Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA TERHADAP KEPATUHAN TERAPI DIET GLUTEN FREE CASEIN FREE (GFCF) PADA ANAK AUTISME DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) KHUSUS AUTIS AL-IKHLAS BUKITTINGGI TAHUN 2014 Yade Kurnia Sari; Fauzi ashra; Dian Sari
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 6 No 1 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v6i1.242

Abstract

Autisme merupakan gangguan pervasive yang mencakup gangguan dalam komunikasi, interaksi sosial, dan emosi. Data UNESCO pada tahun 2011 mencatat, sekitar 35 juta orang penyandang autisme di dunia. Diperkirakan jumlah penyandang autisme di Indonesia sekitar 2,4 juta orang, dan bertambah sekitar 500 orang penyandang baru tiap tahunnya. Diet GFCF adalah diet yang dilakukan dengan menghilangkan sumber bahan makanan/minuman yang mengandung kasein dan gluten. Penerapan diet GFCF akan memberikan hasil yang maksimal apabila dilakukan sesuai dengan aturannya, secara konsisten, serta dibarengi oleh pengawasan yang ketat serta peran orang tua yang optimal dalam mengurangi gejala yang dialami oleh anak autisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran orang tua terhadap kepatuhan terapi dalam menerapkan diet GFCF. Desain penelitian adalah Deskriptif Korelasional yang dilakukan mulai bulan Maret sampai September 2014 melalui pengisian kuesioner, jumlah sampel 55 orang tua di Sekolah Luar Biasa (SLB) Khusus Autisme Al-Ikhlas Bukittinggi dengan tekhnik pengambilan sampel Cross Sectional. Hasil penelitian didapatkan hanya sebagian besar 30 orang tua (54,5%) yang berperan optimal, sedangkan 38 orang tua (69,1%) yang tidak patuh dalam menerapkan terapi diet GFCF. Dari hasil penelitian didapatkan hubungan bermakna yang diperoleh p value=0,013, maka p value < 0,05 jadi terdapat hubungan bermakna antara peran orang tua dengan kepatuhan terapi diet GFCF. Saran pada penelitian ini adalah perlu dikembangkannya penelitian mengenai pengaruh dari peran orang tua terhadap kepatuhan terapi diet GFCF pada perkembangan anak autisme sebagai salah satu intervensi yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
Pemberdayaan “Tungku Tigo Sajarangan, Tali Tigo Sapilin” melalui Program Remaja Bersih Narkoba Fransiska, Mellia; Hidayati, Hidayati; Susanti, Evi; Zoni, Henri; Putra, Yuhendri; Ashra, Fauzi; Kustanto, Debby Ratno; Ramadanti, Indah Putri; Masnarivan, Yoko
Jurnal Abdidas Vol. 5 No. 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v5i6.1078

Abstract

Diperlukan upaya sinergis antara pemerintah, kepolisian, perguruan tinggi, lembaga adat, dan masyarakat dalam penanggulangan narkoba di Kota Bukittinggi mengingat meningkatnya penyalahgunaan narkoba dari 67 kasus tahun 2022 menjadi 100 kasus di 2023. Tujuan PkM ini adalah meningkatkan partisipasi "Tungku nan tigo sajarangan, tali nan tigo sapilin" dalam penanggulangan narkoba melalui Program Remaja Bersih Narkoba (Raja Benar). Metode: Sosialisasi melalui analisis situasi dan advokasi mitra (LKAAM dan Satresenarkoba Kota Bukittinggi), edukasi melalui pelaksanaan kegiatan workshop, penerapan teknologi yaitu pembentukan manajemen dan desain Raja Benar, pendampingan dan evaluasi melalui pengukuran pengetahuan pre dan post kegiatan, pembentukan manajemen Raja Benar, dan desain Raja Benar. Hasil: Tahap Persiapan, koordinasi dan advokasi tim dengan Mitra untuk menentukan jadwal kegiatan dan peserta. Tahap Pelaksanaan, Lokakarya. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 September 2024 di Aula UPN Bukittinggi. Workshop dihadiri oleh 25 peserta dari LKAAM, Satgas Narkoba Bukittinggi, LKAAM se-Kota Bukittinggi, KAN Kurai 5 Jorong, Kepala TrantibHumas se-Kota Bukittinggi, Alim Ulama, Parik Paga Nagari Kurai dan pers koran Singgalang. Narasumber Ketua LKAAM, Satgas Narkotika, dan Dosen UPN Bukittinggi. Sebelum kegiatan dimulai, dilakukan pretest pengetahuan peserta. Kegiatan dibuka oleh MC, pemaparan materi oleh ketiga narasumber yang dipimpin oleh moderator dan dilanjutkan dengan diskusi panel, pembentukan pengurus Raja Benar, yang akan ditetapkan oleh Rektor UPN, menyepakati desain Raja Benar, dan setelah itu dilakukan post-test pengetahuan peserta dan diakhiri dengan pencatatan testimoni para peserta aktivitas. Evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas kegiatan berupa peningkatan pengetahuan peserta worskshop sebelum dan sesudah kegiatan, pembentukan pengurus Raja Benar, disepakatinya prototipe Raja Benar di Kota Bukittinggi, dan adanya testimoni positif dari peserta kegiatan
Self-care and quality of life among patients with breast cancer Mega Herawati; Fauzi Ashra; Ayu Nurdiyan
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol. 8 No. 6 (2025): Volume 8 Number 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v8i6.1137

Abstract

Background: Breast cancer is the most common cancer found in women worldwide and is the second cause of cancer-related deaths after lung cancer. Breast cancer has several treatments including chemotherapy, radiotherapy, hormonal therapy, and mastectomy. Impaired physical mobility can cause self-care deficits, self-care dramatically affects the quality of life of Breast Cancer patients, but further research is needed to what extent self-care can affect the quality of life of patients. Purpose: Knowing the relationship between self-care and the quality of life of Breast Cancer patients in the Surgery Room of Dr. Achmad Mochtar Hospital Bukittinggi. Method: Mixed methods with explanatory design. The sampling technique used was a total sampling of 50 respondents for quantitative purposes and a purposive sampling technique of 5 participants for qualitative purposes. Quantitative Self-care measurement using the Barthel Index questionnaire, quality of life measurement using the SF-36 questionnaire, and qualitative using an in-depth interview guide. Qualitative data analysis using the chi square and qualitative statistical test using keywords, subcategories, categories and themes. Results: The quantitative research results show a relationship between self-care and the quality of life of breast cancer patients by sig 0.011. In qualitative research, the lower the self-care of breast cancer patients, the worse the quality of life in breast cancer patients. Conclusion: Self-care in breast cancer patients, qualitative research, the lower the self-care of breast cancer patients, the worse the quality of care. life in breast cancer patients.
Pengaruh latihan fonasi vokal “a” berdasarkan lee silverman voice treatment loud terhadap kejelasan bicara pasien stroke iskemik Rahayu, Sisri; Sujianto, Untung; Husna, Elfira; Ashra, Fauzi; Putra, Yuhendri; Liza, Fera
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 6 (2025): Volume 19 Nomor 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i6.1186

Abstract

Background: Speech nerve disorders due to stroke cause slurred speech. Lee Silverman Loud Voice Therapy can be applied using the Swanson technique to help stimulate the speech muscles. Purpose: To determine the effect of "a" vowel phonation training based on Lee Silverman Loud Voice Therapy on speech intelligibility in ischemic stroke patients. Method: This quasi-experimental study used a pretest-posttest non-equivalent control group approach, conducted from September to November 2024 at Dr. Achmad Mochtar Regional General Hospital, Bukittinggi. A purposive sampling method was used to select 22 participants, who were divided into intervention and control groups. Data were analyzed using a paired t-test with α ≤ 0.05. Results: In the intervention group, the average pretest score was 15 and the posttest score was 4.82. In the control group, the average pretest score was 16.91 and the posttest score was 16.45. A decrease in the average score indicates an improvement. The analysis showed an effect of "a" vowel phonation training with p = 0.001 (p ≤ 0.05). Conclusion: There is an effect of "a" vowel phonation training based on the Lee Silverman Voice Treatment Loud on speech intelligibility in ischemic stroke patients. A decrease in the mean speech intelligibility score indicates an increase in speech intelligibility. A lower score indicates better speech intelligibility. Suggestion: Future researchers should conduct further research with a larger sample size and implement the full training procedure, as well as considering other variables, such as severity, initial treatment time, stroke phase, other rehabilitation provided by healthcare facilities, comorbidities, family and friend support, and motivation.   Keywords: Ischemic Stroke; Lee Silverman Voice Treatment Loud; Speech Clarity; Vocal Phonation.   Pendahuluan: Gangguan saraf bicara akibat stroke menyebabkan ketidakjelasan bicara. lee silverman voice treatment loud dapat diterapkan dengan caring Swanson untuk membantu menstimulasi otot bicara. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh latihan fonasi vokal “a” berdasarkan lee silverman voice treatment loud terhadap kejelasan bicara pasien stroke iskemik. Metode: Penelitian quasi-eksperimen menggunakan pendekatan pretest posttest nonequivalent control group, dilakukan pada September-November 2024 di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Sampel diambil menggunakan purposive sampling dengan jumlah 22 partisipan yang terbagi dalam kelompok intervensi dan kontrol. Data dianalisis dengan T-Test (Paired-Test) α≤ 0.05. Hasil: Pada kelompok intervensi rata-rata ketika pre-test 15 dan post-test yaitu 4.82. Pada kelompok kontrol ketika pre-test yaitu 16.91 dan post-test yaitu 16.45. Nilai rata-rata yang menurun, menunjukkan perubahan yang membaik. Analisis menunjukkan terdapat pengaruh latihan fonasi vokal “a” dengan p = 0.001 (p ≤ 0.05). Simpulan: Terdapat pengaruh latihan fonasi vokal “a” berdasarkan Lee Silverman Voice Treatment Loud terhadap kejelasan bicara pasien stroke iskemik. Penurunan rata-rata menunjukkan nilai kejelasan yang membaik. Semakin turun nilai, maka semakin baik kejelasan bicara yang dialami. Saran: Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan melakukan seluruh prosedur latihan serta memperhatikan variabel lain, seperti tingkat keparahan, waktu penanganan awal, fase stroke, rehabilitasi lain yang didapat dari faskes, penyakit komorbid, dukungan keluarga dan teman serta motivasi.   Kata Kunci: Fonasi Vokal; Kejelasan Bicara; Lee Silverman Voice Treatment Loud; Stroke Iskemik.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka pada pasien post op appendectomy Kurniawan, Fajri; Ashra, Fauzi; Husna, Elfira
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 7 (2025): Volume 19 Nomor 7
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i7.1086

Abstract

Background: Appendictomy is an abdominal surgery due to inflammation of the appendix. The importance of taking care of post appendectomy patients is to help the wound healing process, reduce the risk of infection in the wound and prevent post appendectomy complications. Many factors affect the wound healing process in post appendectomy patients such as age, anemia, comorbidities, vascularization, obesity nutrition, drugs, smoking, early mobilization, personal hygiene and stress. Purpose: To knowing the factors that influence the wound healing process in post appendectomy patients Method: An analytic observational using a cross sectional approach, namely data collection of independent and dependent variables is carried out simultaneously. The sampling technique in this study was total sampling with a sample size of 50. This research was conducted in 3 hospitals in Pasaman, West Sumatra Province, namely in the Surgical Inpatient Room of TIB Hospital, Ibnu Sina Panti, and Tuanku Rao Pasaman Hospital. The analysis used was bivariate analysis with Chi-square test and Multivariate Analysis with multiple logistic regression. Results: Nutritional factors had a significant relationship with the post appendectomy wound healing process with a p value (0.013), the early mobilization factor also had a significant relationship with post appendectomy wound healing with a p value (0.021) and the anemia factor also had a significant relationship with the post appendectomy wound healing process with a p value (0.016). However, there was one factor that did not have a significant relationship with the post appendectomy wound healing process, namely the wound hygiene factor. Multivariate results showed that the most dominant factor influencing the post appendectomy wound healing process was anemia. Conclusion: Factors influencing the post-appendectomy wound healing process include nutritional status, wound hygiene, early mobilization, and anemia. Anemia is the most dominant factor. Implementing Orem's self-care model can significantly impact the nursing process, particularly in post-appendectomy cases, in addressing daily needs.   Keywords: Appendectomy; Wound Healing Factors; Wound Healing Process.   Pendahuluan: Apendektomi merupakan tindakan pembedahan abdomen akibat terjadinya peradangan pada apendiks. Perawatan pasien pasca apendektomi sangat penting untuk membantu proses penyembuhan luka, mengurangi risiko infeksi, serta mencegah terjadinya komplikasi. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi proses penyembuhan luka pada pasien pasca apendektomi, antara lain usia, anemia, komorbiditas, vaskularisasi, obesitas, nutrisi, penggunaan obat-obatan, kebiasaan merokok, mobilisasi dini, personal hygiene, dan stres. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi proses penyembuhan luka pada pasien pasca post op appendectomy. Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengumpulan data variabel independen dan dependen dilakukan secara bersamaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden. Penelitian dilaksanakan di tiga rumah sakit di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat, yaitu di Ruang Rawat Inap Bedah RS TIB, RS Ibnu Sina Panti, dan RS Tuanku Rao Pasaman. Analisis data menggunakan analisis bivariat dengan uji Chi-square serta analisis multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil: Faktor nutrisi memiliki hubungan signifikan dengan proses penyembuhan luka pasca apendektomi dengan nilai p = 0.013. Faktor mobilisasi dini juga menunjukkan hubungan signifikan dengan nilai p = 0.021, demikian pula faktor anemia dengan nilai p = 0.016. Namun, faktor kebersihan luka tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap proses penyembuhan luka pasca apendektomi. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan memengaruhi penyembuhan luka pasca apendektomi adalah anemia. Simpulan: Faktor yang memengaruhi proses penyembuhan luka post appendectomy adalah status gizi, kebersihan luka, mobilisasi dini dan anemia. Sementara faktor yang paling dominan adalah faktor anemia. Penerapan model self-care orem dapat memberikan efek yang signifikan terhadap proses keperawatan secara khusus pada kasus pasca operasi appendektomi dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan sehari-hari.   Kata Kunci: Appendectomy; Faktor Penyembuhan Luka; Proses Penyembuhan Luka.