Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

STAKEHOLDERS: PERAN DAN KENDALA PELIBATANNYA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI BALI Mertha, I Wayan; Wiarti, Luh Yusni; Suasapha, Anom Hery
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 17 No 2 (2018): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat STP Nusa Dua Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peran stakeholder sebagai “pemain utama” serta kendala-kendala pelibatan mereka dalam pengembangan desa wisata di Bali. Lokasi penelitian dilakukan pada empat kabupaten di Bali, yaitu Kabupaten Bangli, Gianyar, Badung dan Tabanan. Data diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD), dimana narasumber dipilih secara purposive, selain data juga diperoleh melalui studi dokumentasi. Analisis kualitatif dipilih untuk mereduksi, memilah serta menginterpretaskan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah sebagai regulator, fasilitator, dan eksekutorhendaknya: (1) mendorong pengembangan desa wisata sesuai potensinya, bukan atas alasan politis dan/atau karena sekadar untuk memperoleh dana bantuan, (2) mengkaji secara konprehensif desa wisata yang akan dikembangkan, (3) menyiapkan perencanaan yang matang dengan mengintegrasikan rencana pembangunan pada tingkat yang lebih tinggi dengan rencana kerja yang disusun masyarakat, (4) memberikan pelatihan untuk mengembangkan kapasitas masyarakat local dalam pengembangan desa wisata, dan (5) memonitor dan mengevaluasi kegiatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata.Masyarakat hendaknya secara kritis mengembangkan diri dan lingkungannya, serta menerapkan nilai-nilai lokal serta mengedepankan keunikan budaya Bali sebagai kekuatan pengembangan desa wisata, sementara itu pengusaha diharapkan berperan dalam peningkatan kapasitas masyarakat dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal terkait kebutuhan desa wisata, peran akademisi diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam mengidentifikasi permasalahan desa wisata dan mencarikan solusinya, sementara pers dapat menonjolkan fungsi kontrol dan penyebarluasan informasi kepada publik. Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan desa wisata terkait dengan koordinasi antar stakeholders serta belum adanya agent of change yang mampu mengkoordinir peran stakeholders tersebut.
STAKEHOLDERS: PERAN DAN KENDALA PELIBATANNYA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI BALI Mertha, I Wayan; Wiarti, Luh Yusni; Suasapha, Anom Hery
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 17 No 2 (2018): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peran stakeholder sebagai “pemain utama” serta kendala-kendala pelibatan mereka dalam pengembangan desa wisata di Bali. Lokasi penelitian dilakukan pada empat kabupaten di Bali, yaitu Kabupaten Bangli, Gianyar, Badung dan Tabanan. Data diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD), dimana narasumber dipilih secara purposive, selain data juga diperoleh melalui studi dokumentasi. Analisis kualitatif dipilih untuk mereduksi, memilah serta menginterpretaskan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah sebagai regulator, fasilitator, dan eksekutorhendaknya: (1) mendorong pengembangan desa wisata sesuai potensinya, bukan atas alasan politis dan/atau karena sekadar untuk memperoleh dana bantuan, (2) mengkaji secara konprehensif desa wisata yang akan dikembangkan, (3) menyiapkan perencanaan yang matang dengan mengintegrasikan rencana pembangunan pada tingkat yang lebih tinggi dengan rencana kerja yang disusun masyarakat, (4) memberikan pelatihan untuk mengembangkan kapasitas masyarakat local dalam pengembangan desa wisata, dan (5) memonitor dan mengevaluasi kegiatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata.Masyarakat hendaknya secara kritis mengembangkan diri dan lingkungannya, serta menerapkan nilai-nilai lokal serta mengedepankan keunikan budaya Bali sebagai kekuatan pengembangan desa wisata, sementara itu pengusaha diharapkan berperan dalam peningkatan kapasitas masyarakat dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal terkait kebutuhan desa wisata, peran akademisi diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam mengidentifikasi permasalahan desa wisata dan mencarikan solusinya, sementara pers dapat menonjolkan fungsi kontrol dan penyebarluasan informasi kepada publik. Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan desa wisata terkait dengan koordinasi antar stakeholders serta belum adanya agent of change yang mampu mengkoordinir peran stakeholders tersebut.
SKALA LIKERT UNTUK PENELITIAN PARIWISATA; BEBERAPA CATATAN UNTUK MENYUSUNNYA DENGAN BAIK Suasapha, Anom Hery
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 19 No 1 (2020): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini merupakan sebuah artikel studi literatur (literature review article) yang disusun dengan metode literatur review. Hal yang mendasari penulisan artikel ini adalah keinginan untuk memahami lebih baik mengenai Skala Likert dengan membaca beberapa literatur dan menuangkan hasilnya ke dalam bentuk manuskrip. Topik yang diulas melalui penulisan artikel ini adalah mengenai Skala Likert, sehingga kata kunci yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, yang dalam hal ini adalah pustaka berupa buku maupun artikel jurnal adalah “Skala Likert”. Sebanyak 27 pustaka yang membahas mengenai Skala Likert telah dibaca. Mengingat Sebagian besar literatur yang dibaca adalah berupa buku yang terdiri atas banyak topik dan halaman, maka teknik membaca berupa scan, skim dan understand telah diaplikasikan. Ide utama dari penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan semaksimal mungkin mengenai Skala Likert berdasarkan karya asli penemunya, untuk kemudian diperkuat dengan berbagai pendapat dari pakar lain mengenai Skala Likert, termasuk penggunaanya di bidang ilmu pariwisata. Bagi penulis, Literatur review mengenai Skala Likert ini menghasilkan pemahaman yang lebih baik mengenai Skala Likert dan apa saja yang harus dipertimbangkan untuk menyusun kuesioner Skala Likert dengan baik. Diharapkan, manfaat yang sama juga dapat dirasakan oleh pembacanya kelak.
Factors Influencing Acceptance of Tourism Academia Towards Implementation of New-Normal Policy in Tourism Industry; Evidence from Bali Anom Hery Suasapha; Ni Made Eka Mahadewi; Ida Bagus Gede Agung Widana; Diah Cynthia Putri
ASEAN Journal on Hospitality and Tourism Vol. 19 No. 3 (2021)
Publisher : Centre For Tourism Planning and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/ajht.2021.19.3.08

