Claim Missing Document
Check
Articles

Analysis of Aggregate Gradation to Improve The Characteristics of Geopolymer Based Asphalt Concrete Akhmad Taufik Aditama; Januarti Jaya Ekaputri; Ervina Ahyudanari
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 29, No 3 (2018)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.22 KB) | DOI: 10.12962/j20882033.v29i3.3690

Abstract

The previous study showed that asphalt concrete using filler geopolymer generate a higher value of stability. On the other hand, the value of flow and the porosity of the asphalt concrete were out of the specification range. This study examines the aggregate gradation analysis to improve the characteristics of mixed asphalt concrete geopolymer. The gradation of aggregate is variated into three following the available specification. The range of specification is then separated into three, those are aggregate gradation upper specifications, middle specification, and lower specification. Filler comes from geopolymer paste, composed of fly ash which is mixed with an activator. Activator is an 8 molar concentration of NaOH solution and Na₂SiO₃. The weight ratio of Na₂SiO₃ over the weight of NaOH solution was 1.5. Geopolymer paste waited until reached the age of 28 days, then pounded up to meet the requirement size of the sieve No. 200. The test of mixture characteristics was conducted to see the comparison of performance from different gradations. The test results showed that middle gradation generating characteristics of the mixture which is higher than upper gradation and lower gradation.
Effect of Incorporating Super Bond Additives on Volumetric and Mechanical Characteristics of Cold Mix Asphalt Concrete using Asbuton Rosman Hidayatulloh; I Dewa Made Alit Karyawan; Ervina Ahyudanari
JURNAL TEKNIK Vol. 15 No. 2 (2021): Edisi Oktober 2021
Publisher : JURNAL TEKNIK UNILAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/teknik.v15i2.7616

Abstract

Asbuton is the natural asphalt of Buton Island, Southeast Sulawesi. Asbuton has substantial reserves with deposits estimated at between 150 to 300 million tons. Asphalt mixture using Asbuton can be done with a cold mix. This mixture requires a rejuvenating agent that serves to soften and rejuvenate the asphalt properties contained in Asbuton. The rejuvenation process that is less than optimal results in the low quality of the asphalt mixture. Therefore, it is necessary to conduct a study to improve the performance of cold mixtures using Asbuton. In this study, super bond additives were used. This study aims to determine the extent to which the performance of asphalt-concrete mixtures using Asbuton with the addition of super bond additives in the rejuvenating agent is increased. The addition of additives was varied with levels of 0.0%, 0.2%, 0.3%, and 0.4%, so that the impact could be known. The best asphalt concrete mix characteristics were obtained at the addition of 0.4% additives. Where, for volumetric characteristics the values ​​obtained are: Void in the Mix (VIM) 5.08%, Void in Mineral Aggregate (VMA) 19.6% and Void Filled with Bitumen (VFB) 74.0%. While the mechanical characteristics are: Stability 609 kg, Flow 2.7 mm and Marshall Quotient 223 kg/mm. Only the Marshall Quotient value does not meet the minimum requirements, because it is < 250 kg/mm.
Analisis Perbandingan Kadar Aspal Optimum (KAO) untuk Perbedaan Gradasi (BBA, FAA dan BM) Anwar Efendy; Ervina Ahyudanari
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.887 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v17i1.4706

