cover
Contact Name
Ahmad Yousuf Kurniawan
Contact Email
frontbiz@ulm.ac.id
Phone
+6281211109125
Journal Mail Official
frontbiz@ulm.ac.id
Editorial Address
Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714, Indonesia
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Frontier Agribisnis (Frontbiz)
ISSN : -     EISSN : 30481260     DOI : https://doi.org/10.20527/frontbiz
Frontier Agribisnis (Frontbiz) adalah Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa (JTAM) Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian ULM. Tema jurnal ini mencakup agribisnis secara umum, meliputi: analisis penyediaan input pertanian, analisis usaha tani dan perkebunan, analisis pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, penyuluhan dan komunikasi pertanian, pemberdayaan masyarakat, dan analisis kebijakan pertanian. Terbit 4 kali dalam satu tahun (Maret, Juni, September dan Desember).
Articles 670 Documents
Analisis Usaha Jamu Tradisional di Kelurahan Alalak Utara Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin (Studi Kasus Pada Usaha Jamu Tradisional “Mam Go”) Nur Najwa; Umi Salawati; Nurmelati Septiana
Frontier Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i1.8269

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komponen biaya, penerimaan, keuntungan, kelayakan usaha, dan titik impas pada usaha Jamu Tradisional “Mam Go” yang berlokasi di Jl. Brigjend H. Hasan Basri, Komplek Simpang Gusti IV No. 18 33/003 kelurahan Alalak Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian jumlah biaya total yang dikeluarkan oleh usaha Jamu Tradisional “Mam Go” pada bulan November dan Desember 2021 yaitu sebesar Rp22.225.106, dengan rincian jumlah biaya tetap sebesar Rp1.175.106 dan jumlah biaya variabel sebesar Rp21.050,000. Total penerimaan usaha ini pada bulan November dan Desember 2021 yaitu sebesar Rp44.721.000 dengan keuntungan yang diterima Rp22.495.894. Nilai kelayakan usaha Jamu Tradisional “Mam Go” sebesar 2,012. Titik impas produk jamu tradisional dengan varian kunyit asam sirih pinang sebanyak 46,8 botol dengan jumlah penjualan Rp939.626. Titik impas produk jamu tradisional dengan varian gula jahe sebanyak 55,7 botol dengan jumlah penjualan Rp946.116. Titik impas produk jamu tradisional dengan varian beras kencur sebanyak 12,7 botol dengan jumlah penjualan Rp215.772. Titik impas produk jamu tradisional dengan varian kunyit putih sebanyak 5,8 botol dengan jumlah penjualan Rp115.851. Titik impas produk jamu tradisional dengan varian temulawak sebanyak 3,0 botol dengan jumlah penjualan Rp51.048. Titik impas produk jamu tradisional dengan varian sambiloto sebanyak 2,3 botol dengan jumlah penjualan Rp46.381.
Efisiensi Teknis Usahatani Ubi Nagara di Lahan Rawa Lebak Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tiya Septeana; Yusuf Aziz; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i1.6014

Abstract

Hulu Sungai Selatan memanfaatkan lahan rawa lebak untuk usahatani ubi jalar. Ada dua kecamatan yang produksi ubi jalarnya besar yaitu kecamatan Daha Utara dan Daha Selatan biasa disebut dengan nama ubi nagara. Ubi ini hanya ditemui di daerah sungai rawa Nagara. Ubi nagara adalah komoditi tanaman pangan endemik di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang diusahakan petani di lahan rawa lebak. Lahan rawa lebak yang dikelola secara teknis diperlukan untuk mencapai produksi yang efisien dalam menghasilkan output yang lebih baik. Lahan rawa lebak yang kurang produktif mengakibatkan terbatasnya penyediaan lahan untuk usahatani memberikan dampak terbatasnya jalur ekstensifikasi dalam meningkatkan produksi ubi jalar, sehingga upaya peningkatan produksi yang tepat adalah dengan efisiensi teknis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh penggunaan faktor produksi serta tingkat efisiensi teknis usahatani ubi nagara menggunakan metode Maximum Likehood Estimation (MLE) dalam fungsi produksi frontier stochastic. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Responden dipilih sebanyak 30 petani dilakukan secara proportionated random sampling. Berdasarkan hasil penelitian ini, produksi usahatani ubi nagara dipengaruhi secara positif dan nyata oleh luas lahan, jumlah bibit dan jumlah tenaga kerja. Nilai efisiensi teknis rata-rata yang dihasilkan di lokasi penelitian adalah 0,76 yang dapat dikatakan bahwa efisien secara teknis.
ANALISIS KEGIATAN PENYULUH PERTANIAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI DI KECAMATAN BANUA LAWAS, KABUPATEN TABALONG Rabiatul Adawiah; Taufik Hidayat; Eka Radiah
Frontier Agribisnis Vol 1, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i4.635

Abstract

Keinginan akan adanya pengelolaan pelaksanaan kegiatan penyuluh pertanian merupakan suatu kewajiban, demi menciptakan sumberdaya manusia pertanian yang profesional, kreatif, inovatif, dan berwawasan global dalam rangka meningkatkan produktivitas padi untuk kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan kegiatan yang diberikan oleh penyuluh pertanian lapangan dalam rangka meningkatkan produktivitas padi, mengetahui produktivitas padi, serta permasalahan yang dihadapi penyuluh pertanian lapangan untuk mendinamiskan program pelaksanaan kegiatan dalam rangka meningkatkan produktivitas padi. Metode yang digunakan pada analisis data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan pertanian yang diberikan oleh penyuluh dilaksanakan penyuluh adalah pembekalan penggunaan bibit unggul yang bersertifikat, teknik budidaya, manfaat sistem tanam jajar legowo, penggunaan pupuk berimbang, pengenalan alat pertanian, pengendalian hama penyakit tanaman secara terpadu, pemeliharaan tanaman, panen dan pasca panen, dan cetak sawah. Dengan sasaran kunjungan kekelompok tani dengan menggunakan metode kelompok, dan massal serta menggunakan teknik anjangsana, demonstrasi, ceramah, film untuk menyampaikan materi secara langsung. Produktivitas padi di Kecamatan Banua Lawas untuk Desa Hapalah pada sawah rawa lebak diperoleh produktivitas sebesar 5,02 ton/ha, sedangkan Desa Purai pada sawah tadah hujan diperoleh produktivitas sebesar 4,97 ton/ha, sehingga diperoleh rata-rata produktivitas padi di Kecamatan Banua Lawas sebesar 4,99 ton/ha. Permasalahan yang dihadapi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan adalah kurangnya fasilitas penyuluhan, sarana dan prasarana penyuluhan, kurang nya pemahaman petani dan sulitnya untuk mengumpulkan petani/ketersediaan petani untuk meluangkan waktu pertemuan serta hama dan penyakit sulit dikendalikan, kurang nya pemahaman petani dan sulitnya petani untuk menerima teknologi baru. Kata kunci : kegiatan penyuluh pertanian, tingkat produktivitas padi.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM USAHA PERTANIAN KARET DI DESA HANTAKAN KECAMATAN HANTAKAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Mustaqim, Fajar; Rosni, Masyhudah; Fatah, Luthfi
Frontier Agribisnis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i1.12260

Abstract

Kearifan lokal adalah bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Kecamatan Hantakan mempunyai luas areal perkebunan karet terluas di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa banyak kearifan lokal yang masih digunakan, berapa banyak yang pernah ada tetapi tidak digunakan lagi, dan apa yang menyebabkan mereka dipertahankan dan ditinggalkan. Penelitian ini dilakukan melalui metode survei, dan responden yang dipilih melalui metode purposive sampling dengan berlandaskan kriteria berikut, memiliki pengalaman dan pengetahuan pribadi terkait usahatani serta mau berbagi pengetahuan, usia orang tersebut sudah berumur atau sudah tua (lebih dari 40 tahun), serta bisa menjawab pertanyaan yang akan diajukan. Sehingga sampel yang dapat diambil sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah kearifan lokal yang masih dipakai sampai sekarang berjumlah 30 yang terdiri dari pembukaan lahan berjumlah 8, pembibitan berjumlah 2, penanaman berjumlah 5, masa sebelum produksi berjumlah 2, pemeliharaan berjumlah 4, penyadapan berjumlah 6, bahan olahan karet berjumlah 1 dan pemasaran berjumlah 2 kearifan lokal. Sedangkan jumlah kearifan lokal yang pernah ada tetapi tidak digunakan lagi di Desa Hantakan berjumlah 6 yang terdiri dari pembukaan lahan berjumlah 4, pembibitan berjumlah 1 dan penanaman berjumlah 1 kearifan lokal. Sehingga diketahui faktor penyebab kearifan lokal yang masih dipakai adalah karena rendahnya biaya, memberikan kemudahan, dan masih mengikuti kearifan lokal yang sudah pernah dilakukan oleh masyarakat dahulu. Sedangkan faktor penyebab kearifan lokal yang ditinggalkan adalah adanya aturan dari pemerintah untuk perizinan pembukaan lahan, mempersulit dan membuang-buang biaya, beberapa lahan karet memiliki kemiringan yang cukup curam, dan bibit unggul sudah mulai mudah didapatkan.
Analisis Penerapan Prinsip Good Agricultural Practice (Gap) Untuk Pertanian Berkelanjutan pada Usahatani Sawi (Brassica juncea L.) di Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru Fauziah Fauziah; Umi Salawati; Masyhudah Rosni
Frontier Agribisnis Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i3.1324

Abstract

Abstrak. Eratperdagangan globalipangan tidak lagi mengandalkann hambatanntarif, tetapi lebih menekankani pada persyaratan mutu dan keamanan pangan. Kondisilini menuntut negara-negara produsen untuk meningkatkan dayalsaing produk antara lain buah dan sayur. Menghadapi tuntutan persyaratann tersebuti dan dalamm rangka menghasilkan produki buah dan sayur yang aman konsumsi, bermutu dan diproduksilsecara ramah lingkungann maka perlu diterapkan prinsip Good Agricultural Practices (GAP). GAPPmencakup kegiatan pertanaman  hingga penanganan pascapanen dalam upaya menghasilkan produk buah dan sayur segar yang aman dikonsumsi, bermutuLbaik, ramah lingkungan, berkelanjutanidan berdayalsaing. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui tingkat penerapan  prinsip GAP pada usahatani sawi dan untuk mengetahui kendala  yang dihadapi petani dalam penerapan prinsip GAP. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2018 sampai bulan Maret 2019. Tempat penelitian di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan Liang Anggang yang merupakan sentra penghasil hortikultura terbesar di Banjarbaru. Metode penelitian menggunakan metode survey, Pemilihan responden petani sawi secara  proportionated  simple random sampling. Data dianalisis deskriptif, dengan menggunakan pedoman Peraturan Menteri Pertanian  Tahun 2009 tentang GAP.  Hasil penelitian menunjukkan tingkat penerapan  prinsip GAP usahatani sawi tergolong tinggi, yaitu sebesar 89,02% pada aspek persiapan  lahan & teknik pengolahan, penggunaan benih dan varietasitanaman, penanaman, pupuk, perlindungan tanaman, pengairan, panen, serta penanganan panen dan pascapanen. Kendala yang dihadapi petani dalam usahatani sawi, adalah sikap petani yang ingin cepat mendapatkan hasil dalam budidaya, teknis produksi, modal, harga dan kemitraan penjualan sayur organik.Kata kunci: Good Agricultural Practice, pertanian berkelanjutan, tingkat penerapan.
ANALISIS USAHA MAKARONI DI KELURAHAN JAWA KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR (STUDI KASUS PADA USAHA MAKARONI KERING CAP “ONENG” MILIK BAPAK SYAIFUL) Mochammad Misbakhul Khoiron; Umi Salawati; Nina Budiwati
Frontier Agribisnis Vol 4, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v4i4.2935

Abstract

Sektor industri dan perdagangan merupakan sektor penting dalam perekonomian negara dan diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lainnya dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Sektor industri perdagangan lebih diminati karena proses dan penanganannya lebih bisa dikendalikan oleh manusia serta produk pada industri juga mempunyai nilai tambah dan lebih menguntungkan dibandingkan produk-produk sektor lain. Salah satunya yang termasuk dalam jenis sektor industri, yang terdapat di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar adalah usaha makaroni kering cap “Oneng”. Cemilan makaroni ini permintaannya cukup tinggi dan juga menjadi produk andalan pada usaha cap “Oneng”, dengan melihat prospek dari usaha makaroni kering cap “Oneng”, perlu adanya penyelesaian yang tepat agar kedepannya usaha berkembang dan mampu bersaing dengan usaha yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar biaya, penerimaan, keuntungan, titik impas, kelayakan usaha dan permasalahan yang dihadapi perusahaan dan juga alternatifnya. Analisis ini dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan November 2019. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yaitu peneliti hanya fokus kepada satu kasus saja. Berdasarkan hasil penelitian didapat biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 39.331.199, penerimaan sebesar         Rp 43.260.000, keuntungan sebesar Rp 3.928.801. Usaha makaroni kering cap “Oneng” mengalami kondisi seimbang atau kondisi tidak mendapatkan laba dan juga tidak mengalami kerugian (Break even point) adalah pada saat jumlah produksi minimal 150 kg atau pada nilai penjualan minimal sebesar sebesar Rp 5.255.539 dan untuk tingkat kelayakan dinyatakan bahwa RCR >1 yaitu 1,09 yang artinya bahwa usaha makaroni kering cap “Oneng” ini menguntungkan dan layak diteruskan. Permasalahan yang dihadapi adalah cabai bubuk hanya didapatkan di luar daerah/Tasikmalaya, harga minyak goreng, kenaikan harga akan dapat mempengaruhi peningkatan biaya produksi, dan masih kurangnya jaringan kemitraan dan promosi yang dimiliki. Pengembangan produk disarankan dengan dilakukan variasi ukuran yang akan dijual.
Elastisitas Produksi Faktor – Faktor Dalam Usahatani Padi Sawah Di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Nurhalisa Nurhalisa; Djoko Santoso; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i2.9420

Abstract

Penggunaan faktor produksi sangat mempengaruhi hasil dari produksi usahatani padi sawah yang memerlukan perhatian lebih dalam budidayanya. Elastisitas produksi mencerminkan pengaruh produksi, sehingga dari besaran elastisitas produksi tersebut diketahui persentase perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berpengaruh tidaknya penggunaan faktor-faktor produksi (luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) terhadap produksi padi sawah di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, serta menganalisis elastisitas produksi dalam usahatani padi sawah di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru pada bulan Juni 2022 sampai dengan November 2022. Penentuan metode penarikan contoh yang digunakan adalah multistage random sampling berdasarkan pembagian administratif suatu daerah secara bertingkat kemudian diambil secara acak. Dipilih 2 kelurahan secara acak dari 4 kelurahan yaitu Kelurahan Bangkal dan Kelurahan Cempaka. Total seluruh sampel yang diambil dari 2 kelurahan sebanyak 40 orang petani secara acak. Analisis data menggunakan analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglas dengan metode pendekatan kuadrat terkecil Ordinary Least Squares (OLS). Hasil penelitian menunjukkan peningkatan faktor variabel luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja secara bersama-sama signifikan mempengaruhi produksi padi sawah. Secara parsial peningkatan variabel luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh secara nyata terhadap produksi padi sawah. Peningkatan variabel benih dan pestisida tidak mempengaruhi produksi padi sawah, sedangkan peningkatan variabel pupuk dapat menurunkan produksi padi sawah, namun tidak berpengaruh secara nyata. Semua penggunaan variabel luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja bersifat inelastis.
Analisis Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Petani Karet di Kabupaten Tapin Nita Ariyani; Muhammad Husaini; Luthfi Fatah
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7785

Abstract

Kabupaten Tapin merupakan salah satu daerah sentra penghasil karet yang ada di Kalimantan Selatan, dan sebagai sumber mata pencaharian utama bagi rumah tangga petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui curahan tenaga kerja rumah tangga petani karet, pendapatan dan pengeluaran rumah tangga petani karet serta proporsi pengeluaran konsumsi pangan terhadap total pengeluaran rumah tangga petani karet. Penelitian dilakukan di Kabupaten Tapin di Desa Hatungun dan Desa Suato Lama, dilaksanakan pada bulan Juni 2021. Teknik pengambilan sampel dengan multi stage random sampling dengan jumlah sampel yang diambil yaitu 40 rumah tangga petani karet dari populasi sebanyak 700 rumah tangga petani yang tersebar ke dalam 2 desa terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa curahan tenaga kerja rumah tangga petani karet untuk usahatani karet (on farm) sebesar 35,07 HKO/bulan dan non usahatani (non farm) sebesar 3,69 HKO/bulan, serta untuk mengurus rumah tangga (non ekonomi) sebesar 11,6 HKO/bulan sehingga total curahan tenaga kerja sebesar 50,36 HKO/bulan. Pendapatan rumah tangga petani dari usahatani karet adalah sebesar Rp 6.983.866 /bulan/usahatani, pendapatan dari non usahatani adalah sebesar Rp 143.000 per bulan, serta pendapatan sumber lainnya yaitu sebesar Rp 106.250 per bulan, sehingga total pendapatan rumah tangga petani sebesar Rp 7.233.116/bulan/usahatani. Pengeluaran rumah tangga petani karet terdiri dari pengeluaran pangan rata-rata sebesar Rp 1.588.575 per bulan, sedangkan pengeluaran non pangan rata-rata sebesar Rp 1.723.345 per bulan. Sehingga pengeluaran total mencapai sebesar Rp 3.311.920/bulan. Proporsi pengeluaran rumah tangga untuk pangan terhadap pengeluaran total rumah tangga petani seluruhnya sebesar 48%, sisanya sebesar 52% pengeluaran rumah tangga petani untuk keperluan non pangan.
Peranan Program Peningkatan Hasil Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale) dalam Penerapan Teknologi Pertanian di Desa Simpang Lima Kecamatan Cintapuri Darussalam Kabupaten Banjar Muhammad Zainal; Usamah Hanafie; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v1i2.769

Abstract

Saat ini pertanian diindonesia masih belum bisa memenuhi kebutuhan didalam Negeri.apalagi dalam hal kebutuhan makanan pokok seperti padi, jagung dan kedelai. Maka dari itu pemerintah membuat suatu program untuk meningkatkan ketiga sektor tersebut dengan program peningkatan hasil produksi padi, jagung dan kedelai (PAJALE) dengan pemberian bantuan dana tunai dan teknologi demi mendukung swasembada. Penelitian ini bertujuan pertama untuk mengetahui peranan program peningkatan hasil produksi pada sektor padi, kedelai serta jagung  dalam penerapan teknologi  pertanian, kedua untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dalam program tersebut dalam usahatani padi. Data yang digunakan adalah data skunder dan primer. Jumlah sampel responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 35 orang petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan program PAJALE di Desa Simpang Lima  memperoleh skor rata-rata 83,42% angka tersebut tergolong tinggi, berdasarkan pelaksanaan program program PAJALE tersebut petani mengerti bagaimana proses pemberian bantuan dana dan seluruh penggunaan dana tersebut yang dalam hal ini kelompok tani semua terlibat dalam pelaksanaannya, Pembelian peralatan pendukung pertanian sesuai dengan kebutuhan serta adanya peran aktif dari kelompok tani, babisa, penyuluh, mahasiswa dan lembaga pemerintah, walaupun ada sedikit masalah dalam pembelian peralatan khususnya mesin penyedot air sebanyak 27 responden (71%) dari 35 responden kurang sesuainya mesin yang dibeli tetapi tetap dapat diatasi dan tidak menjadi masalah yang berarti.Kata kunci : peningkatan hasil produksi padi, penerapanteknologi pertanian, PAJALE.
KEARIFAN LOKAL PETANI DALAM PENGELOLAAN USAHA TANI PADI LOKAL LAHAN RAWA PASANG SURUT DI KABUPATEN BARITO KUALA Ardi, Ardi; Radiah, Eka; Mariani, Mariani
Frontier Agribisnis Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i2.13037

Abstract

Kearifan lokal dalam usahatani padi yang khususnya pada bidang pertanian sebagai pengembangan padi yang tidak hanya untuk ketahanan pangan, tetapi juga untuk mendorong kedaulatan lokal dan mendorong pengembangan komoditi daerah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan usahatani penanaman padi dan menganalisis permasalahan yang dihadapi petani dalam usahatani padi di wilayah lahan pasang surut di Kabupaten Barito Kuala. Metode analisis yang digunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, kearifan lokal petani dalam pengelolaan padi lokal lahan rawa pasang surut tipe lahan A di Kabupaten Barito Kuala dibagi dalam beberapa musim, yakni: wayah manugal, wayah maampak, wayah malacak, wayah maimbul dan wayah getem. Permasalahan yang sering dihadapi oleh petani, yakni pengendalian gulma, pengadaan pupuk gangguna hama berupa wereng dan walang sangit.