cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
civicus.ummat@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram, Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1, Pagesangan, Kec. Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83115
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN : 23389680     EISSN : 2614509X     DOI : https://doi.org/10.31764/civicus.
Core Subject : Social,
Jurnal Civicus merupakan salah satu jurnal yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram dengan e-ISSN 2614-509X dan p-ISSN 2338-9680. Adapun kajian publikasi jurnal Civicus yakni (1) Ilmu Social, Ilmu Hukum, Pancasila dan Kewarganegaraan; (2) teori pembelajaran, pengembangan pembelajaran, Penerapan pembelajaran, model-model pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan; (3) hasil penelitian, pengabdian kepada masyarakat
Arjuna Subject : -
Articles 245 Documents
Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Karakter Anti Korupsi di Kalangan Mahasiswa Hasan, Riza
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i1.29990

Abstract

Korupsi di lingkungan akademik, seperti suap dalam penerimaan mahasiswa, jual beli nilai serta penyalahgunaan dana pendidikan menjadi tantangan dalam menanamkan nilai integritas di kalangan mahasiswa. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran strategis dalam membentuk karakter anti korupsi, namun efektivitas strategi pembelajarannya masih perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis strategi pembelajaran PKn dalam membentuk karakter anti korupsi mahasiswa di Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat. Pendekatan yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari dua dosen pengampu mata kuliah PKn dan 20 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi berbasis studi kasus, diskusi kelompok dan simulasi peradilan semu efektif dalam meningkatkan kesadaran, pemahaman dan sikap anti korupsi mahasiswa. Meskipun terdapat kendala seperti keterbatasan waktu dan fasilitas pendukung, strategi ini tetap memberikan dampak positif. Penelitian ini merekomendasikan integrasi metode berbasis pengalaman nyata serta peningkatan dukungan fasilitas untuk mengoptimalkan pembelajaran PKn. Corruption in academic settings, such as bribery in student admissions, grade manipulation, and the misappropriation of educational funds, poses significant challenges in fostering integrity among students. Citizenship Education (PKn) plays a crucial role in shaping students' anti-corruption character; however, the effectiveness of its teaching strategies requires further investigation. This study aims to identify and analyze PKn teaching strategies in shaping students' anti-corruption character at Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat. A descriptive qualitative approach was employed, utilizing in-depth interviews, participatory observations, and document analysis. The research informants consisted of two PKn lecturers and 20 students. The findings indicate that case-based learning, group discussions, and mock trial simulations effectively enhance students' awareness, understanding, and attitudes toward anti-corruption. Despite challenges such as limited class time and inadequate facilities, these strategies still yield positive results. This study recommends integrating experiential learning methods and strengthening facility support to optimize PKn learning in higher education. 
Analisis Butir Soal Penilaian Akhir Semester Mata Pelajaran PPKn Menggunakan Program Iteman 3.0 Kelas XI MAN 2 Sleman Kusumawati, Intan; Fadillah, Nuzulul; Paryanto, Paryanto
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i1.25245

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peneliti yang tertarik dengan evaluasi hasil belajar siswa di dunia Pendidikan dan menyadari bahwa sebagian guru belum mampu menganalisis pembelajaran secara optimal. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis butir soal PAS mata pelajaran PPKn di MAN 2 Sleman menggunakan program Iteman 3.0. Metode yang diakukan berbentuk kuantitatif dengan populasi 191 siswa kelas XI dari 6 kelas. Analisis data mencakup tingkat kesukaran soal, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesukaran soal: mudah sebanyak 10 dari 40 soal (25%), sedang sebanyak 21 soal (52,5%), dan sukar sebanyak 9 soal (22,5%). Daya pembeda: tinggi sebanyak 14 soal (35%), sedang sebanyak 19 soal (47,5%), rendah sebanyak 6 soal (15%), dan sangat rendah sebanyak 1 soal (2,5%). Efektivitas pengecoh yang berfungsi adalah 115 dari 160 opsi (71,9%), sementara yang tidak berfungsi sebanyak 45 opsi (28,1%). Secara keseluruhan, soal memiliki kualitas baik dengan tingkat kesulitan sedang, daya pembeda baik, dan efektivitas pengecoh yang berfungsi. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa soal memiliki karakteristik tidak baik harus ditolak, karena soal ternyata berkualitas baik.This research was motivated by the researcher's interest in evaluating students' learning outcomes in the education sector and the realization that some teachers have not been able to analyze learning optimally. The purpose of this study is to analyze the items of the End of Semester Assessment for the subject of Pancasila and Citizenship Education at Madrasah Aliyah Negeri 2 Sleman using the Iteman 3.0 program. The research method is quantitative, with a population of 191 eleventh-grade students from 6 classes. Data analysis includes item difficulty level, discriminating power, and the effectiveness of distractors. The research results show the difficulty level of the questions: easy (10 out of 40 questions or 25%), moderate (21 out of 40 questions or 52.5%), and difficult (9 out of 40 questions or 22.5%). Discriminating power: high (14 questions or 35%), moderate (19 questions or 47.5%), low (6 questions or 15%), and very low (1 question or 2.5%). The effectiveness of functioning distractors is 115 out of 160 options (71.9%), while non-functioning distractors amount to 45 options (28.1%). Overall, the questions are of good quality, with a moderate difficulty level, good discriminating power, and effective distractors. These results indicate that the researcher's hypothesis, which stated that the questions have poor characteristics, must be rejected because the questions are of good quality.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Solidaritas antara Masyarakat Pendatang dengan Masyarakat Lokal dalam Memperkuat Integrasi Nasional Haslan, Muhammad Mabrur; Sawaludin, Sawaludin
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i1.33023

Abstract

Solidaritas antara masyarakat pendatang dan masyarakat lokal memegang peran penting dalam memperkuat integrasi nasional, khususnya dalam konteks masyarakat desa yang majemuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan menghambat terbangunnya solidaritas sosial di Desa Rumak, Lombok Barat, Indonesia, sebagai representasi dari interaksi sosial antar kelompok dalam ruang sosial yang beragam. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen dari warga pendatang maupun lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gotong royong, komunikasi terbuka, dan penerimaan terhadap keberagaman merupakan faktor utama yang mendorong terciptanya solidaritas. Nilai-nilai tersebut memperkuat kepercayaan, pengakuan sosial, dan partisipasi kolektif, memungkinkan masyarakat pendatang terintegrasi secara bermakna ke dalam komunitas lokal. Di sisi lain, perilaku individualistik, sentimen primordial, dan kesenjangan sosial ekonomi menjadi penghambat utama yang melemahkan kohesi sosial dan membatasi interaksi lintas kelompok. Temuan ini menegaskan bahwa solidaritas merupakan proses sosial yang terbentuk melalui interaksi kultural dan tantangan struktural yang terus berubah. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman solidaritas akar rumput dan memperkaya diskursus tentang kohesi sosial dalam masyarakat majemuk. Kajian ini juga menjadi dasar penting bagi perumusan kebijakan integrasi yang inklusif dan kontekstual.Solidarity between immigrant and local communities plays a pivotal role in promoting national integration, especially in plural rural settings. This study investigates the factors that support and hinder social solidarity in Rumak Village, West Lombok, Indonesia, where diverse populations interact within a shared socio-cultural space. Employing a qualitative descriptive approach, the research gathered data through in-depth interviews, participatory observation, and document analysis with both immigrant and local residents. The findings highlight that mutual cooperation (gotong royong), open communication, and cultural acceptance serve as primary drivers of solidarity. These mechanisms foster trust, social recognition, and community participation, enabling immigrants to integrate meaningfully into local society. Conversely, the study reveals that individualistic behavior, strong primordial attachments, and economic disparities are major obstacles, leading to social exclusion and weakened collective identity. These results suggest that solidarity is a dynamic social process shaped by both cultural resilience and structural challenges. The study affirms the relevance of classical and contemporary sociological theories while offering new insights into grassroots integration practices. By focusing on localized interactions and community-based mechanisms, the research contributes to a deeper understanding of social cohesion and provides a foundation for future policies aimed at inclusive integration in diverse societies.
Bentuk-Bentuk Perilaku Perundungan (Bullying) pada Siswa SMPN Se-Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat Haslan, Muhammad Mabrur; Sawaludin, Sawaludin
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i1.33032

Abstract

Perundungan (bullying) merupakan persoalan sosial yang sering kali diabaikan di lingkungan sekolah, meskipun berdampak signifikan terhadap kondisi psikologis dan sosial peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk-bentuk perilaku bullying yang dialami oleh siswa SMP Negeri Se-Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat. Dengan pendekatan studi kasus kualitatif, data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan analisis dokumen yang melibatkan guru, siswa, dan pihak sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua bentuk utama bullying yang terjadi adalah bullying fisik dan bullying verbal. Bullying fisik mencakup pemukulan, cakaran, dan pemalakan oleh teman sebaya, sedangkan bullying verbal meliputi ejekan terhadap nama orang tua, olok-olok berbasis bahasa daerah, serta penghinaan secara berulang. Perilaku ini tidak bersifat insidental, melainkan sistematis dan diperkuat oleh norma sosial di kalangan siswa serta minimnya intervensi institusional dari pihak sekolah. Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap literatur tentang kekerasan di sekolah, khususnya dalam konteks Indonesia, dengan menekankan pentingnya pendekatan berbasis budaya lokal dalam menangani bullying. Temuan ini mendorong perlunya strategi preventif berbasis komunitas dan intervensi kebijakan yang lebih inklusif dan berkeadilan.Bullying is a pervasive social problem in school environments, often overlooked despite its long-term psychological and social consequences for students. This study aims to identify and analyze the forms of bullying behavior experienced by junior high school students in Kediri District, West Lombok Regency. Using a qualitative case study approach, data were collected through in-depth interviews, field observations, and document analysis involving teachers, students, and school administrators. Findings show that two primary forms of bullying were prevalent: physical and verbal. Physical bullying included hitting, kicking, and coercive extortion, while verbal bullying involved name-calling, mockery based on parents' names, and linguistic or cultural derogation. These behaviors were not isolated incidents but systematic actions reinforced by peer support and weak institutional responses. The discussion highlights how bullying operates within asymmetric power relations and is culturally normalized within student interactions. The study contributes to existing literature by contextualizing bullying within Indonesian school settings and revealing its socio-cultural dimensions. These findings suggest the need for school-wide, culturally sensitive interventions to promote safer and more inclusive learning environments. Future research should explore broader sociological patterns and evaluate intervention outcomes.
Peningkatan Minat Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Team Game Tournament Berbasis Media Game Wordwall pada Pendidikan Pancasila Manzili, Rizka; Ismail, M.; Sawaludin, Sawaludin
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.33518

Abstract

Minat belajar merupakan faktor penting dalam keberhasilan akademik siswa, namun kurangnya minat dapat menimbulkan kebosanan dan penurunan prestasi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) berbasis media game Wordwall pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas VIII di SMPN 3 Gunungsari. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi dan angket. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan minat belajar siswa. Pada siklus I, rata-rata persentase angket mencapai 70,83% dengan 36% siswa masih memiliki minat rendah, serta pengamatan menunjukkan 7 dari 10 indikator belum terpenuhi. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, rata-rata persentase meningkat menjadi 85,41%, dan seluruh indikator pengamatan tercapai. Temuan ini membuktikan bahwa penerapan model TGT berbasis Wordwall efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Penelitian ini juga menegaskan bahwa integrasi model kooperatif dengan media digital interaktif mampu menciptakan suasana belajar yang lebih menarik dan partisipatif.Learning interest is an essential factor in students’ academic success, while a lack of interest often leads to boredom and decreased achievement. This study aims to improve students’ learning interest through the implementation of the cooperative learning model Team Game Tournament (TGT) using Wordwall game-based media in the Civic Education subject for eighth-grade students at SMPN 3 Gunungsari. The research employed Classroom Action Research (CAR), conducted in two cycles consisting of planning, implementation, observation, and reflection stages. Data were collected through observation and questionnaires. The findings revealed a significant increase in students’ learning interest. In the first cycle, the average questionnaire score reached 70.83%, with 36% of students still showing low interest, and observation results indicated that 7 out of 10 indicators had not yet been achieved. After improvements in the second cycle, the average score increased to 85.41%, and all observation indicators were fulfilled. These results demonstrate that the TGT model integrated with Wordwall is effective in enhancing students’ interest in learning Civic Education. Furthermore, the study highlights that combining cooperative learning with interactive digital media can foster a more engaging and participatory learning atmosphere.
Strategi Guru Penggerak Dalam Mengembangkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Di SMPN 2 Kota Bima Aulia, Oktavia Putri; Mustari, Mohammad; Basariah, Basariah; Kurniawansyah, Edy
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.31623