Abstract

This article aims to understand factors that influence the acceptance of tourism academia toward the implementation of a new-normal policy for the tourism industry in Bali. Data were collected from an online survey. The population from which the sample was derived was the tourism lecturers of Bali Tourism Polytechnic. The sample size was 88, representing a population of 151 lecturers. It corresponds to the statistical power of 0,90. Statistical descriptive analysis and multiple linear regression analysis were performed to analysis the data. The result of the research shows that acceptance of tourism academia toward implementation of the new-normal policy was simultaneously influenced by their perception of the impact caused by the pandemic to the industry as well as their perception about the dangerous disease itself, even though partially, the impact of the pandemic seems to be the stronger influencing factor compared to their perception about the dangerous disease. The article concludes that tourism academia accepted the opening of the tourism industry while stressing that the opening should be accompanied by strict implementation of the new-normal protocol, to prevent the second wave of the pandemic COVID-19 as well as to prevent future irreversible damages to the tourism industry in term of its safety and security image.
Tourism Potential Evaluation and Strategy Formulation for Pine Forest of Gelagahlinggah; Experience From A Community Engagement Anom Hery Suasapha; I Wayan Mertha; Ida Bagus Gede Agung Widana; Luh Yusni Wiarti; Ni Putu Oka Agustini; Lukia Zuraida; Diah Cynthia Putri
E-Journal of Tourism Volume 9 Number 1 (March 2022)
Publisher : Centre of Excellence in Tourism Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24922/eot.v9i1.82250

