Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PERGURUAN TINGGI ISLAM DI INDONESIA TANTANGAN & PELUANG DI MASA DEPAN: (STUDI TANTANGAN DAN PELUANG PERGURUAN TINGGI ISLAM DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) Abdul Hayyi Akrom; Ahmad Hulaimi
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial Vol. 15 No. 2 (2017): Pendidikan Islam dan Isu-isu Sosial
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah IAI Hamzanwadi NW Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/tadib.v15i2.181

Abstract

Tulisan ini berupaya membahas tema yang lebih spesifik, yakni tantangan dan peluang pendidikan tinggi Islam Indonesia di era MEA. Khususnya pada isu tantangan dan peluang perguruan tinggi Islam masa depan. Tantangan sekaligus peluang terbuka bagi perguruan tinggi Islam saat ini adalah era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sepertinya luput dari perhatian banyak pihak, termasuk pemangku kebijakan perguruan tinggi Islam. MEA sendiri telah disahkan pelaksanaannya sejak 1 Januari 2016 lalu. Namun sampai saat ini, kebijakan mengenai perguruan tinggi Islam berkutat pada persoalan internal dan belum mengarah pada respon mengenai eksistensi perguruan tinggi Islam di era MEA. Kajian ini menjadi penting untuk melihat tantangan dan peluang perguruan tinggi Islam Indonesia di era MEA, kini dan di masa mendatang. MEA sendiri, jika dilihat di satu sisi bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi perguruan tinggi Islam di Indonesia. Tantangan dalam bentuk mutu lulusan, sarana prasarana, problem ketenagaan Perguruan Tinggi Islam masih menjadi tantangan bagi kemajuan bagi Perguruan Tinggi Islam. Membutuhkan keterbukaan pemikiran, perluasan visi misi dan peningkatan mutu ketenagaan, serta skill lulusan bagi perguruan tinggi Islam sebagai jalan untuk eksis dan menjadi pilihan dan perioritas Masyarakat Ekonomi ASEAN.
TUGAS BELAJAR RUMAH DAN HASIL BELAJAR EFEKTIFKAH Ahmad Hulaimi
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial Vol. 16 No. 2 (2018): Pendidikan Islam dan Isu-isu Sosial
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah IAI Hamzanwadi NW Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/tadib.v16i2.193

Abstract

Kurangnya minat, aktivitas serta rendahnya tingkat ketuntasan siswa dalam belajar aqidah akhlak dapat dilihat dari sikap siswa yang sering minta izin untuk keluar kelas, jarangnya siswa bertanya pada guru, dan siswa seringkali ribut dan main-main selama proses belajar berlangsung. Salah satu penyebab dari permasalahan di atas adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh guru yang selalu monoton, tetapi banyak juga upaya yang ditempuh oleh seorang guru dalam menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, misalnya dengan penerapan model pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan materi yang diajarkan, dan sesuai dengan keadaan siswa di dalam kelas. Salah satunya yaitu penerapan metode pemberian tugas pekerjaan rumah. Dalam metode pemberian tugas pekerjaan rumah ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang aqidah akhlak sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa.
Studi Tentang Pendekatan Konstruktivisme Melalui Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Dalam Meningkatkan Prestasi Balajar Peserta Didik Ahmad Hulaimi; H. Imanuddin
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial Vol. 17 No. 2 (2019): Pendidikan Islam dan Isu-isu Sosial
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah IAI Hamzanwadi NW Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/tadib.v17i2.334

Abstract

Dalam proses belajar mengajar konvensional, guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran, guru lebih aktif dan lebih berinisiatf untuk mencari bahan-bahan materi pembelajaran, berfikir menyajikan sesuatu yang baru. Berbeda dengan peserta didik yang lebih banyak bersifat pasif. Aktivitas peserta didik terbatas pada mendengar apa yang disampaikan oleh guru, mencatat apa yang diberikan dan menjawab apabila guru memberikan sebuah pertanyaan. Peserta didik hanya bekerja menurut perintah dan cara berfikir yang telah digariskan oleh guru. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu alternatif untuk mengurangi masalah yang dihadapi oleh guru dan peserta didik dalam pembelajaran. Khususnya untuk mengubah paradigma berfikir yang selama ini terus menjadi alasan ketidak berhasilan atau kegagalan dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme radikal diharapkan peserta didik lebih aktif dan menemukan sendiri bahan-bahan yang akan dipelajari, sehingga hasil yang diperoleh lebih optimal dan dapat dirasakan lebih oleh peserta didik itu sendiri. Guru hanya akan berperan dalam memantau, memfasilitasi dan membimbing peserta didik yang berperan aktif tersebut. Pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik
Integrasi Penggunaan Metode Simulasi dan Demonstrasi Dalam Pembelajaran PAI: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar di Sekolah/Madrasah Ahmad Hulaimi; Khairuddin Khairuddin
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial Vol. 18 No. 1 (2020): Pendidikan Islam dan Isu-isu Sosial
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah IAI Hamzanwadi NW Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/tadib.v18i1.344

