Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Prosiding University Research Colloquium

Manajement Fisioterapi Pada Bell’s Palsy sinistra: A Report Study Dermin, D; Komalasari, Dwi Rosella
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Mahasiswa (Student Paper Presentation)
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Bell’s Palsy adalah penyakit paralisis nervus kranialis ke 7 yang menyebabkan kelemahan sementara otot-otot wajah sesisi, sehingga pasien tidak mampu menutup mata, bersiul, mengangkat alis dan tersenyum. Penyebab penyakit ini belum diketahui, tanpa adanya kelainan neurologik lainnya. Intervensi fisioterapi dengan menggunakan Infra Red Radiation, massage dan mirror exercise diketahui dapat meningkatan kemampuan fungsional dan kekuatan otot-otot wajah pada kondisi Bell’s Palsy. Tujuan : Untuk mengetahui manfaat infra red, massage dan mirror exercise terhadap kemampuan fungsional otot wajah pada penderita bell’s palsy. Metode : Seorang laki-laki usia 65 tahun dengan kondisi bell’s palsy sinistra. Diberikan modalitas berupa infra red, massage dan mirror exercise selama 3 kali pertemuan. Infra red diberikan selama 15 menit di area otot-otot wajah sebelah kiri. Massage yang diberikan dengan teknik Efflurage, stroking, finger kneading dan tapotement selama 10 menit. Mirror exercise berupa mengangkat alis, mengerutkan dahi, menutup mata, tersenyum, bersiul, mencucu, menarik sudut mulut kesamping kanan maupun kiri, mengembang-kempiskan cuping hidung yang diberikan selama selama 10 menit. Evaluasi kemampuan fungsional otot wajah menggunakan skala ugo fisc. Hasil : Terdapat peningkatan kemampuan fungsional, saat diam nilai 6, mengerutkan dahi nilai 6, menutup mata nilai 9, tersenyum nilai 3, bersiul nilai 0. Kesimpulan : terapi Infra Red dikombinasikan dengan massage dan mirror exercise yang dilakukan selama 3 kali pertemuan sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan fungsional otot wajah pada penderita bells palsy sinistra
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur Humerus Distal Setyaningratri, Yeni; Komalasari, Dwi Rosella; Ismadi, I
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Mahasiswa (Student Paper Presentation)
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Fraktur humerus distal adalah patah diujung bawah tulang lengan atas, salah satu dari tiga tulang yang bersatu untuk membentuk sendi elbow. Salah satu penanganan kondisi ini dengan dilakukan pembedahan ORIF (Open Reduction Internal Fixation). Salah satu rehabilitasi fisioterapi menggunakan terapi latihan secara aktif maupun pasif, baik menggunakan alat maupun tanpa menggunakan alat. Yang dapat membantu pemulihan kekuatan otot, tendon, ligament, serta dapat mempertahankan stabilitas sendi dan menambah lingkup gerak sendi (LGS). Tujuan : Untuk mengetahui efek penatalaksaan fisioterapi pada post ORIF fraktur humerus distal sinistra terhadap penurunan nyeri dan peningkatan LGS elbow. Metode: Studi kasus ini dilakukan pada seorang pasien post ORIF fraktur humerus distal sinistra di RSUD Wonosari. Problematika yang dialami pasien adalah terdapat nyeri, dan penurunan LGS elbow. Intervensi fisioterapi yang diberikan adalah instrument assisted soft tissue mobilization (IASTM) dikombinasikan dengan resisted active exercise dilakukan 1x/minggu selama 1 bulan. Hasil: Pemeriksaan nyeri dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) menunjukkan penurunan nyeri diam dari 1 menjadi 0, nyeri tekan dari 6 menjadi 2 dan nyeri gerak dari 7 menjadi 3, LGS diukur dengan goniometer untuk ekstensi & fleksi elbow dimana T0: S.130o-0o-70o menjadi S.155o-0o-95o. Kesimpulan : Intervensi IASTM dikombinasikan dengan resisted active exercise 1x/minggu selama 1 bulan, mampu menurunkan nyeri serta dapat meningkatan lingkup gerak sendi elbow.
Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Sprain Ankle Sinistra: A Case Report Setyaningratri, Yeni; Komalasari, Dwi Rosella
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Mahasiswa (Student Paper Presentation)
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Sprain ankle adalah cedera pada ligament ankle karena adanya overstretch dengan posisi plantar flexi dan inversi yang terjadi secara mendadak saat kaki tidak mampu menumpu pada permukaan tanah dengan sempurna. Rehabilitasi pasca cedera harus dilakukan dengan tepat untuk menghindari terjadinya cedera berulang. Salah satu rehabilitasi fisioterapi menggunakan elektroterapi dan terapi latihan secara aktif maupun pasif. Yang dapat membantu pemulihan kekuatan otot, tendon, ligament, serta dapat mempertahankan stabilitas sendi dan menambah range of motion (ROM). Tujuan: Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada sprain ankle terhadap nyeri, kekuatan grup otot flexor, extensor, inversor, eversor ankle, serta peningkatan range of motion ankle. Metode: Studi kasus ini dilakukan pada seorang pasien sprain ankle di Bintang Physio Klinik. Problematika yang dialami pasien adalah terdapat nyeri dan terdapat kelemahan otot dorsi flexor, plantar flexsor, invertor, evertor ankle. Intervensi fisioterapi yang diberikan adalah elektroterapi yang dikombinasikan dengan terapi latihan dilakukan selama 1 kali/minggu selama 1 bulan. Hasil: Pemeriksaan nyeri dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) menunjukkan penurunan nyeri tekan 3 menjadi 0, nyeri gerak 4 menjadi 2, dan nyeri diam tetap 0. Kekuatan otot diukur dengan Manual Muscle Testing (MMT) otot dorsi flexor, plantar flexsor, invertor, evertor ankle dengan nilai 4 menjadi 5. Range of motion (ROM) diukur dengan goniometer pada gerakan plantar-dorso flexi S:15?-0?-35? menjadi S.20o-0o-35o, sedangkan pada gerakan inversi-eversi R:30?-0?-15? menjadi R:30?-0?-20?. Kesimpulan: Intervensi elektroterapi dikombinasika dengan terapi latihan 1x/minggu selama 1 bulan mampu menurunkan nyeri, meningkatkan kekuatan otot tungkai bawah serta meningkatkan range of motion ankle.
Case Report : Intervensi Fisioterapi Pada Kasus Tear Meniscus Medial Dextra Susanti, Eka Widya; Komalasari, Dwi Rosella
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tear meniscus adalah terjadinya robekan pada bantalan atau jaringan tulang rawan pada persendian lutut yang disebabkan karena degenerative maupun traumatic yang sering terjadi saat berolahraga bahkan saat melakukan aktivitas sehari- hari. Dari problematika pasien dengan kasus tear meniscus menimbulkan beberapa masalah seperti adanya nyeri, adanya penurunan kekuatan otot serta adanya penurunan aktivitas fungsional. Dari permasalahan tersebut fisioterapi dapat memberikan intervensi berupa ultra sound, icing, exercise (mobilisasi patella, hamstring setting, quadriceps setting, slight right raise (SLR) dan Transcutaneous Electrical NerveStimulation (TENS). Penatalaksanaan fisioterapi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian intervensi pada kasus tear meniscus. Metode penelitian ini dilakukan secara langsung kepada 1 pasien yang mengalami tear meniscus selama 3 kali pertemuan fisioterapi. Didapatkan hasil yang signifikan dalam penurunan nyeri, adanya peningkatan aktivitas fungsional serta belum adanya peningkatan kekuatan otot yang signifikan. Kesimpulan yang didapatkan pada penatalaksanaan fisioterapi pada kasus tear meniscus terbukti dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan aktivitas fungsional.
Efektivitas Chest Physical Therapy Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Pada Anak Dengan Bronkhopneumonia A Case Report Rahmawati, Yulia; Komalasari, Dwi Rosella; Haris, Abdul
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bronkhopneumonia merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian utama pada anak di bawah usia 5 tahun, ditandai dengan batuk dan atau tanda kesulitan bernafas yaitu adanya nafas cepat, kadang disertai tarikan dinding dada bagian bawah kedalam, dengan frekuensi nafas berdasarkan usia penderita. Untuk mengetahui manfaat chest physical therapy terhadap peningkatan kualitas hidup pada anak dengan bronkhopneumonia. Metode: Seorang anak usia 4 tahun, dengan diagnosa medis brokhopneumonia. Dengan keluhan utama demam sudah 4 hari lalu, batuk berdahak, pilek, disertai muntah lendir, nafsu makan dan minum berkurang, BAK berkurang, serta sesak napas pada malam hari. Dan intervensi fisioterapi yang diberikan berupa chest physical therapy yang terdiri dari postural drainase, perkusi dan vibrasi, selama 5 hari dengan 2 kali treatment setiap hari, intensitas 5 menit per segmen dengan waktu tretment yang diberikan 20 - 40 menit sekali treatment. Dengan menggunakan Pediatric Qualyty Of Life (Peds-QL) diperoleh hasil adanya peningkatan pada fungsi fisik seperti (berjalan, berlari, berolahraga, penurunan nyeri, dan peningkatan tenaga/kebugaran). Pada fungsi emosional berkurangnya rasa takut, rasa sedih, rasa marah, dan kualitas tidur bertambah baik, serta berkurangnya rasa khawatir. Pada fungsi social dan fungsi sekolah tidak terjadi perubahan secara signifikan. Intervensi fisioterapi berupa chest physical therapy yang terdiri dari postural drainage, perkusi, dan vibrasi yang diberikan selama 5 hari dengan 2 kali treatment setiap hari, intensitas 5 menit per segmen dengan waktu treatment 20 – 40 menit sekali treatment, sangat efektif meningkatkan kualitas hidup pada anak dengan bronkhopneumonia.
Co-Authors Abdul Haris Adha, Faradila Risky Afifatuzzahra, Sabina Aquariza, Eliska Elok Arianti, Bella Arif Pristianto Az-Zahra, Fadhilah Azzahra, Najla Lutfhi Chaiyawat, Pakaratee Dermin, D Dewangga, Mahendra Wahyu Dewi, Diani Qomara Fadhilla, Fahra Fadilah, Yustitya Aprila Nur Farid Rahman Firdaus, Muhammad Rais Hasan Fitriani, Dessy Fitriyah, Oktaviani Gani, Purnomo Hamidah, Nilam Nur Hanafi, Muhammad Isa Handayani, Tri Mukti Hifayati, Laily Maulida Nur Isak, Galih Adhi Ismadi, I Isnaini Herawati Izzuddin, Amar Maulana Jannah, Hanabila Rawdhatul Khairullah, Fakhri Khotimah, Annisa Khusnul Kurniahadi, Tsania Haifa’ Kurniasari, Fitri Maisaroh Maisaroh Masitha, Sita Maulana, Hakny Minalloh, Aldin Nasrun Motik, Annisa Firsita Muazarroh, Salma Musyafa, Zafaf Nabilah, Hana Laila Ningrum, Tyas Sari Ratna Ningrum Nur Annisa Nurma, Hanifah Dwi Perdana, Suryo Saputra Prakoeswa, Ramona Sigit Pratama, I Putu Aditya Pratiwi, Rossy Eka Putra, Rezky Guna Putri, Adelia Kurnia Putri, Aprilia Nurlita Dwi Putri, Fatati Nurainni Putri, Nafisa Destriana Ramona, Dela Rendranandini, Widya Rosidah, Nikmatur Saadah, Raihanah Nur Salatina, Alfi Salsabila, Dika Tiara Sari, Etik Yunita Sari, Mely Erlika Sari, Priyanika Candra Setyaningratri, Yeni Silaen, Nevada Bulandari Susanti, Eka Widya Syinta, Ahmada Norma Taufik Eko Susilo Tiara Fatmarizka Totok Budi Santoso Umi Budi Rahayu Utami, Mulatsih Nita Vitasari, Lingga Wahyu Anita Sari wahyuni wahyuni Wardhani, Desvita Savitri Kusuma Wijayanti, Wahyu Kusuma Yanuar, Reza Arshad Yulia Rahmawati, Yulia Zain, Siti Azzura Zalfa, Raden Andrea