Amelia Rahmaniah
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kerakatan And Baparcayaan In Diamond Transactions Through Pengempit (The Anthropology Of Islamic Law Study) Amelia Rahmaniah; Syamsul Anwar; Rahmani Timorita Yulianti
Syariah: Jurnal Hukum dan Pemikiran Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.039 KB) | DOI: 10.18592/sjhp.v20i2.3880

Abstract

AbstractResearch on kerakatan and baparcayaan culture in diamond transactions through pengempit was motivated by the aim to describe the culture of kerakatan (solidarity) and baparcayaan (trust). They were not only ordinary activities but also cultures that had far more complex meaning than what was predicted. This research made cultural meaning could be understood and became a positive example for people. This research was categorized within the anthropology of Islamic law studies using a legal anthropological approach. The data in this study were obtained from in-depth interviews about the informants’ experiences. The findings of this study were the culture of kerakatan and baparcayaan in the transactions of diamonds through pengempit was a law in society. Those two cultures were the manifestation of Islamic law values in a concrete social space which motivated by the faith in Allah. The culture of kerakatan could be seen from the behavior of pengempit who helped each other in disasters, gave money to each other if the diamonds were sold, and gave information to each other about buyers and diamonds. The culture of baparcayaan could be seen from the behavior between diamond owners and pengempit who only made verbal not written agreements. Kerakatan and baparcayaan culture had religious, economic, and social meanings. Kerakatan and baparcayaan culture reflected a strong religious-shar'i for the economic and social life of the Banjar people.Keywords: culture, kerakatan, baparcayaan, diamond, pengempitAbstrakPenelitian terhadap budaya kerakatan dan baparcayaan dalam transaksi jual beli intan melalui pengempit ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menggambarkan budaya kerakatan dan baparcayaan tersebut beserta maknanya karena aktivitas transaksi jual beli intan melalui pengempit ini bagi kebanyakan orang hanya merupakan aktivitas biasa. Akan tetapi sebenarnya ia merupakan budaya yang mempunyai makna jauh lebih kompleks dari pada yang diperkirakan bahkan oleh pemilik budaya sendiri, sehingga penelitian ini akan menjadikan makna budaya dapat dipahami dan dapat menjadi contoh positif bagi masyarakat lainnya. Penelitian ini adalah penelitian antropologi hukum Islam dengan pendekatan antropologi hukum. Data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara mendalam (indepht interview) mengenai pengalaman informan (individual’s life history). Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa budaya kerakatan dan baparcayaan yang terdapat dalam transaksi jual beli intan melalui pengempit adalah hukum yang hidup dalam masyarakat. Budaya tersebut merupakan pengejawantahan nilai-nilai hukum Islam dalam ruang sosial konkret dan dimotivasi oleh iman kepada Allah swt. Budaya kerakatan dapat dilihat dari perilaku sesama pengempit yang saling membantu bila terjadi musibah, saling memberi bila intannya laku terjual, dan saling memberi informasi mengenai pembeli dan mengenai intannya. Sedangkan budaya baparcayaan dapat dilihat dari perilaku antara pemilik intan dengan pengempit yang tidak membuat perjanjian tertulis tetapi hanya secara lisan saja. Budaya kerakatan dan baparcayaan  ini mempunyai makna religius, ekonomi, dan sosial. Budaya kerakatan dan baparcayaan ini merefleksikan platform religius-syar’i yang kuat bagi kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Banjar.Kata Kunci: budaya, kerakatan, baparcayaan, intan, pengempit 
ETIKA BISNIS ISLAMI DALAM PERIKLANAN Amelia Rahmaniah
Millah: Journal of Religious Studies Vol. IX, No. 1, Agustus 2009 Islam Dan New Media
Publisher : Program Studi Ilmu Agama Islam Program Magister, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As a bridge between producers and consumers, advertisement has a very strategic  position from business point of view, since it can present complete and accurate information to the consumer about the product or service. Therefore, the advertisement should be paid attention seriously in Islamic business ethics. Advertisement that does not use ethics will damage the corporate image; and gradually the company may be unseen by the consumer. On the other hand, doe consumer may also have bad consequences. Thus, advertisement should have the following ethics, i.e. conveying true and complete information, not containing elements of  coercion, are not in conflict with the values decency, addressing to the proper targets and not providing the sample that may endanger public.
The Role of Digitalization in Enhancing Legal Competencies of Sharia Economic Law Graduates: A Case Study of graduate users in South Kalimantan Amelia Rahmaniah; Fuad Luthfi; Muhammad Haris
Syariah: Jurnal Hukum dan Pemikiran Vol 23 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/sjhp.v23i1.10077

