besar untuk pengembangan produk laminasi berbahan baku kayu kemiri, sengon, dan bambu petung. Hal ini disebabkan oleh teknik yang digunakan relatif sederhana, yaitu melalui beberapa tahapan berikut: penyiapan bahan baku berupa papan, pengaplikasian cat, dan pengempaan dengan tekanan tinggi atau dengan sistem penjepit. Prosedur perekatan memiliki dampak yang signifikan terhadap kekuatan papan laminasi yang dihasilkan, selain komponen bahan baku. Oleh karea itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki dampak dari berat labur, jenis bahan baku, dan kombinasinya terhadap sifat mekanik dan fisik. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, empat perlakuan, dan tiga ulangan. Selain uji Modulus Elastisitas (MoE) yang memiliki pengaruh yang cukup besar, sifat fisik dan mekanik papan laminasi tidak dipengaruhi oleh baik dari berat labur, jenis kombinasi bahan baku, maupun interaksinya. Dari hasil pengujian sifat fisika sudah memenuhi persyaratan SNI 01-6240-2000 dan JAS 234:2007, namun hasil pengujian mekanika belum memenuhi. Dari hasil penelitian, papan laminasi yang terbuat dari kombinasi bambu petung sengon dan kayu kemiri bambu petung dapat diklasifikasikan sebagai kelas kuat III yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan berat yang terlindungi, sesuai dengan hasil evaluasi sifat mekanik dan fisiknya. Ketika bambu dan kayu dicampur untuk membuat papan laminasi, kelas kuat kayu meningkat dari kelas kuat IV menjadi kelas kuat III.Kata kunci: Kayu kemiri, berat labur, papan laminasi, bambu petung, kayu sengon.