cover
Contact Name
Kusniyati Utami
Contact Email
jurnalilmiahstikesyarsimataram@gmail.com
Phone
+6281931010908
Journal Mail Official
jik@stikesyarsimataram.ac.id
Editorial Address
Jln. TGH Rais Lingkar Selatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
ISSN : 19788940     EISSN : 2807940X     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram with E-ISSN 2807-940X and P-ISSN 1978-8940 is a scientific journal that presents research results with the focus and scope of journals including nursing science, obstetrics and public health sciences including maternal and child health sciences, production health, health promotion, health policy and health management.
Articles 79 Documents
Efektivitas Video Edukasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu tentang Gizi Seimbang pada Balita Nafilah, Nafilah; Eliyana, Eliyana
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v15i1.437

Abstract

The prevalence of stunting in Indonesia still leaves much to be done and requires the attention of all stakeholders. Various efforts have been made to eliminate factors that have the potential to trigger stunting, one of which is maternal knowledge. Educational efforts are being made to increase mothers' understanding of the importance of a balanced diet for young children. Knowledge can be increased in several ways. One of them is to provide education through video media, which is believed to be more easily accepted and understood by mothers. This study aims to improve mothers' understanding of balanced infant feeding through educational videos. The quasi-experimental pretest-posttest research design involved 20 mothers of young children. The data were then analyzed using the Wilcoxon test. The results of this study indicate that there is a significant increase in maternal knowledge about balanced feeding. This can be seen from the pretest mean of 6.4 ± 0.3 while the posttest mean is 9.3 ± 0.2 with p = 0.00. Educating mothers with videos has proven to be effective in increasing their knowledge about balanced nutrition. The use of audiovisual media is able to optimize the reception of information because it involves more than one sense of the body. It is expected that education of mothers can be done on an ongoing basis using more interactive and dynamic media. ABSTRAK revalensi angka stunting di Indonesia masih menyisakan banyak pekerjaan yang memerlukan perhatian seluruh pihak. Berbagai upaya dilakukan untuk mengeliminasi faktor yang berpotensi memicu stunting, salah satunya ialah pengetahuan ibu. Upaya edukasi dilakukan untuk meningkatkan pemahaman ibu tentang pemenuhan gizi yang seimbang untuk balita. Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah pemberian edukasi melalui media video yang diyakini dapat lebih mudah diterima dan dipahami oleh ibu. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ibu tentang gizi seimbang pada balita melalui video edukasi. Desain penelitian quasi eksperimen dengan pretest-postest grup melibatkan sebanyak 20 ibu balita. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat peningkatan signifikan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang. Hal ini terlihat dari hasil mean pretest sebesar 6.4±0.3 sedangkan mean postest sebesar 9.3±0.2 dengan p=0.00. Pemberian edukasi menggunakan video terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang. Penggunaan media audio visual mampu mengoptimalkan penerimaan informasi karena melibatkan lebih dari satu indra tubuh. Diharapkan pemberian edukasi pada ibu dapat dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan media yang lebih interaktif dan dinamis.  
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Proses Pemulihan Pasien Halusinasi ninuk, devin; Widiatie, Wiwiek; Khasana, Faizatul
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v15i1.442

