cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 26, No 5 (2025)" : 10 Documents clear
Faktor Risiko Terjadinya Acute Kidney Injury pada Pasien Anak dengan Acute Respiratory Distress Syndrome Natalia, Selina; Setiawan, Devina June; Yuniar, Irene; Tambunan, Taralan
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.321-7

Abstract

Latar belakang. Terjadinya acute kidney injury (AKI) pada pasien acute respiratory distress syndrome (ARDS) merupakan kondisi serius yang dapat meningkatkan mortalitas pasien anak di Unit Perawatan Intensif Anak (PICU). Tujuan. Mengidentifikasi faktor risiko yang berperan dalam peningkatan kejadian AKI pada pasien anak sakit kritis usia <18 tahun dengan ARDS.Metode. Penelusuran literatur melalui database PubMed, Cochrane, dan Goggle Scholar tanggal 10-12 Oktober 2024. Hasil. Terdapat satu studi yang sahih dengan subjek penelitian pasien anak dengan ARDS yang mendapatkan ventilasi mekanis. Faktor risiko yang diteliti memiliki hasil yang bermakna meliputi, rasio P/F yang lebih rendah, penggunaan inotropik, penggunaan diuretik, indeks oksigenasi (OI) yang lebih tinggi, positive end-expiratory pressure (PEEP) yang lebih tinggi, dan mean airway pressure (MAP) yang lebih tinggi. Kesimpulan. Pasien anak sakit kritis usia <18 tahun dengan ARDS memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami AKI, yang berhubungan dengan derajat keparahan ARDS. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya AKI pada anak dengan ARDS antara lain rasio P/F yang lebih rendah, penggunaan inotropik, penggunaan diuretik, OI yang lebih tinggi, PEEP yang lebih tinggi (>8 cmH2O), dan MAP yang lebih tinggi.
Efek Pemberian Zink Terhadap Pertumbuhan Anak Umur 24 – 60 Bulan dengan Gangguan Pertumbuhan Nurhidayah, Nurhidayah; Maddeppungeng, Martira; Ganda, Idham Jaya
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.263-71

Abstract

Latar belakang. Gangguan pertumbuhan merupakan suatu kondisi pertambahan Berat Badan, Tinggi Badan, dan Lingkar Lengan Atas yang tidak sesuai dengan pertambahan usia. Pertumbuhan anak salah satunya dipengaruhi oleh asupan makronutrien dan mikronutrien. Zink merupakan mineral penting dalam pertumbuhan dan berperan pada diferensiasi sel, perkembangan sistem imun, dan fungsi pengecapan untuk meningkatkan nafsu makan.Tujuan. Mengetahui efek zink pada anak usia 24-60 bulan dengan gangguan pertumbuhan.Metode. Dilakukan penelitian uji klinik acak terkontrol terhadap 100 anak usia 24-60 bulan dengan BB menurut umur, TB menurut umur di bawah -2 SD, dan atau BB/TB di bawah -2 SD berdasarkan kurva-WHO di Pendidikan Anak Usia Dini/PAUD dan Taman Kanak-kanak/TK di Makassar. Subjek terbagi 2 kelompok, yaitu 50 subjek kelompok zink dengan intervensi sirup zink 20 mg/hari dan 50 subjek kelompok plasebo dengan intervensi sirup sukrosa 80%/hari selama 1 bulan.Hasil. Dari hasil penelitian terdapat perbedaan bermakna selisish BB, TB, dan LLA pada dua kelompok intervensi umur 24-36 bulan dengan niali p<0,05 dan perbedaan bermakna selisih BB dan TB pada dua kelompok intervensi umur 48-60 bulan dengan nilai p<0,05.Kesimpulan. Intervensi zink berpengaruh terhadap pertambahan ukuran BB, TB, dan LLA.
Dampak Status Gizi Awal terhadap Keberhasilan Kemoterapi Fase Induksi pada Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Okfiani, Rachma Dinar; Widiretnani, Septin; Andarini, Ismiranti
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.284-90