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi guru penggerak, implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila serta faktor pendukung dan penghambat guru penggerak dalam mengembangkan proyek penguatan profil pelajar pancasila di SMPN 2 Kota Bima. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu dengan teknik analisis data Model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi guru penggerak dalam mengembangkan projek penguatan profil pelajar pancasila di SMPN 2 Kota Bima dilakukan melalui beberapa perencanaan yaitu; 1) perencanaan projek, 2) fasilitator, 3) pembimbing, dengan menggunakan metode kolaboratif dan partisipasif. Hal ini mampu meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam setiap tahapan projek, memperkuat karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, serta mendorong terciptanya budaya belajar yang reflektif, inklusif, dan kontekstual di lingkungan sekolah. Kemudian faktor pendukung guru penggerak dalam mengembangkan P5 di SMPN 2 Kota Bima adalah dukungan teman sejawat, adanya buku panduan P5, dukungan dari sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan faktor penghambat guru peggerak dalam mengambangkan P5 di SMPN 2 Kota Bima adalah karakter siswa yang berbed-beda dan kurangnya dukungan orang tua.The aim of this research is to find out the strategies of driving teachers, the implementation of the Project for Strengthening the Profile of Pancasila Students as well as the supporting and inhibiting factors for teachers in developing the project for strengthening the profile of Pancasila students at SMPN 2 Kota Bima. This research uses a qualitative approach with a case study type of research. The data collection techniques used were observation, interviews and documentation techniques. The data analysis technique used is the Miles and Huberman Model data analysis technique, namely data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of this research show that the driving teacher strategy in developing a project to strengthen the profile of Pancasila students at SMPN 2 Kota Bima was carried out through several plans, namely; 1) project planning, 2) facilitator, 3) supervisor, using collaborative and participatory methods. This is able to increase active student involvement in every stage of the project, strengthen character in accordance with Pancasila values, and encourage the creation of a reflective, inclusive and contextual learning culture in the school environment. Then the supporting factors for driving teachers in developing P5 at SMPN 2 Bima City are the support of colleagues, the existence of a P5 guidebook, support from school facilities and infrastructure. Meanwhile, the inhibiting factors for driving teachers in developing P5 at SMPN 2 Kota Bima are the different characters of students and the lack of parental support.
Penerapan Pembelajaran Kontekstual dalam Mata Pelajaran PKn di SMP Al-Bakriyah: Upaya Meningkatkan Pemahaman dan Partisipasi Siswa Moh hafid1*, Ernawati2 Hafid, Moh; Ernawati, Ernawati
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.32690