Abstract

Abstract: This study aims to identify the needs of graduate users and also show the strategies adopted by the Sharia Economic Law Study Program at Antasari State Islamic University in designing innovative curriculum and learning processes to produce graduate standards that are under the needs and desires of users. The informants in this study were graduate users who were selected based on the criteria of having alumni working in both government and non-government (private) agencies in South Kalimantan. The results showed that the needs of graduate users of the Sharia Economic Law Study Program include integrity, professionalism, foreign language skills, information technology skills, communication skills, cooperation skills, and self-development skills. In addition, the integration of technology in the learning process has also increased efficiency and effectiveness in transferring legal knowledge and skills to students.Keywords: Legal Competence, Sharia Economic Law, Graduate Users, Science Integration. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna lulusan dan juga menunjukkan strategi yang ditempuh oleh Program Studi  Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Antasari dalam merancang kurikulum dan proses pembelajaran inovatif untuk menghasilkan standar lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan para pengguna. Informan dalam penelitian ini adalah para pengguna lulusan yang dipilih berdasarkan kriteria adanya alumni yang bekerja baik di instansi pemerintah dan non pemerintah (swasta) yang ada di Kalimantan Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan pengguna lulusan terhadap Program Studi Hukum Ekonomi Syariah meliputi integritas, profesionalisme, kemampuan bahasa asing, kemampuan teknologi informasi, kemampuan komunikasi, kemampuan kerjasama, dan kemampuan pengembangan diri. Selain itu, integrasi teknologi dalam proses pembelajaran juga telah meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mentransfer pengetahuan dan keterampilan hukum kepada mahasiswa.Kata Kunci: Kompetensi Hukum, Hukum Ekonomi Syariah, Pengguna Lulusan, Integrasi Ilmu. 
Sosialisasi Pemberdayaan Konsumen Tentang Garansi Kepada Siswa MA Hidayatullah Martapura Dalam Rangka Mewujudkan Konsumen Cerdas Ramly Salim Anwar; Amelia Rahmaniah; Siti Nur Annisa; Nurhalisa; Muhammad Al-Hafiy
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 5 No 1 (2024)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v5i1.1598

Abstract

Salah satu aspek penting dalam perlindungan konsumen adalah pemberdayaan konsumen melalui edukasi dan sosialisasi. Konsumen yang cerdas, kritis dan berani akan mampu melindungi dirinya sendiri dari berbagai praktik bisnis yang merugikan atau berbahaya. Oleh karena itu kegiatan sosialisasi pemberdayaan konsumen tentang garansi kepada siswa Madrasah Aliyah (MA) Hidayatullah Martapura dilaksanakan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran untuk mewujudkan konsumen cerdas. Materi sosialisasi meliputi pengertian konsumen, hak dan kewajiban konsumen, alasan mengapa konsumen perlu dilindungi, pengertian garansi, jenis-jenis garansi, kewajiban pelaku usaha untuk memberikan garansi, cara mengajukan klaim garansi, dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). Metode yang dipilih untuk menyampaikan materi adalah melalui pemaparan, dialog dan interaksi. Kegiatan sosialisasi berhasil meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa tentang garansi sehingga mewujudkan konsumen yang cerdas.