Abstract

Latar belakang. Malnutrisi telah diusulkan menjadi salah satu faktor prognostik.pada pasien anak dengan leukemia limfoblastik akut (LLA). Kekurangan gizi diyakini dapat berkorelasi dengan peningkatan risiko komplikasi dan kekambuhan serta penurunan tingkat pemulihan.Tujuan. Mengetahui hubungan status gizi awal dengan keberhasilan kemoterapi fase induksi pada pasien anak leukemia limfoblastik akut di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.Metode. Sebuah studi cross sectional dengan mengukur status gizi anak saat awal diagnosis yang menjalani kemoterapi fase induksi LLA di rumah sakit Dr. Moewardi. Data diambil dari rekam medis pada Januari 2020 hingga Desember 2022. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi-square, kemudian dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistic.Hasil. Sebanyak 47 pasien anak dengan LLA yang menjalani kemoterapi fase induksi didapatkan status gizi anak sebagian besar masih dalam kategori normal (51,1%) dan sisanya dengan status gizi abnormal (48,9). Pada luaran kemoterapi fase induksi didapatkan jumlah anak yang mengalami remisi (57,4%), lebih banyak dibandingkan yang tidak remisi (42,6%). Status gizi dari subjek tersebut berhubungan dengan keberhasilan kemoterapi fase induksi (OR 3,97; p=0,025). Analisis lanjutan berupa analisis multivariat menunjukkan hasil yang serupa (OR 6,56; p=0,023).Kesimpulan. Terdapat hubungan antara status gizi awal dengan keberhasilan kemoterapi fase induksi pada pasien anak LLA di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.
Analisis Keterkaitan antara Gambaran Elektroensefalografi dan Fungsi Motorik pada Anak Epilepsi dan Palsi Serebal Setyorini, Wenny; Nur, Fadhilah Tia; Salimo, Harsono
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.291-7

Abstract

Latar belakang. Epilepsi merupakan suatu penyakit kronis pada otak yang ditandai dengan kejang berulang dan terjadinya episode singkat dari gerakan tidak sadar (involuntary) yang dapat menjadi penyakit penyerta pada anak palsi serebral. Melalui gambaran elektroensefalografi (EEG) kita dapat mengetahui tipe kejang epilepsi serta tingkatan disfungsi motorik kasar yang terjadi pada pasien, dan diharapkan dapat menjadi acuan dalam menentukan prognosis.Tujuan. Menganalisis hubungan gambaran elektroensefalografi dengan derajat fungsi motorik pada pasien anak epilepsi dengan palsi serebral.Metode. Studi cross sectional, diambil dari pasien yang terdiagnosis epilepsi dengan palsi serebral berusia 1-18 tahun yang menjalani pengobatan di Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta pada kunjungan Desember 2023 – April 2024. Analisis data menggunakan SPSS 26.0 dan uji Chi-square dengan signifikansi p<0.05.Hasil. Secara statistik tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara gambaran EEG dengan derajat fungsi motorik pada pasien anak epilepsi dengan palsi serebral (p=0,215). Pasien anak epilepsi dengan palsi serebral yang memiliki hasil EEG kejang umum 88,2% membutuhkan alat bantu.Kesimpulan. Tidak didapatkan hubungan yang signifikan secara statistik antara gambaran EEG dengan derajat fungsi motorik pada pasien anak epilepsi dengan palsi sererbal. Namun pasien dengan hasil simpulan EEG kejang umum lebih banyak membutuhkan alat bantu dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan kejang fokal.
Hubungan antara Kadar Feritin Serum dan Kualitas Hidup Anak Talasemia Mayor dengan Hemosiderosis Widya Basmara, Tiara Arista; Wibowo, Satrio; Nugroho, Susanto; Tjahjono, Harjoedi Adji
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.314-20

Abstract

Latar belakang. Talasemia mayor termasuk dalam penyakit kelainan darah yang diturunkan secara genetic autosomal resesif. Penyakit ini membutuhkan transfusi darah berulang sebagai terapi dari talasemia mayor dengan komplikasi berupa peningkatan kadar feritin serum berlebih yaitu hemosiderosis. Kualitas hidup anak dapat diukur dengan instrumen Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQL) yang terdiri atas fungsi fisik, emosi, sosial, dan sekolah. Kadar feritin serum yang tinggi dapat mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan. Tujuan untuk mengetahui hubungan kadar feritin serum dan kualitas hidup anak talasemia mayor dengan hemosiderosis Metode. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelatif dengan metode crosssectional. Kadar feritin serum didapatkan dari rekam medik dan kualitas hidup diukur dengan menggunakan PedsQL kategorik general. Digunakan uji statistik korelasi Pearson untuk uji normalitas normal dan Rank Spearman pada uji normalitas tidak normal. Hasil. dari analisis bivariate didapatkan hasil signifikan (p<0,05) antara kadar feritin serum dengan fungsi fisik dan fungsi sekolah. Pada hasil analisis bivariate antara kadar feritin serum dengan kualitas hidup anak talasemia mayor dengan hemosiderosis, fungsi emosi, dan fungsi sosial didapatkan hasil tidak signifikan (p>0,05)Kesimpulan. untuk penelitian lebih lanjut dibutuhkan metode penelitian yang berbeda untuk menganalisis lebih dalam terkait faktor-faktor yang turut serta mempengaruhi masing-masing variabel.
Hubungan Hiperbilirubinemia dengan Infeksi Saluran Kemih pada Neonatus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Utami, Maharani Risiska; Darnifayanti, Darnifayanti; Haris, Syafruddin; Darussalam, Dora; Safri, Mulya; Andid, Rusdi
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.272-6

Abstract

Latar belakang. Hiperbilirubinemia sering dijumpai pada neonatus. Beberapa penelitian menunjukkan terdapat hubungan hiperbilirubinemia dengan infeksi bakteri salah satunya infeksi saluran kemih (ISK). Pemeriksaan urinalisis perlu dilakukan untuk mendiagnosis ISK. Komponen urinalisis yang memiliki sensitivitas tinggi untuk diagnosis ISK adalah leukosituria.Tujuan. Mengetahui hubungan hiperbilirubinemia dengan leukosituria pada neonatus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.Metode. Studi analitik observasional dengan desain penelitian potong lintang. Sampel adalah neonatus dengan hiperbilirubinemia di ruang Neonatal Intensive Care Unit/NICU Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Analisis penelitian dengan uji korelasi Spearman.Hasil. Dari 31 neonatus dengan hiperbilirubinemia terdiri dari laki-laki 19(61,3%) dan perempuan 12(38,7%). Leukosituria didapatkan pada 6 laki-laki dan 4 perempuan. Analisis data menunjukkan tidak terdapat hubungan hiperbilirubinemia dengan leukosituria pada neonatus (nilai p=0,071), koefisien korelasi -0,328.Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan hiperbilirubinemia dengan infeksi saluran kemih pada neonatus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik dengan Seftriakson terhadap Kesembuhan Pasien Anak dengan Infeksi Saluran Kemih dan Pola Sebaran Bakteri Putri, Dewi Andini; Karyanti, Mulya Rahma; Tambunan, Taralan; Gayatri, Pramita; Bermanshah, Evita Karianni
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.306-13

Abstract

Latar belakang. Pemberian antibiotik yang rasional untuk infeksi saluran kemih (ISK) mendukung proses kesembuhan, mencegah komplikasi, dan mencegah resistensi antibiotik.Tujuan. Mengevaluasi penggunaan antibiotik dengan alur Gyssens, menilai kesembuhan subjek yang diberi antibiotik sesuai Pedoman Penggunaan Antibiotik (PPAB), dan mengetahui faktor-faktor risiko yang memengaruhi kesembuhan ISK.Metode. Penelitian deskriptif dengan desain potong lintang yang dilakukan secara retrospektif pada pasien anak dengan ISK yang dirawat di RSCM.Hasil. Alur Gyssens menunjukkan antibiotik diberikan rasional pada 53% pasien. Etiologi bakteri pada ISK tersering adalah Escherichia coli, Enterococcus faecalis, dan Klebsiella pneumonia. Kesembuhan ISK berhubungan dengan pemberian antibiotik sesuai rekomendasi PPAB dibandingkan dengan pasien yang diberikan antibiotik lain (88% vs 74%, p = 0,05). Faktor risiko yang terbukti memengaruhi kesembuhan ISK adalah jenis kelamin laki-laki (p=0,04, adjusted OR 2,1 (IK 95% 1,03-4,30)) dan kondisi pasien tanpa komorbiditas (p<0,01, adjusted OR 5,7 (IK 95% 1,64-20,05)).Kesimpulan. Terapi sesuai PPAB memberikan angka kesembuhan yang lebih tinggi dibanding terapi antibiotik lain.
Penyusunan dan Validasi Registri Epilepsi Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Yogyakarta Triono, Agung; Siti, Elisabeth Siti; Mooiindie, Khansadhia Hasmaradana; Hadiyanto, Marissa Leviani; Diantika, Kania; Wijayanti, Veronica Wulan; Sanjaya, Guardian Yoki; Iskandar, Kristy
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.298-305