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pembelajaran kontekstual dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP Al-Bakriyah sebagai strategi peningkatan pemahaman konsep dan partisipasi siswa. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, melibatkan guru PKn serta siswa kelas VIII. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi berupa RPP dan foto aktivitas, serta angket siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual mampu meningkatkan minat dan keterlibatan siswa, terutama ketika materi dikaitkan dengan realitas sosial-budaya mereka. Unsur konstruktivisme, penemuan (inquiry), dan kegiatan bertanya terbukti mendorong kemampuan berpikir kritis dan pemahaman yang lebih bermakna. Kendala yang dihadapi meliputi keterbatasan waktu serta perbedaan kemampuan siswa dalam beradaptasi terhadap pendekatan kontekstual. Namun, tantangan tersebut dapat diminimalisasi melalui komitmen guru dan dukungan sekolah. Penelitian ini berkontribusi terhadap pengembangan strategi pembelajaran PKn yang kontekstual, aplikatif, dan relevan dengan lingkungan sekolah berbasis keagamaan. Temuan juga menjadi dasar bagi kebijakan pendidikan yang mendukung integrasi nilai-nilai lokal dalam pembelajaran kewarganegaraan.This study aims to analyze the implementation of contextual teaching and learning in Civic Education (PKn) at SMP Al-Bakriyah as a strategy to enhance students’ conceptual understanding and active participation. A qualitative approach with a case study design was employed, involving Civic Education teachers and eighth-grade students. Data were collected through classroom observations, in-depth interviews, documentation such as lesson plans and photos of learning activities, as well as student questionnaires. The findings reveal that contextual teaching significantly improves students’ interest and engagement, particularly when the subject matter is linked to their social and cultural realities. Elements such as constructivism, inquiry, and questioning activities were proven to foster critical thinking skills and enable students to grasp civic concepts more meaningfully. Challenges identified include limited instructional time and varying levels of students’ ability to adapt to the approach. Nevertheless, these obstacles were mitigated by strong teacher commitment and full support from the school. This study contributes to the development of contextual and practical teaching strategies in Civic Education, particularly in religious-based school environments. Moreover, the findings provide an important basis for educational policy that integrates local values into civic education learning.
Eksistensi Tradisi Betangas Pra Pernikahan Masyarakat di Desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara Oktapiyana, Latipah; Isbandiyah, Isbandiyah; Sari, Ratna
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.32421

Abstract

Tradisi betangas merupakan ritual mandi uap tradisional yang dijalankan oleh masyarakat Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara, khususnya dalam rangkaian pra pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pelaksanaan, makna simbolik, serta eksistensi sosial-spiritual tradisi betangas dalam konteks modernitas. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode etnografi partisipatif, data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi terhadap tokoh adat, calon pengantin, serta masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa betangas bukan hanya bentuk pembersihan fisik, tetapi juga ritual penyucian batin yang menandai kesiapan spiritual calon pengantin. Selain sebagai simbol transisi menuju kehidupan rumah tangga, tradisi ini memperkuat identitas budaya dan mempererat hubungan sosial dalam komunitas. Di tengah arus globalisasi, betangas tetap eksis sebagai bentuk resistensi budaya dan mekanisme transmisi nilai-nilai lokal. Penelitian ini menegaskan pentingnya pelestarian tradisi betangas sebagai warisan budaya yang hidup, dan merekomendasikan integrasinya dalam pendidikan budaya lokal melalui kebijakan pemerintah dan peran aktif tokoh adat.Betangas is a traditional steam-bathing ritual practiced by the community of Lawang Agung Village, Rupit District, North Musi Rawas Regency, particularly as part of pre-wedding ceremonies. This study aims to describe the implementation process, symbolic meaning, and the socio-spiritual existence of the betangas tradition within the context of modern society. Employing a descriptive qualitative approach with participatory ethnographic methods, data were collected through observation, in-depth interviews, and documentation with cultural elders, prospective brides/grooms, and local residents. The findings reveal that betangas is not merely a physical cleansing practice, but a sacred ritual representing inner purification and spiritual readiness for marriage. Beyond marking a transition into married life, the ritual reinforces cultural identity and strengthens community cohesion. Amidst globalization, betangas endures as a symbol of cultural resistance and a vehicle for transmitting indigenous values. This study highlights the significance of preserving betangas as a living cultural heritage and recommends its integration into local cultural education through governmental policy and the active role of traditional leaders..
Pengaruh Model PBL berbantuan Media Wordwall terhadap Keterampilan Berpikir Kritis: Ditinjau dari Gaya Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar Hidayatullah, Muhammad Isro'; Nabila, Siti Maulidiya; Septiani, Melinda; Sopani, Elza Maulia; Adiyatma, Fauzi Maha; Herianto, Edy
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.32844