Abstract

Hallucinations are one of the symptoms of mental disorders where patients experience changes in sensory perception, feeling false sensations in the form of sound, sight, taste, touch or inhalation. The recovery process of hallucination patients does not only depend on medical treatment therapy, but also requires support from the surrounding environment, especially family. This study aims to analyze the relationship b etween family support and the recovery process of hallucination patients at Puskesmas Dukuh Klopo, Peterongan District, Jombang Regency. This study used an observational analytic design of non-experimental research using a cross sectional approach. All families who have family members with hallucination disorders at Puskesmas Dukuh Klopo, Peterongan District, Jombang Regency as a population. Stratified Random Sampling technique which is divided into 6 villages with a total of 55 respondents. From the results of the study obtained respondents with good support as much as 63.6%, enough as much as 27.3%, less as much as 9.1%, while patients with a good recovery process as much as 70.9%, enough as much as 29%, and less as much as 0%. The results of the statistical analysis of the Spearman's rho correlation test with a significance level of α = 0.05 showed a ρ value of 0.000. The correlation coefficient value of 0.505 means that there is a moderate relationship and shows that the hypothesis is accepted, so there is a relationship between family support and the recovery process of hallucination patients. This study shows that family support is a significant factor in the recovery process of hallucination patients ABSTRAK Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecap, perabaan atau penghirupan. Proses pemulihan pasien halusinasi tidak hanya bergantung pada terapi pengobatan medis, melainkan juga membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar, terutama keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan proses pemulihan pasien halusinasi di Puskesmas Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional penelitian non eksperimen dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Seluruh keluarga yang mempunyai aggota keluarga dengan gangguan halusinasi di Puskesmas Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang sebagai populasi. Teknik Stratified Random Sampling yang terbagi dalam 6 desa dengan jumlah responden sebanyak 55 responden.Hasil penelitian didapatkan responden dengan dukungan baik sebanyak 63,6%, cukup sebanyak 27,3%, kurang sebanyak 9,1%, sedangkan pasien dengan proses pemulihan baik sebanyak 70,9%, cukup sebanyak 29%, dan kurang sebanyak 0%. Hasil analisis statistik uji korelasi Spearman’s rho dengan taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan ρ value sebesar 0,000. Nilai koefisien korelasi 0,505 artinya ada hubungan sedang dan menunjukkan hipotesa diterima, jadi ada hubungan antara dukungan keluarga dengan proses pemulihan pasien halusinasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya peran keluarga dalam proses pemulihan pasien halusinasi.
Penerapan Isometric Handgrip Exercise terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Akut pada Penderita Hipertensi Ruli, Baiq; Suprayitna, Marthilda
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v15i1.445

Abstract

Hypertension is a non-communicable disease characterized by an increase in systolic blood pressure ≥140 mmHg and/or diastolic blood pressure ≥90 mmHg. Hypertension begins with very high blood pressure in the blood vessels which will result in signs and symptoms such as pain. Isometric handgrip exercise therapy is an efficient non-pharmacological treatment because it can be done easily and can effectively reduce pain intensity and blood pressure in hypertension sufferers. Objective: The aim of this case study is to describe nursing care by implementing isometric handgrip exercises to change the intensity of acute pain in hypertensive sufferers. Method: This research is a descriptive study in Mambalan Village, Gunung Sari District in May 2024. The sample in this study were two adult hypertension sufferers using interview, observation and physical examination methods. Results: The results of this study show that the application of isometric handgrip exercise is proven to reduce intensity of pain and high blood pressure felt by two sufferers. Before the procedure, the pain scale and blood pressure felt by the two sufferers were still high, and after carrying out the isometric handgrip exercise for 5 times, the pain and high blood pressure decreased. Conclusion: The application of isometric handgrip exercise is very effective in reducing the intensity of acute pain felt by hypertension sufferers. ABSTRAK Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan pada tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Penyakit hipertensi diawali dari tekanan darah didalam pembuluh darah sangat tinggi yang akan mengakibatkan timbulnya tanda dan gejala seperti nyeri. Terapi isometric handgrip exercise adalah salah satu pengobatan nonfarmakologi yang efisien yang dapat dilakukan dengan mudah dan efektif dapat menurunkan intensitas nyeri dan tekanan darah pada penderita hipertensi.Tujuan: Tujuan studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan keperawatan dengan melakukan penerapan isometric handgrip exercise untuk merubah intensitas nyeri akut pada penderita hipertensi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif di Desa Mambalan, Kecamatan Gunung Sari pada bulan Mei 2024. Sampel dalam penelitian ini adalah dua penderita hipertensi dewasa dengan metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan isometric handgrip exercise terbukti dapat mengurangi intesitas nyeri dan tekanan darah tinggi yang dirasakan oleh dua penderita. Sebelum tindakan, skala nyeri dan tekanan darah yang dirasakan oleh dua penderita masih tinggi, dan setelah dilakukan tindakan isometric handgrip exercise selama 5 kali, nyeri dan tekanan darah tinggi mengalami penurunan. Kesimpulan:Penerapan isometric handgrip exercise sangat efektif dalam menurunkan intensitas nyeri akut yang dirasakan oleh penderita hipertensi.
Analysis of the Effect of Medication Adherence on Systolic Blood Pressure in Hypertensive Patients Alimansur, Moh; Winarti, Eko; Suharto, Idola Perdana Sulistyoning; Karingga, Devangga Darma; Kartikasari, Fira Deviyanti
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v15i2.477

Abstract

Hypertension is a major public health issue that continues to rise in prevalence, particularly in low- and middle-income countries. Despite the availability of effective medications, low adherence remains a significant barrier to achieving blood pressure control. This study aims to analyze the effect of medication adherence on systolic blood pressure among hypertensive patients. This quantitative study employed a cross-sectional design and involved 86 hypertensive patients in Cengkok Village, Nganjuk Regency, East Java. The sampling technique used was simple random sampling. The independent variable of this study is the compliance of hypertensive patients while the dependent variable is systolic pressure. Medication adherence was assessed using the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8), while systolic blood pressure was classified into stage 1 and stage 2 hypertension. The data were analyzed using spearman rho and logistic regression tests.The results revealed that most patients with high adherence had stage 1 hypertension (95.2%), while all patients with low adherence had stage 2 hypertension (100%). The spearman rho showed a significant relationship between adherence level and systolic blood pressure (p ≤ 0.05). Furthermore, logistic regression analysis indicated that patients with low or moderate adherence were 39.09 times more likely to have uncontrolled systolic blood pressure compared to those with high adherence (p = 0.001). In conclusion, medication adherence significantly affects systolic blood pressure control among hypertensive patients. Improving adherence through targeted education and community-based interventions is essential to prevent complications such as stroke, heart failure, and kidney disease. ABSTRAK Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terus meningkat, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Meskipun obat antihipertensi tersedia luas, kepatuhan yang rendah menjadi hambatan utama dalam pengendalian tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepatuhan pengobatan terhadap tekanan darah sistolik pada pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional dan melibatkan 86 pasien hipertensi di Desa Cengkok, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Variable independen penelitian ini adalah kepatuhan penderita hipertensi sedangkan variable dependennya adalah tekanan sistolik. Kepatuhan dinilai menggunakan instrumen Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8), sementara tekanan darah sistolik diklasifikasikan dalam hipertensi tingkat 1 dan tingkat 2. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien dengan kepatuhan tinggi memiliki hipertensi tingkat 1 (95,2%), sedangkan seluruh pasien dengan kepatuhan rendah mengalami hipertensi tingkat 2 (100%). Uji spearman rho menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan dan tekanan darah sistolik (p ≤ 0,05). Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa pasien dengan kepatuhan rendah atau sedang memiliki risiko 39,09 kali lebih besar mengalami tekanan darah tidak terkontrol dibandingkan pasien dengan kepatuhan tinggi (p = 0,001). Kesimpulannya, kepatuhan pengobatan berpengaruh signifikan terhadap kontrol tekanan darah sistolik pada pasien hipertensi. Upaya peningkatan kepatuhan melalui edukasi dan intervensi berbasis komunitas sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal.
Self-Care and Treatment Adherence for Blood Pressure Control among Patients with Hypertension: a Cross-sectional Study Ramadhan, Muhammad Deri; Kusmiran, Eny; Istianah, Istianah
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v15i2.483

Abstract

The prevalence of hypertension is increasing every year. The keys of full success in controlling blood pressure among patients with hypertension were self-care and medication adherence. The research problem was that patients with hypertension still had inadequate self-care skills and were not compliant with treatment regimens. The aim of the study was to analyze the association between self-care and medication adherence with blood pressure control among patients with hypertension. The method, design of the study was cross-sectional. Primary data collection was conducted in outpatient wards at Type A Hospital, Bandung-Indonesia with accidental sampling technique. Period of data collection was February-March 2025. Total sample involved 138 respondents. The instruments used in this study were High Blood Pressure-Self-care Profile (HBP-SCP) and Modified-Morisky Adherence Scale-8 (MMAS-8). The statistical test used was Chi-Square. Results: We found 82.0% respondents with low self-care, 86.0% not adhere to medication, and 66.0% respondents with uncontrolled blood pressure. The results of the study showed there was a significant association between self-care and blood pressure control (P < .001), medication adherence and blood pressure control among patients with hypertension (P < .001). Recommendations related to improving self-care and medication adherence need to be evaluated periodically, support from health care professionals through ongoing health education or the use of appropriate technology needs to be carried out to monitor the self-care abilities of hypertension sufferers to avoid various complications. ABSTRAK Prevalensi hipertensi setiap tahunnya meningkat. Kunci keberhasilan pengendalian tekanan darah yaitu kemampuan self-care dan kepatuhan pengobatan. Masalah penelitian masih ditemukan penderita hipertensi yang memiliki kemampuan self-care yang kurang memadai dan tidak patuh terhadap rejimen pengobatan. Tujuan: menganalisis hubungan self-care dan kepatuhan pengobatan dengan pengendalian tekanan darah penderita hipertensi. Metode: desain studi cross sectional. Pengumpulan data primer penderita hipertensi yang rawat jalan di Poli Ginjal dan Hipertensi RS Tipe A Bandung dengan teknik accidental sampling. Periode Februari-Maret 2025. Besar sampel dalam studi 138 responden. Instrumen penelitian High Blood Pressure-Self-care Profile (HBP-SCP) dan Modified-Morisky Adherence Scale-8 (MMAS-8). Uji statistik yang digunakan Chi-Square. Hasil: Terdapat 82.0% responden dengan kemampuan self-care rendah, 86.0% responden dengan kepatuhan pengobatan rendah, dan 66.0% responden dengan tekanan darah tidak terkendali. Hasil studi diperoleh hubungan yang signifikan antara self-care dengan pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi (P < .001) dan kepatuhan pengobatan dengan pengendalian tekanan darah penderita hipertensi (p < .001). Rekomendasi studi terkait peningkatan self-care dan kepatuhan pengobatan perlu dievaluasi secara berkala, dukungan petugas kesehatan melalui pendidikan kesehatan berkelanjutan atau pemanfaat teknologi tepat guna perlu dilakukan untuk memantau kemampuan perawatan diri penderita hipertensi agar terhindar dari berbagai komplikasi.
The Effect of Telenursing-Based Health Education on Self-Efficacy in Tuberculosis in Hospital Setting Patients Wahdi, Achmad; Yusuf, Ah; Setiyowati, Eppy; Retno Puspitosari, Dewi; Irham Lutfi, Erik
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v15i2.489

Abstract

Pulmonary TB treatment, which takes a relatively long time with regular medication intake, causes patient boredom with the treatment. The informational and emotional support provided is also less than optimal; this can reduce self-efficacy. This research aims to determine the effect of telenursing-based health education on self-efficacy in tuberculosis patients at the Jemursari Islamic Hospital, Surabaya. This was a quasi-experimental pre-post test control group design approach. Population of 38 tuberculosis patients at Jemursari Islamic Hospital, Surabaya. The sample size was 38 patients, divided into 2 intervention and control groups, taken using random sampling techniques based on sample allocation. Data was collected using a questionnaire. Data analysis used the Paired t-test and Independent t-test with α = 0.05. The research results showed that the difference between the self-efficacy of the intervention group was X ± (SD) = 7.05 ± (4.47) and the control group, namely X ± (SD) 0.11 ± (0.315). The results of the Independent t-test¸ ρ = 0.000, meaning that there is an influence of telenursing-based health education on increasing self-efficacy in tuberculosis patients. Telenursing-based health education can increase self-efficacy. Hospitals and nurses can use telenursing (long distance care) to provide health education to patients with chronic diseases such as tuberculosis ABSTRAK Pengobatan TB Paru yang memakan waktu relatif lama dengan asupan obat yang teratur menyebabkan pasien bosan terhadap pengobatan, kemudian dukungan informasional dan emosional yang diberikan juga kurang optimal, hal ini dapat menurunkan efikasi diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan berbasis telenursing terhadap efikasi diri pada pasien tuberkulosis di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Desain penelitian ini adalah quasi experimental dengan pendekatan pre post test control group design. Populasi 38 pasien tuberkulosis di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Besar sampel sebanyak 38 pasien, dibagi menjadi 2 kelompok intervensi dan kontrol, diambil dengan menggunakan teknik random sampling berdasarkan alokasi sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Paired t-test dan Independent t-test dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan selisih efikasi diri kelompok intervensi yaitu X ± (SD) = 7,05 ± (4,47) dengan kelompok kontrol yaitu X ± (SD) 0,11 ± (0,315). Hasil uji t-independent ρ = 0,000, artinya ada pengaruh edukasi kesehatan berbasis telenursing terhadap peningkatan efikasi diri pada pasien tuberkulosis. Edukasi kesehatan berbasis telenursing dapat meningkatkan efikasi diri. Rumah sakit dan perawat dapat memanfaatkan telenursing (long distance care) untuk memberikan edukasi kesehatan pada pasien dengan penyakit kronis seperti tuberkulosis.
The Effect of Education with T-Plate Modeling on Mothers' Knowledge about Obesity Diet Agustina, Venti; Nurhayati; Herlina, Lily; Khasanah, Uswatul
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v15i2.490

