Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang Penyakit Hipertensi di Dusun Panglanjan Desa Cintaratu Pangandaran Udin Rosidin; Setiawan Setiawan; Neti Juniarti; Dadang Purnama
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 6 (2024): Volume 7 No 6 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i6.15022

Abstract

ABSTRAK Penyakit hipertensi saat ini menjadi  salah satu masalah kesehatan masyarakat yang meresahkan penduduk dunia. Kejadian meningkatnya penyakit hipertensi adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit hipertensi memiliki kecenderungan terus meningkat khususnya di negara berkembang. Hasil survey yang dilakukan mahasiswa program praktek lapangan komunitas di Dusun Panglanjan Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran didapatkan hasil bahwa  hampir setengahnya lansia mengatakan tidak mengetahui tentang hipertensi, banyak yang memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, memiliki riwayat kolesterol yang tinggi dan banyak yang memiliki keluhan utama diantaranya hipertensi. Selain itu didapatkan pula banyak lansia yang tidak datang ke posbindu untuk pemeriksaan kesehatan. Tujuan kegiatan ini diharapkan masyarakat Dusun Panglanjan Desa Cintaratu Pangandaran memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan perilaku pencegahan penyakit hipertensi. Metode kegiatan adalah penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi dan pemeriksaan kesehatan sebagai upaya deteksi dini penyakit hipertensi. Hasil kegiatan menunjukan rata-rata nilai pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan sebesar 53 poin dan rata rata nilai setelah dilakukan penyuluhan kesehatan sebesar 76 poin. Kesimpulan ada peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan  kesehatan sebesar 23 poin. Sedangkan kegiatan pemeriksaan kesehatan diikuti oleh semua peserta yang hadir yaitu 42 orang. Kegiatan yang sudah dilaksanakan diharapkan dapat dilanjutkan oleh Kepala Puskesmas Selasari bersama Kepala Desa Cintaratu. Sehingga pada akhirnya masyarakat dapat melaksanakan perilaku pencegahan penyakit hipertensi dengan benar secara mandiri.   Kata Kunci: Pengetahuan, Penyuluhan Kesehatan, Penyakit Hipertensi  ABSTRACT Hypertension is currently a public health problem that is troubling the world's population. The increasing incidence of hypertension is the main cause of death throughout the world. Hypertension has a tendency to continue to increase, especially in developing countries. The results of a survey conducted by students of the community field practice program in Panglanjan Hamlet, Cintaratu Village, Parigi District, Pangandaran Regency, showed that almost half of the elderly said they did not know about hypertension, many had blood pressure of more than 140/90 mmHg, had a history of high cholesterol and many The main complaint is hypertension. Apart from that, it was also found that many elderly people did not come to Posbindu for health checks. The aim of this activity is that it is hoped that the people of Panglanjan Hamlet, Cintaratu Pangandaran Village, will have the knowledge and ability to carry out behavior to prevent hypertension. The activity method is health education about hypertension and health checks as an effort to detect hypertension early. The results of the activity showed that the average knowledge score before the health education was carried out was 53 points and the average score after the health education was carried out was 76 points. The conclusion was that there was an increase in knowledge after health education was carried out by 23 points. Meanwhile, all 42 participants attended the health examination activity. It is hoped that the activities that have been carried out can be continued by the Head of the Siswari Community Health Center together with the Head of Cintaratu Village. So that in the end the community can implement hypertension prevention behavior correctly independently. Keywords: Knowledge, Health Education, Hypertension
Pengetahuan dan Perilaku Cerdik Penyakit Tidak Menular terhadap Kejadian Hipertensi Muhrida Septiana Sundari; Neti Juniarti; Sheizi Prista Sari
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 11 (2024): Volume 4 Nomor 11 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i11.16073

