cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
AGREGAT
ISSN : 25412884     EISSN : 25410318     DOI : -
Core Subject : Engineering,
AGREGAT is a journal of Department of Civil Engineering, University of Muhammadiyah Surabaya. The journal will be published in every May and November yearly. The journal consists of result of research, literature review, and case reports created as realization of Tridharma college.
Arjuna Subject : -
Articles 240 Documents
Analisis Percepatan Pekerjaan Proyek Menggunakan Metode Zonasi Dan Non Zonasi (Studi Kasus Proyek Pembangunan Km House Dharmahusada Indah Timur Blok M No. 8) Grianto; Sujamiko, Bambang; Rizki Astri Apriliani
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23603

Abstract

Dalam pelaksanaan proyek rumah mewah yang dilaksanakan terutama pada kota Surabaya pada umumnya pekerjaan proyek menggunakan sistem non-zonasi dengan RAB yang besar,waktu yang lama, pengadaan material bekisting yang berlebihan, maka dipilihlah metode perencanaan zonasi oleh penulis dengan tujuan penelitian menganalisis dan membandingkan RAB,Schedule kurva S dan gambar,juga analisis pekerjaan bekisting (zonasi dan non-zonasi).  Ada 4 metode dipenelitian ini, pertama menganalisis perbandingan data RAB non-zonasi ( kontrak ) dan zonasi, kedua Schedule Kurva S zonasi non-zonasi ( kontrak ) dan zonasi, ketiga Schedule dengan menggunakan gambar non-zonasi ( kontrak ) dan zonasi,keempat Analisis Koofesien pekerjaan begisting non-zonasi ( kontrak ) dan zonasi. data yang di analisis adalah data analisis koofisien dari RAB   kontrak (non-zonasi). Analisis data yang digunakan untuk RAB,analisis perbandingan harga satuan pekerjaan  bekisting dari RAB non-zonasi dan zonasi. Schedule Kurva’S dan schedule menggunakan gambar, analisis perbandingan durasi,waktu,bobot pekerjaan non-zonasi dan  zonasi. Analisis harga perkejaan bekisting, analisis koofisien pemakaian kayu dan lama sewa perancah non-zonasi dan zonasi.hasil yang didapat dari Analisis data, RAB pebedaan nilai total RAB non-zonasi (Kontrak) Rp 12.369.976.000,00 dan RAB zonasi Rp 11.598.568.000,00, Schedule Kurva’S dan Schedule menggunakan gambar adalah grafik prestasi pekejaan dan gambar schedule zonasi dan non-zonasi, Analisis biaya pekerjaan begisting adalah perbandingan harga satuan sistem non-zonasi dan zonasi dan juga pengadaan material bekisting dan waktu sewa perancah bekisting. Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah RAB mengetahui nominal keuntungan, Schedule Kurva’S dan Schedule gambar waktu pelaksanaan yang lebih cepat 13 minggu dari kontrak, Analisis harga pekerjaan bekisting lebih hemat pemakaian dan pengadaan
Studi Analisis Penyebab Kelongsoran Timbunan Dan Perencanaan Perkuatan Pada Ruas Jalan Tol Surabaya – Mojokerto STA 14+500 S.D. STA 15+350 Septiandri, Rohmahillah Aviskanasya; Mochtar, Noor Endah; Satrya, Trihanyndio Rendy; Syaripin; Ardiansyah, Ahmad Farid
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23803