Abstract

Penggunaan metode pembelajaran sebuah keniscayaan yang wajib dikuasai oleh guru, karena tanpa pengetahuan tentang metode pembelajaran subjektifitas guru dalam mendidik peserta didik akan muncul yang berakibat semaunya aja mengajar tanpa memikirkan dampak hasil pendidikan. Banyaknya terjadi pemukulan siswa oleh guru, pemberian sangsi yang tidak mendidik adalah salah satu bentuk kurangnya guru dalam penguasaan metode pembelajaran. Bagaimanapun kemampuan guru pada sisi keilmuannya tanpa dibarengi dengan pengetahuan metodologi pembelajaran, maka kelas akan pasif dan membosankan. Oleh sebab itu 4 komptensi guru harus mampu diaplikasikan yakni ; kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Kompetensi pedagogik bagian dari kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, memahami karakteristik peserta didik dan penguasaan metode pembelajaran. Dengan Penggunaan metode yang bervariasi siswa akan lebih termotivasi atau bergairah ketika proses pembelajaran berlangsung, karena syarat dikatakan dengan proses belajar mengajar yang baik ialah, apabila; ketika siswa aktif ikut serta dalam proses pembelajaran, motivasi belajar peserta didik menjadi tinggi, suasana belajar menjadi baik, serta hasil belajar tinggi. Dalam tulisan ini penulis mencoba mengurai integrasi antara penggunaan metode simulasi dan demontrasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Kedua metode tersebut mutlak dilakukan terlebih-lebih pada mata pelajaran agama. Karena indicator keberhasilan dalam pembelajaran agama Islam adalah kehidupan sehari-hari, artinya capaian kompetensi lulusan yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan mutlak harus dicapai oleh peserta didik, terutama pada aspek sikap dan keterampilan. Sebagai contoh bagaimana mungkin nilai peserta didik untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam saat ujian akhir semester mendapatkan nilai 8 sedangkan sholat saja dia masih bolong-bolong, ini menjadi aneh. Itulah sebabnya keberhasilan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam harus dilihat pada perilaku atau perbuatan sehari-hari, hal inilah esensi dari penguasaan metode simulasi dan demontrasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan penggunaannya pun bersifat integrasi karena sebelum mendemontrasikan apa yang akan dipraktekkan terleh dahulu harus disimulasikan
Meningkatkan Literasi Anak Didik Untuk Mempercepat Membaca dan Menulis Huruf Latin Melalui Penerapan Metode Iqro’ Ahmad Hulaimi; H. Hudatullah
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial Vol. 19 No. 1 (2021): Pendidikan Islam dan Isu-isu Sosial
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah IAI Hamzanwadi NW Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/tadib.v19i1.424

Abstract

Literasi merupakan fondasi dari segela pembelajaran yakni membaca dan menulis. Berbicara literasi sangat komplkes, tapi dalam tulisan ini hanya dikaji pada aspek membaca dan menulis yaitu melihat kemampuan membaca dan menulis anak didik di sekolah-sekolah dasar di samping itu juga melihat psico education dalam pembelajaran.Literasi tidak hanya berbicara tentang kemampuan membaca dan menulis tapi bagaimana seorang pendidik mampu meningkatkan gairah dan minat membaca anak didik Oleh sebab itu tulisan ini dikemukakan pengalaman seorang guru baik yang telah menerapkan literasi di sekolah tempatnya bertugas. Dalam meningkatkan minat literasi anak dibutuhkan suatu pendekatan-pendekatan dan dalam hal ini metode Iqro’ adalah salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan literasi anak dalam membaca dan menulis.Metode ini merupakan suatu pendekatan dalam meningkatkan literasi al-Qur’an yakni suatu metode dalam belajar membaca dan menulis al-Qur’an. Tapi dalam perkembangannya metode ini ditranslit penerapannya dalam literasi huruf-huruf latin dan ternyata efektif dalam meningkatkan minat anak didik dalam membaca.Ketika membaca kalimat metode Iqro’ maka akan terbayang dipikiran kita bahwa itu sebuah metode dalam mempelajari cara membaca huruf hijaiyah agar anak mampu membaca al-Qur’an dengan baik. Hal ini didasarkan karena selama ini metode Iqro’ memamg sudah familiar di tengah-tengah masyarakat dalam mempelajari baca tulis huruf hijaiyah disebabkan karena metode ini salah satu cara cepat membaca al-Qur’an. Hal ini dibuktikan anak-anak yang belajar di Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) mulai dipedasaan sampai perkotaan rata-rata semua memakai metode ini.
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK KEFITRAHAN SISWA MELALUI TRANSFORMASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SMK NW KORLEKO Ahmad Hulaimi; H. Hudatullah
Tarbawi Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/tarbawi.v1i1.129