Abstract

The GENTAS program (Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas) recommends the use of the T plate model in one of its programs to reduce the prevalence of obesity. He purpose of this study was to determine the effect of education with T plate modeling on maternal knowledge about obesity diet. This study used a quasi-experiment with a one-group pretest-posttest approach, involving 18 mothers from RW 04,05, and 06 Harapan Mulya Village, Kemayoran District, Central Jakarta. Mothers' knowledge was measured using a questionnaire on obesity diet management knowledge given before and after education using the T-shaped Plate modeling. Data analysis used the Wilcoxon Test technique with a p-value of 0.05. Data analysis using Jamovi 2.3.28 software. The results of the analysis using the Wilcoxon test obtained the t value on the obesity diet knowledge variable, both pre-test and post-test, with a p-value of 0.001 (p <0.05) and an effect size of -1.00.  This means that there is an effect of education with T plate modeling on obesity diet knowledge before and after intervention. ABSTRAK Program GENTAS (Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas) menganjurkan penggunaan piring makan model T dalam salah satu gerakannya untuk menurunkan prevalensi obesitas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh edukasi dengan pemodelan Piring T terhadap pengetahuan ibu mengenai diet obesitas.  Penelitian ini menggunakan quasi-experimen dengan pendekatan one group pretest postest, yang melibatkan 18 ibu dari RW 04,05, 06 Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Pengetahuan ibu diukur menggunakan kuesioner pengetahuan pengelolaan diit obesitas yang diberikan sebelum dan sesudah edukasi menggunakan pemodelan Piring T. Analisis data menggunakan teknik Uji Wilcoxon dengan p-value 0,05 Analisis data dengan menggunakan software Jamovi 2.3.28. Hasil analisa dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai t hitung  pada variabel pengetahuan diet obesitas baik pre-test dan post-test dengan p-value 0,001(p< 0,05) dan effect size -1,00.  Hal ini mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh edukasi dengan pemodelan Piring T terhadap pengetahuan diit obesitas sebelum dan sesudah intervensi.
Waste Analysis Using Lean Management on Inpatient Discharge Waiting Time at RSI Siti Hajar Mataram Aulia Rahma; Wahyudi, Bayu; Veranita, Mira
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v15i2.502