Abstract

ABSTRACT Hypertension is a non-communicable disease that is still the leading cause of death globally and nationally. This study aims to analyze the relationship between knowledge and behavior of CERDIK PTM on the incidence of hypertension in the target of Posbindu in Ciwalen Village, Garut Regency. The research method used is quantitative research with a cross sectional approach. The results showed that there was a relationship between knowledge (p=0.000), and CERDIK NCD behavior (p=0.002) with the incidence of hypertension. In conclusion, there is a relationship between the knowledge and behavior of CERDIK PTM and the incidence of hypertension. Keywords: CERDIK NCD, Hypertension, Knowledge  ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang masih menjadi penyebab utama kematian secara global dan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan perilaku CERDIK PTM terhadap kejadian hipertensi pada sasaran Posbindu di Kelurahan Ciwalen, Kabupaten Garut. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan (p=0,000), dan perilaku CERDIK PTM (p=0,002) dengan kejadian hipertensi. Ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku CERDIK PTM dengan kejadian hipertensi. Kata Kunci: CERDIK PTM, Hipertensi, Pengetahuan
Gambaran Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi dan Infeksi Menular Seksual di Wilayah Kelurahan Kota Wetan Kecamatan Garut Kota Raihani, Nara; Witdiawati, Witdiawati; Juniarti, Neti
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 2 (2025): Volume 7 Nomor 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i2.17396

Abstract

ABSTRACT During adolescence, adolescents will be faced with challenges ranging from limited access to education, minimal job opportunities, to health risks such as initial pregnancy, sexually transmitted infections, drug abuse, and HIV/AIDS. The purpose of this research was to assess the extent of adolescent knowledge about reproductive health and sexually transmitted infections in the Kota Wetan Village Area, Garut City District. The research method used was a survey method utilizing a quantitative descriptive design. The population in this study was 741 adolescents aged 10-18 years in RW 6,7,8,9,10,12,14,15,16,17,18,19 and RW 20 in Kota Wetan Village. The sampling technique applied in this study was total sampling. The questionnaire on the level of knowledge about reproductive health and sexually transmitted infections was the instrument used in this study. Data were collected from January 17, 2024 to January 24, 2024. This study has obtained a research permit from the National Unity and Politics Agency of Garut Regency with the Practical Number 072/0001-Bakesbangpol/I/2024. Data analysis was carried out using the frequency distribution method. The findings of the research revealed that  many as 561 adolescents (75.7%) had good knowledge related to reproductive health and 180 adolescents (24.3%) had poor knowledge related to reproductive health, as many as 486 adolescents (65.6%) had good knowledge related to Sexually Transmitted Infections and 255 adolescents (34.4%) had poor knowledge related to Sexually Transmitted Infections, as many as 360 (48.6%) adolescents had good knowledge and 381 (51.4%) adolescents had poor knowledge related to HIV/AIDS. The conclusion of this research indicates that most of adolescents have good knowledge related to Reproductive Health and Sexually Transmitted Infections, but the majority have poor knowledge related to HIV/AIDS. Keywords: Sexually Transmitted Infections, Community Nursing, Reproductive Health, Adolescents  ABSTRAK Pada masa remaja, remaja akan dihadapkan tantangan mulai dari akses pendidikan yang terbatas, kesempatan kerja yang minim, hingga risiko kesehatan seperti kehamilan usia dini, infeksi menular seksual, penyalahgunaan narkoba, dan HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan infeksi menular seksual di Wilayah Kelurahan kota Wetan Kecamatan Garut Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode survery dengan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 741 remaja dengan usia 10 – 18 tahun RW 6,7,8,9,10,12,14,15,16,17,18,19 dan RW 20 di Kelurahan Kota Wetan. Teknik sampling yang diterapkan dalam studi ini adalah total sampling. Kuesioner tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan Infeksi Menular Seksual merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan sejak tanggal 17 Januari 2024 – 24 Januari 2024. Penelitian ini telah mendapatkan izin penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut dengan Nomor Praktikum 072/0001-Bakesbangpol/I/2024. Analisis data dilakukan dengan cara distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 561 remaja (75,7%)  memiliki pengetahuan yang baik terkait kesehatan reproduksi dan 180 remaja (24,3%) memiliki pengetahuan yang kurang terkait kesehatan reproduksi, sebanyak 486 remaja (65,6%) memiliki pengetahuan yang baik terkait Infeksi Menular Seksual dan 255 remaja (34,4%) memiliki pengetahuan yang kurang terkait Infeksi Menular Seksual, sebanyak 360 (48,6%) remaja memiliki pengetahuan yang baik dan 381 (51,4%) remaja memiliki pengetahuan yang kurang terkait HIV/AIDS. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas remaja memiliki pengetahuan yang baik terkait Kesehatan Reproduksi dan Infeksi Menuar Seksual, namun mayoritas memiliki pengetahuan yang kurang terkait HIV/AIDS. Kata Kunci: Infeksi Menular Seksual, Keperawatan Komunitas, Kesehatan Reproduksi, Remaja
Perilaku Pemeriksaan Kesehatan Dasar Untuk Mencegah Risiko Penyakit Jantung Pada Lansia Habeahan, Natamia Kyrieleison; Juniarti, Neti; Mulya, Adelse Prima
Perilaku dan Promosi Kesehatan : Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 6, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakground. Various disease courses in the elderly have their own characteristics such as chronicity, severity, and frequent recurrence. One of them is cardiovascular disease which is a degenerative disease. Routine basic health checks to prevent the risk of heart disease in the elderly are very important. However, it is not widely known how the health check behavior of the elderly in the Sumedang area, West Java. Aim. The study aims to identify the proportion of elderly people who conduct regular basic health checks and to find out how many elderly people have a risk of heart disease so that prevention can be done in the elderly so as not to get heart disease. Method. This study used a type of quantitative research with descriptive methods and a cross sectional study approach with a total of 91 respondents. The sample was taken with incidental sampling technique, which is based on coincidence to check blood pressure, blood cholesterol and blood sugar. Result. The distribution of elderly habits in conducting health checks, as many as 52 (57.1%) elderly who routinely conduct health checks every month. There are 41.8% of elderly people suffering from hypertension, 30.8% of elderly people have high blood cholesterol levels, and 11% of elderly people are included in the diabetes category from the results of blood sugar checks. Conclusion. The description of the elderly in Jatinangor, especially Cipacing Village and Cilayung Village, needs to be improved. The results of blood pressure examinations, blood cholesterol levels and abnormal blood sugar levels need to be a concern for health workers in the health center work area.
Peran Madu Sebagai Terapi Utama Penyembuhan Ulkus Diabetik Pada Lansia: Studi Kasus Puspita, Tantri; Kosasih, Cecep Eli; Juniarti, Neti; Sofiatin, Yulia
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v9i1.642

