cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
JCES (Journal of Character Education Society)
ISSN : 27153665     EISSN : 26143666     DOI : 10.31764
Core Subject : Education,
Journal of Character Education Society (JCES) | ISSN 2614-3666, is one of the devotion journals managed by the Faculty of Teacher Training and Education of Muhammadiyah University of Mataram and published every January and July. The publication of JCES aims to disseminate conceptual thinking and ideas, especially the results of community service, including: (1) science, applied, social, economic, cultural, ICT development, and administrative services, (2) training and improvement of educational technology outcomes, agriculture, information and communication, and religion (3) Teaching and empowering community and community of students, youth and community institutions on an ongoing basis. All scope is realized to the community to form a society of character and uphold the values of education.
Arjuna Subject : -
Articles 518 Documents
PENGGUNAAN APLIKASI PEMBELAJARAN PEKA PADA MATA PELAJARAN PPKn DI SMK PGRI 1 CIMAHI Marrtini, Eneng; Ardi, Rudi Prasetyo
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 4 (2022): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i4.30006

Abstract

Abstrak: Tujuan dari kegiatan pengabdian ini untuk menganalisis kondisi pembelajaran PPKn dengan mengembangkan media pembelajaran berbasis teknolgi dengan nama media aplikasi PeKa untuk meningkatkan kompetensi kewarganegaraan, dan menganalisis efektivitasnya. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat melalui beberapa tahapan: 1) persiapan kegiatan; 2) pelaksanaan kegiatan; 3) evaluasi dan monitoring; dan 4) publikasi dan dokumentasi, Hasil penelitian menunjukkan: Kondisi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berlangsung di sekolah menengah kejuruan saat ini masih perlu adanya pengembangan baik itu dalam materi, metode, media, sumber dan evaluasi. Media yang digunakan sebagai penunjang dalam model pembelajaran yang digunakan adalah Aplikasi PeKa, dan terbukti efektif dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi kewarganegaraan (Civic Knowledge, Civic Skill dan Civic Disposition) siswa. Sehingga media yang dikembangkan ini menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran PPKn dalam meningkatkan kompetensi kewarganegaraan.Abstract: The purpose of this community service activity is to analyze the condition of PPKn learning by developing technology-based learning media called PeKa application media to improve citizenship competency, and to analyze its effectiveness. The implementation of Community Service Activities goes through several stages: 1) preparation of activities; 2) implementation of activities; 3) evaluation and monitoring; and 4) publication and documentation. The results of the study show: The condition of Pancasila and Citizenship Education that is currently taking place in vocational high schools still needs development, both in terms of materials, methods, media, sources and evaluation. The media used as a support in the learning model used is the PeKa Application, and has proven to be effective and has a significant influence on students' citizenship competency (Civic Knowledge, Civic Skill and Civic Disposition). So that the media developed is one of the alternatives in PPKn learning in improving citizenship competency.
MENGENAL KAMPUNG ADAT CIREUNDEU WARISAN BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL SUNDA Hendrawan, Jajang Hendar; Halimah, Lili; Alatif, Muhamad Isman
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 4 (2022): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.29914

