Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

UJI EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L. forma typical) TERHADAP MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI Revita Saputri; Risti Hadiyanti; Eka Fitri Susiani
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 4 No 1 (2020): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/bjp.v4i1.285

Abstract

The use of plants as a treatment for diarrhea is a potentialsource as an alternativeto traditional medicine.Kepok bananapeel(Musa paradisiaca L.)is one of thenatural can be used as antidiarrheal because they contain flavonoids, tannins andsaponins. The purpose of this study to determine the infusion of kepok bananapeel has an antidiarrheal effect on mice induced with oleum ricini and todetermine the infusion dose of kepok banana peel which provides the bestantidiarrheal effect. Kepok banana peel extracted by infusion method.Testing ofthe antidiare effect of Kepok banana peel infusion in oleum ricini induces mice.The study was divided into 5 groups : group 1 (control negative), group 2 (controlpositif loperamid 2mg), group 3 (dose of kepok banana peel infusion 5% b/v),group 4 (dose of kepok banana peel infusion 10% b/v),and group 5 (dose of kepokbanana peel infusion 15% b/v). Antidiarrheal observation in every 30 minutes for4 hours including the frequency diarrheaand consistency of faecal.The results offrequencydiarrhea showed weresignificantlydifferent betweengroup 5and group 1which can be seen fromdecreased frequency of diarrhea. The results ofconsistencyfaecalshowedthat the infusion of kepok banana peel infusion 15% b/vimproved consistency of faecalto be normal at 180 minute observation. Kepokbanana peel infusion 15% b/v showed the best antidiarrheal effect comparedtokepok banana peel infusion 5% b/v and 10% b/v.
Uji Toksisitas Infusa Daun Sukun (Artocarpus communis Fost.) terhadap Mencit (Mus musculus) dengan Metode OECD425 Karunita Ika Astuti; Muhammad Nazhir; Revita Saputri
LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE Vol 3 No 1 (2021): Lombok Journal of Science
Publisher : LOMBOK JOURNAL OF SCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman Sukun dapat digunakan sebagai beberapa kondisi penyakit seperti diabetes, hepatitis, gatal-gatal, dan beberapa pernyakit lainnya. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa kimia dan LD50 dari infusa daun sukun (A.communis). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental secara in vivo pada 5 ekor mencit betina galur DDY dengan menggunakan metode OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development) 425. Hasil pada skrinning fitokimia bahwa infusa daun sukun (A.communis) mengandung senyawa flavonoid, tannin dan saponin. Uji toksisitas menggunakan dosis 2000 mg/ kgBB selama 14 p.o menunjukkan seluruh hewan tidak ada yang mati maupun mengalami tanda-tanda toksisitas, dan tidak terjadi perubahan yang bermakna pada bobot mencit pada dosis 2000 mg/ kgBB pada hasil uji statistik (p≥0,05). Berdasarkan software AOT 425StatPgm menunjukan LD50 sebesar 2000 mg/ KgBB.
Analysis of Adulterated Pangasius Hypopthalmus Oil by ATR-FTIR Spectroscopy and Chemometric Lisa Andina; Revita Saputri; Aristha Novyra Putri; Endang Lukitaningsih; Abdul Rohman
Journal of Food and Pharmaceutical Sciences Vol 7, No 3 (2019): J. Food Pharm. Sci
Publisher : Institute for Halal Industry and System (IHIS) Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfps.668

Abstract

In this recent study, ATR-FTIR spectroscopy and chemometrics have been successfully used for theclassification and quantitative analysis of adulterated Pangasius Hypopthalmus (P. hypopthalmus) oil. The aimof this research was to evaluate the ability of ATR-FTIR spectroscopy and chemometric to perform theclassification and quantitative analysis of adulterated P. hypopthalmus oil in a binary mixture with palm oil(PO) and coconut oil (CO). In the development of FTIR spectroscopy combined with chemometrics for theclassification and quantitative analysis of P. hypopthalmus oil, P. hypopthalmus oil (MP and LFP) mixed withother oils such as coconut oil (CO) and palm oil (PO) at concentrations of 1-99% v/v. Classification of P.hypopthalmus oil, PO and CO were performed by the principal component analysis (PCA) and thequantification analysis was carried out by partial least square (PLS). Based on the optimization process, thebest classification results were obtained using the first derivative spectra at wave numbers of 1400-1100 cm-1.The prediction of percentage adulterated oil by PLS method also showed very good values of R2 greater than0.9999 and low standard error values in the range of 0.0176-0.703. The prediction was also perform at1400-1100 cm-1 wavenumbers using the first derivative spectra.
Isolasi dan Identifikasi Steroid dari Fraksi Etil Asetat Herba Lampasau (Diplazium esculentum Swartz) Revita Saputri; Maria Dewi Astuti; Evi Mintowati Kuntorini
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i2.5745