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis dengan prevalensi yang terus meningkat, terutama pada populasi lanjut usia. Salah satu komplikasi utama DM adalah ulkus diabetikum, yang sulit disembuhkan dan berisiko tinggi terhadap infeksi serta amputasi. Studi kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas madu sebagai terapi topikal dalam perawatan ulkus kaki diabetikum pada pasien lansia. Seorang pasien laki-laki berusia 67 tahun dengan DM selama 1 tahun dan ulkus kaki diabetikum selama 8 minggu menerima perawatan luka menggunakan aplikasi madu secara topikal. Aplikasi madu dilakukan 1 sampai 3 kali sehari pada luka yang mengalami infeksi.. Observasi dilakukan terhadap perubahan ukuran luka, tanda-tanda infeksi, dan waktu penyembuhan. Hasil menunjukkan bahwa penyembuhan luka berlangsung dalam 8 minggu, dengan kemajuan penyembuhan yang lebih cepat saat luka diaplikasikan madu dibandingkan dengan penggunaan menggunakan antibiotik topikal. Fluktuasi kadar glukosa darah pasien (88–207 mg/dL) tercatat selama masa pengobatan, yang berpotensi memengaruhi waktu penyembuhan luka. Madu sebagai terapi topikal menunjukkan potensi yang menjanjikan dalam mempercepat penyembuhan ulkus diabetikum, dengan manfaat antibakteri yang membantu mencegah infeksi. Meskipun demikian, stabilitas kadar glukosa darah tetap menjadi faktor yang signifikan dalam keberhasilan terapi ini. Oleh karena itu, penggunaan madu sebaiknya dipadukan dengan pengelolaan glikemik yang optimal. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi efektivitas madu pada populasi yang lebih luas dan dalam kondisi yang lebih terkontrol.   Kata Kunci: diabetes melitus, madu, perawatan luka
Hambatan, peluang, dan strategi skrining dua arah tuberkulosis dan diabetes mellitus: A literature review Reynaldi, Andrean; Juniarti, Neti; Sari, Sheizi Prista
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 4 (2025): Volume 19 Nomor 4
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i4.924