Abstract

Jalan tol Surabaya - Mojokerto merupakan jalan tol yang menghubungkan Kota Surabaya dan Kota Mojokerto. Adanya jalan tol tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan yang dilaluinya. Selain kondisi topografi yang tidak rata, jalan tol Surabaya - Mojokerto juga dibangun di atas timbunan setinggi 10 meter. Pada STA 14+500 s.d STA 15+350 diketahui ketebalan lapisan tanah lunak mencapai 9 meter; hal ini kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kelongsoran pada saat umur timbunan mencapai 3 bulan dengan ketinggian 8 meter dimana masih kurang dari tinggi timbunan rencana. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi penyebab kelongsoran dan alternatif perbaikannya agar kelongsoran tidak terjadi lagi pada ruas jalan tol tersebut. Berdasarkan hasil observasi lapangan, data tanah dan data teknis diketahui bahwa tidak ada perkuatan dan PVD (Prefabricated Vertical Drain) yang dipasang dibawah timbunan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis stabilitas lereng yang dilakukan menggunakan program bantu XSTBL diperoleh nilai SF 0,887 s/d 1,157. Angka keamanan ini menunjukkan bahwa timbunan tersebut tidak stabil, dengan kata lain daya dukung tanah dibawah timbunan tidak mencukupi untuk menahan beban setinggi 8 meter sehingga terjadi kelongsoran. Oleh karena itu, perlu direncanakan sistem perkuatan timbunan dengan pemasangan geotextile dan pemasangan spunpile pada tanah dasar dibawah timbunan. Untuk perhitungannya, perlu diperhatikan kenaikan daya dukung akibat pemampatan yang telah terjadi selama 3 bulan oleh timbunan eksisting setinggi 8 meter. Hasil perencanaan kedua alternatif tersebut kemudian dievaluasi untuk mendapatkan perencanaan yang paling efisien. Apabila perkuatan yang dipakai adalah geotextile, maka diperlukan 26 lapis dan per lapisnya terdapat 2 lembar geotextile tipe UW-250 52/52 dengan total biaya material sisi kanan kiri timbunan sebesar Rp 106,996,623,000. Sedangkan untuk pemasangan spunpile dengan d = 30 cm dan p = 6 m, diperlukan 38 buah spunpile/m panjang jalan; total biaya material sisi kanan kiri adalah Rp 79,853,109,750. Dari kedua alternatif yang telah direncanakan, pemasangan spunpile pada tanah dasar merupakan alternatif terpilih.
Analisis Manajemen Risiko Konstruksi Pada Proyek Konstruksi Bendungan Berdasarkan Konsep ISO 31000:2018 Septianugraha, Agastya Fauzan; Fitri Nugraheni; Sri Amini Yuni Astuti
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23808

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke empat di dunia dan hal ini menjadi tantangan pemerintah dalam membangun infrastruktur yang memadai. Salah satu program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur adalah program Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tersebar di seluruh Indonesia yang salah satunya adalah proyek bendungan. Penelitian ini dilakukan di proyek Pembangunan Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo pada pekerjaan Paket 3. Penelitian ini dilakukan dengan konsep ISO 31000:2018 yang mengidentifikasi risiko dari sudut pandang pengguna jasa (owner) dan penyedia jasa (kontraktor) berdasarkan kemungkinan kejadian risiko dan dampak risiko. Hasil identifikasi risiko akan divalidasi oleh masing-masing pihak dan akan dilakukan penilaian oleh responden yang terlibat langsung dengan pelaksanaan pekerjaan. Hasil penilaian risiko akan dianalisis menggunakan matriks risiko. Respon risiko dari masing-masing pihak akan dilakukan dengan wawancara berdasarkan tiap variabel risiko. 11 variabel risiko dari sudut pandang pengguna jasa (owner) dan 21 variabel risiko dari sudut pandang penyedia jasa (kontraktor). Hasil penilaian risiko dari pihak pengguna jasa didapatkan risiko dengan kategori high risk sebanyak 8 risiko, kategori medium risk sebanyak 3 risiko. Sedangkan pihak penyedia jasa didapatkan risiko dengan kategori high risk sebanyak 18 risiko, kategori medium risk sebanyak 2 risiko, kategori low risk sebanyak 1 risiko. Respon risiko berdasarkan hasil wawancara didapatkan sebanyak 3 risiko yaitu risk reduction, 1 risiko yaitu risk avoidance, 4 risiko yaitu risk transfer, 2 risiko yaitu risk avoidance-transfer, dan 1 risiko yaitu risk reduction-transfer. Kemudian untuk penyedia jasa adalah 6 risiko yaitu risk reduction, 7 risiko yaitu risk avoidance, 2 risiko yaitu risk transfer, 3 risiko yaitu risk retention, 2 risiko yaitu risk reduction-transfer, 1 risiko yaitu risk avoidance-transfer.
Analisis Perbandingan Perencanaan Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2017 Dan AASHTO 1993 Dengan Menggunakan Program Kenpave Pada Frontage Road Waru-Buduran Sidoarjo (STA 0+000 – 9+400) Priambudi, Dimas Akbar; Sholichin, Ibnu; Fatikasari, Aulia Dewi
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23856

Abstract

Pertumbuhan dan mobilitas penduduk yang bertambah akan mempengaruhi volume lalu lintas dan beban yang diterima oleh perkerasan jalan. Pada pembangunan Frontage Road Waru-Buduran, yang menghubungkan tiga kecamatan dengan panjang 9,4 kilometer digunakan perkerasan lentur, dimana perkerasan tersebut menggunakan aspal untuk mengikat campuran agegatnya dan memiliki karakteristik utama yang bersifat elastis. Pada penelitian ini akan dilakukan perbandingan perencanaan tebal perkerasan menggunakan Bina Marga 2017 dan AASHTO 1993, biaya dan program KENPAVE untuk menganalisis dampak beban lalu lintas terhadap tegangan dan regangan serta jenis kerusakan pada struktur jalan. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa tebal perkerasan menggunakan AASHTO 1993 membutuhkan 90 cm, sedangkan Bina Marga 2017 membutuhkan 63 cm dengan selisih biaya sebesar Rp 9,14 miliar menunjukkan bahwa metode Bina Marga 2017 dapat dikatakan lebih efisien dari segi ketebalan dan biaya. Dalam kontrol repetisi beban lalu lintas, kedua metode tersebut mampu mencapai umur rencana berdasarkan jenis kerusakan fatigue cracking dan rutting. Namun, analisis kerusakan permanent deformation menunjukkan bahwa bebana yang direncanakan melebihi kapasitas beban yang dapat ditanggung struktur perkerasan pada metode Bina Marga 2017 (19.991.072 ESAL) dan AASHTO 1993 (161.210.657 ESAL), yang mengindikasikan jalan tersebut akan mengalami kerusakan sebelum mencapai umur yang direncanakan.
Laju Pengembangan Dan CBR Lapukan Batuan Sedimen Yang Dipengaruhi Metode Stabilisasi Hartono, Edi
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23971

Abstract

Clay shale dan siltstone merupakan batuan siliklastik hasil proses sedimentasi yang sebagian besar mineral penyusunnya berupa lempung dan kuarsa. Pada umumnya jenis batuan sedimen ini berada di bawah lapisan tanah atau batuan lain. Banyak konstruksi yang dibangun diatas batuan ini. Walaupun memiliki kekuatan yang tinggi pada kondisi alaminya, namun batuan sedimen tersebut mudah mengalami pelapukan apabila terkena hidrosfer dan atmosfer secara langsung. Salah satu upaya untuk meningkatkan kekuatan tanah/batuan yang telah lapuk adalah dengan stabilisasi kimiawi menggunakan semen. Pada penelitian ini nilai Califronia Bearing Ratio (CBR) digunakan sebagai parameter untuk menganalisis peningkatan kekuatan clay shale dan siltstone yang distabilisasi. Stabilisasi ini dilakukan dengan mencampur tanah dengan semen sebesar 2%, 5%, 7%, dan 10% dari berat kering spesimen.  Dua metode pencampuran yang digunakan yaitu metode campuran kering dan basah. Metode campuran kering dilakukan dengan mengaduk tanah dan semen secara kering kemudian ditambahkan air. Metode basah dilakukan dengan cara mengaduk tanah sambil disemprotkan pasta semen. Air yang digunakan dalam campuran metode kering maupun basah adalah air pada kondisi Optimum Moisture Content (OMC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CBR clay shale metode basah lebih tinggi dibandingkan dengan campuran kering. Sebaliknya nilai CBR Siltstone pencampuran metode kering lebih tinggi dibandingkan dengan pencampuran metode basah. Hasil pengujian tersebut mengindikasikan bahwa metode pencampuran dapat mempengaruhi hasil dari stabilisasi, namun terdapat faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh lebih kuat sehingga pemilihan metode pencampuran harus disesuaikan dengan jenis tanah yang distabilisasi
Analisis Kinerja Simpang Tidak Bersinyal Jalan Menganti – Jalan Sepat – Jalan Wisma Lidah Kulon Kota Surabaya Menggunakan Metode PKJI 2023 Desanta, Dewa Fabian Firsta Desanta; Ibnu Sholichin; Fithri Estikhamah
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.23975

