Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab kegagalan pembakaran awal pada sistem burner boiler di kapal MV. Tanto Abadi, serta mengevaluasi efektivitas tindakan perawatan dalam mengoptimalkan kinerja sistem. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kegagalan pembakaran adalah kondisi nozzle yang kotor, sistem ignition yang tidak presisi, blower yang tidak optimal, tekanan bahan bakar yang tidak stabil, serta kualitas bahan bakar yang buruk. Dampak dari kegagalan ini meliputi tertundanya produksi steam, peningkatan konsumsi bahan bakar, dan sistem shutdown otomatis. Setelah dilakukan perawatan seperti pembersihan nozzle dan elektroda, penyetelan ulang jarak elektroda, serta penggantian packing burner, performa sistem menunjukkan peningkatan signifikan. Tekanan bahan bakar dan uap kembali ke kondisi optimal, dan proses produksi berjalan stabil. Kegiatan perawatan rutin serta keterlibatan aktif kru dan kadet dalam proses teknis turut berkontribusi terhadap keberhasilan sistem pembakaran. This study aims to analyze the causes of initial combustion failure in the burner boiler system onboard MV. Tanto Abadi, and to evaluate the effectiveness of maintenance actions in optimizing system performance. The research method used is qualitative descriptive, with data collection techniques including observation, interviews, and documentation. The findings indicate that the main causes of combustion failure are dirty nozzles, imprecise ignition systems, suboptimal blower performance, unstable fuel pressure, and poor fuel quality. The impacts include delayed steam production, increased fuel consumption, and automatic shutdowns. After performing maintenance such as nozzle and electrode cleaning, electrode gap adjustment, and burner packing replacement, the combustion system performance improved significantly. Fuel and steam pressure returned to optimal conditions, and the steam production process became stable. Routine maintenance activities and active involvement of the crew and cadets in technical processes contributed to the success of the combustion system.