Abstract

Background: The increasing prevalence of tuberculosis (TBC) and diabetes mellitus (DM) comorbidities poses a major challenge for global health systems. DM increases susceptibility to TBC, while TBC worsens glycaemic control in DM patients, which raises the risk of complications and mortality. The WHO notes that many TBC patients also have DM, and vice versa, requiring an integrated care approach. In response, the WHO and The Union developed the Collaborative Framework for the Management of TBC and DM to support bidirectional screening and integrated management, aiming to enhance awareness and improve the quality of TBC-DM patient management. Purpose: To identify the barriers, opportunities, and strategies in implementing bidirectional screening for tuberculosis and diabetes mellitus patients. Method: Literature review research (narrative review) and article search were conducted using the PCC (Population, Concept, Context) framework using literature sources taken from four databases: PubMed, SAGE Journals, Scopus, and Taylor & Francis. Keywords used include: challenges OR barriers OR difficulties AND opportunities OR success OR possibilities AND strategies OR strategies AND two-way AND screening AND TB OR mycobacterium tuberculosis infection OR TB AND comorbidities OR comorbidities AND diabetes mellitus OR DM. Article inclusion criteria include articles published in 2014-2024, full text, open access, academic journals, written in English and Indonesian, and original research. Results: This review identified barriers to implementing two-way screening for TB and DM, such as lack of patient awareness, shortage of health workers, and limited diagnostic tools. However, there are opportunities to improve screening through integration of TB and DM services, private sector involvement, and community-based screening. Strategies to overcome barriers and capitalize on opportunities include better training of health workers, provision of diagnostic tools, and patient education to increase participation in screening. Conclusion: Implementation of bidirectional screening for TB and DM faces several barriers, including lack of patient awareness, social stigma, and limited access and equipment in health facilities, especially in rural areas. In addition, shortage of health workers and limited financing in the health system undermine the implementation of screening.   Keywords: Diabetes Mellitus; Bidirectional Screening; Tuberculosis.   Pendahuluan: Meningkatnya prevalensi komorbiditas tuberkulosis (TBC) dan diabetes melitus (DM) menjadi tantangan besar bagi sistem kesehatan global. DM meningkatkan kerentanan terhadap TBC, sementara TBC memperburuk pengendalian glikemik pada pasien DM, dan meningkatkan risiko komplikasi serta kematian. WHO mencatat bahwa banyak pasien TBC juga menderita DM dan sebaliknya, sehingga diperlukan pendekatan perawatan yang terintegrasi. Menanggapi hal ini, WHO dan The Union mengembangkan collaborative framework for the management of TBC and DM untuk mendukung skrining dua arah dan manajemen terintegrasi untuk meningkatkan kesadaran dan kualitas manajemen pasien TBC-DM. Tujuan: Untuk mengidentifikasi hambatan, peluang, dan strategi dalam pelaksanaan skrining dua arah untuk pasien tuberkulosis dan diabetes melitus. Metode: Penelitian tinjauan pustaka (narrative review) dan pencarian artikel dilakukan dengan kerangka PCC (Population, Concept, Context) menggunakan sumber literatur yang diambil dari empat basis data: PubMed, SAGE Journals, Scopus, dan Taylor & Francis. Kata kunci yang digunakan meliputi: challenges OR barriers OR difficulties AND opportunities OR success OR possibilities AND strategy OR strategies AND bidirectional AND screening AND tuberculosis OR mycobacterium tuberculosis infection OR TB AND comorbidities OR comorbidity AND diabetes mellitus OR DM. Kriteria inklusi artikel antara lain, artikel yang dipublikasi tahun 2014-2024, full-text, akses terbuka, jurnal akademik, ditulis dalam bahasa Inggris dan Indonesia, serta penelitian asli. Hasil: Tinjauan ini mengidentifikasi hambatan dalam pelaksanaan skrining dua arah untuk TBC dan DM, seperti kurangnya kesadaran pasien, kekurangan tenaga medis, dan keterbatasan alat diagnostik. Namun, terdapat peluang untuk meningkatkan skrining melalui integrasi layanan TBC dan DM, keterlibatan sektor swasta, dan skrining berbasis komunitas. Strategi untuk mengatasi hambatan dan memanfaatkan peluang ini meliputi pelatihan tenaga kesehatan yang lebih baik, penyediaan alat diagnostik, dan edukasi pasien untuk meningkatkan partisipasi dalam skrining. Simpulan: Implementasi skrining dua arah untuk TBC dan DM menghadapi berbagai hambatan, termasuk kurangnya kesadaran pasien, stigma sosial, serta keterbatasan akses, dan peralatan di fasilitas kesehatan, terutama di daerah pedesaan. Selain itu, kekurangan tenaga kesehatan terlatih dan terbatasnya pendanaan dalam sistem kesehatan memperburuk tantangan implementasi skrining.   Kata Kunci: Diabetes Mellitus; Skrining Dua Arah; Tuberkulosis.
Strategies to enhance the integration of health services, education, research and community engagement within the Nursing Center Model Juniarti, Neti; Fuller, Jeffrey
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkp.v13i2.2888

Abstract

The Nursing Center (NC) Model is an innovative approach that integrates community engagement, education, research, and community health care services.  We have identified a conceptual framework for a client-centered, service-learning-oriented nursing curriculum that revitalizes community health nursing and improves services through integrated practice and research. The six stages of integration approaches include preparation, orientation, working, pre-termination, termination, and adoption.  Implementing these strategies can enhance the quality of nursing services, nursing graduates, and the health of people in the community.  To improve outcomes for all stakeholders involved, the Academic Health System (AHS) may also incorporate the NC model within the system.
Effectiveness of Hypertension Management through Early Detection, Hypertension Education, and Hypertension Exercise. Tarisa, Tarisa; Yamin, Ahmad; Juniarti, Neti
Jurnal Keperawatan Profesional Vol 13, No 2 (2025): Infectious Diseases
Publisher : Nurul Jadid University, Probolinggo, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/jkp.v13i2.12437

Abstract

Hypertension is one of the leading Non-Communicable Diseases (NCDs) causing cardiovascular complications in Indonesia. This study aims to evaluate the effectiveness of hypertension management through early detection, health education, and hypertension exercise interventions. A pre-experimental design was used with a community nursing care approach. The intervention included early detection and hypertension education for 55 residents, as well as hypertension exercise involving 15 residents, with blood pressure measured before and after the intervention. Data were analyzed using bivariate analysis. Results showed that early detection identified a prevalence of 49.1% of respondents as severely overweight, 29.1% with grade 2 hypertension, and 9.1% with blood glucose levels >200 mg/dL. Unhealthy lifestyle habits included high sodium intake (69.1%), sugar (60%), fat (45.5%), while only 25.5% consumed vegetables and fruits adequately, 52.7% had low physical activity, and 10.9% were smokers. Hypertension education significantly increased knowledge scores from 5.33 to 7.69 (p = 0.000), and hypertension exercise significantly reduced systolic blood pressure from 129.47 mmHg to 122.73 mmHg (p = 0.000), and diastolic pressure from 83.53 mmHg to 81.13 mmHg (p = 0.027). Hypertension management through early detection, education, and exercise proved effective in increasing knowledge and reducing blood pressure among residents.