Penyambungan (grafting) tanaman merupakan salah satu cara meningkatkan hasil tanaman, sebagaimana pada tanaman ubi kayu sambung (muhibat). Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa bertanam ubi jalar dalam karung mampu meningkatkan hasil. Bagaimana untuk ubi jalar sambung pucuk (Apical grafting) dengan dikombinasikan sistem tanam apakah mampu meningkatkan hasil, belum banyak informasinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat hasil ubi jalar sambung pucuk pada dua sistem tanam. Penelitian ini dilakukan dengan metode ekperimental dengan percobaan lapangan yang dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah sambung pucuk yang terdiri atas dua perlakuan, yaitu ubi jalar sambung pucuk kangkung hutan, Ipomoea fistulosa, (S1) dan non sambung (S0). Faktor kedua adalah sistem tanam terdiri dari dua perlakuan, yaitu sistem dalam Karung (K) dan sistem non karung atau bedengan (NK). Masing-masing perlakuan dikombinasikan sehingga diperoleh 4 kambinasi perlakuan dengan setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Secara keseluruhan diperoleh 24 unit perlakuan dan data dianalisis dengan analisi sidik ragam taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil ubi jalar sambung pucuk menunjukkan perbedaan yang nyata dengan kontrol baik yang ditanam dalam karung maupun dalam bedengan. Berat Ubi jalar sambung pucuk yang ditanam dalam karung (594,43 g/batang) dan bedengan (582,33 g/batang) menunjukkan tidak berbeda yang nyata, Hasil ubi jalar tanpa sambung yang ditanam dalam karung (1.258,58 g/batang) dan bedengan (749,55 g/batang) menunjukkan hasil terbaik (sangat nyata).