Gastritis merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di masyarakat dan sering kali berkaitan dengan gaya hidup modern yang kurang sehat. Kondisi ini menjadi salah satu gangguan gastrointestinal yang paling umum dan berdampak signifikan terhadap kualitas hidup penderitanya. Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2020), prevalensi gastritis meningkat seiring bertambahnya usia, dengan populasi usia 25–34 tahun mencapai 0,1%. Gastritis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Helicobacter pylori positif gastritis (HPPG) dan Helicobacter pylori negatif gastritis (HPNG), di mana HPNG terjadi tanpa adanya infeksi H. pylori namun tetap menunjukkan tanda-tanda peradangan pada mukosa lambung. Faktor penyebab HPNG meliputi penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs), stres, gangguan autoimun, konsumsi alkohol, infeksi, dan trauma. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko, mekanisme infeksi, serta dampak Helicobacter pylori terhadap kejadian gastritis kronis. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dengan tinjauan pustaka sistematis terhadap jurnal-jurnal ilmiah nasional dan internasional yang relevan antara tahun 2018–2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infeksi H. pylori menjadi penyebab utama gastritis kronis akibat kemampuannya beradaptasi dalam lingkungan asam lambung melalui produksi enzim urease, pembentukan biofilm, dan mekanisme imunomodulasi. Selain itu, faktor gaya hidup seperti konsumsi makanan pedas, alkohol, stres, dan penggunaan obat jangka panjang turut memperburuk kondisi mukosa lambung. Implikasi penelitian ini menekankan pentingnya edukasi kesehatan masyarakat tentang pola makan sehat, pengendalian stres, serta skrining dini terhadap infeksi H. pylori untuk mencegah komplikasi gastritis kronis yang dapat berkembang menjadi ulkus atau kanker lambung.