Abstract

This article is written based on a research conducted as part of a series of community engagement done by Lecturers of Tourism Destination Program of Bali Tourism Polytechnic for the community of Gelagahlinggah Customary Village. The village is located at Kintamani of Bangli Regency, and is part of buffer zone for Batur UNESCO Global Geopark. The aim of the research was to evaluate the tourism potential of the pines forest of Gelagahlinggah, and to produce strategies to develop those potentials. The research implemented quantitative and qualitative approach, utilizing survey as the method for collecting primary data. To increase the validity of the data, the sample was determined purposively. Therefore, the respondents should understand the existing condition of the pines forest of Gelagahlinggah Village, and able to evaluate its tourism potentials. The questionnaire was developed on Google form to allows for practicality. A sample of 100 respondents were collected, based on which a dataset was then prepared for analysis. The analysis using Exploratory Factor Analysis (EFA) to extract factors in the form of strengths, weaknesses, opportunities and threats indicating the tourism potentials of the pine forest of Gelagahlinggah. The tourism potentials were then processed in a SWOT Matrix to develop strategies for those tourism potentials. The research result reveals some tourism potentials of the pine forest of Gelagahlinggah, and strategies suitable to develop those potentials. Keywords: tourism potentials, evaluation, pine forest, strategy
IMPLEMENTASI KONSEP PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PANTAI KEDONGANAN Anom Hery Suasapha
JURNAL MASTER PARIWISATA Volume 02, Nomor 02, Januari 2016
Publisher : Magister Tourism Study, Faculty of Tourism, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JUMPA.2016.v02.i02.p04

Abstract

Kedonganan beach is a tourist destination located in KedongananVillage, South Kuta, Bali, known for its scenic beauty and theculinary activity. The beach was a fisherman village, until tourismdeveloped in the area during 1995. The tourism developmentwas not a carefully planned, resulted in many negative effectson the area and also to the community. A correction plan was developed based on Community Based Tourism (CBT) concept, and has been implemented since 2006. This article discusses the implementation process of community based tourism (CBT) in Kedonganan Beach. The enabling factors and the barrier of the implementation are also discussed, and the model of CBT implemented in the area are developed and discussed. The analysis result shows that implementation of CBT concept in the management of Kedonganan has been done in two steps. Thesesteps were devided into smaller steps, in which four CBT principleswere implemented. Local inisiative, support from Badung Regency Government and social capital were some of the factors that enables the implementation of CBT concept in Kedonganan Beach, while rejection from some of the community member and different perception of the community toward the lagal status of the land were the barriers of the implementation.
STAKEHOLDERS: PERAN DAN KENDALA PELIBATANNYA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI BALI I Wayan Mertha; Luh Yusni Wiarti; Anom Hery Suasapha
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 17 No 2 (2018): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jpar.v17i2.43

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peran stakeholder sebagai “pemain utama” serta kendala-kendala pelibatan mereka dalam pengembangan desa wisata di Bali. Lokasi penelitian dilakukan pada empat kabupaten di Bali, yaitu Kabupaten Bangli, Gianyar, Badung dan Tabanan. Data diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD), dimana narasumber dipilih secara purposive, selain data juga diperoleh melalui studi dokumentasi. Analisis kualitatif dipilih untuk mereduksi, memilah serta menginterpretaskan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah sebagai regulator, fasilitator, dan eksekutorhendaknya: (1) mendorong pengembangan desa wisata sesuai potensinya, bukan atas alasan politis dan/atau karena sekadar untuk memperoleh dana bantuan, (2) mengkaji secara konprehensif desa wisata yang akan dikembangkan, (3) menyiapkan perencanaan yang matang dengan mengintegrasikan rencana pembangunan pada tingkat yang lebih tinggi dengan rencana kerja yang disusun masyarakat, (4) memberikan pelatihan untuk mengembangkan kapasitas masyarakat local dalam pengembangan desa wisata, dan (5) memonitor dan mengevaluasi kegiatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata.Masyarakat hendaknya secara kritis mengembangkan diri dan lingkungannya, serta menerapkan nilai-nilai lokal serta mengedepankan keunikan budaya Bali sebagai kekuatan pengembangan desa wisata, sementara itu pengusaha diharapkan berperan dalam peningkatan kapasitas masyarakat dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal terkait kebutuhan desa wisata, peran akademisi diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam mengidentifikasi permasalahan desa wisata dan mencarikan solusinya, sementara pers dapat menonjolkan fungsi kontrol dan penyebarluasan informasi kepada publik. Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan desa wisata terkait dengan koordinasi antar stakeholders serta belum adanya agent of change yang mampu mengkoordinir peran stakeholders tersebut.
SKALA LIKERT UNTUK PENELITIAN PARIWISATA; BEBERAPA CATATAN UNTUK MENYUSUNNYA DENGAN BAIK Anom Hery Suasapha
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 19 No 1 (2020): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jpar.v19i1.407

