Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

IMPLEMENTASI KERJASAMA KONTRA-TERORISME INDONESIA-AUSTRALIA (STUDI KASUS: BOM BALI I TAHUN 2002) Ulandari, Ari; Swastanto, Yoedhi; Sihole, Effendi
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 5 No 3 Jurnal Diplomasi Pertahanan (Desember 2019)
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak -- Bom Bali telah merubah arah kebijakan kontra-terorisme Indonesia yang sebelumnya pasif menjadi aktif. Indonesia dan Australia memutuskan bekerjasama dalam menangani kasus tersebut. Permasalahannya adalah serangan teror di Indonesia, terutama yang menjadikan Australia sebagai target, terus terjadi  setelah serangan Bom Bali. Oleh karena itu diperlukan analisa latar belakang terjadinya kerjasama kontra-terorisme antara kedua negara dan proses implementasi kerjasama tersebut. Penelitian kualitatif-studi kasus akan perihal di atas menunjukkan bahwa banyaknya jumlah korban warga Australia menjadi pertimbangan strategis dilakukannya kerjasama dari pihak Australia, sedangkan dari pihak Indonesia karena kepentingan Indonesia untuk sesegera mungkin meredam efek negatif, baik domestik maupun internasional, Bom Bali terhadap posisi Indonesia. Implementasi kerjasama tersebut terkategori berhasil dinilai dari jumlah pelaku yang tertangkap dan terkategori belum berhasil dinilai dari jumlah serangan yang dapat diredam.Kata Kunci: implementasi, kontra-terorisme, kerjasama internasional , bom bali,   Indonesia, Australia Abstract -- The Bali Bombings 2002 catalysed Indonesia’s national security policy and had Australia’s support to cooperate in the statecraft of Indonesia’s stability. The two countries are trying to build mutual cooperation to tackle terrorism. This thesis  analyse the formation of counter-terrorism cooperation and the implementation process by using qualitative-case studies. This study revealed that a high percentage of Australian victims pushed Australia to cooperate with Indonesia, whereas Indonesia had self-interest to omit the negative impact of the Bali Bombings to assert their national interest internationally and domestically. The implemetation was success based on the number of perpetrators can be arrested and hadn’t been so success based on number of attacks can be decreased.Keywords:  implementation, counter-terrorism, international cooperation, bali bombings, Indonesia, Australia
Mispersepsi Dalam Sengketa Laut Tiongkok Selatan dan Peluang Diplomasi Pertahanan Indonesia Swastanto, Yoedhi; Pedrason, Rodon; Kurniawan, Yandry; Arif, Muhammad
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 3, No 3 (2017): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak--Penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi dan mispersepsi antarnegara pengaku kedaulatan di Laut Tiongkok Selatan, serta melihat peluang diplomasi pertahanan Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini memiliki dua bagian analisis utama. Bagian pertama berisikan analisis mengenai persepsi dan mispersepsi negara-negara yang memiliki klaim kedaulatan di wilayah maritime yang berpotensi bereskalasi menjadi konflik kekerasan. Untuk bagian pertama ini peneliti akan menggunakan pendekatan persepsi dan mispersepsi dalam politik internasional. Bagian kedua berisikan analisis mengenai peluang diplomasi pertahanan Indonesia untuk meredam mispersepsi antarnegara dan meningkatkan sikap saling percaya untuk mencegah eskalasi konflik di wilayah maritim ini. Untuk bagian kedua ini peneliti akan menggunakan pendekatan diplomasi pertahanan. Secara akademik dan empirik, Penelitian            ini akan berkontribusi  memberikan  alternative pemahaman dan masukan kebijakan terkait sengketa di Laut Tiongkok Selatan melalui analisis yang memiliki sandaran teoritik yang jelas (theory-informed analysis).Kata Kunci: Laut Tiongkok Selatan, persepsi, mispersepsi, diplomasi pertahanan Abstract--This study aims to understand the perception and misperception of the claimant states in the South China Sea disputes and examine the opportunities for Indonesia's defense diplomacy. Using qualitative method, this study proceeds with two main parts. The first part analyzes the prospect of conflict escalation caused by the perception and misperception among the claimant states in the South China Sea disputes. The authors employ perception and misperception approach in International Relations in the analysis. The second part of the study examines the opportunities for Indonesia's defense diplomacy in reducing the misperception, mitigating the confict escalation as well as increasing mutual trust and confidence among the conflicting parties. In this second part, the authors make use of "defense diplomacy" as the conceptual tool. This study is academically and empirically significant as it contributes by giving alternative understanding on the South China Sea disputes as well as research-based and theory-informed policy recommendation.Keywords: South China Sea, perception and misperception, defense diplomacy
IMPLEMENTASI KERJASAMA KONTRA-TERORISME INDONESIA-AUSTRALIA (STUDI KASUS: BOM BALI I TAHUN 2002) Ulandari, Ari; Swastanto, Yoedhi; Sihole, Effendi
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejahatan terorisme yang bersifat lintas negara membutuhkan kerjasama internasional untuk menanganinya. Awalnya Indonesia enggan untuk terlalu terlibat dalam isu tersebut. Sebaliknya, Australia memang sudah sejak awal mendukung kampanye perang global melawan terorisme. Kendati demikian, Bom Bali telah merubah arah kebijakan kontra-terorisme Indonesia. Indonesia dan Australia memutuskan bekerjasama dalam menangani kasus tersebut. Permasalahannya adalah serangan teror di Indonesia, terutama yang menjadikan Australia sebagai target, terus terjadi setelah serangan Bom Bali. Oleh karena itu diperlukan analisa latar belakang terjadinya kerjasama kontra-terorisme Indonesia-Australia dan proses implementasi kerjasama tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya jumlah korban warga Australia menjadi pertimbangan strategis dilakukannya kerjasama dari pihak Australia, sedangkan dari pihak Indonesia karena kepentingan Indonesia untuk sesegera mungkin meredam efek negatif, baik domestik maupun internasional, Bom Bali terhadap posisi Indonesia. Implementasi kerjasama tersebut terkategori berhasil dinilai dari jumlah pelaku yang tertangkap dan terkategori belum berhasil dinilai dari jumlah serangan yang dapat diredam.Kata Kunci: Bom Bali, Indonesia dan Australia, Implementasi, Kerjasama Internasional, Kontra Terorisme
DEFENSE DIPLOMACY IMPLEMENTATION: THE SYNERGY OF INDONESIA AND AUSTRALIA IN DEALING WITH ILLEGAL IMMIGRANTS IN THE SEA BORDER Gumay, Renni Novia Saputri; Octavian, Amarulla; Swastanto, Yoedhi
Jurnal Pertahanan & Bela Negara Vol 8, No 1 (2018): Jurnal Pertahanan dan Bela Negara (English)
Publisher : Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.117 KB) | DOI: 10.33172/jpbh.v8i1.278

Abstract

Abstract - Illegal Immigrant is a common problem between Indonesia and Australia. However, in handling the problem in sea border, Indonesia take a humanitarian approach while Australia take security approach through Operation Sovereign Border that had resulted to diplomatic confrontation. Therefore, this study focus on analyzing synergy of the two countries in dealing with illegal immigrant in sea border area. This study uses national security, migration as security issue to analyze national interest. Cooperative security, defense diplomacy, synergy concept and naval diplomacy theory to analyze defense diplomacy implementation as a whole. The approach of this study is qualitative method through data collection processed by software NVivo which are beneficial for coding, triangulation, and finding relations among interviewees while Soft System Methodology used as data analysis technique consist of seven steps that are very comprehensive in explaining the whole study. The results of this study showed the two countries have not synergized yet. Indonesia and Australia have common non-traditional security interests and different traditional security interests because Indonesia has a territorial importance base opposed to Australian immigration interests. Indonesia and Australia have been doing bilateral defense diplomacy through 2 + 2 Dialogue, Defense Ministers Meeting and Navy to Navy Talk but have not produced a concrete solution, therefore sharing responsibility and Confidence Building Measures have not been achieved. Thus, naval diplomacy is required to support defense diplomacy through coordinated patrols that Standard Operating Procedure and Standard Exercise Procedure must be formulated in order to achieve interests of both countries.Keywords: Illegal Immigrants, National Security, Defense Diplomacy, Synergy, Soft System Methodology
Implementasi Diplomasi Pertahanan: Sinergi Indonesia dengan Australia Dalam Menangani Imigran Ilegal Di Perbatasan Laut Gumay, Renni Novia Saputri; Octavian, Amarulla; Swastanto, Yoedhi
Jurnal Pertahanan & Bela Negara Vol 8, No 1 (2018): Jurnal Pertahanan dan Bela Negara
Publisher : Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.777 KB) | DOI: 10.33172/jpbh.v8i1.269

Abstract

Abstrak – Imigran ilegal adalah permasalahan bersama antara Indonesia dan Australia. Namun, dalam penanganannya di wilayah perbatasan laut, Indonesia melakukan pendekatan kemanusiaan dan Australia melakukan pendekatan keamanan melalui Operation Sovereign Border yang berdampak pada konfrontasi diplomatik kedua negara. Fokus studi ini adalah menilai sinergi kedua negara dalam upaya menangani imigran ilegal di wilayah perbatasan laut. Kerangka teoritis studi ini adalah konsep keamanan nasional dan migrasi sebagai isu keamanan untuk membahas kepentingan nasional kedua negara. Konsep cooperative security diplomasi pertahanan, dan teori naval diplomacy serta konsep sinergi untuk menganalisis implementasi diplomasi pertahanan secara keseluruhan. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengolahan data dilakukan dengan software NVivo yang sangat bermanfaat untuk coding, triangulasi data dan menemukan relasi data dengan narasumber, sedangkan Soft System Methodology digunakan sebagai teknik analisis data yang terdiri atas tujuh tahap penelitian yang sangat komprehensif dalam menjelaskan penelitian. Hasil studi ini adalah kedua negara belum bersinergi. Indonesia dan Australia memiliki kepentingan keamanan non-tradisional yang sama dan kepentingan keamanan tradisional yang berbeda sebab Indonesia mempunyai basis kepentingan teritorial yang bertolak belakang dengan kepentingan imigrasi Australia. Indonesia dan Australia telah melaksanakan diplomasi pertahanan secara bilateral melalui 2+2 Dialogue, Pertemuan Menteri Pertahanan dan Navy to Navy Talk tetapi belum menghasilkan solusi konkrit sehingga sharing responsibility dan Confidence Building Measures belum tercapai. Dengan demikian dibutuhkan naval diplomacy untuk mendukung diplomasi pertahanan melalui patroli terkoordinasi yang harus dirumuskan SAP dan SEP agar kepentingan kedua negara dapat tercapai.Kata Kunci : imigran ilegal, keamanan nasional, diplomasi pertahanan, sinergi, soft system methodology 
INDONESIA AND SOUTH KOREA DEFENSE DIPLOMACY: CASE STUDY OF PROCUREMENT OF CHANG BOGO CLASS VESSELS IN 2010-2018 Cheryl Manafe; Yoedhi Swastanto; Rodon Pedrason
Jurnal Pertahanan: Media Informasi ttg Kajian & Strategi Pertahanan yang Mengedepankan Identity, Nasionalism & Integrity Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : The Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jp.v6i2.719

Abstract

Indonesia has chosen South Korea as a cooperation partner because South Korea is agreed to Indonesia's procurement policy. The research objective was to analyze the stages of procurement of Chang Bogo class submarines and the role of defense diplomacy during the process. This study uses qualitative methodology with its analysis techniques. The study concluded that the procurement of submarines succeeded in terms of the number of submarines, but the percentage of transfer technology provided had not yet reached the minimum percentage of Indonesia’s need and Indonesia must build adequate infrastructure to achieve the independence goals of the defense industry but Indonesia was still experiencing fluctuate economic condition. Therefore, the procurement of defense and security equipment tools (alpalhankam) must adjust to that condition.
FISHERY RESOURCES MANAGEMENT IN THE REPUBLIC OF INDONESIA’S FISHERY MANAGEMENT REGION 711 FOR THE SUSTAINABLE FISHERY RESOURCES CONTROL Nur Mar Atushsholihah Siregar; Yoedhi Swastanto; Budiman Djoko Said
Jurnal Pertahanan: Media Informasi ttg Kajian & Strategi Pertahanan yang Mengedepankan Identity, Nasionalism & Integrity Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : The Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.352 KB) | DOI: 10.33172/jp.v5i1.468

Abstract

The Republic of Indonesia Fisheries Management Region is an area that intended for controlling the fisheries management activities. However, the potential value of fisheries in WPP-RI 711 has been decreasing starting from 2016 to 2017. The problems are about fisheries resource management activities in the region which are then linked to government policy control. This study seeks to determine the development of fisheries resource production in FMR-RI 711, the level of utilization based on management with the MSY and MEY models, and also control of sustainable fisheries policies. This study uses experimental quantitative methods with the Schaefer, Fox and Gordon models. Data obtained came from fisheries resource groups and data samples were taken from shrimp groups. The results of the analysis show that the average development of fisheries resource production in FMR-RI 711 has decreased even experienced overfishing in the commodity of Small Pelagic Fish and Crustaceans. The Schaefer model is considered the most appropriate because it has a determination coefficient value of 42.9% and has an optimum effort value of 179 trips/year, with the MSY value obtained at 3.8520 tons/year. The policy controls carried out so far are still very lacking and need to take firm action from the government in overcoming fisheries problems that are overfishing. Therefore, it can be concluded that fisheries management in FMR-RI 711 has not run optimally, then fisheries management should also be carried out by considering the economic aspects of fisheries, besides it also needs serious efforts on fisheries supervision and the development of a cost model to maintain resources from overfishing.Keywords: Fisheries management, Fisheries policy, FMR-RI 711
COUNTER-TERRORISM COOPERATION IN THE ASEAN REGIONAL FORUM (ARF) FROM THE PERSPECTIVE OF INDONESIA DEFENSE DIPLOMACY Nila Febri Wilujeng; Yoedhi Swastanto; Thomas Gabriel Joostensz
Jurnal Pertahanan: Media Informasi ttg Kajian & Strategi Pertahanan yang Mengedepankan Identity, Nasionalism & Integrity Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : The Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jp.v7i2.728

Abstract

Terrorism is a threat that not only jeopardizes a country's security, but also the survival of ASEAN as a regional organization, the security of peace and stability, and the region's overall economic possibilities. This research aimed to examine the implementation of Counter-terrorism (CT) cooperation in the ASEAN Regional Forum (ARF) from the perspective of Indonesia's defense diplomacy. The research method used was the qualitative method which is based on the combination of interviews and literature review regarding ASEAN’s or ARF’s Counter-terrorism cooperation and Indonesia’s defense diplomacy from the year 2015-2019. The findings showed that CT cooperation is less discussed in the mechanism of the ARF since the current focus of ARF is on Trafficking in Person (TIP) and threats of Chemical, Biological, Radiological, and Nuclear (CBRN). Meanwhile, from the perspective of defense diplomacy, Indonesia has successfully initiated ARF Statement on Preventing and Countering Terrorism and Violent Extremism Conducive to Terrorism (VECT) with Australia and New Zealand in 2019. However, it is undeniable that CT cooperation through the ARF mechanism remains difficult to achieve due to several obstacles, including the differences of national interests and legal framework, the principle of non-interference, and the existence of mutual distrust between participating countries.
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI KOLABORASI PERGURUAN TINGGI, ORGANISASI PROFESI, UNDUSTRI, DAN PEMERINTAH DALAM INDUSTRI PERTAHANAN SEBAGAI BAGIAN PENTING DALAM STRATEGI PERTAHANAN NEGARA Teguh Haryono; Yoedhi Swastanto; Siswo Hadi Sumantri; Suhirwan Suhirwan; Jupriyanto Jupriyanto
Jurnal Pertahanan & Bela Negara Vol 12, No 1 (2022): Jurnal Pertahanan dan Bela Negara
Publisher : Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jpbh.v12i1.1210

Abstract

Perkembangan Lingkungan Strategis yang sangat dinamis penuh dengan penuh ketidak-pastian, kompleks, dan penuh ketidak-jelasan, telah mendorong setiap negara untuk membuat strategi pertahanannya dalam usaha untuk menjaga eksistensinya. Penguasaan Teknologi dan Industri Pertahanan yang dikelola dan dikembangkan secara baik seperti yang diamanatkan dalam Kebijkan Umum Pertahanan Negara 2020-2024 adalah bagian penting dari Strategi Pertahanan terutama dalam usaha mempunyai kemandirian dalam industri pertahanan Tahun 2045. Pengelolaan dan pengembangan industri pertahanan membutuhkan Sumber Daya Manusia disamping alat peralatan, material, manajemen, modal, metodologi, dan mesin dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi kriteria. Belajar dari yang terjadi sejak Perang Dunia I dan perang-perang besar lainnya, pemenang perang adalah fihak yang menguasai teknologi dan industri pertahanan. Dalam usaha untuk mencapai kemandirian industri pertahanan Tahun 2045, Indonesia memerlukan sistem pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terintegrasi mulai dari perguruan tinggi terutama teknik, organisasi profesi semacam Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Industri Pertahanan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Pemerintah yang salah satunya adalah Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
ANALISIS DIPLOMASI PERTAHANAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI KRISIS SEMENANJUNG KOREA GUNA MENJAGA STABILITAS KAWASAN ASIA TENGGARA Chayu Amrita Nanda; Yoedhi Swastanto; Amarulla Octavian
Jurnal Pertahanan & Bela Negara Vol 9, No 1 (2019): Jurnal Pertahanan dan Bela Negara
Publisher : Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.461 KB) | DOI: 10.33172/jpbh.v9i1.500

Abstract

Dalam perspektif keamanan, wilayah Indonesia dan kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan merupakan kawasan yang strategis baik dalam aspek ekonomi, politik, maupun militer. Kondisi ini juga memiliki potensi dan tantangan yang kompleks dan berisiko menimbulkan ketegangan antar negara. Pasca Perang Korea dan Perang Dunia ke II perkembangan krisis di Semenanjung Korea masih terus berlanjut. Kemudian Korea Utara memilih untuk membangun kapabilitas militer yang semakin meningkat. Indonesia merupakan salah satu negara yang berdekatan dengan wilayah Semenanjung Korea dan kondisi ini dapat memberikan dampak terhadap kedaulatan dan keamanan negara Indonesia, khususnya kegiatan uji coba nuklir yang telah dilakukan oleh Korea Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk Diplomasi Pertahanan Indonesia dan bagaimana peran para aktor yang terlibat dalam menanggapi isu tersebut. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini membahas isu tersebut dengan teori konstruktifis dan konsep diplomasi pertahanan dalam proses analisisnya. Hasil pembahasan penelitian ini adalah bentuk diplomasi pertahanan Indonesia dalam menanggapi krisis di Semenanjung Korea.Kata Kunci : ASEAN, diplomasi pertahanan, denuklirisasi, strategi pertahanan, keamanan kawasan