Abstract

Abstrak: Kampung Adat Cireundeu, yang berdiri sejak abad ke-16 di Kecamatan Cimahi Selatan, Jawa Barat, dikenal sebagai salah satu benteng terakhir budaya Sunda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan tradisi dan adat istiadat yang masih dijalankan oleh masyarakat Kampung Adat Cireundeu. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data meliputi observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kampung Adat Cireundeu masih memegang teguh tradisi Sunda Wiwitan, yang mengajarkan harmonisasi antara manusia dengan alam. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan perajin, dengan singkong sebagai makanan pokok yang diolah menjadi berbagai produk pangan. Rumah-rumah di kampung ini mempertahankan arsitektur tradisional Sunda dan kampung ini sering dijadikan tujuan wisata budaya dan pendidikan.Hukum adat di Kampung Cireundeu mencakup berbagai aspek kehidupan sosial, termasuk pernikahan, warisan, kelahiran, kematian, dan pangan, dengan sanksi sosial sebagai hukuman bagi pelanggaran. Tantangan utama yang dihadapi adalah mempertahankan tradisi dan adat istiadat di tengah arus modernisasi. Upaya pelestarian dilakukan melalui pendidikan budaya kepada generasi muda dan promosi pariwisata budaya. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap kekayaan budaya Kampung Adat Cireundeu serta mendorong upaya pelestarian budaya tersebut di masa depan.Abstract: The Cireundeu Traditional Village, established in the 16th century in South Cimahi District, West Java, is known as one of the last strongholds of Sundanese culture. This research aims to identify and document the traditions and customs still practiced by the Cireundeu Traditional Village community. The research method used is qualitative with an ethnographic approach. Data collection techniques include participatory observation, in-depth interviews, and documentation studies.The results show that the Cireundeu Traditional Village community still adheres firmly to Sunda Wiwitan traditions, which teach the harmonization between humans and nature. Most residents work as farmers and craftsmen, with cassava as their staple food, which is processed into various food products. The houses in this village maintain traditional Sundanese architecture, and the village is often a destination for cultural and educational tourism.Customary laws in Cireundeu Village cover various aspects of social life, including marriage, inheritance, birth, death, and food, with social sanctions as punishment for violations. The main challenge faced is maintaining traditions and customs amidst the tide of modernization. Preservation efforts are carried out through cultural education for the younger generation and the promotion of cultural tourism.This research is expected to enhance understanding and appreciation of the cultural richness of the Cireundeu Traditional Village and encourage efforts to preserve this culture in the future.
HARMONISASI SOSIAL KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG ADAT CIREUNDEU CIMAHI JAWA BARAT Martini, Eneng; Supriatna, Nana
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.29945

Abstract

Abstrak: Harmonisasi dalam kehidupan sangatlah penting karena masyarakat yang plural sudah pasti memiliki potensi perbedaan norma adat dan ketentuan syariat, sehingga pernyataan tersebut perlu dilakukan pendekatan yang mampu menyatukan elemen-elemennya agar tetap relevan dan diterima seluruh anggota masyarakat serta paling utama tidak menimbulkan ketegangan atau konflik. Masyarakat Sunda sebagai kelompok etnis mayoritas telah hidup berdampingan dalam suasana yang damai dengan kelompok-kelompok etnis lainnya. Selain itu, Islam sebagai agama yang dominan juga diwarnai dengan kehadiran agama-agama dan kepercayaan lokal lain seperti Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, serta kepercayaan lokal Sunda Wiwitan yang turut berkontribusi membentuk kebudayaan multikultural di Jawa Barat. Kepercayaan Sunda Wiwitan merupakan aliran yang memuja kekuatan alam dan arwah leluhur atau biasa disebut sebagai animisme dan dinamisme. Cireundeu merupakan salah satu bukti bahwasanya harmonisasi antara Hukum Adat dan Hukum Islam dalam masyarakat multikultural memang benar terjadi. Terletak di Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Cireundeu berasal dari nama “Pohon Reundeu” pohon yang berada di sekeliling air.Abstract:  Harmony in life is essential because a pluralistic society certainly has the potential for differences in customary norms and provisions so the statement needs to be approached that can unite its elements so that they remain relevant and accepted by all members of society and most importantly do not cause tension or conflict. The Sundanese people as the majority ethnic group have lived side by side in a peaceful atmosphere with other ethnic groups. In addition, Islam as the dominant religion is also colored by the presence of other local religions and beliefs such as Christianity, Catholicism, Hinduism, Buddhism, and the local Sunda Wiwitan belief which has contributed to forming a multicultural culture in West Java. The Sunda Wiwitan belief is a school of thought that worships the power of nature and ancestral spirits and is commonly referred to as animism and dynamism. Cireundeu that is proof that the harmonization between Customary Law and Islamic Law in a multicultural society is indeed true. Located in Leuwigajah, South Cimahi District, Cimahi City. Cireundeu comes from the name "Reundeu Tree" a tree that is around the water.
MEMBANGUN KESADARAN HUKUM PADA USIA DINI MELALUI PENTAS DRAMA SEDERHANA DI KAMPUNG TUGUMUKTI KBB Halimah, Lili; Wulandari, Ayu
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 4 (2022): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i4.29950

