Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Hubungan sindrom menopause dengan kualitas hidup wanita Aulya, Nurul; Iswandari, Novita Dewi; Sarkiah, Sarkiah; Wahdah, Rabia
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 4 No. 2 (2024): December Edition 2024
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v4i2.442

Abstract

Abstract Background: Menopause syndrome is a set of symptoms or complaints that women feel when they start entering menopause. The complaints in question are physical complaints and psychological complaints. It causes discomfort that interferes with daily work so that it can reduce the quality of life of menopausal women. Purpose: To determine the relationship of menopausal syndrome with the quality of life of menopausal women in the work area of the South Alalak Health Center, Banjarmasin City. Method: This study used a quantitative analytic survey with a cross-sectional approach. The population was 110 menopausal women in the work area of the South Alalak Health Center, Banjarmasin City. The sample was selected using purposive sampling techniques, as many as 87 respondents. Data analysis using SPSS with the Spearman Rank test. Results: The study showed 55 respondents (63.2%) did not experience menopausal syndrome, 28 respondents (32.2%) experienced mild menopausal syndrome, and 4 respondents (4.6%) experienced moderate menopausal syndrome. There were 29 respondents (33.3%) who had a poor quality of life, 54 respondents (62.1%) had a moderate quality of life, and 4 respondents (4.6%) had a good quality of life. The results of statistical tests using Rank Spearman stated that there was a relationship between menopausal syndrome and women's quality of life (p-value = 0.000, correlation coefficient = -0.739). Conclusion: There is a relationship between menopausal syndrome and the quality of life of women in the work area of the South Alalak Health Center, Banjarmasin City. The direction of the relationship is negative (unidirectional) which can be seen from the correlation coefficient, meaning that the higher the intensity of menopausal syndrome, the lower the level of quality of life. Suggestion: It is expected that the health center can continue to improve services for menopausal women and elderly posyandu.   Keywords: Menopause; Menopause Syndrome; Quality of Life.   Pendahuluan: Sindrom menopause merupakan sekumpulan gejala atau keluhan yang dirasakan wanita saat mulai memasuki masa menopause. Keluhan-keluhan yang dimaksud berupa keluhan fisik dan keluhan psikologis. Hal itu menimbulkan ketidaknyamanan yang mengganggu pekerjaan sehari-hari sehingga dapat menurunkan kualitas hidup wanita menopause. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan sindrom menopause dengan kualitas hidup wanita menopause di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin. Metode: Penelitian survei analitik kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi sebanyak 110 wanita menopause di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 87 responden. Analisis data menggunakan SPSS dengan uji Rank Spearman. Hasil: Penelitian menunjukkan 55 responden (63.2%) tidak mengalami sindrom menopause, 28 responden (32.2%) mengalami sindrom menopause kategori ringan, dan 4 responden (4.6%) mengalami sindrom menopause sedang. Ada 29 responden (33.3%) memiliki kualitas hidup buruk, 54 responden (62.1%) responden memiliki kualitas hidup sedang, dan 4 responden (4.6%) memiliki kualitas hidup baik. Hasil uji statistik menggunakan Rank Spearman menyatakan adanya hubungan antara sindrom menopause dengan kualitas hidup wanita (p-value = 0.000; correlation coefficient = -0.739). Simpulan: Ada hubungan sindrom menopause dengan kualitas hidup wanita di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin. Arah hubungan bersifat negatif (tidak searah) yang dapat dilihat correlation coefficient, artinya semakin tinggi intensitas sindrom menopause maka semakin rendah tingkat kualitas hidup. Saran: Diharapkan puskesmas dapat terus meningkatkan pelayanan terhadap wanita menopause dan posyandu lansia.   Kata Kunci: Kualitas Hidup; Menopause; Sindrom Menopause.
Factors That Influence Awareness Of Women Of Fertile Age In Conducting Iva Tests Norhidayah, Norhidayah; Iswandari, Novita Dewi; Yuliana, Fitri
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 3 (2025): Volume 11 No 3 Maret 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i3.19551

