Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Warisan Dan Keadilan: Membongkar Mitos Kesetaraan Harta Dalam Perspektif Hukum Islam Ritonga, Raja; Siregar, Ilham Ramadan; Muda Nst, Andri; Hamid, Asrul; Hsb, Zuhdi
Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam Vol. 6 No. 1 (2025): Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam
Publisher : Family Law Study Program, Faculty of Sharia and Law, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/as.v6i1.33720

Abstract

This article aims to delve into the complexities of inheritance distribution and the challenges of wealth equality by detailing the perspectives of Islamic law. It seeks to unravel debates surrounding the myth of equality in inheritance distribution, underscoring the need for a deeper understanding within the framework of Islamic jurisprudence. Disparities in inheritance practices within Muslim communities often lead to internal family conflicts. Therefore, this article presents a critical perspective on inheritance practices that may not always be equitable, while proposing alternatives aligned with Islamic values. The research takes a qualitative form, utilizing library research methodology. Data is collected through the exploration of various articles and relevant scholarly works. Subsequently, findings are analyzed descriptively, encompassing an examination of Islamic legal literature on inheritance and practical case studies within Muslim communities. The results reflect the complexity of equality issues in the context of inheritance, offering a new understanding of implementing Islamic legal principles to achieve a more equitable distribution of wealth in line with Sharia objectives.
OPTIMALISASI PERAN NAZIR WAKAF DALAM PENGELOLAAN ASET WAKAF PRODUKTIF DI KECAMATAN PANYABUNGAN Ritonga, Raja; Siregar, Ilham Ramadan; Idris, Idris; Akhyar, Akhyar; Hsb, Zuhdi; Nst, Andri Muda; Hamid, Asrul; Suryadi, Suryadi; Harahap, Titi Martini; Siregar, Resi Atna Sari
Journal of Community Dedication and Development (Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 5 No. 1 (2025): Januari-Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wakaf sebagai instrumen ekonomi syariah memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama jika dikelola secara produktif. Namun, peran nazir sebagai pengelola wakaf seringkali belum optimal akibat keterbatasan pengetahuan, manajemen, dan strategi pengembangan aset. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas nazir wakaf di Kecamatan Panyabungan dalam mengelola aset wakaf secara produktif melalui pendampingan, pelatihan, dan penyusunan model pengelolaan yang berkelanjutan. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi dan pelatihan manajemen wakaf. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman nazir mengenai prinsip pengelolaan wakaf produktif, kemampuan perencanaan bisnis syariah, serta penyusunan laporan keuangan yang transparan. Dampak jangka panjang dari program ini diharapkan dapat mendorong pemanfaatan aset wakaf untuk usaha produktif seperti pertanian, perdagangan, atau properti, sehingga memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat. Dengan demikian, optimalisasi peran nazir wakaf menjadi kunci utama dalam mewujudkan wakaf sebagai penggerak ekonomi umat di Kecamatan Panyabungan.
PERGESERAN MAKNA MAHAR DALAM TRADISI PERKAWINAN ADAT MANDAILING: PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN NILAI SOSIAL Asrul Hamid; Nst, Andry Muda; Ritonga, Raja; Hsb, Zuhdi; Siregar, Ilham Ramadan
Familia: Jurnal Hukum Keluarga Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah UIN Datokarama Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/familia.v6i1.298

Abstract

Penelitian ini membahas pergeseran makna mahar dalam tradisi perkawinan adat Mandailing dari perspektif hukum Islam dan nilai sosial. Mahar dalam adat Mandailing awalnya berfungsi sebagai simbol penghormatan dan tanggung jawab calon suami terhadap istri serta keluarganya. Namun, seiring perkembangan zaman, nilai mahar semakin bergeser menjadi alat ukur status sosial yang sering kali membebani pihak laki-laki. Pergeseran ini bertentangan dengan prinsip hukum Islam yang menekankan kesederhanaan, keikhlasan, dan kemudahan dalam pernikahan. Penelitian ini merupakan metode kualitatif bersifat deskriptif-analitis dengan pendekatan normatif-sosiologis, mengkaji data dari hasil wawancara dengan tokoh adat, tokoh agama, serta literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya mahar sering kali menjadi faktor penghambat pernikahan dan memicu konflik sosial dalam masyarakat. Dalam falsafah Mandailing, hombardo adat dohot ibadat (berdampingan antara adat dan ibadat) menegaskan bahwa adat dan Islam harus berjalan selaras. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara tradisi dan prinsip Islam dalam menentukan mahar. Edukasi masyarakat mengenai esensi mahar dalam Islam menjadi solusi utama untuk mengembalikan makna mahar kepada hakikatnya sebagai bentuk penghormatan, bukan sebagai alat ukur status sosial.
Penarikan Seserahan Pernikahan di Mandailing Natal: Antara Tradisi dan Hukum Islam Hasibuan, Zuhdi; Asrul Hamid; Raja Ritonga; Andri Muda Nst; Ilham Ramadan Siregar
Kodifikasia Vol 19 No 1 (2025): Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v19i1.10486

Abstract

This study examines the practice of reclaiming marriage gifts (seserahan) in Mandailing Natal from the perspective of Islamic law and local traditions. Originally intended as a gesture of respect toward women, seserahan has often become a source of post-divorce conflict due to misalignment between customary norms and Sharia principles. Employing a qualitative approach with a descriptive-analytical method, the study integrates literature reviews, in-depth interviews, and participatory observation to explore the social, cultural, and legal dynamics surrounding the practice. The findings reveal that the reclamation of seserahan frequently contradicts the Islamic principle of justice, especially when seserahan is misconstrued as a mahr (dowry) or used to reinforce patriarchal dominance. Moreover, the practice reflects the dilemma faced by modern communities in balancing religious and cultural identities. Proposed solutions include religion-based mediation, Islamic legal education, the revision of customary norms, and a continued research agenda. This research contributes to contemporary Islamic legal discourse by highlighting the need to harmonize local traditions with the universal principles of Islam. The study's outcomes are expected to serve as a foundation for formulating more inclusive and equitable local policies, and to inspire dialogue on how religion and culture can coexist without undermining one another.
METODOLOGI KRITIK HADIS ‘Ā`IḌ AL-QARNĪ: Telaah Normatif dan Kontekstual terhadap Karya-karyanya Siregar, Ilham Ramadan; Hamid, Asrul; Ritonga, Raja; Barus, Muhammad Irsan; Nst, Andri Muda; Hsb, Zuhdi
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis Vol 13, No 1 (2025): Juni
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/diyaafkar.v13i1.20427

Abstract

This study examines ‘Ā`iḍ al-Qarnī's approach to understanding ḥadīth, focusing on matan analysis and the application of maqāṣid al-sharī‘ah in contextual interpretation. The research method used is qualitative through a literature review of ‘Ā`iḍ al-Qarnī's works and classical and contemporary ḥadīth literature. The main findings indicate that al-Qarnī criticises the literalist approach to ḥadīth matan, which often overlooks the maqāṣid dimension, and offers a thematic understanding model that integrates social context and universal Islamic values. Although he does not explicitly develop a methodology for sanad criticism, al-Qarnī emphasises the validity of meaning and the relevance of ḥadīth messages in the context of modern life. This study contributes theoretically by expanding the discourse on contemporary ḥadīth methodology through the integration of textual validity and maqāṣid al-sharī‘ah, while also providing practical implications for the renewal of a more adaptive and applicable approach to ḥadīth studies in modern Islamic education. Penelitian ini mengkaji pendekatan ‘Ā`iḍ al-Qarnī dalam memahami hadis dengan fokus pada analisis matan dan penerapan maqāṣid al-sharī‘ah dalam tafsir kontekstual. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif melalui studi kepustakaan terhadap karya-karya ‘Ā`iḍ al-Qarnī dan literatur hadis klasik serta kontemporer. Temuan utama menunjukkan bahwa al-Qarnī mengkritisi pendekatan literalistik terhadap matan hadis yang sering mengabaikan dimensi maqashid, serta menawarkan model pemahaman tematik yang mengintegrasikan konteks sosial dan nilai universal Islam. Meskipun tidak membangun metodologi kritik sanad secara eksplisit, al-Qarnī menekankan validitas makna dan relevansi pesan hadis dalam konteks kehidupan modern. Studi ini memberikan kontribusi teoritis dengan memperluas wacana metodologi hadis kontemporer melalui integrasi antara validitas tekstual dan maqāṣid al-sharī‘ah, sekaligus memberikan implikasi praktis bagi pembaruan pendekatan studi hadis yang lebih adaptif dan aplikatif dalam pendidikan Islam modern.