Claim Missing Document
Check
Articles

Literature Review: Pengaruh Latihan Aerobik Intensitas Sedang terhadap Jumlah Eritrosit Zhasifa Khoirunnisa Suwanto; Siti Kaidah; Huldani Huldani
Homeostasis Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.573 KB)

Abstract

Abstract: Aerobic exercise is defined as any activity that uses large muscles, can be maintained continuously and is rhythmic. During strenuous exercise, erythrocytes can be damaged by the blood rate. Meanwhile, moderate intensity exercise provides more opportunities for erythrocyte replacement. Erythrocytes function to provide oxygen and nutrients to tissues, and remove carbon dioxide and waste products from the body when a person performs physical activity. The purpose this literature review is to determine the effect of moderate intensity aerobic exercise on the number of erythrocytes. Writing is done by analyzing related literature obtained from search results on medical journal databases, namely PubMed-MEDLINE, Science Direct and Google Scholar. Included articles are in English and published in 2010-2020. A total of 20 articles are included in this literature review. There is a difference in the number of erythrocytes after moderate intensity aerobic exercise. Keywords: Moderate intensity erobic exercise, Erythrocytes Abstrak: Latihan aerobik didefinisikan sebagai aktivitas apapun yang menggunakan otot besar, dapat dipertahankan terus menerus dan bersifat ritmis. Saat latihan berat, eritrosit dapat rusak akibat laju darah. Sedangkan pada latihan intensitas sedang lebih memberi peluang penggantian eritrosit. Eritrosit berfungsi untuk memberikan oksigen dan nutrisi ke jaringan, serta mengeluarkan karbon dioksida dan produk limbah dari dalam tubuh ketika seseorang melakukan aktivitas fisik. Tujuan literature review ini yaitu untuk mengetahui pengaruh latihan aerobik intensitas sedang terhadap jumlah eritrosit. Penulisan dilakukan dengan menganalisis literature terkait yang didapatkan dari hasil pencarian pada database jurnal kedokteran, yaitu PubMed-MEDLINE, Science Direct dan Google Scholar. Artikel yang disertakan menggunakan bahasa Inggris dan dipublikasikan pada tahun 2010-2020. Sebanyak 20 artikel disertakan pada literature review ini. Terdapat perbedaan dari jumlah eritrosit setelah melakukan latihan aerobik intensitas sedang. Kata-kata kunci: Latihan aerobik intensitas sedang, Eritrosit
Accompaniment of The Entrepreneurial Group of Non-MSG Snakehead Fish Crackers Sumber Rezeki Banjarmasin Lena Rosida; Oski Illiandri; Siti Kaidah; Juhairina Juhairina; Muhammad Bari NurQaedi; Kanessha Winola Sunata
Jurnal Berkala Kesehatan Vol 8, No 2 (2022): JURNAL BERKALA KESEHATAN
Publisher : Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v8i2.11958

Abstract

Cork fish (Channa sp) is one of the freshwater fish that is useful for maintaining health and can be made in the form of fish crackers. One of the micro-business groups that make cork fish crackers is the Sumber Rezeki Banjarmasin Entrepreneurial Group. This entrepreneurial group developed the manufacture of non-Monosodium Glutamate (MSG) cork fish crackers. Based on the results of an interview with the head of the Sumber Rezeki Banjarmasin Entrepreneurial group, information was obtained that the North Kuin community's interest in these non-MSG crackers was still low because the crackers without MSG were less delicious than those containing MSG. The existence of this opinion can cause their enthusiasm and commitment to maintain products without MSG will decrease and it can even cause them to follow other cracker products that use MSG. Therefore, the Community Serviceteam provided a solution in the form of strengthening commitment and counseling about the dangers of using excessive MSG and the importance of fish consumption for health. This Community Service activity is carried out in 2 ways, namely psychological assistance and health education. Psychological assistance through focus group discussions (FGD) can increase the number of participants who believe they want to continue the non-MSG cracker business from 50% to 90%.
LITERATURE REVIEW: PERBEDAAN KADAR HEMATOKRIT PADA ATLET DAN BUKAN ATLET Adira Zahwa Ramadhina; Siti Kaidah; Huldani Huldani
Homeostasis Vol 5, No 3 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In athletes, it is very important to maintain a good performance from start to finish, especially at certain times. The use of oxygen and blood flow will increase to meet the oxygen needs of the muscles during exercise. When there is increasing oxygen demand happens in the body, there will be stimulation of erythropoietin to produce red blood cells in the bone marrow, which is affect to the haematocrit value. The purpose of this literature review is to make a distinction about the difference in haematocrit levels in athletes and non-athletes. The reviewed articles were obtained through the Google Scholar and PubMed databases. The articles included are in English and Indonesian, published in 2011-2021. Different results were found between the studies appraised in this review, this could be due to differences in several factors such as duration, frequency, type of exercise, dehydration, gender, and nutritional intake
PERNGARUH LATIHAN LARI 12 MENIT TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DAN TRIGLISERIDA PADA PEMAIN SEPAK BOLA Rizky Nabila Febriani; Huldani Huldani; Siti Kaidah; Fauzan Muttaqien; Azma Rozida
Homeostasis Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i1.8810

