cover
Contact Name
Firman Malewa
Contact Email
firman_999@iainpalopo.ac.id
Phone
+628114121449
Journal Mail Official
admin@jurnaldidaktika.org
Editorial Address
Office: Microteaching Building 1st Floor State Islamic Institute of Palopo (IAIN Palopo), Jl. Agatis, , South Sulawesi, Indonesia, 91914
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Didaktika: Jurnal Kependidikan
ISSN : 23021330     EISSN : 27454312     DOI : 10.58230
Core Subject : Education,
Material Development Testing, Assessment, & Evaluation Teacher Professional Development Learning Activities Education Policy Learning Facilities & Infrastructures
Articles 1,090 Documents
Peran Pojok Baca dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas V Sekolah Dasar Zakiyah Nuraini; Nurrohmatul Amaliyah
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.920

Abstract

Minat membaca merupakan hal penting dalam pengembangan literasi siswa terutama di sekolah dasar, untuk mendukung minat membaca siswa pentingnya memiliki fasilitas untuk menunjangnya. Pojok baca dinilai mampu mendukung minat baca siswa karena memberikan akses yang dekat dan mudah kepada siswa sehingga menarik minat siswa untuk terlibat dalam kegiatan membaca. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran pojok baca dalam meningkatkan minat baca siswa sekolah dasar kelas V. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah Kepala sekolah, wali kelas V dan siswa kelas V. Hasil dari penelitian ini adalah pojok baca memberikan dampak terhadap minat baca siswa, pojok baca berperan dalam meningkatkan minat baca siswa yaitu sebagai fasilitator bagi siswa untuk membaca, sarana bagi guru dalam mengintegrasikan kegiatan membaca dengan pembelajaran serta mengisi waktu luang siswa. Dalam implementasinya guru menggunakan gerakan literasi membaca 15 menit setelah itu siswa diminta menyimpulkan kedepan, beberapa kendala yang menghadang dalam penggunaan pojok baca adalah koleksi buku yang sudah lama dan waktu yang terbatas. Dengan pojok baca saat ini di sudut kelas membiasakan siswa untuk terbiasa melihat buku bacaan dan terbiasa menggunakan buku bacaan yang ada di pojok baca yang dimana akhirnya siswa mempunyai fasilitas yang sangat dekat untuk kegiatan membaca siswa.
Strategi Pimpinan Madrasah dalam menumbuhkan Religious Culture di MIN 2 Pamekasan Wilda Al Aluf; Marno
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.922

Abstract

Pemimpin Madrasah memainkan peran penting dalam keberhasilan institusi pendidikan religius, baik dalam melaksanakan program kegiatan madrasah maupun di luarnya. Untuk mengelola institusi pendidikan dengan sentuhan religius, diperlukan pendekatan profesional yang dijalankan oleh orang yang berpengalaman, bertanggung jawab, dan didukung oleh sumber daya yang memadai. Oleh karena itu, untuk membuat MIN 2 Pamekasan menjadi sekolah yang baik dan agamis, strategi pimpinan madrasah harus digunakan untuk menumbuhkan budaya religius di antara siswanya. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: menggambarkan budaya religius di madrasah; kedua, menjelaskan cara-cara pimpinan sekolah membina budaya religius; dan ketiga, menjelaskan dampak keberhasilan budaya religius tersebut. Strategi pimpinan sekolah dalam membina budaya religius disebabkan oleh keterbatasan waktu, pendekatan pembelajaran yang lebih kognitif, kurangnya proses internalisasi nilai, dan faktor-faktor lain yang berbahaya yang datang dari luar madrasah. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan jenis studi kasus. Wawancara, dokumentasi, dan observasi digunakan untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama-tama, budaya religius di MIN 2 Pamekasan lebih menekankan ibadah sehari-hari untuk mendukung akademik, seperti membaca surah pendek (juz 30), doa sebelum belajar, sholat dhuha dan dhuhur berjamaah, peringatan hari besar, dan memakai pakaian muslim dan muslimah (kerudung). Kedua, strategi kepala sekolah untuk mewujudkan budaya religius di MIN 2 Pamekasan termasuk perencanaan program, memberikan teladan, internalisasi nilai, pembiasaan, dan evaluasi. Ketiga, hasil dari mewujudkan budaya religius di MIN 2 Pamekasan terlihat dalam keinginan siswa untuk belajar agama, menyelesaikan tugas sekolah, berpakaian dengan baik dan menghormati satu sama lain di lingkungan sekolah.
Multikulturalisme di Pesantren: Tantangan dan Peluang dalam Pendidikan Islam Kontemporer Gozali; Fathurahman; Mahmud; Mohamad Erihadiana
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.923