Abstract

Persimpangan Jalan Menganti – Jalan Sepat – Jalan Wisma Lidah Kulon memiliki tiga lengan yang masing-masing memiliki volume kendaraan yang padat sehingga berpotensi terjadi penumpukan kendaraan karena kurangnya sistem pengaturan sinyal. Maka perlu dilakukan analisis kinerja simpang dengan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2023 untuk mengetahui seberapa besar nilai dari kinerja lalu lintas pada persimpangan. Pada kondisi eksisting (tidak bersinyal) didapatkan hasil perhitungan yang maksimum pada hari Senin, 13 Mei 2024 jam puncak pagi (06.00-07.00) dengan nilai Derajat Kejenuhan (DJ) sebesar 1,195. Sedangkan, pada kondisi rencana (bersinyal) didapatkan hasil perhitungan yang maksimum pada hari Jumat, jam puncak sore (16.30-17.30) pada lengan pendekat B (Jalan Wisma Lidah Kulon) dengan nilai Derajat Kejenuhan (DJ) sebesar 0,848. Kinerja simpang rencana menunjukkan bahwa hasil perhitungan pada kondisi rencana memberikan hasil yang memenuhi karena berada di bawah batas standar (DJ ≤ 0,85), maka alternatif masalah dengan perencanaan simpang bersinyal dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kinerja simpang.
Perilaku Oprit Jembatan Akibat Beban Kendaraan Terhadap Stabilitas Abutment Menggunakan Midas Soilworks Buwono, Haryo Koco; Khoeri, Heri; Badaruddin; Sofiana, Dini; Setiawan, Andika
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.24234

Abstract

Konstruksi suatu struktur sering kali dilakukan pada kondisi tanah yang bercirikan tanah dengan kekerasan rendah atau tanah berpori. Struktur yang dibangun di atas tanah ini menunjukkan ketidakstabilan karena kekuatannya yang tidak memadai. Berdasarkan konsep tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui kestabilan lereng tanggul dengan memasukkan tambahan sabut kelapa. Analisis stabilitas lereng dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Midas Soil Works, yaitu perangkat lunak geoteknik yang menggunakan analisis rekayasa elemen hingga. Studi ini mengilustrasikan stabilitas lereng dengan menggunakan metrik keamanan lereng yang diperoleh dari analisis perangkat lunak yang dilakukan oleh Midas Soil Works Software. Analisis beban kendaraan dan beban lajur pada saat pemuatan. Oleh karena itu, metode yang dipilih, Bishop, dan Morgenstern-Price, dapat digunakan untuk melakukan analisis stabilitas menggunakan Midas Soilworks. Variasi parameter tanah, termasuk kohesi, sudut gesekan internal, berat jenis, kondisi air tanah, dan geometri lereng, digunakan untuk analisis sensitivitas. Sesuai dengan SNI 8460:2017, menyatakan faktor keamanan lereng yang diperlukan untuk analisis stabilitas lereng tanah. Faktor-faktor ini ditentukan dengan menimbang biaya dan dampak kegagalan lereng terhadap tingkat ketidakpastian kondisi analisis. Nilai faktor keamanan lereng minimum yang masih memenuhi persyaratan ditetapkan sebesar 1,25 berdasarkan hasil analisis stabilitas lereng yang dilakukan pada timbunan oprite.
Optimasi Pemanfaatan Air Laut Pada Konstruksi Beton Sebagai Efisiensi Penggunaan Air Tawar Arifin, Herlina; Muhammad Nur Fajar; Syafilla Aning Saba
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.24254

Abstract

Berbagai infrastruktur kini dalam lingkungan masyarakat luas sebagian besar berasal dari konstruksi beton. Tidak dapat dipungkiri bahwa konstruksi beton merupakan pilihan yang paling laris dalam banyak pembangunan, disebabkan oleh kemampuan dalam bertahan lama dan tingkat efisien dari berbagai faktor. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan air tawar bersih pada setiap kontruksi beton serta kemudahan akses untuk wilayah pesisir yang sulit akan air tawar bersih maka perlu dipertimbangkan penggunaan air laut sebagai campuran konstruksi beton dengan melihat kualifikasi kuat teken beton. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu bahwa penggunaan air laut mengakibatkan penurunan kuat tekan pada beton sehingga ditambahkan bahan tambah berupa superplasticizer sebagai upaya peningkatan kuat tekan beton. Metode pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental pada laboratorium dengan melakukan uji kuat tekan beton variasi beton normal (control), beton air laut, beton air laut + SP 0,5%, baton air laut + SP 0,75%, beton air laut + SP 1%, dan beton air laut + SP 1,25% dengan perendaman selama 28 hari. Hasil menunjukkan bahwa untuk perbandingan dengan beton normal maka beton variasi beton air laut + SP 1,25% merupakan beton dengan variasi yang paling terbaik berdasarkan hasil uji kuat tekan beton.
Korelasi Penyerapan Air dan Kuat Tekan Bata Semen Menggunakan Bottom Ash PLTU Pulang Pisau, Kalimantan Tengah Elia Anggarini; Irwandy Muzaidi; Muhammad Fitriansyah
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.24290