Abstract

Lampasau (Diplazium esculentum Swartz) memiliki potensi sebagai tanaman obat tradisional salah satunya sebagai obat analgetika. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang diisolasi dari fraksi etil asetat ekstrak metanol herba lampasau. Ekstrak metanol diperoleh secara maserasi dan difraksinasi berturut-turut dengan petroleum eter dilanjutkan dengan etil asetat. Fraksi etil asetat difraksinasi dengan kromatografi vakum cair dengan fase diam silika gel dan fase gerak n-heksana : kloroform dengan perbandingan berturut-turut (1:1), (1:2), (1:5) dan (1:8) dihasilkan fraksi A, B, C, D, E dan F. Fraksi A difraksinasi dengan dengan kromatografi vakum cair dengan fase diam silika gel dan fase gerak dengan gradien n-heksana tunggal, n-heksana : kloroform (9:1) serta n-heksana : kloroform (8,5:1,5) dihasilkan fraksi A8. Fraksi A8 dimurnikan dengan kromatografi lapis tipis preparatif pada silika gel dan dihasilkan isolat A8.3. Isolat A8.3 berupa padatan tidak berwarna. Hasil uji kualitatif kimia terhadap isolat A8.3 menunjukkan positif terhadap steroid. Panjang gelombang maksimum pada spektra UV Isolat A8.3 adalah 223 nm. Spektra IR isolat A8.3 menunjukkan adanya gugus O-H, uluran gugus C-H, tekukkan gugus CH2 dan CH3, gugus C=C, gugus C-OH dan gugus C=O. Berdasarkan hasil uji kualitatif kimia, spektra UV dan IR maka diduga bahwa isolat A8.3 merupakan senyawa steroid yang memiliki ikatan rangkap C=C (ena), ikatan O-H dan ikatan C=O (karbonil). Kata Kunci : Diplazium esculentum Swartz, fraksi etil asetat, steroid
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Mundar (Garcinia forbesii King.) Menggunakan Metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazil) Rahmi Muthia; Revita Saputri; Sulastri Azistina Verawati
Jurnal Pharmascience Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v6i1.6079

Abstract

ABSTRAK             Kulit buah Mundar (G. forbesii King.) merupakan tanaman endemik yang berasal dari Kalimantan Selatan yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan ekstrak etanol 30% dan 70% kulit buah Mundar (G. forbesii King.) yang diperoleh dengan metode ekstraksi sokhletasi. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazil) secara kualititatif dan kuantitatif dengan kuersetin sebagai kontrol positif. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol 30% dan 70% kulit buah Mundar (G. forbesii King.) secara kualitatif menunjukkan adanya aktivitas antioksidan yang ditandai dengan noda kuning pada plat kromatografi lapis tipis (KLT) setelah disemprot dengan larutan DPPH 0,1mM. Hasil uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif menghasilkan nilai IC50 (Inhibitory Concentration) secara berturut-turut dari ekstrak etanol 30% kulit buah Mundar (G. forbesii King.); ekstrak etanol 70% kulit buah Mundar (G. forbesii King.); dan kuersetin adalah 717,01 ppm; 534,69 ppm; dan 2,04 ppm.  Ekstrak etanol 70% kulit buah Mundar (G. forbesii King.) memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dibandingkan ekstrak etanol 30% kulit buah Mundar (G. forbesii King.).  Kata kunci: Kulit buah Mundar (G. forbesii King.), antioksidan, DPPH, kromatografi lapis tipis (KLT), IC50  ABSTRACT Antioxidants are compounds that can counteract free radicals. Mundar rind (Garcinia forbesii King.) is endemic plants from South Kalimantan that has the potential antioxidant activity. This research was conducted antioxidant activity test of ethanolic extract 30% and 70% of Mundar rind (G. forbesii King.) obtained by soxhlet extraction method. Antioxidant activity test of Mundar rind (G. forbesii King.) used the DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazil) method qualitatively and quantitatively with quercetin as a positive control. The results of the antioxidant activity test qualitatively of ethanolic extract 30% and 70% of Mundar rind (G. forbesii King.) showed antioxidant activity marked with a yellow spot with purple background on kromatogram after sprayed with DPPH solution 0,1mM. The results of the antioxidant activity test quantitatively obtained IC50(Inhibitory Concentration)  value respectively of ethanolic extract 30%; ethanolic extract 70%; and quercetin were 717,01 ppm; 534,69 ppm; and 2,04 ppm. The ethanolic extract 70% of Mundar rind (G. forbesii King.) had better antioxidant activity than the ethanolic extract 30% of Mundar rind (G. forbesii King.) Keywords: Mundar rind (G. Forbesii King.), antioxidant, DPPH, thin layer chromatography (TLC), IC50
EDUKASI PRILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DAN PEMBUATAN HAND SANITIZER UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN COVID-19 PADA MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BUMI BERKAT Fitriyanti Fitriyanti; Revita Saputri; Ratna Restapaty
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6398

Abstract

ABSTRAKPerilaku hidup sehat seperti mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan dan berperilaku hidup bersih dan sehat. Cuci tangan sering dianggap sebagai hal yang sepele di masyarakat, padahal cuci tangan dapat memberi kontribusi pada peningkatan status kesehatan masyarakat terutama di pandemi  Covid 19.  Hal ini dilakukan karena tangan sering sekali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain baik sehingga dapat memindahkan bakteri, virus dan parasit. Selain masalah perilaku atau budaya Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS), tujuan kegiatan ini yang sering terjadi dan menjadi kendala dalam perilaku kesehatan pada masyarakat disebabkan karena kurangnya pengetahuan cara cuci tangan yang benar. Pengabdian masyarakat dilaksanakan di lingkungan RT 01 Bumi Berkat dengan mengedukasi CTPS dan mendemontrasikan pembuatan hand sanitizer. Pengetahuan tentang CTPS masyarakat diukur dengan kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat bahwa pengetahuan dan kesadaran masyarakat Bumi Berkat meningkat dan lebih memahami dalam menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan penggunaan hand sanitizer karena lebih bangga dengan buatan sendiri. Sehingga perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan penggunaan hand sanitizer sebelum dan sesudah beraktivitas menjadi budaya dan kebiasaan masyarakat untuk menekan penyebaran Covid-19 dan pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Kata kunci: cuci tangan; pakai sabun; covid-19 ABSTRACTSimple healthy living behaviors such as washing hands with soap are one way to raise public awareness about health maintenance and behaving in a clean and healthy life. Hand washing is often considered a trivial thing in the community, whereas hand washing can contribute to improving public health status, especially in the Covid-19 pandemic.  This is done because the hands are often agents that carry germs and cause pathogens to move from one person to another both so as to move bacteria, viruses and parasites. In addition to behavioral problems or culture of Hand Washing Using Soap (CPTS), So the purpose which often occurs and becomes an obstacle in health behavior in the community due to lack of knowledge how to wash hands. Community service is carried out in the RT 01 Bumi Berkat environment by educating CTPS and demonstrating the manufacture of hand sanitizer. Knowledge of community CTPS is measured by questionnaires distributed to the community. The result of community service activities that knowledge and awareness of the people of Bumi Berkat increased and better understand in applying Hand Washing Using Soap (CTPS) and the use of hand sanitizer because it is more proud of homemade. So that the behavior of Hand Washing Using Soap (CTPS) and the use of hand sanitizer before and after activities become culture and habits of the community to suppress the spread of Covid-19 and meet the needs of healthy living. Keywords: hand washing; using soap; covid-19
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN DAN KULIT BATANG KALANGKALA (Litsea angulata) ASAL KALIMANTAN SELATAN Eka Fitri Susiani; Revita Saputri
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 5 No 1 (2020): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.615 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v5i1.406

Abstract

Antioxidants have an important role in inhibiting free radicals that trigger oxidative stress cells that cause degenerative diseases. Kalangkala (Litsea angulata) is a typical plant of Borneo which may have antioxidant activity. This study aims to determine the antioxidant activity of ethanol extract of leaves and stem bark of Kalangkala (L.angulata) from South Borneo. Extracts were investigated for antioxidant activity qualitatively and quantitatively using 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Qualitatively, the results of antioxidant assays from ethanol extract of leaves and stem bark showed that there were yellow spots with a purple background on the TLC plate. Quantitatively, the ethanol extract of Kalangkala leaves obtained IC50 values of 152.39 ppm, while the ethanol extract of Kalangkala stem bark obtained IC50 values of 85.33 ppm. Thus, it can be concluded that the leaves and stem bark of Kalangkala (L.angulata) have antioxidant activity.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Kalakai (Stenochlaena palustris (Burm. F) Bedd.) sebagai Antioksidan Alami pada Kelompok Ibu-Ibu PKK di Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru Ratna Restapaty; Dyera Forestryana; Hafiz Ramadhan; Revita Saputri; ‪Satrio Wibowo Rahmatullah‬; Rahmayanti Fitriah
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 6 (2021): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v6i6.2835