Abstract

Kemampuan berpikir kritis merupakan keterampilan esensial abad ke-21 yang perlu dikembangkan sejak jenjang sekolah dasar. Namun, variasi gaya belajar peserta didik kerap menjadi tantangan dalam memilih strategi dan media pembelajaran yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media Wordwall terhadap keterampilan berpikir kritis siswa sekolah dasar, dengan mempertimbangkan perbedaan gaya belajar. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain one group pretest-posttest. Sampel penelitian berjumlah 20 siswa kelas IV yang dipilih secara purposive. Data dikumpulkan melalui tes berpikir kritis dan angket gaya belajar, kemudian dianalisis dengan uji paired sample t-test dan ANOVA. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan kemampuan berpikir kritis setelah perlakuan (p < 0,05) dengan efek sedang (Cohen’s d = 0,588), namun tidak terdapat perbedaan signifikan antar gaya belajar. Simpulan penelitian ini menegaskan bahwa PBL berbantuan Wordwall efektif meningkatkan keterampilan berpikir kritis secara merata tanpa dibatasi oleh gaya belajar. Penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk mengeksplorasi media interaktif lainnya yang lebih menonjolkan aspek auditori dan analisis longitudinal terhadap pengaruh jangka panjang terhadap perkembangan kognitif dan karakter siswa. Critical thinking is an essential 21st-century skill that needs to be cultivated from the elementary school level. However, variations in students' learning styles often present challenges in selecting appropriate teaching strategies and media. This study aims to examine the effect of the Problem-Based Learning (PBL) model assisted by Wordwall media on elementary students’ critical thinking skills, while considering differences in learning styles. The research employed a quantitative approach with a one-group pretest-posttest design. The sample consisted of 20 fourth-grade students selected through purposive sampling. Data were collected using a critical thinking test and a learning style questionnaire, then analyzed using paired sample t-test and ANOVA. The results revealed a significant improvement in critical thinking skills after the intervention (p < 0.05) with a moderate effect size (Cohen’s d = 0.588), yet no significant differences were found across different learning styles. The findings confirm that PBL assisted by Wordwall effectively enhances students' critical thinking skills evenly, regardless of learning style differences. Future research is recommended to explore other interactive media that emphasize auditory aspects and to conduct longitudinal studies on the long-term impact on students’ cognitive development and character formation.
Implementasi Kurikulum Merdeka pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dalam Menumbuhkan Karakter Disiplin Siswa Hikmah, Annisa Nur; Wati, Ratna Kartika; Faridli, Efi Miftah; Sadeli, Elly Hasan
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.33818

Abstract

Perubahan paradigma pendidikan di Indonesia melalui Kurikulum Merdeka menekankan fleksibilitas pembelajaran yang berorientasi pada penguatan karakter peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi fleksibilitas Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila serta dampaknya terhadap penumbuhan karakter disiplin siswa di MTs Negeri 3 Banyumas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek penelitian meliputi guru Pendidikan Pancasila, guru Bimbingan Konseling, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan empat orang siswa. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan model analisis interaktif Miles dan Huberman melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memanfaatkan fleksibilitas kurikulum melalui strategi literasi pagi, kontrak belajar, pembiasaan religius, serta kolaborasi dengan guru BK. Namun, ditemukan kendala berupa kurangnya pemahaman teknologi oleh guru, lemahnya pengawasan penggunaan gawai, serta belum konsistennya perilaku disiplin siswa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa fleksibilitas Kurikulum Merdeka mampu mendukung pembentukan karakter disiplin apabila didukung kesiapan guru, lingkungan sekolah, dan partisipasi aktif siswa.The paradigm shift in education in Indonesia through the Independent Curriculum emphasizes flexible learning oriented towards strengthening student character. This study aims to describe the implementation of the flexibility of the Independent Curriculum in Pancasila Education learning and its impact on the development of students' disciplined character at MTs Negeri 3 Banyumas. This study used a qualitative approach with a case study method. The research subjects included the Pancasila Education teacher, the Guidance and Counseling teacher, the vice principal for curriculum, and four students. Data were collected through in-depth interviews, observation, and documentation, then analyzed using the Miles and Huberman interactive analysis model through the stages of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that teachers utilized curriculum flexibility through morning literacy strategies, learning contracts, religious habits, and collaboration with guidance and counseling teachers. However, obstacles were found in the form of a lack of technological understanding by teachers, weak supervision of device use, and inconsistent student disciplinary behavior. This study concluded that the flexibility of the Independent Curriculum can support the formation of disciplined character if supported by teacher readiness, the school environment, and active student participation. Curriculum is considered capable of supporting the development of disciplined character if supported by teacher readiness, the school environment, and active student participation.