Abstract

The inpatient discharge process is a key indicator of hospital service quality and is closely related to patient satisfaction. Research on inpatient discharge waiting time has largely not categorized the waiting time based on the type of payment guarantor, such as BPJS Kesehatan (standard class or upgraded class), private insurance, and out-of-pocket payment. RSI Siti Hajar Mataram is facing an issue with patient discharge waiting times, which exceed 2 hours (the standard set by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia). This study aims to analyze inefficiencies (waste) in the discharge process using Lean Management principles, in order to identify the root causes of delays. A qualitative analytic approach was employed, involving direct observation and in- depth interviews. The findings revealed that the average inpatient discharge time was 147.5 minutes (2 hours, 27 minutes, and 31 seconds), exceeding the established standard. Three types of waste were identified: overprocessing, waiting, and transportation, occurring consistently across all payer categories. Root cause analysis indicated contributing factors related to human resources, methods, materials, equipment, and the physical environment. Following the elimination of identified waste, a future-state process was proposed, resulting in reduced discharge times across all groups become less than 2 hours. These improvements demonstrate the potential of Lean Management in enhancing hospital discharge efficiency and compliance with national service standards ABSTRAK Proses pemulangan pasien rawat inap merupakan salah satu indikator pelayanan pasien di rumah sakit yang berkaitan erat dengan kepuasan pasien. Penelitian mengenai waktu tunggu pemulangan pasien rawat inap sebagian besar belum mengkategorikan waktu tunggu berdasarkan jenis penjamin pembiayaan pasien, seperti BPJS Kesehatan (sesuai kelas atau naik kelas), asuransi, dan umum. RSI Siti Hajar Mataram menghadapi permasalahan pada waktu tunggu proses pemulangan pasien baik untuk pasien dengan penjamin biaya BPJS Kesehatan sesuai kelas, BPJS Kesehatan naik kelas, penjamin umum, maupun asuransi. Penelitian ini bertujuan menganalisa waste menggunakan lean management sehingga dapat diketahui waste, akar masalah, serta perubahan lamanya waktu tunggu pemulangan pasien rawat inap apabila waste dihilangkan. Menggunakan metode kualitatif dengan observasi dan wawancara, penelitian ini memperlihatkan hasil: Proses pemulangan pasien rawat inap rata-rata adalah 147,5 menit. Ditemukan waste of overprocessing, waste of waiting, dan waste of transportation pada seluruh kategori penjamin pembiayaan pasien. Akar masalah ditemukan faktor manusia, metode, material, mesin, dan lingkungan. Setelah melakukan eliminasi waste ditemukan future condition menjadi kurang dari 2 jam. Hal ini menunjukkan bahwa lean management dapat membantu meningkatkan efisiensi proses pemulangan pasien sehingga memenuhi standar yang ditetapkan.
Multicomponent Exercise Program (Mepfs) to Maintain the Quality of Life For Chemotherapy Patients: Systematic Literature Review Fahmi, Dzakiyatul; Siwi, Ken
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chemotherapy is a therapy that is often used in cancer treatment, and causes many side effects of treatment symptoms and psychological stress. Various complementary therapy options can be chosen by chemotherapy patients to maintain quality of life and chemotherapy symptom management, one of which is using the Multicomponent Exercise Program (MEPFS) which needs to be developed to be applied to cancer patients with chemotherapy in Indonesia. The purpose of this study was to develop MEPFS therapy in cancer patients with chemotherapy. This quantitative study with the type of the review develops MEPFS therapy in chemotherapy patients. This study is part of the development of MEP therapy, using the Systematic Literature Review (SLR) method to translate, accumulate and synthesize the results of previous studies on MEP therapy that affect the quality of life of chemotherapy patients. The eligible criteria for this study were articles published in the indexed journal databases Pubmed, Sage and Science Direct, English, observational and experimental studies. Journals published in the period 2019-2023. From the search results, 220 articles were obtained from 3 journal databases, of which 786 articles were excluded because they were duplicated, did not comply with the inclusion and were not relevant so that there were 7 relevant articles and further translation processes were carried out. The analysis showed that the performance scale using ECOG-PS is a valid screening used (p 0.047) before chemotherapy patients undergo MEPFS exercise therapy with a minimum score of ECOG £1. Respondents who will undergo MEPFS therapy will combine aerobic exercise and weight training with a total duration of 40 minutes. The exercise consists of 3 phases with a composition of a warm-up phase (5 minutes), a main exercise phase (30 minutes) and a cool-down phase (5 minutes). The main exercise phase is divided into aerobic exercise (can be with a treadmill, walking or jogging on the spot) for 15 minutes, and weight training using dumbbells/theraband for 15 minutes. MEPFS therapy is recommended for cancer patients undergoing chemotherapy. ABSTRAK Kemoterapi merupakan salah satu terapi yang sering digunakan dalam pengobatan kanker, dan menimbulkan banyak efek samping gejala pengobatan dan stres psikologis. Berbagai pilihan terapi komplementer dapat dipilih oleh pasien kemoterapi untuk menjaga kualitas hidup dan manajemen gejala kemoterapi, salah satunya dengan menggunakan Multicomponent Exercise Program (MEPFS) yang perlu dikembangkan untuk diaplikasikan pada pasien kanker dengan kemoterapi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan terapi  MEPFS pada pasien kanker dengan kemoterapi. Penelitian kuantitatif dengan metode SLR ini mengembangkan terapi MEPFS pada pasien kemoterapi. Penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan terapi MEP, dengan menerjemahkan, mengumpulkan dan mensintesiskan hasil penelitian sebelumnya tentang terapi MEP yang mempengaruhi kualitas hidup pasien kemoterapi. Kriteria kelayakan penelitian adalah artikel yang dipublikasikan pada database jurnal terindeks Pubmed, Sage dan Science Direct, berbahasa Inggris, penelitian observasional dan eksperimental. Jurnal yang dipublikasikan pada periode 2019-2023. Dari hasil penelusuran diperoleh 220 artikel dari 3 database jurnal, yang mana 786 artikel dikeluarkan karena terduplikasi, tidak sesuai inklusi dan tidak relevan sehingga terdapat 7 artikel yang relevan dan dilakukan proses translasi lebih lanjut. Hasil analisis menunjukkan bahwa skala kinerja menggunakan ECOG-PS merupakan skrining yang valid digunakan (p 0,047) sebelum pasien kemoterapi menjalani terapi latihan MEPFS dengan skor minimal ECOG £1. Responden yang akan menjalani terapi MEPFS akan mengkombinasikan latihan aerobik dan latihan angkat beban dengan total durasi 40 menit. Latihan terdiri dari 3 fase dengan komposisi fase pemanasan (5 menit), fase latihan utama (30 menit) dan fase pendinginan (5 menit). Fase latihan utama dibagi menjadi latihan aerobik (dapat dengan treadmill, jalan kaki atau jogging di tempat) selama 15 menit, dan latihan angkat beban menggunakan dumbel/theraband selama 15 menit. Terapi MEPFS dianjurkan bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Kemoterapi merupakan salah satu terapi yang sering digunakan dalam pengobatan kanker, dan menimbulkan banyak efek samping gejala pengobatan dan stres psikologis. Berbagai pilihan terapi komplementer dapat dipilih oleh pasien kemoterapi untuk menjaga kualitas hidup dan manajemen gejala kemoterapi, salah satunya dengan menggunakan Multicomponent Exercise Program (MEPFS) yang perlu dikembangkan untuk diaplikasikan pada pasien kanker dengan kemoterapi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan terapi  MEPFS pada pasien kanker dengan kemoterapi. Penelitian kuantitatif dengan jenis scoping review ini mengembangkan terapi MEPFS pada pasien kemoterapi. Penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan terapi MEP, dengan menggunakan metode scoping review untuk menerjemahkan, mengumpulkan dan mensintesiskan hasil penelitian sebelumnya tentang terapi MEP yang mempengaruhi kualitas hidup pasien kemoterapi. Kriteria inklusi penelitian ini adalah artikel yang dipublikasikan pada database jurnal terindeks Pubmed, Sage dan Science Direct, berbahasa Inggris, penelitian observasional dan eksperimental. Jurnal yang dipublikasikan pada periode 2019-2023. Dari hasil penelusuran diperoleh 220 artikel dari 3 database jurnal, yang mana 786 artikel dikeluarkan karena terduplikasi, tidak sesuai inklusi dan tidak relevan sehingga terdapat 7 artikel yang relevan dan dilakukan proses translasi lebih lanjut. Hasil analisis menunjukkan bahwa skala kinerja menggunakan ECOG-PS merupakan skrining yang valid digunakan (p 0,047) sebelum pasien kemoterapi menjalani terapi latihan MEPFS dengan skor minimal ECOG £1. Responden yang akan menjalani terapi MEPFS akan mengkombinasikan latihan aerobik dan latihan angkat beban dengan total durasi 40 menit. Latihan terdiri dari 3 fase dengan komposisi fase pemanasan (5 menit), fase latihan utama (30 menit) dan fase pendinginan (5 menit). Fase latihan utama dibagi menjadi latihan aerobik (dapat dengan treadmill, jalan kaki atau jogging di tempat) selama 15 menit, dan latihan angkat beban menggunakan dumbel/theraband selama 15 menit. Terapi MEPFS dianjurkan bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
Design of SMEBi: A Survey Application for Monitoring and Evaluation of Independent Midwifery Practice Based on Regulations N, Ratni; Muldiana, Fahrurizal; Fatmawati, Nissa; Vita, Tira; Nurlina, Fitri
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/jisym.v15i2.467

Abstract

Monitoring and evaluation are essential in independent midwifery practice to ensure that services provided comply with established standards. Without proper monitoring, there may be a decline in service quality, increased medical errors, poor decision-making, and reduced public trust. However, there is a noticeable gap in the availability of integrated digital tools tailored for midwifery that combine regulatory compliance, performance tracking, and professional education. This study aims to design a native Android-based digital survey application named SMEBi (Survey Monitoring and Evaluation of Independent Midwife Practice Services) to address this gap. The development employed the Software Development Life Cycle (SDLC) method, focusing on the Requirements & Analysis and Design phases. Application development was carried out using Android Studio with Java programming, and SQLite was used as the local database to ensure offline access. The minimum device specification for running the app includes Android 10 OS, 4 GB RAM, and 2 GB of internal storage. The analysis revealed several critical system requirements: real-time data availability, standardized data formats, interactive reporting features, and embedded training and education modules. SMEBi offers user-friendly interfaces with key features such as login, dashboard, monitoring instruments, evaluation tools, and access to relevant legal references. This tool is expected to help midwives continuously assess and improve service quality while ensuring compliance with current regulations. ABSTRAK Monitoring dan evaluasi sangat penting dalam praktik kebidanan mandiri untuk memastikan bahwa layanan yang diberikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tanpa monitoring yang tepat, dapat terjadi penurunan kualitas layanan, peningkatan kesalahan medis, pengambilan keputusan yang buruk, serta menurunnya kepercayaan masyarakat. Namun, masih terdapat kesenjangan dalam ketersediaan alat digital terintegrasi yang secara khusus ditujukan untuk praktik kebidanan yang mencakup kepatuhan regulasi, pelacakan kinerja, dan edukasi profesional. Penelitian ini bertujuan untuk merancang aplikasi survei digital berbasis Android native bernama SMEBi (Survey Monitoring and Evaluation of Independent Midwife Practice Services) untuk menjawab kesenjangan tersebut. Pengembangan aplikasi menggunakan metode Software Development Life Cycle (SDLC) dengan fokus pada tahapan Requirements & Analysis serta Design. Aplikasi dikembangkan menggunakan Android Studio dengan bahasa pemrograman Java, serta basis data lokal SQLite untuk mendukung akses offline. Aplikasi ini dirancang agar dapat berjalan pada perangkat dengan spesifikasi minimum OS Android 10, RAM 4 GB, dan penyimpanan internal 2 GB. Analisis kebutuhan menunjukkan adanya beberapa kebutuhan kritis, seperti ketersediaan data secara real-time, format data yang terstandarisasi, fitur pelaporan interaktif, serta modul pelatihan dan edukasi. Aplikasi SMEBi menyediakan antarmuka yang ramah pengguna dengan fitur utama seperti login, dashboard, instrumen monitoring, alat evaluasi, dan akses terhadap referensi hukum yang relevan. Alat ini diharapkan dapat membantu bidan dalam menilai dan meningkatkan kualitas layanan secara berkelanjutan sekaligus memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.