Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

CULTURAL EVENT AS A PART OF THE LIVING CULTURE IN BALI BETWEEN THE HERITAGE AND TOURISM Yusni Wiarti, Luh
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 12 No 1 (2013): Kepariwisataan-Maret
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

-
BALI KITE FESTIVAL FROM THE HERITAGE TO INTERNATIONAL EVENTS Yusni Wiarti, Luh
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 14 No 1 (2015): Kepariwisataan-Maret
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

-
STAKEHOLDERS: PERAN DAN KENDALA PELIBATANNYA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI BALI Mertha, I Wayan; Wiarti, Luh Yusni; Suasapha, Anom Hery
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 17 No 2 (2018): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat STP Nusa Dua Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peran stakeholder sebagai “pemain utama” serta kendala-kendala pelibatan mereka dalam pengembangan desa wisata di Bali. Lokasi penelitian dilakukan pada empat kabupaten di Bali, yaitu Kabupaten Bangli, Gianyar, Badung dan Tabanan. Data diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD), dimana narasumber dipilih secara purposive, selain data juga diperoleh melalui studi dokumentasi. Analisis kualitatif dipilih untuk mereduksi, memilah serta menginterpretaskan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah sebagai regulator, fasilitator, dan eksekutorhendaknya: (1) mendorong pengembangan desa wisata sesuai potensinya, bukan atas alasan politis dan/atau karena sekadar untuk memperoleh dana bantuan, (2) mengkaji secara konprehensif desa wisata yang akan dikembangkan, (3) menyiapkan perencanaan yang matang dengan mengintegrasikan rencana pembangunan pada tingkat yang lebih tinggi dengan rencana kerja yang disusun masyarakat, (4) memberikan pelatihan untuk mengembangkan kapasitas masyarakat local dalam pengembangan desa wisata, dan (5) memonitor dan mengevaluasi kegiatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata.Masyarakat hendaknya secara kritis mengembangkan diri dan lingkungannya, serta menerapkan nilai-nilai lokal serta mengedepankan keunikan budaya Bali sebagai kekuatan pengembangan desa wisata, sementara itu pengusaha diharapkan berperan dalam peningkatan kapasitas masyarakat dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal terkait kebutuhan desa wisata, peran akademisi diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam mengidentifikasi permasalahan desa wisata dan mencarikan solusinya, sementara pers dapat menonjolkan fungsi kontrol dan penyebarluasan informasi kepada publik. Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan desa wisata terkait dengan koordinasi antar stakeholders serta belum adanya agent of change yang mampu mengkoordinir peran stakeholders tersebut.
BALI KITE FESTIVAL FROM THE HERITAGE TO INTERNATIONAL EVENTS Yusni Wiarti, Luh
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 14 No 1 (2015): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat STP Nusa Dua Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan 1) rincian program dari Kite Festival Bali yang merupakan salah satu warisan budaya Bali; 2) memberikan analisis eksplorasi tanggapan wisatawan terkait Kite Festival. Survei dilakukan dengan purposive sampling dengan narasumber ketua dan anggota dari festival layang-layang. Survei terkonsentrasi pada wisatawan intemasional dan domestik, yang telah menikmati waktu luang mereka di Bali. Sebanyak JOO kuesioner disebarkan untuk wisatawan ( domestik dan internasional) yang berada di Kabupaten Badung dan Kata Denpasar. Temuan menunjukkan bahwa Kite Festival Bali bertujuan untuk melestarikan warisan budaya Bali dan pariwisata. Sebagai bagian dari warisan, layang-layang adalah simbol Sang Hyang Rare Angon, yang menjadi ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan keberhasilan petani kepada Siwa. Masyarakat lokal terlibat dalam Festival ini melalui Banjar; melalui klub/ Sekehe dan pribadi. Sementara wisatawan berpartisipasi sebagai peserta/ kontestan, pengamat. Wisatwan dapat bersantai dan mendapatkan pengalaman baru dalam acara ini. Acara ini menjadi dikenal secara internasional oleh orang asing. layang-layang Bali juga menjadi terkenal di luar negeri sebagai filosofi seni dan warisan. Layang-layang Bali telah menang di festival layang-layang DIEPPE di Perancis, dan memiliki pengakuan internasional dari UNESCO. Sayangnya, mesklpun acara ini sudah dilakukan sejak lama (pada tahun 70-an) tapi masih ada kekurangan informasi mengenai acara ini. Wisatawan jarang yang mengetahui detail acara ini. Wisatawan penasaran untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai acara ini dan ingin berpartisipasi untuk kunjungan berikutnya.
KARANGASEM REGENCY AS CULTURE HERITAGE DESTINATION IN BALI IN THEME OF CULTURE EVENT Wiarti, Luh Yusni; Made Lily Dianasari, Dewa Ayu; Sabantini, Ni Luh; Sri Puspaadi, Ida Ayu
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 13 No 1 (2014): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat STP Nusa Dua Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Karangasem di Bali sangat kaya akan berbagai atraksi yang dapat dipernmjukkan kepada wisatawan. Karangasem memiliki banyak warisan budaya yang hingga sekarang masih diteruskan oleh generasi saat ini.Penelitian ini difokuskan pada 3 hal: even budaya yang dimiliki Kabupaten Karangasem yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung, bagaimana masyarakat local berpartisipasi dalam even tersebut dalam proses berbagi dan melestarikan kesakralan yang dimiliki, dan bagaimana persepsl wisatawan terhadap even budaya yang ada di Kabupaten Karangasem. Penelitian menghasilkan bahwa even yang berkaitan dengan ritual dan upacara yang dilaksanakan di Kabupaten Karangasem hampir sama dengan yang dilaksanakan oleh masyarakat Bali secara umum yakni berdasarkan klas1fikasi yadnya, berdasarkan calendar Bali, berdasarkan kalender caka, dan upacara spesifik yang disebut "ngusabha". Masyarakat lokal di Kabupaten Karangasem terlibat dalam even budaya melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat adat. Wisatawan yang berkunjung ke Karangasem sangat jarang mengetalmi even budaya yang ada di Karangasem. Yang sangat familiar bagi mereka adalah upacara religi di desa oleh karena mereka memperoleh pengalaman dan berpartisipasi pada kegiatan tersebut.
CULTURAL EVENT AS A PART OF THE LIVING CULTURE IN BALI BETWEEN THE HERITAGE AND TOURISM Yusni Wiarti, Luh
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 12 No 1 (2013): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat STP Nusa Dua Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bali memiliki berbagai daya tarik wisata yang menarik wisatawan untuk datang berkunjung. Di samping pesona alamnya, Balijuga memiliki berbagai ritual dan upacara yang diwariskan oleh para leluhumya yang terkadang diperingati secara khusus sehingga menarik wisatawan untuk memperoleh pengalaman. Bali memiliki berbagai even budaya, baik yang diwariskan maupun yang sengaja dibuat ( baru) dan masih dilaksanakan secara berkelanjutan di masa kini. Dengan perkembangan kepariwisatan Bali, tujuan dari tulisan ini adalah mengkaji lebih mendalam dimensi pariwisata yang berkaitan dengan peluang revitalisasi dari even buday_a di Bali yang secara spesifik berkaitan dengan warisan budaya. Dalam konteks ini, studi kepustakaan dilakukan untuk menganalisis potensi dari aktivitas pariwisata dan keterlibatannya dalam revitalisasi even budaya.
THE IMPACT OF MARINE TOURISM : A QUALITATIVE STUDY ON THE PERSPECTIVE OF THE LOCAL COMMUNITY IN LOVINA BALI Wiarti, Luh Yusni
ASEAN Journal on Hospitality and Tourism Vol 15, No 2 (2017)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.656 KB)

Abstract

Lovina is one of tourist destination situated on the northern part of Bali Island. It lies in the maritime area as Bali Golden Triangle Coral Reef line and belong to the central zone of water conservation area in Buleleng Regency, Bali.  The aim of this paper is to explore the impact of marine tourism development for the community in Lovina area specifically in the aspect of social and culture with qualitative approach analysis through the local’s perception. The survey was participated by 100 samples purposively assigned from local people who lived in Lovina. The result shows that the development of marine tourism in Lovina gives some positive impacts to the community in socio-cultural condition. Marine tourism development and activities do not deliver any harmful changes to the condition of building in Lovina area. It increases the enthusiasm of the community to perform religious activities of Hindu.  In addition, the stress level and the crime figures are also very low. Various efforts are supposed to do in order to develop marine tourism activities in the region as well as minimizing the negative impact : 1) Improving the accessibilities by creating comfortable roads and parking lots as well as the addition of the trash bins which can helped by local government, 2) Educate the local community about The Concept of Sapta Pesona to improve their services to tourists and also educate them on the impact of marine tourism activities, thus they would be able to handle them, 3) Enhance the cooperation with stakeholders to market and promote Lovina.
“NYEPI SERIES” THE ICON OF BALI AS HERITAGE DESTINATION IN THEME OF CULTURE EVENT? Wiarti, Luh Yusni
Jurnal Perhotelan Undiksha Vol 10, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Perhotelan Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.989 KB)