Abstract

The study aims to identify community attitudes in the development of tourism villages and to analyze the forms of community involvement in packaging the Catur Tourism Village products. Theories and concepts used were the tourism area life cycle, index theory (irritation index), concept of community-based tourism (CBT), concept of tourism products, and concept of tourism village 4.0. The research used a qualitative research approach using descriptive qualitative data analysis techniques. The results showed most forms of community involvement in packaging Catur Tourism Village products exist at the implementation stage, then planning and decision-making. Even though most of the people involved in packaging Catur Tourism Village products, the number of people who was not involved was still quite high. This is where the role of the tourism village manager is needed to be able to bridge the aspirations of people who want to be involved in the development of the Catur Tourism Village. Catur Village local government should be able to formulate community engagement strategies so that the community can be optimally involved in packaging Catur Tourism Village products.
PERAN DESA PAKRAMAN DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA BERKELANJUTAN DI DESA BATUAN, SUKAWATI, GIANYAR I Ketut Sakrabawa Diana; Dewa Ayu Lily Dianasari; Anom Hery Suasapha
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 19 No 2 (2020): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jpar.v19i2.423

Abstract

Batuan is visited by domestic and international visitor for its cultural tourism attraction, in the form of a temple known as Pura Puseh Batuan or Puseh Batuan Temple. Puseh Batuan Temple is managed by the Batuan Customary Village as a sustainable cultural tourist attraction. But until now, little are known about the role of the customary village in developing the temple. This article discussed the role of Batuan Customary Village in developing it’s Puseh Temple as a sustainable tourism attraction. The research upon which this article written is a quantitative research done for the completion of a Bachelor Study. Data collected through survey to research sample selected from the villagers of Batuan Customary Village as the population. Quota sampling were used to determine the number of respondent surveyed from each of 8 localities in the Batuan Customary Village. Data collected were then analysed using regression technique. Results shows that the 3 (three) roles of Customary Village observed are partially and collectively significant in the evelopment of Puseh Batuan Temple as a cultural tourist attraction.
POTENSI DESA WISATA PENGLIPURAN MENURUT MAHASISWA KEPARIWISATAAN POLITEKNIK PARIWISATA BALI Anom Hery Suasapha
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 19 No 2 (2020): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52352/jpar.v19i2.427

Abstract

This article is written based on a research conducted on 2019. The research was a quantitative research, to determine the tourism potential of Penglipuran Village through the perception of Tourism Students of Bali Tourism Polytechnic. In doing so, quantitative as well as qualitative data were collected from primary and secondary source. The primary data which will be analyze were collected through survey method, using a self-administered questionnaire. The questionnaire was a Likert Scale Questionnaire, with five (5) respond category, consist of extremely disagree, disagree, neutral, agree and extremely agree. Secondary data were collected through documentation. Respondent were determined purposively, and on field, the surveyor determined the respondent accidentally. Data were then analyzed using Exploratory Factor Analysis, to produce result in the form of factors indicating the tourism potentials of Penglipuran Village. This research shows that the tourism potency of Penglipuran Village consists of those of Strength and those of Opportunity.