Abstract

Abstrak: Upaya pencegahan dinilai sangat penting dan bisa dimulai dari dalam keluarga sebagai unit terkecil masyarakat. Pemahaman dibidang hukum khusunya diterapkan pada anak-anak dan remaja akan mudah dipahami apabila dilakukan dengan metode permainan (drama), karena anak-anak lebih suka hal-hal yang mereka anggap menyenangkan. Adapaun tujuan pelaksanaan kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran hukum dikalangan anak-anak sehingga diharapkan bisa menciptakan generasi yang taat akan hukum. Metode yang dilakukan yakni metode tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Dalam pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan pemberian materi, pembagian kelompok dan seluruh pesertanya mempragakannya dengan memainkan drama yang telah disusun. Dalam kegiatan ini bisa dilihat bahwa anak-anak lebih mengerti pada saat praktek dibandingkan pada saat pemberian materi. Untuk membangun kesadaran hukum sejak dini, tidak harus menunggu setelah terjadi pelanggaran dan penindakan oleh penegak hukum. Upaya pencegahan dinilai sangat penting dan bisa dimulai dari dalam keluarga sebagai unit terkecil masyarakat. Dengan adanya kesadaran hukum ini kita akan menyaksikan tidak adanya pelanggaran sehingga kehidupan yang ideal akan ditemui.Abstract: Prevention efforts are important and can start from within the family as the smallest unit of society. Understanding the field of law especially applied to children and adolescents, will make it easy to know if it is done by the game method (drama) because children prefer things that they find fun. The purpose of this activity is to increase understanding and awareness of the law among children, which is expected to create a generation that obeys the law. The methods carried out are the planning stage method and the implementation stage. This community service is carried out by providing materials, dividing groups and all participants practice it by playing the drama that has been arranged. In this activity, it can be seen that the children understand better during practice than when given material. To build legal awareness from an early age, there is no need to wait after violations and enforcement by law enforcement. Prevention efforts are important and can start from within the family as the smallest unit of society. With this legal awareness, we will witness the absence of violations so that an ideal life will be found.
TRADISI UPACARA KEAGAMAAN: KEKAYAAN SPIRITUAL KAMPUNG MAHMUD Hendrawan, Jajang Hendar; Utami, Windi Sri
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.29946

Abstract

Abstrak: Pengabdian ini bertujuan untuk menghidupkan kembali dan mendokumentasikan kekayaan spiritual Kampung Mahmud melalui tradisi dan upacara keagamaan yang telah diwariskan turun-temurun. Kampung Mahmud, yang terletak di Kabupaten Bandung, memiliki sejarah yang kaya yang berakar dari Eyang Abdul Manap dari Kerajaan Mataran. Kampung Mahmud terkenal dengan tradisi keagamaannya yang kuat serta pelaksanaan upacara-upacara keagamaan seperti Haolan, Rajaban, Muludan, Sepuluh Muharam, Pawai Obor, dan peringatan hari besar Islam. Program pengabdian ini menggunakan pendekatan partisipatif dengan melibatkan tokoh sesepuh Kampung Mahmud, seorang yang berusia 70 tahun dan merupakan generasi ketujuh dari pendiri kampung. Melalui pendampingan, dialog, dan kegiatan bersama, pengabdian ini berhasil meningkatkan kesadaran serta partisipasi masyarakat dalam melestarikan tradisi keagamaan yang tidak hanya berfungsi sebagai penjaga nilai-nilai spiritual dan budaya, tetapi juga sebagai alat pemersatu di tengah tantangan modernisasi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa peran pemimpin agama dan partisipasi aktif masyarakat sangat krusial dalam menjaga harmoni sosial dan spiritual komunitas. Dengan dukungan seluruh elemen masyarakat, Kampung Mahmud berhasil mempertahankan identitasnya melalui kekayaan tradisi dan upacara keagamaan yang dimiliki.Abstract:  This community service project aims to revive and document the spiritual wealth of Kampung Mahmud through traditions and religious ceremonies that have been passed down through generations. Kampung Mahmud, located in Bandung Regency, has a rich history rooted in Eyang Abdul Manap from the Mataran Kingdom. The village is renowned for its strong religious traditions and the observance of ceremonies such as Haolan, Rajaban, Muludan, Sepuluh Muharam, the Torch Parade, and the commemoration of major Islamic holidays. he program employs a participatory approach by involving a village elder of Kampung Mahmud a 70 year old who represents the seventh generation of the village's founders. Through guidance, dialogue, and collaborative activities, the project has successfully increased community awareness and participation in preserving religious traditions that not only safeguard spiritual and cultural values but also serve as a unifying force amid the challenges of modernization. The results indicate that the role of religious leaders and active community engagement is crucial in maintaining both social and spiritual harmony. With the support of all community stakeholders, Kampung Mahmud has effectively preserved its identity through its rich traditions and religious ceremonies.
MENGHIDUPKAN KEMBALI KAULINAN BARUDAK DALAM UPAYA MENCEGAH PENGGUNAAN GADGET SECARA BERLEBIHAN PADA ANAK DIBAWAH UMUR DAN EKONOMI PRAKTIS DIZAMAN MODERN Halimah, Lili; Hendrawan, Jajang Hendar; Bisri, Hasim
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.29943

Abstract

Abstrak: Di era digital, gawai (gadget) seakan tak terpisahkan dari kehidupan anak. Penggunaan gadget yang berlebihan nyatanya berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka. Untuk menanggulangi hal ini, menghidupkan kembali "kaulinan barudak" (permainan anak) tradisional menjadi langkah strategis. Kaulinan barudak tak hanya menyenangkan, tapi juga kaya manfaat. Permainan seperti petak umpet, engrang-engrang, atau gobak sodor melatih motorik kasar dan kemampuan bersosialisasi. Selain itu, permainan seperti congklak atau egrang batok mengasah kecerdasan dan sportivitas. Bandingkan dengan gadget yang cenderung menghasilkan sifat individualistis dan kurangnya aktivitas fisik. Menghidupkan kembali kaulinan barudak membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Orang tua memegang peranan penting. Kenalkanlah anak pada permainan tradisional. Ajak mereka membuat alat permainan bersama menggunakan bahan sederhana. Luangkan waktu untuk bermain bersama anak. Selain keluarga, sekolah juga bisa berperan aktif. Alokasi waktu khusus untuk bermain tradisional dalam kegiatan sekolah dapat menjadi langkah awal. Libatkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis permainan tradisional. Komunitas dan pemerintah daerah juga bisa ikut serta. Penyelenggaraan festival permainan rakyat atau lomba kaulinan barudak dapat menjadi daya tarik bagi anak. Bekerja sama dengan komunitas permainan tradisional untuk mengadakan pelatihan pembuatan alat permainan atau menjadi narasumber tentang sejarah dan filosofi kaulinan barudak di sekolah-sekolah bisa dipertimbangkan. Dengan menghidupkan kembali kaulinan barudak, kita tidak hanya melestarikan budaya, namun juga berupaya menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berjiwa sosial. Anak-anak pun dapat memiliki keseimbangan dalam menggunakan gadget dan menikmati permainan yang sesungguhnya.Abstract: In the digital era, gadgets seem inseparable from children's lives. However, excessive gadget use negatively impacts their physical and mental health. To address this issue, reviving "kaulinan barudak" (traditional children's games) becomes a strategic step. Kaulinan barudak is not only fun but also rich in benefits. Games such as hide and seek, engrang-engrang, or gobak sodor help develop gross motor skills and social abilities. Additionally, games like congklak or egrang batok enhance intelligence and sportsmanship. Compared to gadgets, which tend to encourage individualistic behavior and a lack of physical activity, traditional games promote active and interactive play. Reviving kaulinan barudak requires collaboration from various stakeholders. Parents play a crucial role in introducing their children to traditional games. They can engage children in making play tools together using simple materials and dedicate time to playing with them. Besides families, schools can also take an active role by allocating special time for traditional games during school activities. Schools can integrate traditional game-based extracurricular programs to encourage participation. Moreover, communities and local governments can contribute by organizing folk game festivals or "kaulinan barudak" competitions to attract children's interest. Collaborating with traditional game communities to conduct workshops on making traditional play tools or inviting experts to teach the history and philosophy of kaulinan barudak in schools can also be considered. By reviving kaulinan barudak, we are not only preserving cultural heritage but also striving to create a healthier, smarter, and more socially engaged generation. Children can achieve a balance between using gadgets and experiencing real, interactive play.
PENGEMBANGAN KEDISIPLINAN DALAM BELAJAR: METODE HABITUASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL Ilham, Ilham; Firdaos, Riza Suardi; Lestari, Eni Citra; Nada, Mas'adatun; Ramdhani, Fitrah; Nurlaila, Nurlaila
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 8, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v8i2.27216

