Articles
67 Documents
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU BK MENYUSUN RPBK CTL MELALUI DISKUSI DAN TUGAS MANDIRI
Yuddo Suswanto,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Berkembangnya strategi, pendekatan dan model pembelajaran atau layanan bimbingan dan konseling (BK) harus diikuti dengan perkembangan kemampuan guru. Guru BK harus terus belajar dan melakukan inovasi agar pelaksanaan proses bimbingan dan konseling di sekolah berjalan efektif dan berkembang sesuai kebutuhan. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, guru BK dapat menggunakan dan mengembangkan model CTL (Contextual Teaching and Learning). Dalam prosesnya dituangkan dalam RPBK. Merespon tingkat pemahaman guru BK SMP dan hasil penyusunan RPBK CTL di wilayah binaan pengawas peneliti maka dipandang perlu untuk dilakukan peningkatan. Upaya tersebut dilakukan melalui penelitian tindakan dengan menggunakan metode diskusi dan pemberian tugas mandiri. Metode penelitian adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) kolaboratif menggunakan dua siklus. Siklus I menggunakan diskusi kelompok dan siklus II melalui pemberian tugas mandiri. Subyek penelitian 6 guru BK dari enam sekolah pada semester ganjil tahun 2011/2012. Pengambilan data melalui observasi dan tes tulis. Analisis data menggunakan diskribtif kualitatif dan kuantitatif. Melalui analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan: (a) Melalui metode diskusi dan tugas mandiri dapat meningkatkan kemampuan pemahaman guru BK tentang RPBK CTL. (b) Melalui metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan guru menyusun RPBK CTL. (c) Melalui pemberian tugas mandiri guru dapat meningkatkan menyusun RPBK CTL.
PENERAPAN STRATEGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMILIH STUDI LANJUT SISWA
Dian Triwahyuningsih, ;
Budi Purwoko,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan strategi pengambilan keputusan untuk meningkatkan kemampuan memilih studi lanjut siswa kelas XI-IPA 7 SMA Negeri 1 Manyar Kabupaten Gresik. Jenis penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design. Subyek penelitian adalah delapan siswa yang memiliki tingkat kemampuan memilih studi lanjut rendah. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Metode analisis data yang digunakan adalah statistik non parametric dengan uji rangking bertanda Wilcoxon, di mana hasil analisis menunjukkan nilai Thitung=0, bila taraf kesalahan sebesar 5% dan N=8 diperoleh nilai Ttabel=4, maka dapat ditarik kesimpulan Thitung < Ttabel (0<4). Dengan demikian pernyataan hipotesis Ada peningkatan yang signifikan pada skor kemampuan memilih studi lanjut siswa kelas XI-IPA 7 SMA Negeri 1 Manyar Kabupaten Gresik antara sebelum dan sesudah penerapan strategi pengambilan keputusan dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pengambilan keputusan dapat meningkatkan kemampuan memilih studi lanjut siswa kelas XI-IPA 7 SMA Negeri 1 Manyar Kabupaten Gresik.
MEMPERKECIL FREKUENSI MEMBOLOS MELALUI KONSELING PRIBADI
Yuddo Suswanto, ;
Siti Wahyuli,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Konseli yang memiliki masalah khususnya membolos perlu untuk mendapat perhatian dan bantuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kondisi ini dialami oleh konseli di SMA Islam Lumajang. Lebih lanjut perlu dilakukan penelitian tindakan bimbingan konseling melalui konseling pribadi yang diharapkan dapat membantu konseli. Tujuan penelitian adalah ingin mengatahui efektifitas konseling pribadi dapat memperkecil frekuensi membolos konseli pada semester ganjil tahun 2009/2010 di SMA Islam Lumajang. Selain itu ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konseli membolos. Subyek penelitian ini adalah lima orang dengan kreteria frekuensi membolosnya tinggi. Pengumpulan data menggunakan obsevasi, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data mengunakan persentase perkembangan kehadiran konseli dan kualitatif berkenaan dengan faktor-faktor penyebab membolos. Melalui analisis data yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa konseling pribadi efektif untuk memperkecil frekuensi membolos. Faktor-faktor yang menyebabkan konseli sering membolos adalah 1) Kesamaan kesenangan dengan konseli yang sering membolos, 2) Faktor keluarga, 3) Akibat pergaulan (ikut-ikutan), 4) Belum ada stabilitas tangung jawab terhadap peran diri sebagai pelajar, 5) Kurang mendapatkan perhatian guru saat kegiatan pembelajaran, dan 6) Kurang mendapatkan perhatian dari keluarga.
PENERAPAN STRATEGI MODELING PARTISIPAN UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP TEMAN SEBAYA
Rhina Meitica Pidiana, ;
Mochamad Nursalim,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi Modeling Partisipan untuk meningkatkan penyesuaian diri terhadap teman sebaya pada siswa kelas VII G di SMP Negeri 1 Ngadirojo, Pacitan. Rancangan penelitian ini termasuk pre eksperimen dengan jenis pre-test dan post-test one group design, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Ngadirojo-Pacitan, yang mempunyai penyesuaian diri yang rendah terhadap teman sebaya. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik dengan menggunakan Uji Tanda. Hasil analisis Uji Tanda menunjukkan bahwa nomor urut yang bertanda negatif sejumlah 0 sedangkan yang bertanda positif sejumlah 6, sehingga terdapat perbedaan skor antara pre-test dan post-test. Berdasarkan tabel probabilitas binomial untuk ñ=0,5, N=6, r=0 diketahui dengan á=0,05. Sehingga diperoleh á > peluang sampel yaitu (0,05>0,016) berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian menunjukkan bahwa strategi modeling partisipan dapat meningkatkan penyesuaian diri terhadap teman sebaya.Maka dapat disimpulkan ada pengaruh positif penerapan strategi modeling partisipan terhadap peningkatan penyesuaian diri terhadap teman sebaya pada siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Ngadirojo-Pacitan.
PENGGUNAAN TEKNIK DISKUSI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU MENINGKATAKN DISIPLIN SISWA DI SEKOLAH
Hidayatus Safitri, ;
Elisabeth Ch,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tujuan penelitian ini adalah menguji keefektifan penggunaan teknik diskusi dalam bimbingan kelompok untuk membantu meningkatkan disiplin siswa di sekolah pada kelas VIII-I SMPN 1 Babat. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan pre eksperimen dengan jenis penelitian pre test post test one group design. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket disiplin siswa di sekolah yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Subjek dalam penelitian ini adalah tujuh siswa kelas VIII-I SMPN 1 Babat yang mempunyai disiplin di sekolah yang rendah. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik non paramentrik dengan rumus uji jenjang bertanda wilcoxon. Sesuai hasil analisis dengan menggunakan uji jenjang bertanda wilcoxon dapat diketahui bahwa skor disiplin siswa di sekolah meningkat setelah diberikan perlakuan. Dengan demikian permasalahan penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik diskusi dalam bimbingan kelompok efektif untuk membantu meningkatkan disiplin siswa di sekolah.
Penerapan Konseling Kelompok Realita Untuk Membantu Siswa Meningkatkan Motivasi Belajar
Desti Fatayati, ;
Eko Darminto,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan konseling kelompok realita untuk membantu siswa meningkatkan motivasi belajar. Penelitian ini menggunakan rancangan pre-experiment berupa one group pre test post test design. Subyek dalam penelitian ini adalah tujuh siswa dari kelas X-5 di SMA Negeri 1 Menganti Gresik yang memiliki motivasi belajar tingkat rendah. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar dengan teknik analisis data yaitu uji tanda Wilcoxon dalam statistik non parametrik. Dari hasil analisis data diperoleh thitung lebih kecil dari ttabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima atau ada peningkatan skor yang signifikan pada tingkat motivasi belajar siswa setelah diberikan konseling kelompok realita
MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI LAYANAN INFORMASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN
Fely Yan Barbara, ;
Retno Tri Hariastuti,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa terhadap layanan informasi melalui penggunaan media permainan di kelas X.3 SMAN 1 Klakah Lumajang. Penelitian ini merupakan penelitian tidakan kelas dengan memberikan perlakuan menggunakan media permainan. Subyek penelitian dilakukan pada kelas X.3 SMAN 1 Klakah Lumajang tahun ajaran 2010-2011 yang memiliki tingkat partisipasi rendah dalam mengikuti layanan informasi di kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, pada siklus I dilakukan selama tiga pertemuan dan pada siklus II juga dilakukan selama tiga pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi Partisipasi siswa dalam mengikuti layanan informasi di kelas dapat ditingkatkan melalui penggunaan media permainan, dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi siswa mengikuti layanan informasi dapat ditingkatkan melalui media permainan di kelas X.3 SMAN 1 Klakah Lumajang
PENGGUNAAN STRATEGI SELF-MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN PESANTREN
Sunahwa, ;
Hadi Warsito,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji penggunaan strategi self management untuk meningkatkan penyesuaian diri di lingkungan pesantren pada siswa kelas VII SMP Putri Ma`had Al-Ittihad Al-Islami Camplong Sampang Madura. Penelitian ini menggunakan pre test post test one group design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk memperoleh data tentang penyesuaian diri siswa di lingkungan pesantren. Dari hasil angket, terdapat 7 siswa yang mengalami penyesuaian diri di lingkungan pesantren kategori rendah. Sedangkan untuk mengukur pengaruh penggunaan strategi self management terhadap penyesuaian diri siswa di lingkungan pesantren menggunakan analisis statistik non parametrik dengan uji jenjang bertanda Wilcoxon. Hasil perhitungan N = 7 dengan T = 0. berdasarkan tabel nilai T untuk uji jenjang bertanda Wilcoxon dengan taraf signifikansi 5 % dan N = 7 diperoleh = 2 sehingga lebih kecil dari (0 ¡Ü 2). Jadi, hipotesis yang diajukan peneliti yang berbunyi ¡°strategi self management dapat meningkatkan penyesuaian diri di lingkungan pesantren pada siswa kelas VII B Putri Ma`had Al-Ittihad Al-Islami Camplong Sampang Madura¡± dapat diterima
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK DENGAN STRATEGI SELF MODELLING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA
Fitriana Dyah Wulandari, ;
Muhari,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tujuan penelitian ini adalah menguji penerapan konseling kelompok dengan strategi self modelling untuk meningkatkan disiplin belajar siswa kelas X SMK Negeri 1 Kota Mojokerto. Penelitian ini menggunakan rancangan pre-exsperiment design berupa Pre-Test dan Post-Test One Group Design. Subyek penelitian adalah siswa kelas X-TGB SMK Negeri 1 Kota Mojokerto yang memiliki disiplin belajar rendah. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Dari angket pre-test ditemukan 6 siswa dari 45 siswa yang memiliki disiplin belajar rendah. Metode analisis data yang digunakan adalah ujitanda(Sign-Test). Dengan demikian pernyataan hipotesis Ada peningkatan disiplin belajar siswa antara sebelum dan sesudah penerapan konseling kelompok dengan strategi self- modelling. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling kelompok dengan strategi self modelling dapat meningkatkan disiplin belajar kelas X SMK Negeri 1 Kota Mojokerto.
EFEKTIVITAS MODEL KNAP UNTUK MENINGKATKAN KETERBUKAAN DIRI SISWA SMA
Denok Setiawati,
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Vol 13, No 1 (2012)
Publisher : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Abstrak: Manusia adalah makhluk sosial artinya manusia
senatiasa berinteraksi dengan orang lain. Interaksi akan berjalan dengan baik
apabila masing-masing orang mampu berkomunikasi secara efektif sehingga dari
komunikasi tersebut akan terbentuklah hubungan antar pribadi yang baik.
Hubungan antar pribadi tersebut akan mudah terbentuk apabila masing-masing
individu mampu mengungkapkan diri/membuka diri (self disclosure). Self
disclosure yang optimal akan membantu siswa dalam mencapai kesuksesan akademik
dan penyesuaian diri. Jika tidak siswa akan mengalami kesulitan berkomunikasi
dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala seperti tidak bisa
mengeluarkan pendapat, tidak mampu mengemukakan ide atau gagasan yang ada pada
dirinya, merasa was-was atau takut jika hendak mengemukakan sesuatu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa yang memiliki keterbukaan diri yang
rendah Jika hal demikian dibiarkan akan mengganggu perkembangan pribadi-sosial
siswa termasuk juga pencapaian prestasinya dalam belajar Berdasarkan pengkajian
di atas maka model Knap dipandang efektif untuk meningkatkan keterbukaan diri siswa
SMA. Adapun tahapun yang dilalui antara lain tahap inisiasi, eksperimen,
intensifikasi, integrasi dan ikatan. Tahap Inisiasi mencakup percakapan singkat
dan saling memberi salam. Selama tahap eksperimen, masing-masing akan
mengungkap informasi mengenai partnernya. Percakapan pada tahap ini berfungsi
untuk menjajaki terjadinya hubungan lebih lanjut, dan membantu dalam mengungkap
persamaan atau perbedaan kepentingan. Tahap intesifikasi melibatkan
penyelidikan yang lebih mendalam pada kepribadian masing-masing. Tahap
integrasi menciptakan rasa bersama, rasa kami/kita, dimana keduanya bertindak
sebagai satu unit dan bukan sebagai individu yang terpisah. Keputusan yang
dibuat pada tahap ini biasanya dilakukan berdua. Sementara tahapan terakhir
yaitu ikatan, terjadi ketika keduanya masuk kepada suatu ritual yang secara
formal mengakui hubungan jangka panjang.