Abstract

ABSTRACTBali has a lot of potencies to be developed as one of world heritage destination. It has the tangible heritages and also the intangible ones. Bali has a lot of culture events, the inherited (old) events ones and also created ( new) events that are still continuing to do in the present time by present generation. As the tourism grows in Bali, the purpose of this paper is to investigate the tourism dimension that is related to the icon of Bali as Heritage Destination. Is the series of Nyepi will be suitable for an icon for Bali as Heritage Destination in Theme of Culture events? In this context, surveyed on 100 tourists were made (domestics and international) and analysed qualitatively by literature study to find out and prove the event that can be the icon of Bali as Heritage Destination.Keywords:; Heritage, Culture Heritage ,Events, Culture Event, Icon
STAKEHOLDERS: PERAN DAN KENDALA PELIBATANNYA DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA DI BALI Mertha, I Wayan; Wiarti, Luh Yusni; Suasapha, Anom Hery
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 17 No 2 (2018): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peran stakeholder sebagai “pemain utama” serta kendala-kendala pelibatan mereka dalam pengembangan desa wisata di Bali. Lokasi penelitian dilakukan pada empat kabupaten di Bali, yaitu Kabupaten Bangli, Gianyar, Badung dan Tabanan. Data diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD), dimana narasumber dipilih secara purposive, selain data juga diperoleh melalui studi dokumentasi. Analisis kualitatif dipilih untuk mereduksi, memilah serta menginterpretaskan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah sebagai regulator, fasilitator, dan eksekutorhendaknya: (1) mendorong pengembangan desa wisata sesuai potensinya, bukan atas alasan politis dan/atau karena sekadar untuk memperoleh dana bantuan, (2) mengkaji secara konprehensif desa wisata yang akan dikembangkan, (3) menyiapkan perencanaan yang matang dengan mengintegrasikan rencana pembangunan pada tingkat yang lebih tinggi dengan rencana kerja yang disusun masyarakat, (4) memberikan pelatihan untuk mengembangkan kapasitas masyarakat local dalam pengembangan desa wisata, dan (5) memonitor dan mengevaluasi kegiatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata.Masyarakat hendaknya secara kritis mengembangkan diri dan lingkungannya, serta menerapkan nilai-nilai lokal serta mengedepankan keunikan budaya Bali sebagai kekuatan pengembangan desa wisata, sementara itu pengusaha diharapkan berperan dalam peningkatan kapasitas masyarakat dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal terkait kebutuhan desa wisata, peran akademisi diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam mengidentifikasi permasalahan desa wisata dan mencarikan solusinya, sementara pers dapat menonjolkan fungsi kontrol dan penyebarluasan informasi kepada publik. Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan desa wisata terkait dengan koordinasi antar stakeholders serta belum adanya agent of change yang mampu mengkoordinir peran stakeholders tersebut.
BALI KITE FESTIVAL FROM THE HERITAGE TO INTERNATIONAL EVENTS Yusni Wiarti, Luh
JURNAL KEPARIWISATAAN Vol 14 No 1 (2015): Jurnal Kepariwisataan
Publisher : Pusat penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan 1) rincian program dari Kite Festival Bali yang merupakan salah satu warisan budaya Bali; 2) memberikan analisis eksplorasi tanggapan wisatawan terkait Kite Festival. Survei dilakukan dengan purposive sampling dengan narasumber ketua dan anggota dari festival layang-layang. Survei terkonsentrasi pada wisatawan intemasional dan domestik, yang telah menikmati waktu luang mereka di Bali. Sebanyak JOO kuesioner disebarkan untuk wisatawan ( domestik dan internasional) yang berada di Kabupaten Badung dan Kata Denpasar. Temuan menunjukkan bahwa Kite Festival Bali bertujuan untuk melestarikan warisan budaya Bali dan pariwisata. Sebagai bagian dari warisan, layang-layang adalah simbol Sang Hyang Rare Angon, yang menjadi ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan keberhasilan petani kepada Siwa. Masyarakat lokal terlibat dalam Festival ini melalui Banjar; melalui klub/ Sekehe dan pribadi. Sementara wisatawan berpartisipasi sebagai peserta/ kontestan, pengamat. Wisatwan dapat bersantai dan mendapatkan pengalaman baru dalam acara ini. Acara ini menjadi dikenal secara internasional oleh orang asing. layang-layang Bali juga menjadi terkenal di luar negeri sebagai filosofi seni dan warisan. Layang-layang Bali telah menang di festival layang-layang DIEPPE di Perancis, dan memiliki pengakuan internasional dari UNESCO. Sayangnya, mesklpun acara ini sudah dilakukan sejak lama (pada tahun 70-an) tapi masih ada kekurangan informasi mengenai acara ini. Wisatawan jarang yang mengetahui detail acara ini. Wisatawan penasaran untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai acara ini dan ingin berpartisipasi untuk kunjungan berikutnya.