Abstract

Abstrak: Pengabdian ini bertujuan untuk mengembangkan kedisiplinan dalam belajar melalui metode habituasi yang dirancang untuk meningkatkan motivasi intrinsik siswa di SMP Muhammadiyah Boarding School. Kegiatan pengabdian dilaksanakan selama satu bulan, dari tanggal 27 Agustus hingga 26 September 2024, sebagai bagian dari program KKN-dik yang diselenggarakan oleh FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram. Metode yang digunakan meliputi observasi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. Tim pengelola program terdiri dari lima mahasiswa yang berkolaborasi dengan pihak sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan dalam penerapan aturan, lingkungan sekolah berkontribusi signifikan terhadap pembentukan kedisiplinan siswa. Siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai disiplin dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu, program sosialisasi yang melibatkan seluruh elemen sekolah berhasil menciptakan budaya disiplin yang positif. Program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan hasil belajar, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan karakter siswa yang lebih bertanggung jawab dan teratur. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya konsistensi dan ketegasan pihak sekolah dalam menerapkan aturan disiplin guna memperkuat kebiasaan baik siswa.Abstract: This study aims to develop discipline in learning through a habituation method designed to enhance students' intrinsic motivation at SMP Muhammadiyah Boarding School. The community service program was conducted over one month, from August 27 to September 26, 2024, as part of the KKN-dik program organized by the Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) at Universitas Muhammadiyah Mataram. The method utilized included observation, planning, implementation, and evaluation phases. The program management team comprised five students who collaborated with the school administration. The findings revealed that despite challenges in rule enforcement, the school environment significantly contributed to shaping students' discipline. Students were able to internalize disciplinary values in their daily lives, both at school and at home. Furthermore, the comprehensive socialization program involving all school elements successfully fostered a positive disciplinary culture. This program not only improved academic outcomes but also contributed to developing students' character, making them more responsible and organized. The study recommends the importance of consistency and firmness in school policies to strengthen students' positive habits.
PERAN PHBS DI SDN PASIRBIRU UNTUK PENCEGAHAN STUNTING: PENDEKATAN LINGKUNGAN DAN EDUKASI KESEHATAN Pertiwi, Vynna Leyra; Khaerunnisa, Nafa Nafa; Al-Haq, Siti Fauziyah; Ramadhan, Syahrul; Yudanto, Yongki Hendro; Rahmat, Delli Yuliana
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 8, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v8i2.29743

Abstract

Abstrak: Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia, terutama di daerah dengan tingkat gizi dan sanitasi yang rendah. Program edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa Sekolah Dasar mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai langkah pencegahan stunting. Kegiatan ini dilaksanakan di SDN Pasirbiru, Rancakalong dengan metode edukasi interaktif, demonstrasi, serta sesi tanya jawab. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur efektivitas kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan rata-rata skor dari 73,1 (kategori cukup) menjadi 90,8 (kategori sangat baik), dengan peningkatan sebesar 23,1%, yang membuktikan bahwa edukasi ini efektif dalam meningkatkan kesadaran siswa terhadap PHBS. Selain itu, tim juga menyerahkan alat cuci tangan sebagai kontribusi untuk mendukung kebiasaan hidup bersih di sekolah. Diharapkan, program ini dapat berdampak luas dalam menurunkan angka stunting dengan penerapan PHBS secara konsisten.Abstract:  Stunting remains a significant health issue in Indonesia, particularly in areas with poor nutrition and sanitation. This educational program aims to increase primary school students' understanding of Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) as a preventive measure against stunting. The activity was conducted at SDN Pasirbiru, Rancakalong, using interactive education methods, demonstrations, and Q&A sessions. Evaluation was carried out through pre-test and post-test assessments to measure the program's effectiveness. The results showed an increase in the average score from 73.1 (fair category) to 90.8 (excellent category), with a 23.1% improvement, indicating that the education was effective in raising students' awareness of PHBS. Additionally, the team provided a handwashing facility as a contribution to support clean living habits in schools. This program is expected to have a broader impact in reducing stunting rates through the consistent implementation of PHBS.
PERAN MAHASISWA DALAM THAILAND NATIONAL CHILDREN'S DAY: PEMBELAJARAN DAN DAMPAKNYA BAGI ANAK-ANAK Fitriana, Nur; Putra, Aidi Syah; Rohim, Abdul
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 8, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v8i2.30543