Abstract

ABSTRAK : FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WUS DALAM MELAKUKAN IVA TES Latar Belakang: Berdasarkan data World health Organization (WHO) tahun 2020 menyebutkan bahwa kanker serviks menempati penyakit kanker teratas penyebab kematian pada perempuan di Indonesia sebanyak 604.000 kasus baru dan 342.000 kematian yang disebabkan oleh kanker serviks. Hal ini berdasarkan fakta bahwa lebih 50% perempuan yang terdiagnosa kanker serviks tidak pernah melakukan penapisan atau skrinning.Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) Tes di Puskesmas Guntung Manggis Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Sampel penelitian ini adalah wanita usia subur usia 30-50 tahun yang sudah menikah dan berkunjung ke Puskesmas Guntung Manggis yaitu 49 responden. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan perhitungan uji statistic chi square.Hasil: Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan baik dalam melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 29 orang (59,2%), sebagian besar ibu memiliki sikap positif dalam melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 35 orang (71,4%).Kesimpulan: Ada hubungan pengetahuan Dan Sikap dengan kesadaran Wanita Usia Subur dalam pemeriksaan IVA.Saran: Kegiatan pendidikan kesehatan tentang deteksi dini kanker leher rahim metode IVA oleh tenaga kesehatan kepada pasangan usia subur dapat dilakukan melalui penyuluhan, konseling, atau mengajak untuk ikut melakukan pemeriksaan IVA. Kata Kunci: Pemeriksaan IVA, Pengetahuan, Sikap ABSTRACT Background: Based on 2020 World Health Organization (WHO) data, it is stated that cervical cancer is the top cancer cause of death in women in Indonesia with 604,000 new cases and 342,000 deaths caused by cervical cancer. This is based on the fact that more than 50% of women diagnosed with cervical cancer have never undergone screening or screening.Objective: Identify factors that influence the awareness of women of childbearing age in taking the IVA (Visual Inspection of Acetic Acid) Test at the Guntung Manggis Health CenterMethod: This study is a quantitative study with a cross-sectional research design. In this study, the sampling technique used was accidental sampling. The sample of this study was women of childbearing age aged 30-50 years who were married and visited the Guntung Manggis Health Center, namely 49 respondents. The data analysis used in this research is univariate and bivariate analysis using the chi square test calculation.Results: Most mothers have good knowledge in taking the IVA examination as many as 29 people (59.2%), Most mothers have a positive attitude in taking the IVA examination as many as 35 people (71.4%). Based on chi square analysis with ρ value = 0.001 <α = 0.05, which means there is a relationship between knowledge and awareness of WUS in the IVA examination. While the results of the chi square analysis with ρ value = 0.004 <α = 0.05, which means there is a relationship between attitude and awareness of WUS in the IVA examination.Conclusion: There is a relationship between knowledge and attitudes with the awareness of women of childbearing age in IVA examination.Suggestion: Health education activities about early detection of cervical cancer using the IVA method by health workers for fertile couples can be carried out through counseling, education, or inviting them to participate in IVA examinations. Keywords: IVA Examination, Knowledge, Attitude
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MKJP: ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MKJP Nurul Hidayah; Novita Dewi Iswandari
Midwifery And Complementary Care Vol 2 No 1 (2023): Midwifery and Complementary Care
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Menurut BKKBN tahun 2020, penggunaan alat kontrasepsi non hormonal yang menggunakan IUD 1.814.158 (8,51%), MOW 556.447 (2,61%) dan tahun 2021 yang menggunakan IUD (2,93%) dan MOW (1,59%). Berdasarkan data di RSUD Dr. H Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada tahun 2020 (20,1%) dan 2021(54,1%) meningkatnya penggunaan IUD Post Plasenta. Tujuan: menganalisis faktor paritas, pendidikan, dan jenis persalinan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan data dengan menggunakan case control dan data sekunder. Hasil: paritas terpada multipara (64,8%), Pendidikan tertinggi di Pendidikan SMA (47,7%), pekerjaan tertinggi di IRT (81,9%) dan jenis persalinan tertinggi adalah persalinan SC (48,52%) Simpulan: Ada hubungan antara paritas dengan penggunaan IUD Post Plasenta dengan p value 0,001, pada pendidikan ada hubungan dengan penggunaan IUD Post Plasenta dengan nilai p value 0,008 dan ada hubungan  jenis persalinan dengan penggunaan IUD Post Plasenta dengan nilai p value 0,001. Kata kunci : IUD Post Plasenta, Paritas, Pendidikan, Jenis Persalinan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN RODA KLOP OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEPASAN Laurensia Yunita; Novita Dewi Iswandari
Midwifery And Complementary Care Vol 2 No 1 (2023): Midwifery and Complementary Care