Abstract

Gradasi agregat adalah salah satu bagian penting dalam campuran beraspal. Sifat-sifat campuran seperti stabilitas, kekakuan, kemudahan kerja, permeabilitas, keawetan, ketahanan terhadap kelelahan, tahanan gelincir, dan ketahanan terhadap air sangat dipengaruhi oleh gradasi agregat. Ada 3 jenis gradasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu gradasi BBA merupakan gradasi terbuka sedangkan gradasi FAA dan gradasi BM merupakan gradasi rapat. Gradasi BBA dan FAA merupakan gradasi yang digunakan untuk perkerasan bandara sementara BM adalah gradasi yang digunakan untuk pembangunan jalan. Pada tahun 2018, permintaan aspal di Indonesia mencapai 1,8 miliar ton, tetapi yang dapat dipenuhi oleh produsen aspal lokal hanya mencapai 344 juta ton. PT. Pertamina (Persero) hanya mampu memenuhi 30% dari kebutuhan aspal dalam negeri. Sisanya 70% aspal diimpor dari Singapura karena pasokan aspal rendah dari produsen dalam negeri. Tujuan dalam penelitian ini untuk menentukan perbandingan dari kebutuhan kadar aspal optimum antara gradasi BBA (Beton Bitumineux pour chausées Aéronautiques), gradasi FAA (Federal Aviation Administration) dan gradasi BM (Bina Marga 2010 revisi 3). Dari ke 3 jenis gradasi tersebut, gradasi FAA yang memiliki Kadar Aspal Optimum terendah yaitu,  5,13%, kemudian gradasi BM 5,65% dan yang tertinggi gradasi BBA 6,1%.
Pengaruh Lama Pemeraman Terhadap Karakteristik Marshall Campuran Aspal Beton dengan Asbuton dan Bio Aditif Gondorukem Hidayatul Amri; I Dewa Made Alit Karyawan; Ervina Ahyudanari
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 19, No 3 (2021)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.867 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v19i3.9348

Abstract

Campuran aspal dengan Asbuton mempunyai kualitas yang lebih rendah dari pada campuran dengan aspal minyak. Kandungan aspal yang tidak homogen pada mineral Asbuton merupakan salah satu penyebab. Disamping itu karakteristik aspal dalam Asbuton besifat keras, sehingga perlu diremajakan.Peremajaan ini berfungsi untuk membuat aspal menjadi lunak sehingga mempunyai kemampuan untuk mengikat agregat. Proses ini memerlukan waktu tertentu, secara umum diistilahkan dengan pemeraman. Lama pemeraman berpengaruh terhadap kinerja Marshall campuran , karena terjadi proses pengaktifkan bitumen pada Asbuton, sehingga agregat terselimuti secara merata. Penambahan aditif  juga dapat meningkatkan kenerja campuran aspal beton. Salah satu aditif yang dapat digunakan adalah gondorukem (bio-aditif). Tujuan penelitian mengetahui karakteristik Marshall campuran aspal beton berdasarkan lama pemeraman dan penambahan gondorukem (bio-aditif). Penelitian ini menggunakan 4.5% bahan peremaja, 25% Asbuton, bio-aditif gondorukem dengan variasi 0%, 1%,2%,3% serta kadar aspal optimum 7.5 %. Variasi waktu pemeraman  campuranyaitu 0 hari, 6 hari, 12 hari dan 18 hari. Hasil penelitian menunjukan lama pemeraman dan persentase penambahan bio-aditif (gondorukem) berpengaruh terhadap karakteristik Marshall campuran aspal beton. Karakteristik terbaik didapat dengan lama pemeraman 12 hari dan penambahan bio-aditif (gondorukem) sebesar 2%.
Pemodelan Pola Pergerakan Pesawat Di Kota Samarinda Ilham Siara; Ervina Ahyudanari
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.007 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v16i2.4205

Abstract

Kota Samarinda kedepannya akan memiliki bandar udara bersakala pengumpul sekunder, tentu saja akan ada rute penerbangan baru dari Kota Samarinda. Rute penerbangan baru membutuhkan analisis perhitungan besaran harga tiket dan waktu tempuh yang dipengaruhi oleh jarak tempuh penerbangan. Oleh karena itu perlu disusun model persamaan matematika jarak terbang yang belum terdapat data historis penerbangannya dari Kota samarinda melalui pemodelan pola pergerakan pesawat di Kota samarinda. Hasil perhitungan menunjukan bahwa pesawat Dornier 328 – 300 membutuhkan jarak terbang horizontal sebesar 291 km dan Cessna 208 sebesar 408 km, hal ini menunjukan bahwa pesawat terbang tidak terbang lurus dari Kota Samarinda menuju 9 (sembilan) rute yang dilayani. Persamaan model matematika jarak terbang yang paling baik adalah persamaan model regresi power dengannilai Y = 2,4449X0,9158, dimana Y adalah jarak terbang dan X adalah jarak lurus langsung antar bandar udara.
Analisis Aksesibilitas Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, Dengan Mempertimbangkan Perubahan Land Use Fajrin Ramadhani; Ervina Ahyudanari
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.663 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v18i2.7078