Abstract

Abstrak: Thailand National Children's Day merupakan perayaan tahunan yang menjadi sarana pembelajaran non-formal bagi anak-anak melalui berbagai aktivitas yang dirancang secara interaktif dan menyenangkan. Dalam kegiatan ini, mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Tangerang turut terlibat sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa berperan sebagai fasilitator dalam sejumlah kegiatan edukatif seperti lokakarya seni, permainan edukatif, storytelling, serta pendampingan pertunjukan kelas. Keterlibatan ini bertujuan untuk menumbuhkan motivasi belajar, meningkatkan kepercayaan diri, serta mendorong pengembangan keterampilan sosial dan kognitif anak-anak melalui pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman Selama pelaksanaan, mahasiswa juga memperoleh pengalaman langsung dalam mengelola kegiatan, membangun komunikasi lintas usia, serta menyusun strategi pembelajaran yang kontekstual dan partisipatif. Kegiatan ini memperlihatkan bahwa partisipasi aktif mahasiswa dalam ruang edukatif non-formal dapat memperkuat peran sosial mereka sebagai agen pembelajaran di masyarakat. Namun demikian, sejumlah tantangan turut dihadapi, mulai dari keterbatasan pengalaman, perbedaan latar belakang budaya, hingga minimnya pelatihan awal dan sarana pendukung. Diperlukan dukungan kelembagaan yang lebih kuat serta integrasi program sejenis dalam kurikulum pendidikan tinggi agar manfaat dari kegiatan semacam ini dapat diperluas dan berkelanjutan.Abstract:  Thailand National Children's Day is an annual celebration that serves as a non-formal educational platform for children through interactive and engaging activities. As part of a community service program, students from the English Education Department at Universitas Muhammadiyah Tangerang participated in this event by facilitating a series of educational activities such as art workshops, educational games, storytelling sessions, and class performance assistance. Their involvement aimed to foster learning motivation, build self-confidence, and support the development of children's social and cognitive skills through experience-based learning approaches. Throughout the implementation, the students gained direct experience in managing activities, engaging in intergenerational communication, and designing contextual and participatory learning strategies. The activity demonstrated that student involvement in non-formal educational settings can enhance their social role as learning facilitators in community-based environments. Nevertheless, several challenges were encountered, including limited prior experience, cultural communication gaps, and a lack of preparatory training and supporting resources. Stronger institutional support and the integration of similar programs into higher education curricula are recommended to maximize the long-term impact and sustainability of such initiatives.
PENINGKATAN PEMASARAN PRODUK HOME INDUSTRY KELOMPOK JAYA BERSAMA KABUPATEN BENGKALIS Sibagariang, Rina D'rita; Hendrizal, Andri; Mulyani, Isma; Simarmata, Asmika H.; Fajri, Nur El
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 8, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v8i2.27143

Abstract

Abstrak: Kelompok Jaya Bersama menghadapi kendala dalam memasarkan produk home industry mereka. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok Jaya  Bersama dalam bidang pemasaran digital. Fokus utama kegiatan ini adalah pengembangan kemampuan anggota dalam memanfaatkan platform digital marketing, seperti instagram guna memasarkan produk home industry yang tidak hanya mendukung ekonomi lokal tetapi juga berkontribusi pada konservasi lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Pangkalan Jambi, Kabupaten Bengkalis, pada tanggal 14 Juni 2024, dengan rangkaian pelatihan yang meliputi manajemen usaha, pemasaran digital, dan pengelolaan media sosial. Diharapkan setelah pelatihan ini, anggota kelompok mampu mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif sehingga produk mereka lebih dikenal luas dan pendapatan dari penjualan meningkat.Abstract:  The Jaya Bersama group faces challenges in marketing their home industry products. This community service activity aims to improve the knowledge and skills of Jaya Bersama group members in the field of digital marketing. The main focus of this activity is to enhance the members ability to utilize digital marketing platforms, such as Instagram, to promote home industry products that not only support the local economy but also contribute to environmental conservation. This activity was held in Pangkalan Jambi Village, Bengkalis Regency, on June 14, 2024, with a series of training sessions covering business management, digital marketing, and social media management. It is expected that through this training, group members will be able to develop more effective marketing strategies, thereby increasing product recognition and boosting sales revenue.