Abstract

Prevention of the spread of Covid-19 is an essential effort when there are still highly favorable rates & deaths. The provision of education to prevent the spread of Covid-19 is always carried out with community awareness-based programs to maintain immunity. Community service by utilizing kalakai as a natural antioxidant becomes one of the alternatives to support the government. Kalakai (Stenochlaena palustris (Burm. F) Bedd.)) is a nail plant that is one of the plants with antioxidants typical of Kalimantan whose history is used as traditional medicine. This potential can be utilized and applied through the empowerment of the community of Palam Village, Cempaka Subdistrict, where many Kalakai plants grow wild. The problems found include lack of information and lack of skills of citizens in food processing based on Kalakai plants, especially in terms of food processing with high antioxidants in the form of counseling to the PKK mothers group Palam Cempaka-Banjarbaru Village. The activity method is the extension of educational provision, namely the theory of antioxidants and the potential of Kalakai, and the direct demonstration/practice of making syrups, teas, and kalakai candy. Residents expect to develop processed food products into UMKM, especially of Palam village, as a business opportunity to improve people's living standards.
POTENSI EKSTRAK ETANOL HERBA LAMPASAU (Diplazium esculentum SWART) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA SAYAT PADA KULIT TIKUS Revita Saputri; Aristha Novyra Putri
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 1 No 1 (2017): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lampasau (Diplazium esculentum Swartz) memiliki khasiat sebagai obat tradisional yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menguji ekstrak etanol herba lampasau sebagai alternatif obat luka pada kulit tikus dan skrining senyawa fitokimia yang berperan sebagai obat luka. Hewan uji yang digunakan sebanyak 25 ekor tikus jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu Kelompok A (-), B (+), dan kelompok perlakuan yaitu salep ekstrak herba lampasau konsentrasi 10% (C), 15 % (D) and 20% (E). Semua hewan uji dilukai sepanjang 1,5 cm. Luka dioles 2 kali sehari dengan menggunakan betadine salep (kontrol positif) dan luka dioles 2 kali sehari dengan menggunakan ekstrak etanol herba lampasau. Pengamatan luka dilakukan setiap hari (hari ke-0 sampai hari ke-7). Hasil pengujian menunjukkan bahwa ektrak etanol herba lampasau dengan konsentrasi 20% memiliki aktivitas penyembuhan luka lebih baik dari pada ektrak etanol herba lampasau konsentrasi 10% dan 15%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol herbal lampasau dapat berpotensi sebagai alternatif obat lukasayatan karena telah menunjukkan aktivitas penyembuhan luka pada kulit tikus.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MUNDAR (Garcinia forbesii King) MENGGUNAKAN METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1PIKRILHIDRAZIL) Rahmi Muthia; Revita Saputri; Nurul Asfia
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 2 No 2 (2018): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MUNDAR (Garcinia forbesii King) MENGGUNAKAN METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1PIKRILHIDRAZIL) ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST OF ETHYL ACETATE FRACTION OF MUNDAR RIND (Garcinia forbesii King) USING THE DPPH (2,2- DIPHENYL-1-PICRYLHYDRAZYL) METHOD Rahmi Muthia*, Revita Saputri, dan Nurul Asfia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru Jl. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat Kel. Sungai Besar Banjarbaru 70714. *rahmimuthia@stikesborneolestari.ac.id ABSTRAK Radikal bebas adalah suatu atom, molekul atau senyawa yang dapat berdiri sendiri, mempunyai elektron satu atau lebih yang tidak berpasangan. Peningkatan produksi radikal bebas dapat menyebabkan stres oksidatif. Asupan antioksidan adalah cara sederhana untuk mengurangi perkembangan penyakit yang diinduksi oleh stres oksidatif. Mundar (G. forbesii King) merupakan buah yang banyak ditemui di daerah Kalimantan Selatan yang berpotensi sebagai antioksidan sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi perkembangan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa serta aktivitas antioksidan dari fraksi etil asetat kulit buah Mundar (G. forbesii King). Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan metode DPPH. Hasil penapisan fitokimia mengandung senyawa flavonoid dan fenol. Hasil uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat kulit buah Mundar (G. forbesii King) secara kualitatif menunjukkan adanya bercak kuning berlatar ungu pada pelat KLT dan secara kuantitatif diperoleh nilai IC50 sebesar 72,386 ppm. Fraksi etil asetat kulit buah Mundar (G. forbesii King) memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Kata kunci: Kulit buah Mundar, fraksi etil asetat, antioksidan, DPP