Abstract

### Abstract This research explores how pesantren, as traditional Islamic educational institutions in Indonesia, respond to and integrate multicultural values into their curricula and activities. The study employs a qualitative approach, collecting data through in-depth interviews, direct observations, and document analysis from selected pesantren based on geographic variation and their educational approaches to multiculturalism. The findings indicate that pesantren view multiculturalism not only as a response to the ethnic, racial, and religious diversity in Indonesia but also as an expression of Islamic values that recognize diversity as divine will. In terms of curriculum, pesantren have taken proactive steps to integrate multiculturalism by including content that encompasses various cultures and civilizations in Islamic history and promoting significant non-Arab figures. Extracurricular activities, such as student exchanges, joint seminars with religious leaders from other faiths, and multicultural cultural festivals, are also focused on enhancing students' understanding and tolerance of diversity. However, the implementation of these multicultural values faces challenges, including internal resistance from community members who may see this as a threat to traditional Islamic values, as well as limitations in resources and external support. The research also identifies significant opportunities for further development, including the use of technology and collaboration with other educational institutions and international organizations to strengthen multicultural practices. Government support is considered crucial in helping pesantren enhance their multicultural capabilities. With the right approach, pesantren can play a vital role in shaping a more inclusive and adaptive understanding and practice of religion, which is essential to meet the needs of Indonesia's plural society today. Keywords: Multiculturalism, Islamic Education, Pesantren.
Paradigma dan Isu dalam Pendidikan Seni: Strategi Untuk Pengembangan Pendekatan yang Relevan dan Berkelanjutan Ken Steven; Hartono; Muhammad Fazli Taib Bin Saearani
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.924

Abstract

Pendidikan seni memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan keterampilan siswa. Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis sembilan isu utama dalam pendidikan seni, yaitu akhlak, akses, perkembangan teknologi, multikulturalisme, kreativitas, nilai seni, keberlanjutan, evaluasi, dan peran guru. Setiap isu dianalisis dengan strategi yang relevan untuk mengatasi tantangan, termasuk integrasi nilai-nilai akhlak dalam kurikulum seni, program inklusi untuk mengatasi kesenjangan akses, dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran seni. Selain itu, artikel ini menekankan pentingnya kurikulum multikultural, pendekatan holistik dalam pengajaran seni, dan evaluasi berbasis proses kreatif. Peran guru sebagai fasilitator dan mentor diuraikan untuk mendukung pembelajaran seni yang inklusif dan kreatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literatur dan analisis konten dari berbagai sumber yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan strategi-strategi yang tepat, pendidikan seni dapat menjadi lebih relevan dan berkelanjutan, memberikan pengalaman pendidikan yang bermakna bagi semua siswa. Artikel ini diharapkan dapat membantu pendidik seni mengembangkan pendekatan yang lebih efektif dalam menyediakan pengalaman pendidikan seni yang berkelanjutan dan bermakna.
Pengembangan Alat Evaluasi Quizizz Untuk Mengungkap Personal Branding Mahasiswa Tata Kecantikan Menuju Dunia Kerja Trisnani Widowati; Musdalifah; Eny Widya; Erna Setyowati; Novia Restu Windayani; Indah Eges Wahyuni; Anadia Krisna Putri; F Sekar Hayu Dewani
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.927