Abstract

Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dapat disebabkan kurangnya aktivitas fisik, sehingga terjadi penumpukan plak pada pembuluh darah dan terjadi gangguan metabolisme. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kadar kolesterol total dan trigliserida sebelum dan sesudah lari aerobik 12 menit yang dilakukan 4 kali dalam seminggu selama 6 minggu pada pemain sepak bola. Metode penelitian ini menggunakan quasi eksperimental non control group design yang sudah ditetapkan untuk kriteria sebagai sampel penelitian. Sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling dengan mengambil 15 orang klub sepak bola Banjarmasin. Pengukuran kadar kolesterol total dan kadar trigliserida dilakukan sebelum program 12 menit dan setelah program 12 menit. Data dianalisis menggunakan t-test berpasangan.Rerata kadar kolesterol total sebelum 188,06 ± 43,46  dan sesudah 158,86 ± 31,12. Hasil analisis data adalah terdapat pengaruh bermakna pada kadar kolesterol total (p=0.000). Rerata kadar trigliserida sebelum 107,66 ± 42,76 dan sesudah 144,60 ± 66,58. Hasil analisis data  tidak terdapat pengaruh bermakna pada kadar trigliserida (p=0.088). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa lari 12 menit dapat menurunkan kadar kolesterol secara signifikan, akan tetapi lari 12 menit tidak berpengaruh terhadap kadar trigliserida. 
PERBEDAAN KADAR CRP PADA REMAJA TERLATIH DAN TIDAK TERLATIH SETELAH LARI INTENSITAS SEDANG 30 MENIT Raida Namira; Huldani Huldani; Siti Kaidah; Asnawati Asnawati; FX Hendriyono
Homeostasis Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i1.8792

Abstract

Aktivitas fisik dapat menimbulkan respons inflamasi. Biomarker inflamasi yang mudah untuk diukur adalah C-reaktif protein. Penelitian ini bertujuan menjelaskan perbedaan kadar CRP sebelum dan setelah lari 30 menit dengan intensitas sedang pada remaja terlatih dan tidak terlatih. Penelitian dilangsungkan melalui Cross Sectional Study pada 15 remaja terlatih yaitu pemain sepak bola dari Klub Perseban Banjarmasin dan 15 remaja tidak terlatih di Banjarmasin yang berkisar umur 16-22 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Teknik pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengukuran kadar CRP dilakukan sebelum dan setelah lari intensitas sedang 30 menit. Penelitian didapatkan nilai kadar rata-rata CRP 5.3 mg/L pada kelompok remaja terlatih setelah lari intensitas sedang 30 menit dan 11.58 mg/L pada kelompok remaja tidak terlatih setelah lari. Selanjutnya dilakukan uji t tidak berpasangan untuk membandingkan perbedaan (setelah lari) kadar CRP antara 2 kelompok yang dikumpulkan yakni nilai p=0.000 yang menujukkan nampak korelasi berarti. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadi perbedaan kadar CRP atas remaja terlatih serta tidak terlatih sesudah lari intensitas sedang 30 menit.
PERBEDAAN WAKTU REAKSI SEBELUM DAN SESUDAH LARI AEROBIK 12 MENIT PADA REMAJA TERLATIH BASKET DAN TIDAK Muhammad Hasan Ridhoni; Siti Kaidah; DOna Marisa; Asnawati Asnawati; Didik Dwi Sanyoto; Muhammad Marwan; Finna Rahmiati
Homeostasis Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i1.8811

Abstract

Pada masa pandemi Covid 19, latihan fisik atau olahraga merupa hal yang penting untuk dilakukan guna meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Lari aerobik 12 menit dengan intensistas sedang merupakan salah satu jenis latihan fisik yang biasa dilakukan oleh semua golongan umur terutama  remaja. Latihan fisik sangat berhubungan erat dengan waktu reaksi. Waktu reaksi adalah seberapa cepat seseorang merespon terhadap suatu stimulus/rangsangan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan waktu reaksi sebelum dan sesudah lari aerobik 12 menit dengan intensitas sedang pada remaja terlatih basket dan tidak terlatih basket. Penelitian dilakukan dengan Cross Sectional Study pada 15 siswa pemain basket dan 15 siswa bukan pemain basket SMAN 1 Banjarbaru. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan T-test berpasangan (sebelum dan sesudah) dan T-test tidak berpasangan (terlatih dan tidak terlatih) dan uji mann-whitney (selisih waktu reaksi). Hasil analisis data adalah terdapat perbedaan bermakna (p=0.000) antara nilai waktu reaksi  remaja terlatih basket (0,020) dan remaja tidak terlatih basket (0,040). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa waktu reaksi remaja terlatih basket lebih baik dibanding remaja tidak terlatih basket dilihat dari hasil selisih waktu reaksi sebelum dan sesudah lari aerobik 12 menit dengan intensitas sedang
HUBUNGAN VO2 MAKS DAN WAKTU REAKSI PADA REMAJA Muhammad Hasbi; Siti Kaidah; Dona Masrisa; Asnawati Asnawati; Didik Dwi Sanyoto
Homeostasis Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i2.9994

Abstract

VO2 Maks adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat digunakan pada saat melakukan kegiatan berat. VO2 Maks dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jasmani, fitur fisiologis individu, dan jenis kelamin. VO2 Maks digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik mempengaruhi efisiensi pengangkutan oksigen dan nutrisi sehingga meningkatkan kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif diketahui berhubungan terhadap waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jumlah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk bereaksi terhadap stimulus. Waktu reaksi dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, penggunaan tangan dominan, latihan, kelelahan, puasa, siklus pernafasan, dan olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan VO2 Maks dan waktu reaksi pada remaja. Penelitian menggunakan populasi SMAN 1 Banjarbaru dan subjek berjumlah 30 orang yang dipilih dengan metode simple random sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dimulai dengan pengukuran waktu reaksi menggunakan computer-based visual reaction time test lalu dilanjutkan dengan tes Cooper lari 12 menit untuk menilai VO2 Maks. Hasil dari pengukuran waktu reaksi adalah 381,23±62,07 ms dan hasil dari pengukuran VO2 Maks adalah 31,08±5,37 ml/kg/menit. Hasil analisis data menggunakan uji korelasi Pearson adalah terdapat korelasi negatif kuat antara VO2 Maks dan waktu reaksi (r = -0,634). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara VO2 Maks dan waktu reaksi pada remaja.
HUBUNGAN FREKUENSI DAN JUMLAH PENGGUNAAN COTTON BUD PADA TOILET TELINGA TERHADAP KELUHAN TELINGA BERDENGING BERDASARKAN NILAI Alfyonika Oktaviani Br Bukit; Nur Qamariah; Noor Muthmainah; Achmad Rofi’i; Siti Kaidah
Homeostasis Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i2.9974

Abstract

Menjaga kebersihan telinga sangat penting dilakukan. Cotton bud adalah alat yang paling sering digunakan. Penggunaan cotton bud dapat menyebabkan trauma di liang telinga sehingga mudah menimbulkan tanda radang yang menyebabkan keluhan telinga berdenging. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan frekuensi dan jumlah penggunaan cotton bud pada toilet telinga terhadap keluhan telinga berdenging berdasarkan nilai VAS. Penelitian dilakukan dengan observasional analitik menggunakan pendekatan cross-sectional. Hasilnya didapatkan frekuensi penggunaan cotton bud yang paling banyak adalah sering sebanyak 69,2%. Jumlah penggunaan cotton bud yang paling banyak adalah jumlah sedikit sebanyak 76,9%. Intensitas keluhan telinga berdenging yang paling banyak adalah ringan. Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square Fisher Exact Test. Kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna, baik pada variabel frekuensi penggunaan cotton bud dengan keluhan telinga berdenging berdasarkan nilai VAS (p value=1,00), maupun pada analisis hubungan jumlah cotton bud dengan keluhan telinga berdenging berdasarkan nilai VAS (p value=1,00).
PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK Eichhornia crassipes DAN Pistia stratiotes TERHADAP Salmonella typhi DAN Pseudomonas aeruginosa Nazla Puteri Azhari; Lia Yulia Budiarti; Siti Kaidah
Homeostasis Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i2.9997

Abstract

E.crassipes dan P.stratiotes mengandung senyawa antibakteri sehingga dapat dikembangkan sebagai disinfektan alternatif untuk pencegahan S.typhi dan P.aeruginosa melalui lingkungan dan peralatan yang kurang hygienis. Penelitian ini bertujuan membandingkan nilai koefisien fenol dan jumlah koloni S.typhi dan P.aeruginosa pada perlakuan kombinasi ekstrak E.crassipes dan P.stratiotes. (Ec+Ps), diperoleh nilai KF ekstrak Ec+Ps pada S.typhi=1,0333 dan pada P.aeruginosa=1,0333, nilai KF klorin 0,0002% pada S.typhi=1,0667 dan pada P.aeruginosa=1,2758. Kombinasi ekstrak Ec+Ps 25%,50%,75%,100% (ratio 1:1) memperlihatkan efek berbeda bermakna terhadap jumlah koloni bakteri uji. Kombinasi ekstrak Ec100%+Ps100% menghasilkan efek paling baik (p<0.05) terhadap jumlah koloni P.aeruginosa 21 CFU/ml daripada jumlah S.typhi 35 CFU/ml. Simpulannya, kombinasi ekstrak Ec+Ps memiliki daya antibakteri yang berbeda terhadap P.aeruginosa dibandingkan terhadap S.typhi. 
Increasing the Productivity and Independence of Ex-People with Mental Disorders (ODGJ) Through Life Skills Based Empowerment: Peningkatan Produktivitas dan Kemandirian Ex-Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Melalui Pemberdayaan Berbasis Life Skill Noor Cahaya; Nashrul Wathan; Siti Kaidah
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2024): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v8i2.11134

Abstract

People with mental disorders experience disturbances in thoughts, feelings, and behaviors that cause them to experience decreased productivity and personal autonomy. The program was aimed at increasing the productivity and personal autonomy of ex-ODGJ through life skills-based training in the form of making handicrafts. The target of the program were ex-ODGJs who were undergoing the rehabilitation process at the Rumah Singgah "Baiman" in Banjarmasin. The program was conducted in three stages, survey, implementation, and evaluation. Implementation was conducted in the form of training, which was carried out in 2 meetings. The total number of participants was 20, and they were divided into 4 groups. At the first meeting, we were given an introduction to how to operate a sewing machine and the practice of sewing independently. In the second meeting, participants were asked to independently produce hampers. The conclusion of this program was in the form of a positive impact on ex-ODGJ, which was assessed based on the independence parameter of 75% of participants being able to independently produce handicraft products according to the stages that have been taught; a 100% attendance rate, which describes the participants' motivation to participate in the activity; and based on the results of a qualitative assessment through interviews, information was obtained that participants felt happy and benefited from the program.
Co-Authors Achmad Rofi’i Adira Zahwa Ramadhina Alfi Yasmina Alfi Yasmina Alfyonika Oktaviani Br Bukit Alievia Febriyantiningrum F. Putri Alya Nabilahsaffa Maulidinna Amalia Rahman Asnawati Asnawati Asnawati Asnawati Azhari, Nazla Puteri Azma Rozida Azzahra, Wikha Budiarman, Andi Azizah Maulidia Cibro, Impana Darwis, Yulizar Denny Agustiningsih Dewi Indah Noviana Pratiwi Didik Dwi Sanyoto Dina Ananda Wulandari Dona Marisa Dona Marisa, Dona Dona Masrisa Effiyana, Arika Eka Yudha Rahman Erida Widyamala Farida Heriyani Fauzan Muttaqien Febriyanti, Annisa Putri Finna Rahmiati Firdaus, Muhammad Reyhan FX Hendriyono Ginus Partadiredja Gunma, San Haryati Haryati Hendriyono Hendriyono, Hendriyono Hendriyono, F X Heru Prasetya Huldani Huldani Huldani Huldani Huldani Huldani Husnul Khatimah Ida Yuliana Ihsanti, Shofia Hilwa Islami, Shafira Aulia Juhairina Juhairina Kanessha Winola Sunata Khan, Muhammad Fawwaz Khatimah, Husnul Lena Rosida Lena Rosida Lia Yulia Budiarti Lia Yulia Budiarti Marsetyawan HNE Soesatyo Mawarni, Khairida Muhammad Bari NurQaedi Muhammad Bayu Fernanda Muhammad Hasan Ridhoni Muhammad Hasbi Muhammad Marwan Muthmainah, Noor Nadya Salsabila Nashrul Wathan Nasywa, Nabila Nazla Puteri Azhari Nazmyatus Sa’idah Noor Cahaya Noor Muthmainah Noor Rizka Yulia Rahmani Noorsyifa Safitri Tahir Nur Qamariah Nur Qamariah Nur Ramadhanti Cindy Levissa Oski Illiandri Oski Illiandri Putri Putri, Putri Rahmiati Rahmiati Raida Namira Rizky Nabila Febriani Rofi’i, Achmad Roselina Panghiyangani Rudiansyah, Syafina Dwiayu Ardelia Saidah Rauf Santrino, Syifa Nurafifah Sanyoto, Didik Dwi Septerini, Ditha Detiana Shelin Amanda Pusparesa Triana Norwidianti Zhasifa Khoirunnisa Suwanto