Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Efektifitas Tingkat Pencahayaan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nemo (Amphiprion ocellaris): Effectiveness of Lighting Intensities on Growth of Clown Anemonefish (Amphiprion ocellaris) Fitrinawati, Henny; Bachmid, Salahuddin; Endang Sri Utami; Madubun, Usman
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 8 No. 3 (2024): JFMR on November
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2024.008.03.4

Abstract

Amphiprion ocellaris merupakan salah satu jenis ikan hias yang terkenal di tengah masyarakat Indonesia. Ikan ini dikenal dengan nama ikan nemo, dan digemari karena keindahan warna dan bentuknya yang menggemaskan. Selain kualitas air, tingkat pencahayaan merupakan faktor yang diduga cukup berperan penting dalam hidup ikan nemo. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh cahaya buatan dengan intensitas berbeda terhadap parameter pertumbuhan dan laju sintasan ikan nemo. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hatchery, Politeknik Perikanan Negeri, Tual pada Bulan November - Desember 2023. Ikan nemo sebanyak 30 ekor (jantan dan betina) dengan panjang dan berat awal masing-masing 35±2 mm dan 0,41±0,04 g dipelihara selama 35 hari dan diberikan makan dua kali sehari. Rangkaian penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan intensitas cahaya berbeda (0, 300, 400, 500, dan 600 lux) dan tiga kali ulangan. Hasil ANOVA dan uji lanjut Duncan secara umum menggambarkan penambahan cahaya dengan intensitas berbeda tidak cukup memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan panjang dan berat mutlak (Lm dan Wm), SGR, serta SR. Cahaya hanya berpengaruh signifikan pada pertumbuhan panjang mutlak dan SGR ikan nemo betina, tepatnya minggu pengamatan ke-1 dan 2 (fase awal pertumbuhan). Pertumbuhan ikan nemo paling baik diperoleh pada lingkungan tanpa cahaya tambahan (0 lux). Kondisi ini menjelaskan bahwa ikan nemo lebih menyukai lingkungan dengan pencahayaan natural. Pengaruh signifikan cahaya pada ikan nemo betina menjelaskan bahwa pola pertumbuhan tubuhnya yang bersifat alometrik positif, sehingga memiliki ciri fenotip lebih gemuk (montok) dari ikan nemo jantan dengan pola pertumbuhan alometrik negatif.   Amphiprion ocellaris is one of the most popular ornamental fish and is known as clown anemonefish. It is popular because of its beautiful color and adorable shape. In addition to water quality, light intensity is a factor that is assumed to play an essential role. This study aims to investigate the effect of artificial light with different intensities on growth parameters and survival rate of clown anemonefish. This study, was performed in the Hatchery Laboratory, State Fisheries Polytechnic of Tual (November - December 2023). There were 30 fish (male and female) with length and initial weight of 35±2 mm and 0.41±0.04 g, respectively reared for 35 days and fed twice a day. The studies were arranged using a Completely Randomized Design (CRD) with five different light intensities (0, 300, 400, 500, and 600 lux) and replicated three times. The results of ANOVA and Duncan's multiple further tests illustrated commonly, that different light intensities did not significantly affect the absolute length and weight growth, SGR, and SR. Different light intensives, only showed a significant impact on absolute length growth and SGR clown anemonefish female, precisely in the first and second observation weeks (early growth phase). The best growth was in an environment with no additional light (0 lux). This condition explains that fish prefer an environment with natural lighting. The significant effect in female clown anemonefish is that their body growth pattern is positive allometric and thus makes the female fatter (plump) than the male with a negative allometric growth pattern.
Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Pakan yang Berbeda Gaitian, Wanda; Fitrinawati, Henny; Utami, Endang Sri
Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan Vol 4 No 2 (2024): OCTOBER
Publisher : Fisheries Science Study Program, Faculty of Science and Technology, Muhammadiyah University of Sidenreng Rappang.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jikan.v4i2.1623

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat. Kemampuan adaptasi yang baik menjadikan ikan nila sebagai pilihan utama bagi banyak petani ikan. Keberhasilan suatu kegiatan budi daya sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas pakan yang berperan pada performa ikan nila. Hubungan antara pakan dan pola pertumbuhan adalah aspek penting dalam budidaya ikan nila, karena kandungan nutrisi yang seimbang akan lebih efisien diubah menjadi massa tubuh. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan dan faktor kondisi ikan nila yang diberikan jenis pakan yang berbeda, yaitu pakan untuk ikan air tawar (MS Preo 320) dan pakan untuk ikan air laut (Otohime S2). Ikan nila yang terbagi pada dua akuarium masing-masing terdiri 30 ekor diberikan pakan sebanyak sekali dalam sehari selama 30 hari dengan porsi sebanyak 5% dari bobot tubuhnya. Pola pertumbuhan yang diperoleh pada ikan nila yang diberikan pakan ikan air tawar dan pakan ikan air laut masing-masing memiliki hubungan panjang berat W = 0,26L1,36 dan W = 0,07L2,13, serta rata-rata faktor kondisi (K) 1,032 dan 1,056. Nilai K dan koefisen b yang sedikit lebih tinggi terdapat pada pakan ikan air laut dikarenakan kandungan proteinnya yang lebih besar, yaitu berkisar 26,1 – 28,1% dari pakan ikan air tawar. Faktor lain yang mendukung pertumbuhan ikan nila yang baik adalah nilai kualitas air yang sesuai dengan baku mutu, yaitu suhu 26 - 30,5 oC, pH 8,25 - 8,32, dan oksigen terlarut 4,88 - 5,80 mg/L.
Growth Performance of Clown Anemonefish (Amphiprion ocellaris) in Maluku at Optimum Salinity Fitrinawati, Henny; Syahailatua, Diana Yulanda; Utami, Endang Sri
Journal Omni-Akuatika Vol 20, No 1 (2024): Omni-Akuatika May
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2024.20.1.1098

Abstract

Clown anemonefish (Amphiprion ocellaris) is one of the most popular ornamental coral reefs. The marine ornamental fish trade has increased fishing pressure. It has a considerable impact on the clown anemonefish's declining population. The ability of each fish species to tolerate the salinity is a vital consideration in aquaculture marine organisms as it gives information on primary environmental necessities. This study aimed to analyze the clown anemonefish growth performance by modifying different salinity levels through survival rate, specific growth rate, and feed conversion ratio parameters. The experiment was conducted with a Completely Randomized Design (CRD) to investigate the effect of salinity on clown anemonefish growth performance with six treatments (24, 26, 28, 30, 32, and 35 ppt) and three replications. Water quality parameters in this study observed include pH, temperature, and dissolved oxygen. The clown anemonefish reared with six different salinity treatments for 30 days showed that there was a significantly different effect on SGR (p value = 0.007) but no significant differences in FCR (p value = 0.189) and survival rates (p value = 0.458). The considerable effect of salinity on specific growth rates explains that the amount of energy used in the osmoregulation process disrupts a portion of growth energy. The optimal growth performance of clown anemonefish was in a 24 ppt salinity treatment, accompanied by other water quality parameters such as temperature, dissolved oxygen, and pH, which ranged from 26.5 – 32oC; 4.9 - 5.6 ppm; and 7.9 - 8.2, respectively.Keywords: Amphiprion ocellaris, clown anemonefish, growth performance, salinity 
Status Kesuburan Berdasarkan Fitoplankton Di Perairan Danau Waren, Tual Utami, Endang Sri; Fitrinawati, Henny
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 13 No 1 (2025): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid XIII Nomor 1 Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v13i1.602

Abstract

Lake Waren is an important lotic in Tual City, playing a crucial role in maintaining ecological balance, a habitat for flora-fauna aquatic, a hydrological cycle, and an area for fish spawning and growth. However, human activities (domestic wastel, tourism activities) increase nutrient levels (N and P) which triggers eutrophication and impacts water quality degradation, changes in phytoplankton composition, and disruption of food chain. Phytoplankton composition and abundance can describe the trophic status (oligotrophic, mesotrophic, eutrophic). Therefore, monitoring water through phytoplankton analysis and organic pollution levels is important to maintain ecosystem balance and ecological sustainability, especially for fisheries. Plankton sampling was conducted at five stations for three observations over two weeks. Plankton samples obtained from plankton net were given 2-3 drops of Lugol as preservation, then observed under a microscope using Sedwick-Rafter Counting Cell (SRC). The results of the plankton analysis explained that Lake Waren has a eutrophic status (IN = 7.7) and indicated organic matter contamination (IP = 15). The aquatic ecosystem is in a stable condition and has good resilience ability, with no dominance of certain plankton species described from medium diversity (phytoplankton 1.7096 - 2.3044; zooplankton 0.8587 - 1.6406), high uniformity (phytoplankton 0.9006 - 0.9610; zooplankton 0.7156 - 1.0194), and low dominance (phytoplankton 0.1070 - 0.2039; zooplankton 0.2093 - 0.4793). This condition is supported by water quality parameters according to quality standards for the life of freshwater biota, namely temperature (30 - 32oC), pH (8.2 - 8.6), DO (4 - 6.5 mg/L), and brightness (80 - 130 cm).
Pemanfaatan Limbah Jeroan Ikan menjadi Pupuk Organik Cair (POC) di Desa Tambah Dadi Lampung Timur Wijayanti, Arlin; Emilyasari, Desy; Febriyanti, Titin Liana; Utami, Endang Sri
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2025): Agustus
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppm.v8i3.9092

Abstract

Program kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan di Desa Tambah Dadi, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur. Kegiatan ini merupakan sharing ilmu pengetahuan dari Dosen dan mahasiswa Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Teknologi Hasil Perikanan kepada masyarakat. Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan limbah jeroan ikan sebagai bahan alternatif pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). Metode pelaksanaan program ini diawali dengan sosialisasi mengenai pemanfaatan limbah jeroan ikan menjadi Pupuk Organik Cair (POC), kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) oleh masyarakat. Pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dijelaskan secara detail mengenai komposisi, alat yang di gunakan, dan tahapan proses pembuatan pupuk. Hasil dari program yang telah dilakukan ini, dapat memberdayakan masyarakat untuk lebih produktif menciptakan produk yang berasal dari limbah perikanan sehingga dapat menambah nilai ekonomi serta memajukan kesejahteraan desa Tambah Dadi.
Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada lansia Utami, Endang Sri; Suratini, Suratini; Isnaeni, Yuli
JOURNAL OF Community Health Issues Vol. 2 No. 1 (2024): December Edition 2024
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/chi.v2i1.1150

Abstract

Background: Sleep disturbance is a common problem in the elderly and can be influenced by psychological factors such as anxiety. Poor sleep quality in the elderly has an impact on functional, physical, mental and social decline. Purpose: This study aims to determine the relationship between anxiety levels and sleep quality in the elderly at the panuntun elderly posyandu Kwarasan Nogotirto Gamping Sleman. Method: This study used quantitative methods with descriptive correlation design and cross-sectional approach. The sample was 70 elderly people selected by total sampling technique. The instruments used were the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire to measure anxiety levels and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) to measure sleep quality. Data analysis using Kendall's Tau test_b Results: The results showed that most respondents experienced anxiety in the moderate category as many as 43 respondents (61.4%) and had poor sleep quality as many as 45 respondents (64.3%). The results of Kendall's Tau_b test showed that there was no significant relationship between anxiety levels and sleep quality in the elderly with a p-value of 0.961 (p> 0.05) and a correlation coefficient of -0.006. Conclusion: There is no significant relationship between anxiety levels and sleep quality in the elderly. This shows that sleep quality in the elderly is more influenced by other factors such as physical condition, comorbidities, environment, and other psychosocial factors. Keywords: Anxiety, Sleep Quality, Elderly. Pendahuluan: Gangguan tidur merupakan masalah umum pada lansia dan dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti kecemasan. Kualitas tidur yang buruk pada lansia berdampak pada penurunan fungsi, fisik, mental dan sosial. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada lansia di Posyandu Lansia Panuntun Kwarasan Nogotirto Gamping Sleman. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dan pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 70 lansia yang dipilih dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data menggunakan uji Kendall’s Tau_b Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengalami kecemasan pada kategori sedang sebanyak 43 responden (61,4%) dan memiliki kualitas tidur cukup buruk sebanyak 45 responden (64,3%). Hasil uji Kendall’s Tau_b menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada lansia dengan nilai p-value sebesar 0,961 (p > 0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar -0,006. Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada lansia. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas tidur pada lansia lebih dipengaruhi oleh faktor lain seperti kondisi fisik, penyakit penyerta, lingkungan, dan faktor psikososial lainnya. Kata Kunci : Kecemasan, Kualitas Tidur, Lansia