Abstract

Berdasar pengamatan belum seluruh mahasiswa melakukan keaktifan diluar kampus, masih banyak yang kegiatannya hanya mengikuti perkuliahan. Terkait dengan hal tersebut maka perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan seluruh potensi dirinya secara kognitif, afektif, dan psikomotorik yang menekankan pada kemampuan untuk berpikir kritis,kreatif dan inovatif, keterampilan komunikasi dan kolaborasi, keterampilan memecahkan masalah yang mampu menghubungkan ilmunya dengan dunia nyata, serta menguasai teknologi informasi. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa tata kecantikan/rias memahami kemampuan, potensinya serta upaya yang dilakukan untuk membangun personal branding dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang kompetitif sebagai penyedia jasa kecantikan atau sebagai calon guru SMK. Hasil penelitian pengembangan alat evaluasi berbasis aplikasi Quizizz untuk mengungkap personal branding mahasiswa Program Studi Tata Kecantikan dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja diperoleh nilai rata-rata 88,06%, termasuk dalam kategori tinggi berdasar indikator authenticity, relevan dan konsisten . Tingkat keefektivan alat evaluasi berbasis Aplikasi Quizizz diperoleh berdasar tanggapan terhadap penggunaan aplikasi yang diperoleh rata-rata 86,5% termasuk dalam kategori tinggi berdasar indikator penyajian, desain isi, kemudahan dan kelayakan Quizizz.
Strategy of the Dikdasmen Council of PDM Asahan to Improve the Professionalism of PAI Teachers at Muhammadiyah Schools in East Kisaran District Ahmad Mustaqim; Asnil Aidah Ritonga; Sakti Ritonga
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.932

Abstract

This study discusses the strategies of the Dikdasmen Council of PDM Asahan to enhance the professionalism of Islamic Education teachers at Muhammadiyah schools in the East Kisaran District. The issue addressed in this study is the professionalism of PAI teachers in performing their duties, which does not meet the professional standards expected, particularly in pedagogical skills and teaching administration, as assessed by the Dikdasmen Council of PDM Asahan. This study employs a qualitative approach. Qualitative research is designed to describe and analyze phenomena, events, social activities, attitudes, beliefs, perceptions, and thoughts, both individually and in groups. One type of descriptive qualitative research is case study research. the findings obtained in the field, both from interviews and library research, the root of the problem identified is that the pedagogical competence of teachers, including PAI teachers, is not entirely satisfactory, with a percentage of 70%. The common issues related to teacher professionalism include: Limited use of IT-based learning media among teachers, Understanding student characteristics during teaching, The delivery of learning materials that do not engage students, Teaching administration issues, such as teaching not aligning with their qualifications and insufficient mastery of the curriculum.
Implementasi Model Learning Cycle dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Rizki Amalia Nur; Pertiwi Indah Lestari; Nurhidayah; Rika Riyanti; Ernawati
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.933

Abstract

Pembelajaran biologi yang mempelajari tentang makhluk hidup mempunyai daya tarik tersendiri yang menarik minat dan perhatian peserta didik saat belajar. Namun banyak siswa yang menganggap biologi adalah mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk berperan aktif dalam mengelola pembelajaran di kelas, mengubah persepsi siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model learning cycle dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian dengan menggunakan model Learning cycle ini dilakukan sebanyak 2 Siklus yaitu Siklus I dan Siklus II dimana setip siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei di MTsS Darul Istiqamah Tahun Ajaran 2023/2024. Sample dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII yang terdiri dari 19 Siswa. Dalam penelitian PTK dengan menggunakan model Learning Cycle ini dilakukan beberapa Tahapan yakni Perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan, evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan Model Learning Cycle terjadi peningkatan ketuntasan belajar pada siklus I sebanyak 47,37% ke siklus II sebanyak 100%. Pada siklus I dalam implementasi model Learning Cycle dimana siswa belum mampu menerapkan konsep yang akan dipelajari dan masih kurang peduli dengan materi yang diberikan oleh Guru yang menyebabkan siswa kurang memperhatikan penjelasan dari Guru. Pada Siklus II Guru juga sudah menguasai kelas dan menyampaikan materi dengan baik sehingga hasil belajar siswa pada siklus II semuanya Tuntas.
Penerapan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Peserta Didik Di Kelas IV MIS Mutiara Azizah Febryani Nasution; Eka Yusnaldi
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.934