Abstract

Latar belakang. Epilepsi pada anak adalah kondisi medis yang memerlukan pemantauan intensif. Data epidemiologis terkait epilepsi anak di Indonesia masih terbatas sehingga registri epilepsi yang terstruktur diperlukan untuk mengidentifikasi pola penyakit, respons terapi, dan karakteristik pasien.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mendeskripsikan sistem registri epilepsi anak di RS Sardjito, Yogyakarta, serta untuk menganalisis data profil pasien epilepsi yang telah dimasukkan dalam registri tersebut.Metode. Penyusunan, pengembangan, dan pengisian registri klinis dilakukan pada tahun 2022 menggunakan formulir digital (eForm) berbasis platform District Health Information Software 2 (DHIS2) di RS Sardjito Yogyakarta. Validasi data dilakukan pada pasien epilepsi anak yang dirawat di rawat jalan pada periode April 2022 hingga Juli 2023.Hasil. Sebanyak 171 pasien epilepsi anak di RS Sardjito berhasil dimasukkan ke dalam sistem registri epilepsi anak dengan karakteristik onset usia terbanyak pada usia bayi berjumlah 75 anak (43,9%). Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan terdapat 73 anak (42,7%) kejang tidak terkontrol dan 98 anak (57,3%) kejang terkontrol.Kesimpulan. Registri epilepsi anak di RS Sardjito telah berhasil mencatat data dari 171 pasien dan memberikan informasi penting mengenai karakteristik penyakit dan terapi. Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam kelengkapan data dan integrasi dengan sistem rekam medis elektronik, sistem registri ini menawarkan potensi besar untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan kebijakan kesehatan di Indonesia.
Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 Tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2024 Kaswandani, Nastiti; Gunardi, Hartono; Prayitno, Ari; Kartasasmita, Cissy B.; Prasetyo, Dwi; Husada, Dominicus; Sarosa, Gatot Irawan; Oswari, Hanifah; Ismoedijanto, Ismoedijanto; Rusmil, Kusnandi; Maddepunggeng, Martira; Sitaresmi, Mei Neni; Raihan, Raihan; Handryastuti, Setyo; Soedjatmiko, Soedjatmiko; Hadinegoro, Sri Rezeki S.; Munasir, Zakiudin
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.328-36

Abstract

Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia secara periodik melakukan kaji ulang jadwal imunisasi dengan menyelaraskan dengan buku pedoman imunisasi di Indonesia edisi ke 7 tahun 2024, dan sumber-sumber lainnya. Jadwal imunisasi selalu dievaluasi ulang karena beredarnya vaksin baru yang telah disetujui oleh BPOM dan vaksin yang tidak tersedia lagi di Indonesia. Terdapat beberapa perubahan dalam jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun 2024 yaitu ketersediaan jenis vaksin, seperti pada pneumococcal conjugate vaccine (PCV), vaksin rotavirus, vaksin varisela, vaksin dengue, dan vaksin human papillomavirus (HPV). Agar dalam pelaksanaan lebih mudah, disertakan juga tabel jadwal imunisasi tahun 2024 di akhir.
Pengaruh Diare dan Konstipasi Kronis Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada Anak di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Muslim, Muslim; Yusuf, Sulaiman; Haris, Syafruddin; Anidar, Anidar; Sovira, Nora; Thaib, Teuku Muhammad
Sari Pediatri Vol 26, No 5 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.5.2025.277-83

Abstract

Latar belakang. Infeksi saluran kemih merupakan salah satu infeksi bakteri yang paling sering terjadi pada anak. Diare dan konstipasi merupakan faktor risiko terjadinya Infeksi Saluran Kemih (ISK).Tujuan. Untuk mengetahui hubungan antara konstipasi kronis dan diare dengan kejadian Infeksi Saluran Kemih pada anak yang dirawat di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.Metode. Studi observasional analitik dengan desain potong lintang. Sampel adalah pasien anak usia satu sampai lima tahun di tempat perawatan anak Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang mengalami diare atau kontipasi. Sampel dipilih dengan menggunakan metode consecutive sampling dan yang memenuhi kriteria inklusi.Hasil. Lima puluh enam total sampel dikumpulkan. Sebagian besar anak (12 subjek, 66,7%) pada kelompok diare berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 1 sampai 5 tahun (6 subjek, 33,3%), dan memiliki status gizi normal (11 subjek, 61,1%). Anak pada kelompok diare terbanyak berjenis kelamin laki-laki (13 subjek, 72,2%), usia 1 sampai 5 tahun (8 subjek, 44,4%), dan dalam rentang gizi normal (subjek 11; 61,1%). Rentang usia 1 sampai 5 tahun memiliki angka kejadian ISK tertinggi, sebanyak 13 orang (39,4%), dan mayoritas subjek berjenis kelamin laki-laki 20 subjek (60,6%), 21 subjek (63,6%) berstatus gizi normal. Sebagian besar bakteri pada ISK (7 pasien, 12,1%) adalah Gram negatif. Pada penelitian ini, konstipasi dan diare tidak berhubungan dengan prevalensi ISK (masing-masing p=0,114 dan 0,065).Kesimpulan. Pada penelitian ini menemukan bahwa diare dan konstipasi tidak berhubungan signifikan secara statistik terhadap kejadian ISK. Etiologi ISK tersering pada penelitian ini adalah Gram negatif.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2025 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue