Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN METODE CERAMAH DISKUSI DI SMA MUHAMMADIYAH 2 PALEMBANG Karyadi Hidayat
Jurnal Profit Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi Vol 1, No 1 (2014): PROFIT
Publisher : Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jp.v1i1.5512

Abstract

Abstract: Learning method is a step that is done so that certain goals in the learning process can be achieved. There are many learning methods, such as problem solving method and discussion discourse method. This research is conducted with the aim to know the more appropriate method used in studying economics. There are two independent variables in this study, with symbols of variables X1 and X2. The method used is experimental and comparative descriptive. Technique of data analysis using t test equation with 95% confidence level (? 0,05). This study shows that the problem solving method is more appropriate to be used in economic learning, because the learning result obtained by students using this method is higher than the lecture discussion method. Likewise with the average difference test results performed show that there is a significant difference between the two.Abstrak : Metode pembelajaran merupakan suatu langkah yang dilakukan sehingga tujuan tertentu dalam proses belajar dapat tercapai. Terdapat banyak metode pembelajaran, diantaranya adalah metode problem solving dan metode ceramah diskusi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan dapat mengetahui metode yang lebih tepat digunakan dalam belajar ekonomi. Terdapat dua variabel bebas dalam penelitian ini, dengan simbol variabel X1 dan X2. Metode yang digunakan adalah eksperimen dan deksriptif komparatif. Teknik analisis data menggunakan persamaan uji t dengan taraf kepercayaan 95% (? 0,05). Penelitian ini memperlihatkan bahwa metode problem solving lebih tepat digunakan dalam pembelajaran ekonomi, karena hasil belajar yang diperoleh siswa menggunakan metode ini lebih tinggi dibandingkan metode ceramah diskusi. Begitupun dengan hasil uji beda rata-rata yang dilakukan memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara keduanya.
Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran Hybrid Karyadi Hidayat; Sapriya Sapriya; Said Hamid Hasan; Erlina Wiyanarti
Jurnal Basicedu Vol 6, No 2 (2022): April Pages 1500- 3199
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i2.2265

Abstract

Keterampilan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, terlebih lagi saat ini pembelajaran diselenggarakan secara hybrid. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan secara komprehensif mengenai keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran hybrid. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada mixed method atau metode campuran karena mengkombinasikan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang dicapai dari penelitian ini bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik yang mengikuti pembelajaran hybrid sudah cukup tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 73,41. Secara spesifik, hanya terdapat dua deskriptor yang capaiannya masih di bawah 70% yaitu mengenai keterampilan menganalisis dan menjawab pertanyaan berdasarkan fakta. Adapun pada deskriptor lainnya, peserta didik sebagian besar telah memilikinya. Deskriptor tertinggi terkait dengan keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan peserta didik dalam menyusun kesimpulan dari materi pembelajaran.
Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran Hybrid Karyadi Hidayat; Sapriya Sapriya; Said Hamid Hasan; Erlina Wiyanarti
Jurnal Basicedu Vol 6, No 2 (2022): April Pages 1500- 3199
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i2.2265

Abstract

Keterampilan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, terlebih lagi saat ini pembelajaran diselenggarakan secara hybrid. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan secara komprehensif mengenai keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran hybrid. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada mixed method atau metode campuran karena mengkombinasikan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang dicapai dari penelitian ini bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik yang mengikuti pembelajaran hybrid sudah cukup tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 73,41. Secara spesifik, hanya terdapat dua deskriptor yang capaiannya masih di bawah 70% yaitu mengenai keterampilan menganalisis dan menjawab pertanyaan berdasarkan fakta. Adapun pada deskriptor lainnya, peserta didik sebagian besar telah memilikinya. Deskriptor tertinggi terkait dengan keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan peserta didik dalam menyusun kesimpulan dari materi pembelajaran.
Social Learning E-Module for Optimizing Critical Thinking Skills Karyadi Hidayat; Sapriya; Said Hamid Hasan; Erlina Wiyanarti
Journal of Education Technology Vol. 7 No. 1 (2023): February
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jet.v7i1.59798

Abstract

Digitalization of learning is appropriate as a form of adjustment in facing the challenges of the 21st century. The problem faced is that teaching materials that are on the characteristics of students need to be developed properly, especially digital teaching materials, which also support improving critical thinking skills as one of the 21st-century skills. This study aims to develop digital teaching materials (e-modules) in social science learning to optimize students' critical thinking skills. The research design refers to Rowntree's development research which includes planning, development and evaluation. The e-module effectiveness test was carried out using a one-group pretest-posttest design. The research subjects were 104 class VIII students. Data was collected through interviews, observation, questionnaires and essay tests. Data analysis used the paired samples test, with the prerequisite test data being normally distributed and homogeneous. The tests' results stated that the research data were normally distributed and homogeneous. The results of the paired samples test stated that the social science learning e-module had a positive and significant contribution. It was concluded that social science learning e-modules were effectively used to optimize students' critical thinking skills.
Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran Hybrid Hidayat, Karyadi; Sapriya, Sapriya; Hasan, Said Hamid; Wiyanarti, Erlina
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i2.2265

Abstract

Keterampilan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, terlebih lagi saat ini pembelajaran diselenggarakan secara hybrid. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan secara komprehensif mengenai keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran hybrid. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada mixed method atau metode campuran karena mengkombinasikan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang dicapai dari penelitian ini bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik yang mengikuti pembelajaran hybrid sudah cukup tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 73,41. Secara spesifik, hanya terdapat dua deskriptor yang capaiannya masih di bawah 70% yaitu mengenai keterampilan menganalisis dan menjawab pertanyaan berdasarkan fakta. Adapun pada deskriptor lainnya, peserta didik sebagian besar telah memilikinya. Deskriptor tertinggi terkait dengan keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan peserta didik dalam menyusun kesimpulan dari materi pembelajaran.
Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran Hybrid Hidayat, Karyadi; Sapriya, Sapriya; Hasan, Said Hamid; Wiyanarti, Erlina
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i2.2265

Abstract

Keterampilan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, terlebih lagi saat ini pembelajaran diselenggarakan secara hybrid. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan secara komprehensif mengenai keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran hybrid. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada mixed method atau metode campuran karena mengkombinasikan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang dicapai dari penelitian ini bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik yang mengikuti pembelajaran hybrid sudah cukup tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 73,41. Secara spesifik, hanya terdapat dua deskriptor yang capaiannya masih di bawah 70% yaitu mengenai keterampilan menganalisis dan menjawab pertanyaan berdasarkan fakta. Adapun pada deskriptor lainnya, peserta didik sebagian besar telah memilikinya. Deskriptor tertinggi terkait dengan keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan peserta didik dalam menyusun kesimpulan dari materi pembelajaran.
Lep-One Dessert as a Contemporary Food Innovation Rhaina Rifka Nefindia; Lanang Maulana; Salma Tabina; Karyadi Hidayat
Regulate: Jurnal Ilmu Pendidikan, Hukum dan Bisnis Vol. 2 No. 4 (2025)
Publisher : Penerbit Hellow Pustaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61166/regulate.v2i4.71

Abstract

This qualitative study analyzes the adaptive strategy of the innovative culinary product Lep One Desert, a modified version of the traditional Klepon cake. Facing the challenges of modernization, Lep One Desert maintains the visual identity of Klepon (green color and shredded coconut) while making a radical innovation by replacing the traditional palm sugar filling with a blend of caramel and chocolate. Using a descriptive case study approach, the research identifies conserved cultural values and examines how this flavor innovation serves as a key modernization strategy. Findings show that adopting global flavors (caramel and chocolate) successfully generates new appeal, aligning with contemporary trends. This tactic effectively preserves the core cultural identity while making the local culinary heritage competitive and relevant in the current market.
Exploring Local Wisdom Values ​​in Lep One Desert's Innovation as a Blend of Culinary Tradition and Modernity Nugraha Gading Priandana; Muhammad Rizky Alfarizi; Karyadi Hidayat
Regulate: Jurnal Ilmu Pendidikan, Hukum dan Bisnis Vol. 2 No. 4 (2025)
Publisher : Penerbit Hellow Pustaka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61166/regulate.v2i4.72

Abstract

This qualitative study analyzes the adaptive strategy of the innovative culinary product Lep One Desert, a modified version of the traditional Klepon cake. Facing the challenges of modernization, Lep One Desert maintains the visual identity of Klepon (green color and shredded coconut) while making a radical innovation by replacing the traditional palm sugar filling with a blend of caramel and chocolate. Using a descriptive case study approach, the research identifies conserved cultural values and examines how this flavor innovation serves as a key modernization strategy. Findings show that adopting global flavors (caramel and chocolate) successfully generates new appeal, aligning with contemporary trends. This tactic effectively preserves the core cultural identity while making the local culinary heritage competitive and relevant in the current market.
Kreativitas Mahasiswa dalam Mengolah Produk Tradisional: Tempe Crunchy dan Dimsum Tahu sebagai Peluang Bisnis Kekinian Mila Agustin; Nadya Mahamida; Karyadi Hidayat
JURNAL ILMIAH EKONOMI, MANAJEMEN, BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 2 No. 6 (2025): November
Publisher : CV. KAMPUSA AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jemba.v2i6.1621

Abstract

Student creativity in the world of entrepreneurship is a crucial factor in creating competitive product innovations in the modern era. This study illustrates how students are able to transform traditional products into high-value innovations through the development of Tempe Crunchy and Dimsum Tofu. Processing traditional products with innovative touches, such as flavor variations, modern packaging, and digital marketing strategies, has been proven to increase consumer interest and open up new business opportunities among the younger generation. Tempe Crunchy presents distinctive Indonesian flavors in a convenient, light snack, while Dimsum Tofu combines local culinary elements with contemporary food trends. Students' creativity in modifying traditional products demonstrates the important role of the younger generation in preserving the archipelago's culinary heritage while developing a competitive creative economy in the modern era.
INOVASI KULINER LOKAL: TAHU DAN TEMPE NAIK KELAS DI ERA MODERN (Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) Nourel Islamay Diandra; Laila Fatia Maharani; Perina Dwi Astuti; Karyadi Hidayat
JURNAL ILMIAH EKONOMI, MANAJEMEN, BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 2 No. 6 (2025): November
Publisher : CV. KAMPUSA AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jemba.v2i6.1622

Abstract

Abstrak: This study aims to analyze the ingredients tardisional yaigu tempeh and tofu in order to compete in the modern market and become a food Class. In addition to the nutritional content of tempeh and tofu that is not less than the nutritional content of animals, tempeh and tofu can compete with processed foods made from chicken and tofu. At this time, tofu and tempeh are transformed into high class foods, namely dismum tofu and tempeh sticks that are similar to chicken cordon bleu. By using descriptive methods, this article explores how innovations from traditional local culinary, tofu and tempeh into high-class foods that are in demand by many people and how marketing suoaya have high competitiveness with animal-based foods such as chicken and beefAbstrak: This study aims to analyze the ingredients tardisional yaigu tempeh and tofu in order to compete in the modern market and become a food Class. In addition to the nutritional content of tempeh and tofu that is not less than the nutritional content of animals, tempeh and tofu can compete with processed foods made from chicken and tofu. At this time, tofu and tempeh are transformed into high class foods, namely dismum tofu and tempeh sticks that are similar to chicken cordon bleu. By using descriptive methods, this article explores how innovations from traditional local culinary, tofu and tempeh into high-class foods that are in demand by many people and how marketing suoaya have high competitiveness with animal-based foods such as chicken and beef