Abstract

Bottom ash merupakan limbah hasil pembakaran batu bara yang volumenya terus meningkat setiap tahunnya. Penanganan limbah bottom ash di PLTU Pulang Pisau saat ini digunakan untuk stabilisasi tanah dan ada juga yang masih ditimbun di lahan kosong sehingga masih kurang efektif karena sewaktu-waktu dapat berbahaya bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan inovasi pemanfaatan limbah batu bara sebagai pengganti pasir. Pengujian dilakukan dengan membuat benda uji berupa batako yang bertujuan untuk mendapatkan campuran yang menghasilkan kuat tekan yang optimal, sehingga menghasilkan batako yang efisien. Penelitian ini berfokus pada korelasi antara daya serap air dan kuat tekan batu bata dengan menggunakan metode eksperimen. Pada penelitian ini, komposisi substitusi bottom ash terhadap berat pasir adalah 0%, 10%, 20%, dan 40%, dengan pengujian yang dilakukan adalah pengujian serapan air dan pengujian kuat tekan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, nilai penyerapan air terendah pada persentase 10% yaitu 0,15209% dan nilai penyerapan air tertinggi pada persentase 40% yaitu 0,30418%. Pada pengujian kuat tekan diperoleh hasil tertinggi pada persentase 10% yaitu 156,67 Kg/cm2 dan nilai kuat tekan terendah pada persentase 40% yaitu 146,67 Kg/cm2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan bottom ash menyebabkan peningkatan persentase penyerapan air pada batako sehingga hasil uji kuat tekan batako mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh bentuk ukuran butiran bottom ash yang lebih besar dari pasir, sehingga mengakibatkan banyaknya pori-pori pada batako
Analisis Pengaruh Konfigurasi Prefabricated Vertical Drain (PVD) Terhadap Waktu Konsolidasi dan Penurunan Tanah (Studi Tanah Lempung Lunak Banjarmasin) Fitriansyah, Muhammad; Elia Anggarini; Irwandy Muzaidi; Heru Dwi Frandika; Hidayati Sabrina
AGREGAT Vol 9 No 2 (2024): .
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ag.v9i2.24293

Abstract

Tanah lunak sering ditemukan di wilayah Kota Banjarmasin atau sekitarnya dengan karakteristik yang kurang baik sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tanah yang besar dalam jangka waktu yang lama. Salah satu cara untuk mempercepat waktu penurunan tanah adalah dengan menggunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD). Penulis mencoba menganalisis Pengaruh Bentuk Konfigurasi Prefabricated Vertical Drain (PVD) terhadap Waktu Konsolidasi dan Penurunan Tanah (Studi Tanah Lempung Lunak Banjarmasin). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pemodelan dengan menggunakan perangkat lunak komputer dan menggunakan metode Terjaghi dan Metode Barron yang selanjutnya dikembangkan oleh Hansbo (1979). Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis waktu penurunan konsolidasi (U90%) tanpa menggunakan PVD adalah 22514 hari, setelah menggunakan PVD selama 26 hari, penggunaan PVD dapat mempercepat waktu penurunan konsolidasi pada tanah lunak. Semakin jauh jarak antar PVD, penurunan konsolidasi tanah semakin kecil. Penurunan terendah konfigurasi persegi terjadi pada jarak 2 m dengan penurunan konsolidasi sebesar 0,3869 m sedangkan penurunan terendah konfigurasi segitiga terjadi pada jarak 2 m dengan penurunan konsolidasi sebesar 0,3800 m. Jadi konfigurasi segitiga lebih baik daripada konfigurasi persegi jika dilihat dari nilai penurunan konsolidasi tanah.