Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL, FRAKSI N-HEKSANA DAN FRAKSI ETIL ASETAT TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) Mutiara, Erlita Verdia; Wildan, Achmad; Syukur, Mighfar; Indriyani, Erwin
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v8i2.10066

Abstract

Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) adalah tumbuhan yang banyak ditemukan di Asia terutama Indonesia. Tanaman pegagan mempunyai kandungan terpenoid, flavonoid dan minyak esensial  yang mempunyai efek farmakologis seperti antiinflamasi, antiantibakteri, antioksidan dan antiaging.Gugus kromofor pada senyawa flavonoid mempunyai potensi sebagai tabir surya yang mampu menghamabat sinar UV sehingga mengurangi intensitasnya pada kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahu kemampuan ekstrak etanol, fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat tanaman pegangan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai tabir surya yang dinyatakan dengan nilai SPF. Metode yang digunakan untuk mengukur nilai Sun Protection Factor adalah dengan perhitungan Metode Mansur. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksana masing-masing memberikan nilai SPF sebesar  7,34, 6,39 dan 4,37 pada konsentrasi  200 ppm.Kata kunci : Ekstrak Etanol, Fraksi Etil Asetat,, SPF, Tabir Surya, Tanaman Pegagan.
KAJIAN NANO PARTIKEL CORE SHELL N-OKTIL SINAMAT SEBAGAI ANTI ERITEMA Wildan, Achmad; Mutiara, Erlita Verdia; Syukur, Mighfar; Indriyani, Erwin
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v9i1.11023

Abstract

N-oktil sinamat merupakan senyawa yang mempunyai potensi sebagai antioksidan, anti inflamasi dan anti eritema.  N-oktil sinamat mempunyai sifat sukar larut dalam air sehingga mempengaruhi rendahnya bioavailabilitas dalam sirkulasi sistemik. Untuk mengurangi  permasalahan tersebut, n-oktil sinamat diformulasikan dalam bentuk nanopartikel core shell dengan menggunakan polimer kitosan. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis nanopartikel n-oktil sinamat menggunakan metode core shell menggunakan kitosan dan natrium alginat serta mengevaluasi kemampuan stabilitas nanopartikel secara in vitro. Karakterisasi nanopartikel yang dilakukan meliputi uji efisiensi adsorpsi, penentuan ukuran partikel dengan a;atParticle Size Analyzer dan pengamatan morfologi dengan alat Transmisi Electron Microscopy (TEM) serta untuk identifikasi digunakan FTIR dan GC-MS. Uji anti eritema dilakukan untuk mengetahui potensi senyawa hasil sintesis dengan menghitung persen eritema. Hasil penelitian menunjukkanberdasarkan FTIR dan GC-MS senyawa yang terbentuk adalah n-oktil sinamat.  Nanopartikel core shell n-oktil sinamat  mempunyai ukuran partikel rata-rata adalah 68,1 nm berdasarkan pengujian Particle Size Analyzer.. Pengamatan morfologi menunjukkan bahwa partikel mempunyai bentuk bulat dengan permukaan tidak rata. Nanopartikel n-oktil sinamat/Alginat/Kitosan 500 ppm mempunyai kemampuan antieritema dengan besar persen eritema sebesar 0,712 % yang masuk dalam kategori sunblock. Hal ini menunjukkan nanopartikel n-oktil siamat/alginat/kitosan berpotensi untuk dikembangkan sebagai anti eritema Kata kunci: anti eritema, core shell, nanopartikel, n-oktil sinamat
POTENSI ANTIBAKTERI SINTESIS MENTIL SINAMAT TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Methicilin-Resistant Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Salmonella Typhi Wulandari, Wulandari; Purwaningsih, Yuliana; Syukur, Mighfar
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v7i1.6551

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sintesis mentil sinamat sebagai agen antbakteri terhadap S. aureus, MRSA, E. coli, S. Typhi. Metode sintesis mentil sinamat berdasarkan penelitian Nurita (2014) dan Purwaningsih (2020) yang dimodifikasi. Aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran. Hasil sintesis dengan FTIR diperoleh beberapa gugus fungsi yang menunjukkan adanya senyawa ester, gugus tersebut adalah C=O ester pada bilangan gelombang 1711 cm-1, daerah 1636 cm-1 gugus C=C aromatik dan 1167 cm-1 adalah C-O ester. Spektrum IR mentil sinamat tidak memiliki gugus OH-asam karboksilat seperti pada asam sinamat. Kromatogram GC menunjukkan 4 peak yang berarti senyawa hasil sintesis masih berupa senyawa campuran. Peaks 1 muncul pada waktu retensi 6,441 menit dengan % area 34,93, peak kedua pada waktu 10,423 menit dengan % area 62,91. Peaks ketiga muncul pada waktu retensi 18.386 menit dengan kelimpahannya 2,11 % dan peaks keempat 21,282 menit dengan % area 0,06. Spectrometer massa peak ketiga dengan m/z 286 merupakan senyawa target mentil sinamat. Mentil sinamat konsentrasi 10, 20, 30 dan 40 (%) memberikan aktivitas zona hambat terhadap S. aureus dan E. coli berturut-turut adalah 0,3950±0,0675; 0,8500±0,0975; 1,1970±0,0968; 1,6167±0,3456 (cm) dan 0,1237±0,0175; 0,2437±0,0173; 0,2710±0,0428; 0,4953±0,0991 (cm). Sampel pada konsentrasi yang sama tidak memberikan zona hambat pada MRSA, S. Typhi.Kata kunci: antibakteri, sintesis, mentil sinamat