Abstract

Bandara Internasional Yogyakarta terletak cukup jauh dari semua pusat kegiatan kota yang terlayani bandara. Hal ini dapat berakibat pada kenyamanan pengguna bandara. Ruas jalan menuju bandara berpotensi memiliki beban volume kendaraan yang tinggi. Maka perlu dilakukan penelitian aksesibilitas bandara yang akan dirumuskan dalam tiga masalah utama, yaitu demand, pengaruh perubahan land use dan travel time. Demand didapatkan dari perhitungan regresi berganda dari beberapa sampel bandara di Indonesia. Pengaruh perubahan land use didapatkan dari pengurangan volume kendaraan oleh bangkitan. Dari hasil analisis, diprediksi kota dengan demand tertinggi adalah kota Yogyakarta, sehingga pada penelitian ini rute menuju bandara ditinjau dari pusat kota Yogyakarta. Hasil analisis perubahan land use dapat disimpulkan jika pertumbuhan land use di sekitar akses menuju bandara mengakibatkan perubahan travel time bertambah sebesar 29,69 menit.
Peta Isochrone Sebagai Identifikasi Kualitas Akses Bandara: Studi kasus Bandara Internasional Juanda Rizky Fitri Amalia Istighfaroh; Ervina Ahyudanari; Nursakti Adhi Pratomoadmojo
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 18, No 1 (2020)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.577 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v18i1.5372

Abstract

 Penumpang pesawat membutuhkan relibility yang tinggi untuk mencapai bandara, terutama bagi penumpang dengan penerbangan lanjutan. Akses bandara mungkin tidak memiliki jalur eksklusif untuk mendukung reliability. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha membuat peta waktu tempuh ke bandara dari kecamatan di area layanan bandara. Peta mewakili variabilitas waktu perjalanan dari periode yang berbeda. Data waktu perjalanan dari 31 kecamatan Surabaya dikumpulkan dalam periode yang berbeda, pagi dan sore. Akhir pekan dan hari kerja juga menjadi variabel yang dipertimbangkan. Metode pencatatan data waktu tempuh adalah running speed. Kecepatan mobil surveyor dipertahankan sama dengan mobil lain. Setiap segmen dianalisis dalam waktu perjalanan nyata. Jarak dan waktu tempuh adalah input dalam menghasilkan peta indeks dan isochrones. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik waktu perjalanan dipengaruhi oleh periode untuk bepergian. Pada kualitas akses ke bandara menunjukkan bahwa perbedaan waktu antara puncak dan kondisi jam puncak mendekati 30 menit. Ini membuktikan bahwa akses bandara bukan jalur eksklusif.
Modeling Ground Access Traffic Based On Air Passenger Data In Juanda International Airport Wiryanta Wiryanta; Ervina Ahyudanari
Jurnal Transportasi: Sistem, Material, dan Infrastruktur Vol 1, No 1 (2018): Special Issue
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1115.942 KB) | DOI: 10.12962/j26226847.v1i1.3792

Abstract

Airport attracts large scale of demand to travel in. Most air travelers use private cars or taxi to reach and leave the airport. This number leads to congestion and reducing the quality of air in and around airport. The effect of increasing number of air traveler to the quality of ground access demands the airport to re-evaluate the design of the available access mode. To evaluate the available design of access mode, this study requires data of air travelers as well as the airplane schedules in Juanda International Airport Surabaya. The data incorporate the economic growth results in prediction of future demand that will occupy the road access to airport. This research attempts to build a model to generate potential passengers in inducing traffic congestion. This model suggests the period of airport operational to develop alternative access modes to reduce the congestion level.  The model shows that in 2020, every air traveler generates 3.6 vehicle trips of ground access traffic.
Analisa Lokasi dan Perancangan Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara Bali Utara Ida Bagus Barawakya; Wahyu Herijanto; Catur Arif Prastyanto; Hera Widyastuti; Ervina Ahyudanari
Jurnal Transportasi: Sistem, Material, dan Infrastruktur Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.615 KB) | DOI: 10.12962/j26226847.v2i1.5027

Abstract

Jumlah pergerakan Bandara Ngurah Rai meningkat 6,1 persen antara tahun 2016-2017. Berdasarkan RTRW Provinsi Bali akan dibangun Bandara Bali Utara di daerah Kubutambahan, Buleleng. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi apakah lokasi pembangunan Bandara Bali Utara sesuai dengan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan dan juga merencanakan fasilitas sisi udara pada Bandara Bali Utara. Pengumpulan data angin dari tahun 2014 hingga 2018 didapat dari Iowa State University Enviromental Messonet. Dari analisa data didapat bahwa arah runway adalah 90O. Pada perencanaan fasilitas sisi udara dilakukan pengumpulan data pergerakan penumpang dan pesawat dari tahun 2012 hingga 2016 pada Bandara Ngurah Rai yang didapat dari PT. Angkasa Pura 2 dan Kementerian Perhubungan Udara, kemudian dilakukan regresi untuk mendapatkan data pergerakan pada 20 tahun rencana. Dari data historis tersebut dikalikan dengan presentase demand pergerakan penumpang dan pesawat di Bandara Bali Utara yang didapat dari perbandingan tingkat pertumbuhan penghunian hotel di Bali Utara. Presentase yang didapat yakni sebesar 43,3% sehingga pergerakan penumpang pada 20 tahun rencana sebesar 18.035.382 penumpang dan pergerakan pesawat 100.194 pergerakan. Pesawat rencana yang digunakan adalah Airbus A330-200, karena pesawat ini merupakan pesawat terbesar yang beroperasi di Bandara Ngurah Rai. Dari perhitungan didapatkan pergerakan pesawat saat jam sibuk ditahun 2038 sebesar 18 pergerakan per jam. Dan presentase pesawat yang beroperasi saat jam sibuk adalah kelas B:10%, kelas C:32%, kelas D:58%. Pada perencanaan ini didapatkan panjang runway adalah 3700 m dengan lebar runway 66 m. Dimensi lebar taxiway 25 m dan lebar bahu tiap sisinya sebesar 10 m. Letak exit taxiway sepanjang 3100 m dihitung dari kedua ujung runway dengan sudut 90O, dan luas apron sebesar 106.300 m2. Pada perencanaan tebal perkerasan menggunakan aplikasi FAARFIELD. Didapatkan bahwa tebal perkerasan lentur sebesar 0,5 m – 2,5 m dan tebal perkerasan kaku sebesar 0,8 m – 1 m.
Evaluasi Keselamatan Operasional Penerbangan dan Potensi Penambahan Rute di Bandara Sam Ratulangi Manado Halim Prasetyo Hutomo; Ervina Ahyudanari
Jurnal Transportasi: Sistem, Material, dan Infrastruktur Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.784 KB) | DOI: 10.12962/j26226847.v1i2.5028

Abstract

Bandara sam Ratulangi berlokasi di Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Evaluasi yang dilakukan terhadap ini adalah evaluasi panjang dan lebar runway, evaluasi kawasan keselamatan operasi penerbangan terhadap topografi, dan evaluasi pola pergerakan pesawat terhadap topografi. Selain itu dilakukan juga evaluasi kapasitas dan berat masing-masing pesawat terbang yang beroperasi berkaitan dengan penentuan jarak tempuh optimum pesawat yang digunakan untuk penentuan potensi rute tambahan. Terdapat 4 kesimpulan dalam Studi ini. Pertama, Untuk pesawat kritis Boeing 737 – 900, runway yang tersedia di Bandara Sam Ratulangi Manadomasih memenuhi dimana TORA pesawat Boeing 737 – 900 adalah 2580 m dan lebar runway dibutuhkan sesuai kriteria pesawat adalah 45 m. Sedangkan panjang runway yang tersedia adalah 2650 m dengan lebar 45m. Kedua, untuk evaluasi KKOP terhadap topografi, pada potongan memanjang topografi bandara masih memenuhi batasan KKOP. Sedangkan pada potongan melintangnya, terdapat topografi dimana ketinggiannya melebihi batas KKOP. Ketiga, pola pergerakan pesawat Boeing 737 – 900 tidak mengalami gangguan saat melakukan lift off. Sehingga untuk pola pergerakan pesawat selanjutnya tidak terjadi gangguan keselamatan operasi penerbangan akibat topografi. Sampai saat ini, Pesawat Boeing 737 – 900 beroperasi dengan jarak tempuh paling jauh 1790 nautical miles yaitu dari Bandara Sam Ratulangi Manado menuju Bandara Shanghai Pudong Tiongkok dengan konsumsi bahan bakar sebesar 18475.60 liter. Dari hasil jarak tempuh optimum yang bisa ditempuh pesawat diperoleh untuk jarak tempuh optimum pesawat Boeing 737 – 900 adalah 3544 km atau 1920 nautical miles dengan konsumsi bahan bakar sebesar 18720 liter.
Co-Authors Abdallh. A. A. Lhwaint Abrahem A Ali blash Adhyaksa Adha Rahman Aditiya Rendra Riawan Aditiya Rendra Riawan Aftoni Alvin Fahmi Akbar Bayu Kresno Suharso Akhmad Ittang Anwarsyah Akhmad Taufik Aditama Amani, Farrell Zata Andree Noviar Pradana Anwar Efendy Artin Finalita Ary Wahyudi Baskara, Gusti Made Bagus Caristyan, Griselda Amadhea Catharina Tiffani Wulandari Christiono Utomo Deanty Putri Maritsa Dian Ayu Wicahyani Dimas Bagus Satriyo Wibowo Dimita Brilian Zahra Doddy Arief Wibowo Edi Supriyono Eriza Islakul Ulmi Faisal Esa Arighi Fajrin Ramadhani Febriliyan Samopa Fitria Putri Luthfiyani Freedy Kristiawan Gumbiratno Widiatmoko Gunawan Kunto Bhasworo Halim Prasetyo Hutomo Hariyadi, Hariyadi Hendra Annisa Putri Lintang Hestuningrum Hendrawan Setyo Warsito Hera Widyastuti Hersanti Rahayu Hidayatul Amri Hitapriya Suprayitno, Hitapriya Hutapea, Sean Ivander Sahata I Gede Mardawa I Nyoman Arya Thanaya I Putu Artama Wiguna Ida Bagus Barawakya Iik Radevi Burhamsi Putri Ilham Siara Indra Denny Priatna Indrasurya B. Mochtar Istiar Istiar Jaballah, Danish Inayat Jaelani, Lalu Muhamad Januarti Jaya Ekaputri Karyawan, I Dewa Made Alit Kevin Andrea Larri, Rossan Fadel Lilla Anjani Birahmatika Ma’ruf, Buana Maulina Indah Harvianti Maulina Indah Harvianti Mirza Al Mahbubi Mohmed Alshekh A. M. Hmade Muhammad Galih Muhammad Irfan Ardiansyah Muhammad Nursalim Muhammad Rezky Ridwan Muhammad Yuanto Permana Muhtadi, Adhi Nur Iriawan Nursakti Adhi Pratomoadmojo Pangestu, M. Agus Prastyanto, Catur Arif R. Haryo Triharso Seno Raihan Akbar Ghifari Rita Ambarwati Rizky Fitri Amalia Istighfaroh Rohmatul Maghfiroh Rosman Hidayatulloh Rungkat, Jersey Jehezkiel Elison Ruffi Salsabila, Dhea Lutfiyah Sekartadji, Ratih Shoffan Abdi Tunggal Stefanus Stefanus Sulaksmono, Haris Sulhan Sulhan Supriyanto, Supriyanto Suryawan Murtiadi, Suryawan Syarif, Iif Ahmad Taftazani Hakim Udyani Salma Widyaswari Wahyu Herijanto Wajdino Arfa Rajawidad Wasono, Sapto Budi Widhi Utomo Megantoro Widodo, Alvian Wahyu William Bunkharisma Windy Ariesna Wardhani Wiryanta, Wiryanta Youngky Riantara Putra