Claim Missing Document
Check
Articles

Evaluasi Fasilitas Sisi Udara Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur Dian Ayu Wicahyani; Ervina Ahyudanari
Jurnal Transportasi: Sistem, Material, dan Infrastruktur Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.847 KB) | DOI: 10.12962/j26226847.v2i2.5488

Abstract

Bandara Halim Perdanakusuma berfungsi sebagai bandara mliter, yang mana di desain untuk kegiatan militer. Lokasi Bandara Halim Perdanakusuma terletak di Jakarta Timur dengan elevasi 26 mdpl (=85,3 ft) yang memiliki 1 buah landasan pacu (runway) dengan arah 06-24. Pada tanggal 10 Januari 2014, untuk mengurangi kepadatan penerbangan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma dibuka untuk beroperasi sementara menjadi bandara komersial hingga saat ini. Dengan adanya penambahan fungsi bandara, hal yang perlu diperhatikan adalah apakah desain Bandara Halim Perdanakusuma sudah memenuhi ketentuan standard penerbangan sipil seperti yang diisyaratkan pada ICAO Annex 14 serta FAA. Berdasarkan kondisi eksisting, Bandara Halim Perdanakusuma memiliki panjang runway sebesar 3000 x 45 meter dengan arah runway 06 – 24. Lebar taxiway ±25 meter, memiliki 2 buah exit taxiway dengan sudut 90º dan 1 buah exit taxiway dengan sudut 45º. Untuk lamanya penggunaan runway/ROT maksimum sebesar 36 detik. Dari evaluasi pada Studi ini didapatkan arah runway sama seperti eksisting, yaitu 06 – 24, tetapi utilisasi runwaynya menurun menjadi 98,16% karena adanya komponen crosswind. Panjang runway setelah dievaluasi didapatkan sebesar 3180 meter dengan lebar runway 45 meter. Lebar taxiway sesuai dengan ICAO dan FAA sebesar 15 meter, memiliki 2 buah exit taxiway dengan sudut 90º dan 1 buah exit taxiway dengan sudut 45º. Adanya penambahan panjang runway pada Runway 24 sebesar 180 meter. Kapasitas runway eksisting di lapangan sebesar 17 operasi/jam. Secara matematis sebesar 38 operasi/jam, sedangkan yang disimulasikan dengan time – space diagram sebesar 35 operasi/jam. Berarti lokasi exit taxiway eksisting mampu menampung pergerakan pesawat eksisting.
Analysis Approach on Travel Time due to Changes on Airport Network Function Iif Ahmad Syarif; Ervina Ahyudanari
Jurnal Transportasi: Sistem, Material, dan Infrastruktur Vol 1, No 1 (2018): Special Issue
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1099.569 KB) | DOI: 10.12962/j26226847.v1i1.3788

Abstract

The plan to expand the service of the airport in the province of North Borneo will be executed in 2020 and 2030. The expansion planning would affect the routes and network existing of air transportation in the province of North Borneo. The change on route networks will affect to function and travel time between the existing routes. This study aims to determine the suitability of the existing condition of the airport in the form of the distance between theairport and the change of travel time due to changes in the function of the airports. The distance between the airport will be determined through the coordinate data of each airport and calculated using distance analysis based on Euclidean distance. The results are then drawn into the distance matrix. Travel time of each route includes the process of taking off, climbing,cruising, descending, approaching, and landing. Changing routes also affect the passenger travel time between cities. The result indicates that travel time and travel cost before and after changing on airport function bring some divergence.
Disain Fasilitas Sisi Udara dan Operasional Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga Muhammad Yuanto Permana; Ervina Ahyudanari
Jurnal Transportasi: Sistem, Material, dan Infrastruktur Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.687 KB) | DOI: 10.12962/j26226847.v1i2.5030

Abstract

PT. Angkasa Pura II akan membangun Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga dengan kelas bandara III C, menggunakan lahan yang dimiliki oleh TNI AU di Wirasaba, Kab. Purbalingga. Adanya pembangunan bandara ini perlu dilengkapi dengan studi detil disain fasilitas sisi udara yang meliputi runway, taxiway, dan apron. Pada disain fasilitas sisi udara pada Bandara Jenderal Besar Soedirman ini dilakukan pengumpulan data penumpang dari proyeksi pengguna moda transportasi kereta eksekutif pada Stasiun Purwokerto. Dari hasil analisis yang dilakukan, didapatkan jumlah penumpang per-hari. Pesawat rencana untuk disain ini adalah pesawat ATR 72-600, dengan kapasitas 68 orang penumpang. Setelah itu dilakukan perhitungan kapasitas runway didapatkan bahwa dibutuhkan single runway untuk melayani pergerakan pesawat pada Bandara Jenderal Besar Soedirman. Disain fasilitas sisi udara ini juga memperhitungkan kawasan keselamatan operasional penerbangannya, agar dapat dilakukan disain pengembangan terhadap bandara ini. Mengingat bandara yang sudah ada sebelumnya yaitu Bandara Tunggul Wulung Cilacap tidak memungkinkan dilakukannya pengembangan karena terdapat cerobong asap pembangkit listrik tenaga uap yang menjulang, sehingga Bandara Jenderal Besar Soedirman ini yang nantinya akan terus dikembangkan
Potential Number of Passenger and Performance Evaluation of Surabaya School Bus Adhi Muhtadi; Sapto Budi Wasono; Hitapriya Suprayitno; Ervina Ahyudanari
Journal of Infrastructure & Facility Asset Management Vol 1, No 2 (2019): Journal of Infrastructure & Facility Asset Management
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.186 KB) | DOI: 10.12962/jifam.v1i2.5972

Abstract

Surabaya school bus is one of public facilitiesassetsand itsperformance should be evaluated periodically. Because the school bus is a public asset, it necessary to process the facility asset management to maintain operational performance optimally and efficiently. The number of students who use the school bus declines from year to year. Therefore, it’s necessary to study the current performance of school buses and the number of potential students who can use the Surabaya school bus. The method used to survey the number of students utilizing school buses and to conduct school bus performance research. School bus itinerary starts from Dukuh Menanggal Street down to Dharmahusada Indah Street and back to Dukuh Menanggal Street. There are 43 schools along the school buses route. Travel time observed was 1 hour and 10 minutes. The load factoraverage of the 1stschool bus in segment 1 (Dukuh Menanggal - RSI) is 78.67% while in segment 2 (RSI - SMKN 5) it reaches 96%. The load factoraverage of 2nd school bus for segment 1 reach 31.33% and for segment 2 reach only 8%.The total number of students from 11 schools was 12,391 students. However, the number of passengers/day was only 38 students from the operational of two school buses. This indicates that many students were still reluctant to use school buses, so that school bus performance improvements are needed to attract high school and junior high school students.
Analisis Polusi CO Menggunakan Metode MARNI Model (Studi Kasus Jl Ir. H. Juanda Bandung) Maulina Indah Harvianti; Ervina Ahyudanari
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 20, No 3 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (927.828 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v20i3.13675

Abstract

Kebutuhan dalam menurunkan tingkat emisi di sektor transportasi merupakan target yang ditetapkan dalam kesepakatan pemimpin dunia dan dituangkan dalam Paris Agreement.  Jl. Ir. H. Juanda, Bandung, Indonesia menjadi jalan yang dipilih sebagai lokasi studi terkait banyaknya pusat-pusat kegiatan di sepanjang jalan dan di area tersebut. Jl. Ir. H. Juanda juga merupakan jalan yang menanjak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan perkiraan nilai emisi yang dihasilkan oleh kendaraan pada Jl. Ir. H. Juanda.  Metode yang digunakan adalah MARNI Model. Pada metode MARNI Model dilakukan analisis arus lalu lintas heterogen menggunakan variable volume, kecepatan, dan kepadatan kendaraan yang kemudian dilakukan pemodelan pola siklus mengemudi. Hasil dari analisis tersebut kemudian didapatkan prediksi emisi kendaraan bergerak untuk masing-masing waktu puncak. Didapatkan total kuantitas emisi CO pada waktu puncak pagi sebesar 1.07 kg, untuk waktu puncak siang sebesar 1.24 kg, dan waktu puncak sore sebesar 1.22 kg 
Analisis Clustering Objek Daya Tarik Wisata Kabupaten Banyuwangi Lilla Anjani Birahmatika; Ervina Ahyudanari
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 20, No 3 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1099.399 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v20i3.13696