Abstract

Pendidikan merupakan penanaman nilai-nilai kebaikan kepada setiap manusia dan pelaksanaan pendidikan sesungguhnya bisa terjadi dimanapun dan kapanpun begitu juga sumber pendidikan tidak hanya didapatkan dari sesama manusia tetapi juga mahkluk-mahkluk ciptaan Allah lainnya. Konsep pendidikan pada hakekatnya memanusiakan manusia yaitu fitrah manusia yang paling sempurna ciptaan Allah dari mahkluk-mahkluk lainnya terlebih-lebih manusia diberikan akal digunakan untuk berpikir agar mampu membangun peradaban yang beradab. Keadaban inilah sesungguhnya fitrah manusia sesuai dengan nilai-nilai keilahian artinya bagaimana pendidikan mampu membangun peradaban yang dibuat oleh manusia agar sesuai dengan nilai-nilai Ilahi. Saat ini pendidikan tidak hanya sebagai solusi pemecahan masalah (problem solving) tetapi juga sebaliknya pendidikan juga menjadi input problem masalah. Keresahan ini dapat dilihat pada anak-anak didik yang memang sedang mengenyam pendidikan di lembaga tertentu tetapi tidak mencerminkan bahwa anak didik tersebut adalah orang yang berpendidikan, sebagai contoh ; tawuran antar pelajar sudah menjadi perilaku yang dianggap biasa-biasa saja, penyalahgunaan narkoba, kebebasan seks di luar nikah. Beberapa perilaku tersebut digandrungi oleh anak-anak didik yang sedang belajar. Pertanyaannya adalah : Apa sesunguhnya yang terjadi ? kenepa itu bisa terjadi ? dan kenapa itu biasa terjadi ? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang sesungguhnya akan dikupas dalam penelitian ini dalam melihat budaya sekolah sebagai institusi pendidikan dalam membangun dan mengembangkan karakter anak-anak didiknya, sehingga penelitian ini pembahasannya lebih kepada manajemen sekolah dalam mengembangkan pendidikan karakter.
GURU DAN METODE PENGAJARAN BAGAIKAN BUAH PINANG DIBELAH DUA (Aplikasi Metode Cooferative Learning Model Jigsaw Pada P.docx Ahmad Hulaimi
Tarbawi Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/tarbawi.v2i2.144

Abstract

Guru merupakan pilot class dalam pembelajaran karena gurulah yang mengendalikan tata kelola pembelajaran di kelas. Ada ungkapan papatah :”guru kencing berdiri murid kencing berlari”. Ungkapan tersebut menggambarkan betapa strategisnya posisi guru dalam dunia pendidikan sebagai agen of change yaitu orang yang mampu merubah tatanan hidup peserta didik dan kehidupan dunia secara umum. Saat ini kita disungguhkan dengan perubahan-perubahan kurikulum dengan kebijakan yang berbeda-beda, entah perubahan itu disebabkan karena politis ataukah didasarkan pada aspek kajian filosofis ataukan pragmatis dalam pengembangan kurikulum secara nasional, tetapi kita sepakat bahwa dalam kurun waktu yang tidak terlalu jauh kurikulum nasional selalu mengalami perubahan dan perubahannya itu bersifat pasang surut artinya mampu membuat bingung masyarakat dan lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah dan guru yang tentunya menjadi langkah mundur bagi dunia pendidikan. Tetapi apapun bentuk perubahan itu jangan sampai peserta didik dibuat bingung yang menyebabkan terjadinya langkah mundur dalam dunia pembelajaran. Nah kata kunci dari semua itu adalah guru yang professional yaitu guru yang tidak terlalu risau dengan perubahan kurikulum tetapi justru perubahan tersebut dijadikan pelengkap bumbu untuk mendidik anak-anaknya di sekolah agar semakin meningkatkan mutu belajarnya di kelas. Salah satu yang sering menjadi perhatian dalam pembelajaran guru di kelas adalah metode pengajajaran. Metode mengajaran merupakan kata kunci kesusksesan guru dalam mendidik anak-anaknya di sekolah/madrasah karena bagaimanapun metode pengajaran adalah kata kunci strategi guru dalam mentransformasi pengetahuanya kepada siswa-siswanya. Itulah sebabnya saya katakana bahwa guru dan metode pengajaran tidak bisa dipisahkan ia ibarat saudara kembar bagaikan buah pinang dibelah dua. Terlebih-lebih paradigma pembelajaran sudah mengalami perubahan dari yang berpola Teacher Centered Learning (TCL) menuju Student Centered Learning (SCL) yaitu pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Tentunya guru yang professional pasti dan harus menguasai pola pembelajaran ini agar pembelajaran menjadi lebih menarik.
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING PADA SISWA KELAS VIII MTS. NW PRIGGASELA Ahmad Hulaimi
Tarbawi Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/tarbawi.v3i1.152

Abstract

Prestasi dan belajar adalah dua kalimat yang berbeda tetapi mempunyai korelasi yang signifikan karena tidak mungkin akan mencapai suatu prestasi tanpa melalui belajar yang rajin, begitu juga belajar bisa diukur keberhasilannya dari sejaunmana prestasi yang diraih. Prestasi tidak hanya dikukur secara kuantitatif yang ditulis dalam rapotr-raport siswa tetapi lebih dari itu. Itulah sebabnya diera kekinian prestasi mempunyai tolak ukur yang beragam. Untuk meraih suatu prestasi, pembelajaran tidak hanya cukup menguasai satu atau dua metode, melainkan harus mampu mengkombinasikan beberapa metode yang intinya materi yang akan disampaikan mampu dicerna oleh siswa apapun metodenya. Penerapan metode kooperatif tipe bamboo dancing merupakan tehnik suatu metode yang bersifat taktis untuk diterapkan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, karena selama ini guru-guru hanya berorientasi pada peneraan metode ceramah. Oleh sebab itu penerapan metode kooperatif tipe bamboo dancing akan sangat mewarnai proses pembelajaran berikutnya.
STRATEGI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: (Pembelajaran Melalui Tindakan) Ahmad Hulaimi
Tarbawi Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/tarbawi.v4i1.167

Abstract

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, penulis menemukan permasalahan-permasalahan yaitu, seperti peserta didik kurang aktif terutama dalam memberikan pertanyaan dan mengeluarkan pendapatnya, cepat bosan dalam belajar, menjadi tidak semangat dalam belajar dan sering rebut sendiri dibangkunya. Menurut penulis hal ini terjadi karena guru tidak begitu memperhatikan metode yang digunakan dan hanya hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah dan tanya jawab, hal ini menyebabkan peserta didik menjadi kurang aktif, peserta didik cepat bosan, kurang semangat saat pembelajaran berlangsung. Tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam. Melalui pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) penulis mencoba bagaimana hasil-hasil belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), namun dari pengalaman tersebut ketika guru hanya focus dalam penggunaan metode ceramah, Tanya jawab saja hasil belajar siswa stagnan bahkan cenderung turun, hal ini disebabkan minat siswa dalam belajar rendah yang tentu secara otomatis keaktifan belajarnya juga rendah. Ketika hal ini terjadi tentu harus dicari solusinya yang tidak hanya melihat efeknya tapi kenapa itu bisa terjadi. Dalam kontek itulah penulis melihat harus ada sebuah tindakan dalam memperbaiki proses pembelajaran. Dal hal ini Contextual Teaching and Learning (CTL) penulis coba terapkan dalam tindakan pembelajaran di kelas. Tindakan pembelajaran kelas ini merupakan sebuah langkah-langkah perbaikan dalam melihat hasil belajar siswa, jika hasil belajar siswa ternyata di bawah standar kreteria ketuntasan minimal (KKM) maka harus diperbaiki cara mengajarnya apakah itu menyangkut model, metode, pendekatan dalam pembelajaran. Dalam kontek inilah tulisan ini hadir untuk mencoba bagaimana tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus
Model Pembelajaran Problem Based Introduction Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ahmad Hulaimi; Khairuddin Khairuddin
Tarbawi Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Penelitian Tarbawi: Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/tarbawi.v6i2.473

Abstract

Problem based instruction (PBI) atau pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengembangkan pengetahuan baru bagi siswa melalui proses kerja kelompok yang membutuhkan penyelesaian nyata sehingga membuat siswa fokus dalam belajarnya. Dalam upaya perbaikan kegiatan belajar mengajar untuk lebih meningkatkan hasil belajar PAI, maka melalui model Problem Based Introduction (PBI) untuk meningkatkan hasil belajar perlu dilaksanakan secara terencana, teratur, terarah, berkesinambungan dan sesuai dengan tujuan pengajaran PAI. Salah satu keuntungan dari penggunaan model Problem Based Introduction adalah siswa dapat mengembangkan kemampuan keterampilan berfikir, keterampilan pemecahan masalah dan kemampuan intelektual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar. Sejalan dengan itu pula tentu hasil belajar adalah goalnya yakni bagaimana model pembelajaran Problem based instruction atau istilah lain pembelajaran berdasarkan masalah berkorelasi dengan hasil belajar bagi siswa. Hal ini tentu harus menjadi perhatian bagi pendidik itu sendiri. Dua variabel antara model pembelajaran Problem based instruction dengan hasil belajar adalah satu kesatuan yang diharapkan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas.