cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 1,496 Documents
Epigenetik pada Alergi Susu Sapi Risa Vera; Irfannuddin Irfannuddin; Eddy Mart Salim; Ariesti Karmila
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.399-404

Abstract

Alergi susu sapi dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu predisposisi genetik dan faktor lingkungan. Interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan mencetuskan terjadinya alergi susu sapi diperantarai oleh mekanisme epigenetik. Faktor lingkungan selama masa prenatal  maupun postnatal dapat memengaruhi program epigenetik pada masa awal perkembangan sistem imun. Faktor lingkungan, seperti paparan terhadap mikroba, faktor diet pada  ibu dan anak serta  mikrobiota pada saluran cerna memengaruhi  proses imunitas di masa yang akan datang dan berperan penting dalam perkembangan penyakit alergi.
Prevalensi Gangguan Serum Elektrolit pada Anak Usia Bawah Lima Tahun dengan Gizi Buruk di Rumah Sakit Ngoerah I Gusti Lanang Sidiartha; I Gusti Ayu Putu Eka Pratiwi; Wega Upendra Sindhughosa; I Gusti Ayu Dian Noviyani Sidiartha
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.364-9

Abstract

Latar belakang. Gizi buruk pada anak bawah lima tahun (balita) masih menjadi beban di negara berkembang. Anak balita gizi buruk perlu menjalani pemeriksaan lengkap secara klinis dan laboratoris untuk mengidentifikasi ada tidaknya tanda bahaya atau komplikasinya. Tujuan. Untuk mengetahui prevalens gangguan serum elektrolit anak balita dengan gizi buruk dan karakteristiknya.Metode. Penetilian retrospektif dengan rancangan cross-sectional menggunakan data rekam medis pasien. Kriteria gizi buruk adalah berat menurut panjang atau tinggi badan < -3 SD menurut standar WHO. Hubungan antara variabel diuji dengan uji chi-square.Hasil. Jumlah pasien yang memenuhi kriteria adalah 94 pasien, terdiri dari 56 laki (59,6%) dan 38 perempuan (40,4%), 22,3% usia dibawah 6 bulan dan 77,7% usia 6 bulan keatas. Prevalensi hiponatremia, hipokalemia, hipokalsemia dan hipokloridemia masing-masing 64,9%, 26,6%, 52,1% dan 60,6%. Gangguan elektrolit kalium signifikans lebih tinggi pada usia dibawah 6 bulan (p=0,011), sedangkan gangguan elektrolit kalsium signifikans lebih tinggi pada usia 6-59 bulan (p=042).Kesimpulan. Anak balita dengan gizi buruk mayoritas mengalami hiponatremia dan hipokalsemia. Gangguan kalium signifikans lebih tinggi pada anak gizi buruk usia dibawah 6 bulan, sedangkan gangguan kalsium signifikans lebih tinggi pada usia 6-59 bulan.
Korelasi antara Penyakit Alergi dengan Kesehatan Mental pada Remaja: Sebuah Studi Observasional di Surakarta Dewi Kurnia Lestari; Ganung Harsono; Sri Martuti
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.358-63

Abstract

Latar belakang. Penyakit alergi (atopi) merupakan kondisi hipersensitivitas IgE-mediated yang berkorelasi dengan peningkatan risiko gangguan kesehatan mental pada anak. Studi ini bertujuan menganalisis hubungan antara penyakit alergi dengan gangguan kesehatan mental pada remaja.Tujuan. Menilai korelasi penyakit alergi terhadap gangguan kesehatan mental pada remaja usia 13-18 tahun.Metode. Studi observasional potong lintang dengan consecutive sampling pada 52 siswa SMP Muhammadiyah 4 Surakarta. Diagnosis alergi dinilai menggunakan kuesioner ISAAC Score, sedangkan gangguan kesehatan mental dievaluasi dengan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). Analisis statistik menggunakan regresi logistik multivariat.Hasil. Penyakit alergi meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental secara signifikan (OR=26,25; IK95%=4,88-141,20; p<0,001). Durasi tidur <8 jam merupakan faktor dominan (OR=54; IK95%=2,80-1041; p=0,008). Variabel lain seperti pendapatan orang tua <UMR (p=0,028) dan status pernikahan orang tua bercerai (p=0,002) juga menunjukkan asosiasi bermakna.Kesimpulan. Penyakit alergi merupakan prediktor kuat gangguan kesehatan mental pada remaja. Intervensi holistik yang mencakup manajemen alergi, optimasi durasi tidur, dan dukungan psikososial diperlukan untuk memitigasi risiko tersebut.
Abnormalitas Koagulasi sebagai Indikator Keparahan Infeksi Dengue pada Anak: Studi Kohort Retrospektif Suryadi Nicolaas Napoleon Tatura; Natasha Maryono
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.337-42

Abstract

Latar belakang. Infeksi dengue merupakan masalah kesehatan global yang signifikan pada anak-anak, dengan gangguan faktor koagulasi yang berperan penting dalam meningkatkan keparahan penyakit dan kematian.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara gangguan faktor koagulasi dan tingkat keparahan infeksi dengue pada anak.Metode. Tinjauan retrospektif dilakukan pada rekam medis anak-anak di bawah 18 tahun yang dirawat dengan infeksi dengue dari Januari 2020 hingga Desember 2022 di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado. Keparahan infeksi dengue diklasifikasikan berdasarkan kriteria WHO 2011, mulai dari demam dengue hingga DHF grade IV. Hubungan antara gangguan koagulasi dan keparahan infeksi dengue dianalisis menggunakan uji point biserial dengan ? <0,05 dan power 0,80.Hasil. Dari 182 anak dengan infeksi dengue, peningkatan proporsi elongasi prothrombin time (PT), activated partial thromboplastin time (aPTT), dan international normalized ratio (INR) ditemukan seiring peningkatan keparahan DHF. Hubungan signifikan ditemukan pada PT (r=0,309, p<0,001), aPTT (r=0,356, p<0,001), dan INR (r=0,233, p=0,002).Kesimpulan. Penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan signifikan antara gangguan faktor koagulasi dan tingkat keparahan dengue pada anak-anak, yang berpotensi muncul sejak tahap awal infeksi.
Perbandingan Efektivitas dan Keamanan Ligasi dengan atau Tanpa Propranolol pada Anak dengan Hipertensi Portal Kadim, Muzal; Rasyada, Amrina
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.389-98

Abstract

Latar belakang. Hipertensi portal (HP) didefinisikan sebagai peningkatan tekanan portal >5 mmHg, jika >12 mmHg dapat terjadi perdarahan saluran cerna. Tindakan ligasi menjadi pilihan utama untuk eradikasi varises, tetapi penggunaan propranolol masih menjadi kontroversial mengingat efek samping yang timbul.Tujuan. Mengetahui efektivitas dan keamanan propranolol untuk mencegah perdarahan varises pada hipertensi portal.Metode. Penelusuran pustaka database elektronik, yaitu Pubmed, Cochrane, dan Embase dengan kata kunci keywords “pediatric” OR “child”, “AND” ‘portal hypertension”, “AND” “ligation” OR “endoscopy”, AND “propranolol” OR “beta blocker”, AND “gastrointestinal bleeding” OR “esophageal varices rupture” OR “variceal bleeding”.Hasil. Penelusuran literatur diperoleh 3 artikel yang kemudian dilakukan telaah kritis. Studi oleh Santos dkk didapatkan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok ligasi dengan atau tanpa propranolol terhadap kejadian perdarahan saluran cerna. Studi Pimenta dkk menunjukkan tidak ada perdarahan saluran cerna yang terjadi pada kelompok ligasi dan propranolol. Sementara studi Quintero dkk menyatakan bahwa ligasi saja cukup aman dan efektif dalam mencegah perdarahan saluran cerna, dengan Hazard Ratio (HR) kelompok propranolol 2.6 (IK 1.53-3.67). Efek samping propranolol terjadi pada ketiga penelitian, secara berurutan sebanyak 16%, 41% dan 21.8%, berupa bronkospasme, hipotensi, dan penurunan kesadaran.Kesimpulan. Berdasarkan penelitian ilmiah yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa pemberian propranolol belum direkomendasikan karena efek samping yang ditimbulkan. Efektivitas ligasi dengan atau tanpa propranolol tidak memiliki perbedaan bermakna.
Analisis Dampak Suplementasi Oral Selenium terhadap Kadar Selenium Urin dan Durasi Diare Akut pada Anak Usia Balita Andyan Yugatama; Yusri Dianne Jurnalis; Rusdi Rusdi; Asrawati Nurdin; Nice Rachmawati Masnadi; Gustina Lubis
Sari Pediatri Vol 26, No 6 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.6.2025.343-9

Abstract

Latar belakang. Diare akut pada anak-anak masih menjadi masalah kesehatan global, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Penelitian sebelumnya menunjukkan peran selenium dalam meningkatkan imunitas dan mengurangi stres oksidatif pada infeksi gastrointestinal, namun penelitian mengenai hubungan antara suplementasi selenium dan diare akut masih terbatas.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian suplementasi selenium terhadap kadar selenium urin dan durasi diare akut pada anak. Metode. Penelitian diakukan di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Padang. Merupakan studi eksperimental dengan desain acak terkontrol. Sampel terdiri dari anak-anak yang mengalami diare akut, dibagi menjadi kelompok perlakuan yang menerima suplementasi selenium dan kelompok kontrol yang tidak menerima suplementasi. Pengukuran kadar selenium urin dan durasi diare dilakukan sebelum dan sesudah intervensi.Hasil. Penelitian melibatkan 54 anak, dengan 27 anak pada kelompok kasus dan 27 anak pada kelompok kontrol. Durasi diare menunjukkan perbedaan durasi diare yang signifikan sebanyak 2,48 ± 4 jam (p<0,05). Kadar selenium urin pada kelompok kasus meningkat signifikan dari 45,26 ± 8,61 µg/L menjadi 52,52±5,39 µg/L m (p < 0,05). Tidak terdapat perubahan signifikan pada durasi diare dan kadar selenium urin di kelompok kontrol. Kesimpulan. Suplementasi selenium signifikan dalam meningkatkan kadar selenium urin dan mengurangi durasi diare akut pada anak.
Analisis Faktor Faktor Risiko Anemia pada Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Bali Suriadi, Regina; Mustika, Putu Pradnyanita; Wielim, Edbert; Cynthia, Cynthia; Suryawan, I Wayan Bikin
Sari Pediatri Vol 27, No 1 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp27.1.2025.32-7

Abstract

Latar belakang. Anemia merupakan kondisi yang sering ditemukan pada anak. Anemia memiliki dampak yang besar bagi pertumbuhan, perkembangan, morbiditas dan mortalitas anak, sehingga penting untuk mencegah dan menangani anemia pada anak sejak dini. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kejadian anemia dan faktor-faktor determinannya pada pasien anak.Metode. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional analitik melibatkan pada pasien anak dengan anemia yang datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya, Bali selama periode Januari 2023 hingga jumlah sampel terpenuhi. Berdasarkan jumlah sampel minimal untuk penelitian cross-sectional dibutuhkan minimal 76 sampel. Kriteria inklusi adalah pasien anak berusia 1 bulan -18 tahun yang terdiagnosis anemia. Pasien dengan catatan medis yang tidak lengkap dikeluarkan dari penelitianHasil. Sebanyak 76 pasien anak dengan anemia diikutsertakan dalam penelitian ini. Rata-rata kadar Hb 12-20% lebih rendah pada kelompok dengan berat badan lahir rendah, usia ibu, lama pemberian ASI, stunted, gizi kurang, dan riwayat gastroenteritis, hasil ini juga bermakna secara statistik. Analisis multivariat menunjukkan faktor yang memiliki hubungan paling kuat terhadap kadar Hb anak adalah gizi kurang (koefisien ?: 0,283).Kesimpulan. Terdapat hubungan antara faktor anak (BBLR, stunted, gizi kurang, riwayat gastroenteritis) dan faktor ibu (usia ibu, lama pemberian ASI) terhadap kejadian anemia pada anak.
Pengaruh Mutasi Gen Fukutin terhadap Perkembangan Congenital Muscular Dystrophy Tandiabang, Pascal Adventra; Nuryana, Ch Tri; Pantow, Sefry Markswel
Sari Pediatri Vol 27, No 1 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp27.1.2025.65-72

Abstract

Congenital Muscular Dystrophy (CMD) adalah kelompok penyakit genetik langka yang ditandai oleh kelemahan otot yang terjadi sejak lahir dan sering melibatkan multisistem, termasuk sistem saraf. Mutasi gen Fukutin berperan signifikan dalam patogenesis berbagai subtipe CMD. Fukutin berperan dalam glikosilasi alpha-dystroglycan (?-DG), suatu proses yang penting untuk stabilitas sarkolema otot. Gangguan glikosilasi akibat mutasi Fukutin menyebabkan kelemahan otot progresif, anomali otak seperti cobblestone lissencephaly, hingga disfungsi multisistem. Teknologi molekuler, seperti Whole Exome Sequencing (WES), membantu mengidentifikasi kasus global mutasi ini. Artikel ini mengeksplorasi mekanisme molekuler, patogenesis, dan spektrum klinis CMD terkait Fukutin, memberikan wawasan untuk pemahaman lebih dalam dan pengembangan terapi.
Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Menarche Dini pada Anak Sekolah Dasar di Surakarta Andieny, Pramudya Dwi; Sukamto, Ika Sumiyarsi; Sari, Atriany Nilam; Rokhayati, Evi; Kusmawati, Iffah Indri
Sari Pediatri Vol 27, No 1 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp27.1.2025.26-31

Abstract

Latar belakang. Usia menarche bagi seorang anak perempuan sangat penting karena hal ini dapat menjadi prediksi kesehatan pada saat dewasa. Seiring berjalannya waktu, usia menarche secara signifikan semakin dini. Menarche dini ditemukan menjadi faktor risiko berkembangnya kanker payudara, kanker endometrium, leiomyomata uterus, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus type 2, dan obesitas. Faktor yang dapat memengaruhi menarche dini, di antaranya status gizi dan aktivitas fisik. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan aktivitas fisik dengan menarche dini pada anak sekolah dasar di Surakarta.Metode. Penelitian dilakukan di SDIT Insan Mulia Surakarta. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 65 orang. Data dianalisis secara bivariat dengan chi-square dan analisis multivariat dengan regresi logistik biner. Hasil. Terdapat hubungan signifikan antara status gizi dengan menarche dini (p-value 0,013). Tidak terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan menarche dini (p-value 0,402). Status gizi (p-value 0,005) lebih berhubungan dengan menarche dini dibandingkan aktivitas fisik (p-value 0,477).Kesimpulan. Status gizi lebih berhubungan dengan menarche dini pada anak SDIT Insan Mulia. Oleh karena itu, diharapkan anak perempuan dapat menerapkan gaya hidup sehat untuk mencegah terjadinya menarche dini.
Dampak Fluid Overload Terhadap Morbiditas dan Pemanjangan Penggunaan Ventilator Mekanik pada Anak Sakit Kritis Amalia, Tiwi Qira; Martuti, Sri; Hafidh, Yulidar
Sari Pediatri Vol 27, No 1 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp27.1.2025.44-50

Abstract

Latar belakang. Fluid overload sering terjadi pada anak sakit kritis karena cenderung mendapat jumlah cairan belebih akibat resusitasi cairan untuk memperbaiki hemodinamik. Organ paru adalah organ utama yang terkena dampak, karena edema paru dianggap sebagai mekanisme utama dari hasil yang merugikan akibat FO dan berpengaruh terhadap pemanjangan penggunaan ventilator mekanik (VM).Tujuan. Menganalisis hubungan fluid overload dengan pemanjangan penggunaan ventilator mekanik pada anak sakit kritis.Metode. Penelitian kohort prospektif dilakukan di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta sejak bulan Januari – Mei 2024 dengan cara consecutive sampling. Perhitungan FO melalui keseimbangan/balans cairan kumulatif selama 3 hari awal VM disertai pembuktian status overload dari pemeriksaan penunjang berupa rontgen dada, USG toraks, USG inferior vena cava, USCOM, dan dilakukan pencatatan lama penggunaan ventilator pada hari ke-7. Hasil. Fluid overload diamati pada 53 subjek (47,2%). Didapatkan 41,5% subjek mengalami pemanjangan penggunaan VM >7 hari. Pada analisis multivariat, didapatkan bahwa FO secara statistik signifikan berhubungan terhadap pemanjangan penggunaan VM (OR 4.5, IK95%:1,39-14,51, p=0,012). Kesimpulan. Pada anak sakit kritis, FO berhubungan signifikan terhadap pemanjangan penggunaan VM. Dengan menjaga keseimbangan cairan secara ketat dengan intervensi yang tepat, pemanjangan penggunaan ventilator mekanik dapat dikurangi.

Filter by Year

2000 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue