Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

The Comparative Effect Between Pellets and Porridge Made from Local Ingredients on Body Weight of Rats with Protein-Energy Deficiency Dandi Sanjaya; Dono Indarto; Ida Nurwati
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 4 No 1 (2023): January-June 2023
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/picnhs.v4i1.1819

Abstract

Protein-energy deficiency (PED) is a major infant health problem in developing countries with high mortality rate. Inadequate food intake and infectious diseases are the main factors for PED. In clinical setting, branded foods are commonly used to treat the PED but these foods are expensive. Canna (Canna edulis Ker.), catfish (Pangasius sp.), and red beans (Phaseolus vulgaris) are easily found in Indonesia and rich carbohydrates and protein. Therefore, this study aimed to compare the effect between pellets and porridge from canna, catfish, and red beans (GANIME) on the body weight (BW) of rats with PED.Ten male wistar rats, which aged 3 weeks and weighed 50-100 g, were used in this in vivo study. The rats model with PED was made by using the existing method through 40-60% gradual feed restriction for 14 days. Selected rats were randomly divided into 2 groups: G1 was given GANIME pellets and G2 was given GANIME porridge for 14 days. The rat BW each group routinely weighed every 7 days.The average BW of G1 rats was 78,00 ± 15,52 g, which was not significant different from the average BW of G2 rats was 70,50 ± 2,12 g (p= 0,64). In group G1 there was a greater increase than in group G2, namely 12.67 grams.Administration of GANIME pellets increases more body weight in rats with PED, compared to administration of GANIME porridge.
Effect of GANIME form and it’s efficacy on BMI and albumin levels in rats with energy-protein deficiency Sanjaya, Dandi; Indarto, Dono; Nurwati, Ida; Iwansyah, Ade Chandra
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 12 ISSUE 3, 2024
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2024.12(3).199-209

Abstract

ABSTRACTBackground: The prevalence of Protein Energy Deficiency (PED) has increased over the past decade. Inadequate food intake and infectious diseases are the primary causes of PED. Clinical management of toddlers with PED often involves costly commercial foods. Ganyong, catfish, and red beans as local food ingredients with high nutritional content have the potential to be additional food for children with PED.Objectives: This study aims to examine the effect of GANIME formula form and it’s efficacy on body mass index (BMI) and albumin levels in the rats model with PED.Methods: The study consisted of two phases: analyzing the proximate content of GANIME and conducting in vivo research using ten male Wistar rats aged 3 weeks (50-100 grams). The rats were randomly divided into two groups, G1 (GANIME pellets) and G2 (GANIME porridge), and were observed for 14 days. Body weight (BW), BMI, and albumin were measured before and after treatment. Paired t-tests were conducted to compare pre-and post-treatment results, while inter-group differences were assessed using One-Way Analysis of Variance (ANOVA) tests.Results: The results showed that the optimal GANIME formula was identified at P3, with the highest protein and energy  content. The G1 group of rats experienced a greater increase in body weight and BMI than the G2 group of rats but the increase was not significant (p > 0.05). Each group did not differ statistically significantly (0.644). Albumin in each group experienced a non-significant decrease (p > 0.05) and the two were not statistically different (0.690).Conclusions: Administering the GANIME formula in pellet form exhibited superior efficacy because it’s consumed more so it can increase body weight and BMI, and produce a lower decrease in albumin levels in rats model with PED. KEYWORD: protein-energy deficiency (PED), albumin, body mass index (BMI), local food, GANIME formula
EDUKASI IBU BALITA DAN KADER POSYANDU TENTANG STUNTING DI PUSKESMAS MEKARMUKTI Lestari Nurpratama, Widya; Putri Kinayungan, Utami; Fauzia Asmi , Nur; Dandi Sanjaya
Jurnal Medika Mengabdi Vol. 1 No. 2 (2025): Jurnal Medika Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medika Suherman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59981/fnat5g72

Abstract

Stunting termasuk salah satu permasalahan gizi karena asupan zat gizi yang kurang dan penyakit infeksi yang dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak. Tujuan kegiatan ini  untuk mengetahui gambaran perbedaan pengetahuan ibu balita dan kader posyandu sebelum dan sesudah penyampaian materi edukasi.  Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Puskesmas Mekarmukti pada Hari Jum’at, 9 Agustus 2024. Sasaran edukasi gizi pada pengabdian masyarakat ini yaitu 14 orang ibu balita dan 15 kader posyandu di wilayah Puskesmas Mekarmukti. Metode edukasi yang digunakan berupa ceramah dengan menggunakan media leaflet. Tahapan yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini adalah pembuatan media leaflet terkait stunting, pemberian makanan bayi dan anak (PMBA), dan penyampaian materi edukasi. Evaluasi edukasi yang telah disampaikan diukur menggunakan metode pre-test dan post-test. Hasil kegiatan ini berupa adanya sosialisai dan koordinasi dengan puskesmas terkait izin kegiatan. Kegiatan FGD (Focus Group Discussion) dilaksanakan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu balita dan kader posyandu tentang stunting.  Materi edukasi dibuat berdasarkan hasil FGD yaitu terkait stunting. Hasil evaluasi menunjukkan terjadi peningkatan nilai test dengan rata-rata peningkatan dari 75,17 menjadi 82,14. Hasil uji statistik menggunakan uji wilcoxon menunjukkan terdapat adanya perbedaan yang signifikan (p-value 0,000). Kesimpulan : edukasi gizi menggunakan metode ceramah dengan media leaflet dapat meningkatkan pengetahuan responden.
Hubungan Kebiasaan Konsumsi Junk food dan Makanan Manis dengan Status Gizi Remaja Putri Usia 15 – 17 tahun di Kabupaten Bekasi Nur Fauzia Asmi; Utami Putri Kinayungan; Widya Lestari Nurpratama; Dandi Sanjaya
Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas Vol 6, No 1 (2025): May
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jgkp.v6i1.31821

Abstract

Remaja merupakan masa transisi perrtumbuhan yang membutuhkan asupan zat gizi yang adekuat. Kebiasaan konsumsi makanan saat remaja akan mempengaruhi tingkat kesehatan di masa mendatang. Berkembangnya tren makanan cepat saji, junk food dan makanan manis membuat remaja tertarik untuk mencoba tren makanan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hubungan antara kebiasaan konsumsi junk food dan makanan manis dengan status gizi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif pendekatan cross sectional dengan sampel penelitian berjumlah 109 orang remaja usia 15 – 17 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan bantuan aplikasi SPSS. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagian besar remaja memiliki status gizi baik sebanyak 70.6%. Karakteristik remaja paling banyak pada kategori jarang mengonsumsi junk food sebanyak 52,3% dan sering konsumsi makanan manis sebanyak 72.5%. Remaja dengan status gizi baik paling banyak pada kategori jarang mengkonsumsi junk food (58.4%) dan remaja dengan status gizi lebih paling banyak pada kategori sering mengonsumsi Junk food yaitu sebesar 62.5%. Adapun remaja yang mengonsumsi makanan manis menunjukkan rata-rata sering mengkonsumsi makanan manis pada semua kategori status gizi baik dan status gizi lebih.  Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi junk food dengan status gizi (p=0.046) dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi makanan manis dengan status gizi (p=0.574). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi Junk food dengan status gizi remaja.
GAMBARAN STUNTING USIA 12-24 BULAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI IBU DI DESA PASIR GOMBONG CIKARANG UTARA Lestari Nurpratama, Widya; Deni Alamsah; Dandi Sanjaya; Utami Putri Kinayungan; Nur Fauzia Asmi
Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences Vol. 3 No. 2 (2025): Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medika Suherman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59981/ds73ma93

Abstract

Stunting masih menjadi permasalahan di Indonesia. Karakteristik demografi ibu menjadi salah satu faktor penting dalam kasus stunting. Tujuan penelitian ini yaitu melihat gambaran stunting usia 12-24 bulan berdasarkan karakteristik demografi ibu di wilayah Desa Pasir Gombong. Desain penelitian yaitu merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan deskriptif observasional. Lokasi penelitian di Desa Pasir Gombong yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Mekarmukti. Populasi adalah seluruh ibu balita yang berada di wilayah Desa Pasir Gombong. Sampelnya adalah 15 ibu dengan anak stunting. Teknik pengambulan sampel yaitu menggunakan purposive sampling. Data yang diambil yaitu karakteristik demografi ibu (usia, pendidikan, status pekerjaan, dan pengahasilan keluarga) menggunakan kuesioner. Pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS dengan menampilkan data deskripsi karakteristik demografi responden. Analisis data menggunakan analisis proporsi yang ditampilkan dalam bentuk persentase.  Sebagian besar ibu berusia 25-35 tahun sebesar 73,3%. Mayoritas ibu balita yang memiliki anak stunting berpendidikan lulusan SMP dan SMA sebesar 80%. Status pekerjaan, mayoritas ibu tidak bekerja sebesar 86,7%. Sebagian besar ibu tidak bekerja sebanyak 86,7%. Terdapat beberapa faktor demografi ibu yang memiliki peran penting dalam kejadian stunting pada balita yaitu usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan pendapatan keluarga.
ASUHAN GIZI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI: STUDI KASUS DI RS SENTRA MEDIKA CIBINONG Siregar, Santy Anjelyna Br.; Utami Putri Kinayungan; Dandi Sanjaya; Nur Fauzia Asmi; Widya Lestari Nurpratama; Deni Alamsah
Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences Vol. 3 No. 2 (2025): Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medika Suherman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59981/mfb17969

Abstract

Diet jantung, diet rendah protein, dan diet diabetes melitus merupakan diet yang diberikan pada pasien yang mengalam penyakit acute decompensated heart failure, acute kidney injury, dan diabetes melitus tipe 2. Proses asuhan gizi ini dilakukan untuk mengurangi beban kerja jantung dan ginjal serta menstabilkan kadar gula darah. Menganalisis proses asuhan gizi terstandar pada pasien lansia dengan gagal jantung akut, gagal ginjal akut, CAD 3VD, dan diabetes melitus tipe 2. Penelitan deskriptif dengan desain study kasus yang dilakukan pada bulan November 2024 pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong. Pasien dilakukan pengkajian gizi selama 3 hari sejak tanggal 12, 13, dan 14 November 2024. Asupan pasien selama perawatan meningkat dan mencapai 100% kebutuhan gizi dari intervensi yang diberikan. Kondisi fisik klinis pasien terkait keluhan sesak dan batuk berkurang setiap harinya. Hasil pemeriksaan laboratorium GDS <200 mg/dL (normal), pada hari terakhir intervensi hemoglobin meningkat menjadi 11,9 g/dL, hematokrit meningkat menjadi 36,4%, leukosit menurun menjadi 6,72 103/uL (normal), eritrosit meningkat menjadi 4,48 106/uL, tetapi trombosit masih meningkat menjadi 444 103/uL (tinggi). Proses asuhan gizi klinis pada pasien lansia dengan penyakit ADHF et causa CHF, CAD 3-VD, AKI ditandai dengan CKD, DM tipe 2 berhasil meningkatkan kondisi kesehatan pasien. Asupan makan pasien selama pemantauan meningkat setiap harinya. Hasil pemeriksaan laboratorium meningkat dan tergolong normal, tetapi trombosit masih tetap tinggi. Pasien dan keluarga patuh untuk tidak mengonsumsi makanan dari luar RS. Pengetahuan terkait diet jantung, diet rendah protein, diet diabetes melitus meningkat.
ANALISIS MUTU BISKUIT TEPUNG IKAN PATIN (PANGASIUS SP.) DAN TEPUNG KACANG MERAH (PHASEOLUS VULGARIS) SEBAGAI MP-ASI INSTAN TINGGI PROTEIN UNTUK ANAK (1-2 TAHUN) Sanjaya, Dandi; Hastuti, Widi; Fitria, Mona; Rahmat, Mamat; Isdiany, Nitta; Pusparini, Pusparini
Jurnal Inovasi Bahan Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): JURNAL INOVASI BAHAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jibpm.v1i1.1055

Abstract

Riskesdas 2018 shows 4.5% of 1-2 year old children experience poor nutritional status. The reason is the low quality of MP-ASI and inappropriate parenting. Local foods such as catfish and red beans can be made MP-ASI. Catfish is a freshwater fish with high protein (12-17.5%) and low fat (0.9-1.2%) with a production of 437,111 tons. Red beans are a source of vegetable protein (22%) with a production of 67,876 tons. The catfish and red beans were made into flour, then formulated as MP-ASI biscuits. This study aims to determine the organoleptic properties (color, aroma, taste, texture, and overall) and nutritional content (energy, protein, fat, carbohydrates and iron) of MP-ASI biscuits. The design of this research is an experimental study. Product quality analysis includes organoleptic properties, macronutrients, and iron. Organoleptic test using hedonic test on 3 biscuit formulations with a ratio of catfish flour and red bean flour, namely F1 (35%: 65%), F2 (40%: 60%) and F3 (45%: 65%). The results of the organoleptic test by 30 panelists showed that the best formula was F1 with an average score of color (5.7), aroma (5.3), taste (5.1), texture (5.4), and overall (5.5). ). Each serving of MP-ASI biscuits (50 g) contains 173.2 kcal of energy, 30.4 g of carbohydrates, 4.7 g of protein, 3.5 g of fat and 0.07 mg of iron (Fe). The selling price per serving weighing 50 g (5 pieces) is Rp. 4.237. This MP-ASI biscuit can be used as a snack for children (1-2 years), but it has a slightly fishy and slightly unpleasant aroma and a slightly hard texture, so it is hoped that it can be improved in future research.
Modulatory Effects of Noni (Morinda citrifolia L.) Fruit Polysaccharide Syrup on IgG Production and T Cell Activity Anwar, La Ode Muhammad; Sasmito, Ediati; Rasydy, La Ode Akbar; Ismoyowati, Tri Wahyuni; Hashim, Salma Hilmy Rusydi; Siregar, Rohani; Hutagaol, Emmelia Kristina; Bratajaya, Cicilia Nony Ayuningsih; Sartika, Aprilina; Sanjaya, Dandi; Rohmah, Hajar Nur Fathur; Ximenes, Joao Manuel Correia
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol. 17 No. 2 (2025): August 2025
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v17i2.26258

Abstract

Noni fruit containing polysaccharides, has the potential to be developed into pharmaceutical products such as SPF syrup. The content of noni fruit polysaccharides is known to increase the proliferation of T lymphocyte cells, the regulation of the immune system molecularly, especially with regard to antibodies (IgG), CD4+, and CD8+, is still not widely studied. The aim of this study was to assess the impact of SPF syrup on the modulation of immunoglobulin G (IgG) and T lymphocytes. The study was conducted on female Wistar rats aged 8-9 months, which were given SPF syrup orally at doses of 25, 50, and 100 mg/kgBB for 31 days. Mice were vaccinated against hepatitis B every week. Blood samples were taken on day 31 to measure IgG levels by the ELISA method and T cells (CD4+ and CD8+) by flow cytometry. The results showed that SPF administration had a significant effect on IgG levels (p<0.05), and there were no significant changes in T lymphocyte cells (CD4+, CD8+) (p>0.05). Histopathological examination showed that long-term induction of hepatitis B caused damage to the liver and kidney, but SPF did not affect the condition of these organs. SPF that contains polysaccharides can be an innovative component in immunostimulant formulations.
PENGARUH PENYULUHAN GIZI SEIMBANG DENGAN MEDIA FLIP CHART DAN LEAFLET PADA PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA DI POSYANDU MERPATI 19 B Widya Lestari Nurpratama; Nur Fauzia Asmi; Amanda Shifa Burhanuddinnisa; Maharani Zalianty; Siregar, Santy Anjelyna Br.; Putri Nur Hidayah; Utami Putri Kinayungan; Dandi Sanjaya; Deni Alamsah
Jurnal Medika Mengabdi Vol. 2 No. 1 (2025): Jurnal Medika Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medika Suherman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59981/bwf70694

Abstract

Stunting saat ini menjadi prioritas kesehatan utama di tingkat global dan nasional. Terhambatnya pertumbuhan adalah kegagalan mencapai potensi genetik dalam tinggi badan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pentingnya pemberian makanan yang bergizi seimbang untuk balita untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimalnya. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan cara penyuluhan. Dilakukan di Posyandu Merpati 19 B yang dilakukan pada hari Kamis 30 Januari 2025. Sampel pada kegiatan ini yaitu 16 ibu balita yang menjadi responden. Data dianalisis secara univariat mengenai karakterisitik responden dan data pretest postest dilakukan uji bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Hasil menunjukan bahwa tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan tinggi (SMA-Perguruan Tinggi) sebanyak 68,8%, sedangkan untuk tingkat SD-SMP hanya 31,3%. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test nilai mean pre-test 88 dan post test 97, serta danya peningkatan pengetahuan ibu yang signifikan (p-value 0,000). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu terdapat perbedaan   pengetahuan   gizi   seimbang pada responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan media flip chart di Posyandu Merpati 19 B.
The Relationship Between Food Safety Knowledge and Attitudes, Personal Hygiene Behavior in Hawker Traders in Pasir Gombong Village Burhanuddinnisa, Amanda Shifa; Kinayungan, Utami Putri; Sanjaya, Dandi; Nurpratama, Widya Lestari
Jurnal KESANS : Kesehatan dan Sains Vol 4 No 12 (2025): KESANS: International Journal of Health and Science
Publisher : Rifa'Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/kesans.v4i12.449

Abstract

Introduction: Food safety is an effort to prevent food contamination that threatens health. Foodborne disease remains a global issue, including in Indonesia, as seen in poisoning cases in Bekasi and Cikarang. Street food is still at risk of being unhygienic, as many vendors neglect hygiene due to limited information, capital, and guidance. Knowledge and attitude are important factors in maintaining personal hygiene. Objective: This study aims to analyze the relationship between food safety knowledge and attitudes with the personal hygiene of street food vendors in Pasir Gombong Village. Methods: This study employed an analytical design with a cross-sectional approach. The sample consisted of 50 street food vendors in Pasir Gombong Village. Data were collected using a questionnaire, and the Chi-Square test was applied to examine variable relationships. Results and Discussion: The statistical test showed a p-value of 1.000 for the relationship between knowledge and personal hygiene, and 0.170 for the relationship between attitude and personal hygiene (p > 0.05). These results indicate no significant relationship. Conclusion: Most respondents were male, middle-aged, well-educated, experienced in trading, and had middle to high income, but had never attended food safety training. Although respondents generally had good knowledge, attitudes, and hygiene practices, statistical analysis showed no significant association between knowledge or attitudes and personal hygiene