Abstract

Pariwisata merupakan salah satu penyumbang pendapatan ekonomi daerah. Indonesia memiliki potensi pariwisata  yang dapat dikembangkan sebagai sebagai destinasi pariwisata yang berdaya saing. Kabupaten Banyuwangi mengalami perkembangan pesat terkait sektor pariwisata, terutama sejak tahun 2010. Peningkatan kunjungan pariwisata juga meningkat tiap tahunnya. Di sisi lain, meskipun telah dilakukan upaya pengembangan dalam meningkatkan kunjungan wisata pada setiap destinasi, masih terdapat destinasi yang belum menjadi tujuan dari sarana transportasi yang ada. Sehingga dibutuhkan integrasi Objek Daya Tarik Wisaya (ODTW) agar dapat menjadi pilihan destinasi para wisatawan dan meningkatkan  kunjungan pada setiap destinasi yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Artikel ini bertujuan untuk memuat pembentukan cluster ODTW Kabupaten Banyuwangi. Pembantukan cluster didasarkan oleh kedekatan geografis. Tahapan yang dilakukan antara lain menyusun kriteria pembentukan cluster dari jarak antar destinasi sehingga dapat menentukan cluster ODTW yang sesuai. Berdasarkan hasil analisis, dari 57 ODTW Kabupaten Banyuwangi, terbentuk 6 cluster ODTW di Kabupaten Banyuwangi. 
Analisis Rute Layanan Bandara Komodo Akibat Perubahan Kebijakan Pengoperasian Bandara Internasional Aftoni Alvin Fahmi; Ervina Ahyudanari
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i2.84706

Abstract

Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo merupakan situs warisan dunia oleh UNESCO, sehingga membuat kunjungan wisatawan mancanegara meningkat terus menerus dari tahun ketahun. Pada tahun 2019, sebanyak 144.068 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo. Demi meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Taman Nasional Komodo, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengusulkan untuk membuka penerbangan langsung (direct flight) dari luar negeri ke Labuan Bajo. Bandar Udara Komodo merupakan akses wisatawan ke Labuan Bajo. Namun disisi lain, hasil evaluasi pemerintah menunjukkan bahwa sebagian besar bandara internasional di Indonesia tidak sepenuhnya beroperasi sesuai kriteria bandara internasional. Untuk efisiensi operasional, maka diusulkan untuk hanya delapan bandara yang akan menjadi bandara hub dan super hub internasional. Dengan adanya dua kebijakan yang tidak sejalan, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui kebijakan manakah yang paling sesuai untuk diterapkan pada Bandara Komodo, Labuan Bajo. Data-data yang digunakan adalah daftar bandar udara internasional yang selama ini melakukan penerbangan secara langsung ke Bandara Komodo, pola rute penerbangan, jarak tempuh, dan waktu tempuh untuk penerbangan langsung dan penerbangan transit di salah satu bandara hub internasional. Selanjutnya dari data-data yang diperoleh akan dianalisis dan dibandingkan jarak tempuh, waktu tempuh, tarif penerbangan, dan nilai konektivitas dari rute penerbangan langsung dengan rute penerbangan transit. Hasil dari analisis menunjukkan rute penerbangan langsung yang menuju ke Bandar Udara Komodo Labuan Bajo memiliki rata-rata jarak tempuh sebesar 1993 km, waktu tempuh sebesar 2,45 jam, tarif penerbangan sebesar Rp. 2.519.202, dan nilai konektivitas sebesar 17.19. Sedangkan untuk rute penerbangan transit yang menuju ke Bandar Udara Komodo Labuan Bajo memiliki rata-rata jarak tempuh sebesar 3105 km, waktu tempuh sebesar 13,6 jam, tarif penerbangan sebesar Rp. 4.066.290, dan nilai konektivitas sebesar -421,85.
Analisis Aksesibilitas dalam Penggunaan Transportasi Umum, di Kota Bekasi dengan Metode Competition Measure (Studi Kasus : Stasiun LRT, Stasiun KRL, dan Stasiun BRT) Aditiya Rendra Riawan; Ervina Ahyudanari
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.633 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v18i2.7033

Abstract

KRL, LRT, dan BRT di Kota Bekasi dibangun untuk memenuhi kebutuhan perjalanan menuju Kota Jakarta untuk mengurangi kemacetan. Pada kenyataannya, banyak orang tidak menggunakan sarana tersebut menuju ke Kota Jakarta. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pelayanan angkutan umum menuju stasiun LRT, stasiun KRL, dan stasiun BRT di Kota Bekasi. Salah satu indikator tingkat pelayanan adalah aksesibilitas. Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode penghitungan Competition Measure, dimana pada masing masing kawasan stasiun Bus Rapid Transit, stasiun LRT Jabodebek, Stasiun Kereta Commuter akan dilakukan penghitungan kapasitas masing – masing fasilitas, jarak fisik antar zona,  waktu tempuh perjalanan, biaya perjalanan. Kemudian dilakukan pengklasifikasian nilai aksesibilitas berdasarkan klasifikasi ARIA (Accessibility Remoteness Index of Australia), dan digambarkan dalam sebuah peta aksesibilitas. Penghitungan menghasilkan nilai aksesibilitas terburuk pada hari kamis dengan nilai aksesibilitas terbaik 0.001 pada centroid nomor 68, dan nilai terburuk 5.804 pada centroid nomor 235, dengan luas wilayah kategori baik sebesar 89 Km2, sedang sebesar 117 Km2, dan buruk sebesar 33 Km2
Karakteristik Pengemudi Sepeda Motor Dalam Model Peluang Kecelakaan (Studi Kasus: Perlintasan Sebidang di Jalur Perlintasan Langsung (JPL) 325 Lamongan) Fitria Putri Luthfiyani; Ervina Ahyudanari
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 19, No 2 (2021)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.384 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v19i2.8627

Abstract

Resiko terbesar laka pada mereka yang memiliki perlindungan paling sedikit seperti pengendara sepeda motor dan pejalan kaki. Perilaku kecelakaan didominasi oleh pengemudi disebabkan beberapa faktor yang berkaitan dengan latar belakang sosial dan perilaku berkendara pengemudi. Data kecelakaan sering tidak lengkap atau pelaku kecelakaan tidak dapat dihubungi. Untuk itu pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memodelkan dari perilaku pengguna lalu lintas yang berpotensi pada terjadinya kecelakaan. Lintas Surabaya Pasarturi-Bojonegoro memiliki nilai laka tertinggi di Jalur Perlintasan Langsung (JPL) 325 Lamongan. Parameter untuk mengetahui tingkat probabilitas kecelakaan berdasarkan pada karakteristik pengemudi sepeda motor. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara kepada pengguna sepeda motor yang melintas di JPL 325 Lamongan. Analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran karakteristik responden dan analisis inferensial berupa regresi logistik biner untuk mendapatkan faktor apasaja yang berpeluang menimbulkan laka di JPL. Pengemudi yang melakukan aktivitas lain saat berkendara diindikasikan menjadi faktor penyebab kecelakaan meskipun kecil kemungkinan terjadi dengan nilai peluang sebesar 6,25%.
Peningkatan Performasi Aspal Penetrasi 60/70 dengan Penambahan Serbuk Limbah UPVC Rohmatul Maghfiroh; Ervina Ahyudanari
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 21, No 1 (2023)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2579-891X.v21i1.15994