Abstract

Abstrak Peran pendidikan sangat penting dalam mengembangkan kualitas bangsa, termasuk dalam disiplin sosial. Namun kenyataannya masih banyak siswa yang kurang memiliki sikap sosial yang baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan sikap sosial siswa adalah dengan menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan pembelajaran CTL Mutiara terhadap sikap sosial siswa kelas IV MIS Mutiara pada mata pelajaran IPS, serta faktor pendukung dan penghambat dalam . Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penerapan model ini menunjukkan peningkatan sikap sosial siswa pada indikator disiplin, tanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan toleransi, hasil yang diperoleh dikategorikan pada kategori Berkembang sesuai harapan dengan indikator yang paling meningkat yakni terdapat pada indikator percaya diri. Faktor pendukung keberhasilan antara lain lingkungan sekolah kondusif, dukungan orang tua, kerjasama guru-orang tua-masyarakat, keteladanan guru, dan lingkungan sekitar yang mendukung. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi keterbatasan sarana prasarana, kurangnya pemahaman guru, jumlah siswa banyak, minimnya dukungan orang tua, lingkungan masyarakat kurang kondusif, dan waktu pembelajaran terbatas. Untuk mengoptimalkan penerapan model CTL dalam menanamkan sikap sosial siswa, diperlukan upaya mengatasi kendala-kendala tersebut melalui kerjasama dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak terkait seperti sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Evaluasi Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz di SMA IT Hasanka Palangka Raya Umiyati Wahidahtu Rohmah; Muslimah; Saiful Lutfi
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.935

Abstract

Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz merupakan salah satu program unggulan di SMA IT Hasanka Palangka Raya, pelaksanaan program tersebut belum pernah dilakukan suatu evaluasi secara menyeluruh untuk mengetahui apakah Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz telah sesuai dengan tujuan yang ada, karenanya penting untuk dilakukan evaluasi Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz. Evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan model CIPP. Sehingga, tujuan penelitian yaitu 1) mengetahui evaluasi konteks Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz; 2) mengetahui evaluasi input Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz; 3) mengetahui evaluasi proses Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz; dan 4) mengetahui evaluasi produk Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz. Penelitian ini menggunakan metode mixed method yang mana penulis menggunakan rumus presentase untuk mengetahui hasil dari setiap komponen program tersebut. Sumber sekunder penelitian ini yaitu subjek penelitian yang terdiri dari peserta didik kelas XI dan guru pembimbing Program Qur’an, Tajwid dan Tahfidz di SMA IT Hasanka Palangka Raya. Informan terdiri atas kepala sekolah, WAKASEK Kurikulum, dan wali kelas XI MIPA, IPS, dan Bahasa di SMA IT Hasanka Palangka Raya. Sampel penelitian terdiri atas 28 peserta didik kelas XI di SMA IT Hasanka Palangka Raya. Hasil dari penelitian yaitu 1) evaluasi konteks Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz perlu adanya perbaikan yaitu disamakannya pelaksanaan tahfidz baik di kelas X, XI, dan XII; 2) evaluasi input Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz sudah sangat baik sehingga sekolah hanya perlu mempertahankan kualitas guru, respon peserta didik, dan sarana prasarana sekolah; 3) evaluasi proses Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz sudah terlaksana dengan baik sehingga sekolah hanya perlu memastikan bahwa peser guru dapat memanfaatkan sarana prasana dengan baik dan tidak terjadi penurunan dalam proses pembelajaran; 4) evaluasi produk Program Qur’an, Tajwid, dan Tahfidz sudah memuaskan sehingga sekolah hanya perlu mempertahankan dan meningkatkan kualitas peserta didik khususnya di bidang keagamaan.
Peran Kelompok Kepentingan Dalam Pendidikan Nasional Indosesia: Tinjauan Kritis Terhadap Aspirasi Politik Pengurus Besar PGRI Surya Bakti; Muhammad Sirozi; Sholihah Titin Sumanti; Muhammad Yusuf
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 3 (2024): DIDAKTIKA Agustus 2024
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.936

Abstract

Dalam penelitian ini menjelaskan mengenai peran kelompok kepentingan dalam pendidikan Nasional Indonesia.Tinjauan yang dilakukan dalam penelitian ini mengarah pada aspirasi politik pengurus besar PGRI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Adapun hasil dan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui jika Kebijakan politik PGRI terkait dengan pendidikan, seperti: Memberikan Masukan untuk Peta Jalan Pendidikan: Unifah Rosyidi hadir untuk memberikan masukan PGRI terkait dengan peta jalan pendidikan, menunjukkan keterlibatan aktif dalam memberikan kontribusi dan solusi terhadap isu-isu pendidikan di Indonesia.

Page 54 of 109 | Total Record : 1090