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Keberhasilan keluarga berencana di Indonesia tidak lepas dari bagaimana konseling yang diberikan. Oleh karena itu konselor kesehatan perlu mengetahui kondisi medis dan karakteristik khusus sebelum klien menggunakan kontrasepsi. Nakes belum menggunakan alat bantu roda KLOP dalam memberikan pelayanan sebelum penggunaan kontrasepsi, pentingnya roda KLOP dapat mengurangi hambatan medis, dan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB, dikarenakan pada klien dengan kondisi medis atau karakteristik khusus, terdapat metode kontrasepsi yang mungkin dapat memperburuk kondisi medis atau membuat risiko kesehatan tambahan serta mempengaruhi efektifitas metode kontrasepsi. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan Roda KLOP sebagai penapisan kelayakan medis pada Akseptor oleh tenaga kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Lepasan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi adalah tenaga kesehatan bidan yang bekerja di Wilayah Kerja Puskesmas Lepasan yang berjumlah 30 orang dengan teknik total sampling. Analisa data menggunakn chi-square dengan instrument kuesioner. Hasil: Hasil penelitian didapatkan ada hubungan jenjang pendidikan (ρ=0,000), tahun lulus (ρ= 0,000), lama kerja (ρ= 0,000) dan pengetahuan (ρ= 0,000) dengan penggunaan Roda klop oleh tenaga kesehatan.. Kesimpulan: Kemampuan dan ketepatan petugas melakukan penapisan kriteria kelayakan medis diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kontrasepsi. tetapi dalam hal ini penggunaan roda KLOP masih belum dipergunakan secara maksimal karena tidak terlepas pula dukungan usaha Kementerian Kesehatan dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional untuk melancarkan program Keluarga Berencana. Kata Kunci: kriteria kelayakan medis, pengetahuan, tenaga kesehatan  
PENGARUH KONSELING AKSEPOR KB TERHADAP PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMURUS DALAM Laurensia Yunita; Novita Dewi Iswandari
Midwifery And Complementary Care Vol 1 No 2 (2022): Midwifery and Complementary Care
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Indonesia mempunyai kebijakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk diantaranya melalui program Keluarga Berencana (KB). Keluarga Berencana adalah suatu upaya dilakukan manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga tidak melawan hukum dan moral pancasila untuk kesejahteraan keluarga. Melalui program KB akan terjadi pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk sehingga dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi keluarga. Pelayanan KB yang berkualitas tidak hanya berkaitan dengan pelayanan dalam pemasarangan alat kontrasepsi, akan tetapi juga berkaitan dengan pemberian komunikasi Interpersonal/Konseling (KIP/K) kepada akseptor. Pentingnya kualitas konseling masalah kontrasepsi oleh setiap tenaga kesehatan khususnya bidan dan para dokter harus ditingkatkan Tujuan: untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap pemilihan alat kontrasepsi di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Dalam. Metode: Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel Penelitian ini adalah 30 WUS di Puskesmas Pemurus Dalam. Teknik pengambilan sampel adalah acidental sampling. Analisa data menggunakn chi-square dengan instrument kuesioner. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perngaruh pemberian konseling KB menggunakan ABPK terhadap pengambilan keputusan menggunakan alat kontrasepsi (p=0,000) Simpulan: Terdapat perngaruh pemberian konseling KB terhadap pengambilan keputusan menggunakan alat kontrasepsi (p=0,000) Kata Kunci: Akseptor, Konseling, Kontrasepsi  
HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN LANSIA DI PUSKESMAS KARANG MEKAR BANJARMASIN Novita Dewi Iswandari; Elvine Ivana Kabuhung
Midwifery And Complementary Care Vol 1 No 1 (2022): Midwifery And Complementary Care
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan posyandu lansia adalah dukungan keluarga dan peran kader.  Dukungan keluarga yang dapat mendorong minat dan motivasi lansia untuk selalu berkunjung ke posyandu adalah selalu memfasilitasi atau mengantar lansia ke posyandu, meningkatkan lansia jdwal posyandu dan berusaha membantu mengatasi segala pelaksanaan. Peran kader juga mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pelaksaan posyandu lansia karena kader sebagai penggerak terpenting dalam menjalankan tujuan yang di miliki posyandu lansia Tujuan: Mengetahui hubungan peran kader dengan frekeunsi kunjungan Posyandu Lansia di Wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar Banjarmasin Metode: Penelitian analitik pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh lansia di Wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar Banjarmasin. Teknik total sampling yaitu 47 orang. Teknik Analisa data dengan uji Chi Square Hasil: Penelitian ini di dapat hasil bahwa peran kader paling tinggi adalah baik sebesar 28 orang (59,6 %) dan frekuensi kunjungan posyandu lansia yang paling tinggi adalah tidak aktif sebesar30 orang (63,8 %) Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara peran kader dengan frekuensi kunjungan posyandu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Mekar Banjarmasin. Kata kunci : Peran Kader, Frekeunsi Kunjungan, Lansia
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Madrasah Aliyah Swasta Normal Islam Puteri Rakha Amuntai Hidayati; Handayani, Lisda; Noval; Iswandari, Novita Dewi
Health Research Journal of Indonesia Vol 3 No 4 (2025): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/hrji.v3i4.649

Abstract

Latar Belakang: Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan pada remaja, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya asupan zat besi sering kali menjadi faktor utama penyebab anemia. Madrasah Aliyah Swasta Normal Islam Puteri Rakha Amuntai merupakan salah satu lembaga pendidikan di Hulu Sungai Utara yang menghadapi masalah ini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola makan dan kejadian anemia pada remaja puteri di Madrasah Aliyah Swasta Normal Islam Puteri Rakha Amuntai. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 70 remaja puteri yang bersekolah di Madrasah Aliyah Swasta Normal Islam Puteri Rakha Amuntai. Data dikumpulkan melalui kuesioner mengenai pola makan dan pemeriksaan kadar hemoglobin darah. Analisis data dilakukan menggunakan uji spearman rank untuk melihat hubungan antara pola makan dan kejadian anemia. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pola makan remaja putri mayoritas dalam kategori cukup sebanyak 72,86%, dan sebanyak 52.86% mengalami anemia. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dan kejadian anemia pada remaja di Madrasah Aliyah Swasta Normal Islam Puteri Rakha Amuntai (p = 0.000 < 0,05). Simpulan: Pola makan yang seimbang sangat penting dalam mencegah anemia pada remaja. Diperlukan upaya edukasi dan intervensi gizi untuk memperbaiki pola makan remaja di MA RAKHA Amuntai guna mengurangi prevalensi anemia.
The Qualitative Study of the Phenomenon of Premarital Sex: Between Expectations and Reality Among Adolescents in Banjarmasin Yuandari, Esti; Rahman, R. Topan Aditya; Avrilina Haryono, Ika; Hidayah, Nurul; Iswandari, Novita Dewi; Hateriah, Siti
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 8 No. 8: AUGUST 2025 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v8i8.7488

Abstract

Introduction: Premarital sex has become an increasingly concerning issue, particularly in the context of social and health aspects. This study to delve deeper into the factors influencing premarital sexual behaviour among adolescents and its impacts on their physical and social health. Methods: This study employ’s a qualitative phenomenological design using a bracketing approach to capture the phenomenon purely and objectively from the informant's perspectives, with sampling conducted through a snowball technique involving four participants aged 15 to 19 years. Results: The results indicated that the flocking phenomenon and an overestimated perception of peers are the main factors driving adolescents to engage in premarital sexual relationships, which they perceive as a demonstration of love towards their partners. Conclusion: This study recommends the need for enhanced education on values, norms, and the preservation of Eastern culture that is comprehensive, along with parental involvement in educating their children to face these challenges more effectively. By understanding this phenomenon, it is hoped that effective solutions can be found to reduce the risks and negative impacts of premarital sex.
PENGARUH UMUR SAAT HAMIL PERTAMA DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SAAT KEHAMILAN TERHADAP RISIKO TERJADINYA STUNTING PADA BALITA DI DESA SIGAM KABUPATEN KOTABARU Zaitun, Siti; Iswandari, Novita Dewi; Palimbo, Adriana
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Maternal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54877/maternal.v7i2.956

Abstract

. Permasalahan gizi yang terjadi secara global yang mengganggu kesehatan fisik dan mental anak yaitu stunting. Data seluruh balita usia 13-60 bulan pada tahun 2022 sebanyak 311 orang balita, dengan jumlah stunting 20 balita (6,43%). Hal ini mengidentifikasikan bahwa Desa Sigam turut menyumbang kejadian stunting, yang harus di atasi dan dicegah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh umur saat hamil pertama dan pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan terhadap risiko terjadinya stunting. Metode penelitian adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 30 orang. Pengumpulan data berasal dari data primer yaitu hasil kuesioner yang dianalisis menggunakan uji deskriptif dan uji chi square. Hasil penelitian yaitu umur ibu saat hamil pertama masuk dalam umur beresiko (<20/>35 tahun) 17 orang (56,7%), ibu berpengetahuan kurang 13 orang (43,3%), tidak risiko terjadinya stunting 17 orang (56,7%). Ada pengaruh umur saat hamil pertama terhadap risiko terjadinya stunting (p.value= 0,002<0,05). Ada pengaruh pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan terhadap risiko stunting (pvalue= 0,000<0,05). Kesimpulannya adalah umur saat hamil pertama dan pengetahuan ibu tentang gizi saat kehamilan berpengaruh terhadap risiko stunting.