Abstract

Kegiatan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang tidak lepas dari penggunaan material berbahan plastik UPVC (Unplasticized Polyvinyl Chloride) terus bertambah. Hal ini menyebabkan jumlah kebutuhan dan produksi material tersebut pun semakin meningkat. Karakeristik fisik dari UPVC yang tahan terhadap bahan kimia, cuaca, sifat elektrik dan aliran air dapat dimanfaatkan sebagai zat aditif pada campuran aspal penetrasi 60/70 agar setara dengan campuran aspal PG 70. Penambahan serbuk limbah UPVC dalam campuran dilakukan dengan metode basah (wet process) menggunakan variasi: 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% terhadap berat aspal. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengujian karakteristik aspal dari nilai penetrasi, daktilitas, titik lembek, titik nyala dan titik bakar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persentase optimum penambahan UPVC terhadap aspal penetrasi 60/70 sebesar 6% dengan hasil penetrasi 68,80 mm, daktilitas 138 cm, titik lembek  65°C serta titik nyala dan titik bakar 251°C dan 272°C.
Co-Authors Abdallh. A. A. Lhwaint Abrahem A Ali blash Adhyaksa Adha Rahman Aditiya Rendra Riawan Aditiya Rendra Riawan Aftoni Alvin Fahmi Akbar Bayu Kresno Suharso Akhmad Ittang Anwarsyah Akhmad Taufik Aditama Amani, Farrell Zata Andree Noviar Pradana Anwar Efendy Artin Finalita Ary Wahyudi Baskara, Gusti Made Bagus Caristyan, Griselda Amadhea Catharina Tiffani Wulandari Christiono Utomo Deanty Putri Maritsa Dian Ayu Wicahyani Dimas Bagus Satriyo Wibowo Dimita Brilian Zahra Doddy Arief Wibowo Edi Supriyono Eriza Islakul Ulmi Faisal Esa Arighi Fajrin Ramadhani Febriliyan Samopa Fitria Putri Luthfiyani Freedy Kristiawan Gumbiratno Widiatmoko Gunawan Kunto Bhasworo Halim Prasetyo Hutomo Hariyadi, Hariyadi Hendra Annisa Putri Lintang Hestuningrum Hendrawan Setyo Warsito Hera Widyastuti Hersanti Rahayu Hidayatul Amri Hitapriya Suprayitno, Hitapriya Hutapea, Sean Ivander Sahata I Gede Mardawa I Nyoman Arya Thanaya I Putu Artama Wiguna Ida Bagus Barawakya Iik Radevi Burhamsi Putri Ilham Siara Indra Denny Priatna Indrasurya B. Mochtar Istiar Istiar Jaballah, Danish Inayat Jaelani, Lalu Muhamad Januarti Jaya Ekaputri Karyawan, I Dewa Made Alit Kevin Andrea Larri, Rossan Fadel Lilla Anjani Birahmatika Ma’ruf, Buana Maulina Indah Harvianti Maulina Indah Harvianti Mirza Al Mahbubi Mohmed Alshekh A. M. Hmade Muhammad Galih Muhammad Irfan Ardiansyah Muhammad Nursalim Muhammad Rezky Ridwan Muhammad Yuanto Permana Muhtadi, Adhi Nur Iriawan Nursakti Adhi Pratomoadmojo Pangestu, M. Agus Prastyanto, Catur Arif R. Haryo Triharso Seno Raihan Akbar Ghifari Rita Ambarwati Rizky Fitri Amalia Istighfaroh Rohmatul Maghfiroh Rosman Hidayatulloh Rungkat, Jersey Jehezkiel Elison Ruffi Salsabila, Dhea Lutfiyah Sekartadji, Ratih Shoffan Abdi Tunggal Stefanus Stefanus Sulaksmono, Haris Sulhan Sulhan Supriyanto, Supriyanto Suryawan Murtiadi, Suryawan Syarif, Iif Ahmad Taftazani Hakim Udyani Salma Widyaswari Wahyu Herijanto Wajdino Arfa Rajawidad Wasono, Sapto Budi Widhi Utomo Megantoro Widodo, Alvian Wahyu William Bunkharisma Windy Ariesna Wardhani Wiryanta, Wiryanta Youngky Riantara Putra