Articles
<![CDATA[Gambaran Anger Issues, Coping Stress, dan Risiko PTSD pada Taruna Marinir AAL Selama Dikko ]]>
<![CDATA[Yasmine, Almira Nadya]]>;
<![CDATA[Kurniawan, Afif]]>
<![CDATA[ Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Airlangga ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (358.725 KB)
|
DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.27551
<![CDATA[Anger issues sebagai permasalahan dalam regulasi emosi kerap dialami oleh taruna dari institusi kemiliteran di Indonesia. Implementasi anger issues di kalangan taruna dewasa ini berupa kasus penganiayaan kepada junior. Korps Marinir diketahui sebagai penjurusan di Akademi Angkatan Laut yang memiliki intensitas latihan fisik tertinggi dan satu-satunya korps yang mengikuti Pendidikan Komando (Dikko). Penelitian bertujuan mengetahui gambaran anger issues, strategi koping stres, dan menguraikan risiko PTSD pada taruna Korps Marinir Akademi Angkatan Laut pasca menempuh Pendidikan Komando. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus intrinsik. Wawancara mendalam dan kuesioner skrining PTSD sebagai metode pengambilan data. Pengorganisasian dan analisis data menggunakan analisis tematik dengan pendekatan theory driven. Triangulasi data menggunakan member check. Gambaran anger issues dan strategi koping kedua subjek selama Dikko berbeda, dan keduanya mengalami trauma pasca Dikko namun dengan derajat keparahan yang berbeda. Derajat keparahan trauma yang dialami bergantung pada tingkat resiliensi atau faktor protektif individu.]]>
<![CDATA[Pengaruh Grit terhadap Self-Determination pada Atlet yang Memutuskan Kembali Pasca Cedera Berat ]]>
<![CDATA[Hidayat, Azzah Ambarani]]>;
<![CDATA[Kurniawan, Afif]]>
<![CDATA[ Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 2 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Airlangga ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (258.078 KB)
|
DOI: 10.20473/brpkm.v1i2.28542
<![CDATA[Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh grit terhadap self-determination pada atlet yang memutuskan kembali pasca mengalami cedera berat. Self-Determination Theory memaparkan perkembangan kebutuhan dasar psikologis individu yang sifatnya melekat (inherent) dan dibawa sejak lahir (innate) sebagai faktor motivasi pada perilaku individu. Sedangkan grit mengukur ketertarikan seseorang apakah ia mampu fokus dan bertahan terhadap suatu bidang atau sering berganti-ganti ketertarikan pada suatu bidang tertentu. Partisipan dalam penelitian ini merupakan atlet yang memutuskan kembali pasca cedera berat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuantitatif eksplanatori. Pengambilan data diambil menggunakan survei google form dan mendapatkan 72 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada grit terhadap self-determination atlet yang memutuskan kembali pasca cedera berat.]]>
<![CDATA[Hubungan Antara Mental Toughness dengan Kecemasan Kompetitif pada Atlet Bola Basket Profesional ]]>
<![CDATA[Annisa, Romadoni Kun]]>;
<![CDATA[Kurniawan, Afif]]>
<![CDATA[ Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 2 No 1 (2022): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Airlangga ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (765.025 KB)
|
DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.31929
<![CDATA[Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara mental toughness dengan kecemasan kompetitif pada atlet bola basket profesional di Indonesia. Partisipan penelitian merupakan atlet basket profesional (N=54). Pengumpulan data menggunakan metode survei melalui Google Form. Variabel mental toughness diukur menggunakan instrumen yang disusun oleh penulis. Variabel kecemasan kompetitif diukur menggunakan instrumen Competitive State Anxiety Inventory-2 (CSAI-2). Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Pearson Product-Moment. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif antara mental toughness dengan kecemasan kompetitif dimensi cognitive anxiety (r(54)=-0,586; p=0,000) dan mental toughness dengan kecemasan kompetitif dimensi somatic anxiety (r(54)=-0,615; p=0,000). Terdapat hubungan positif antara mental toughness dengan kecemasan kompetitif dimensi self-confidence (r(54)=0,493; p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mental toughness dengan ketiga dimensi kecemasan kompetitif pada atlet bola basket profesional di Indonesia.]]>
<![CDATA[Determinan Protokol Jaga Jarak pada Usia Dewasa berdasarkan Reasoned Action Approach ]]>
<![CDATA[Rahmadianti, Shafira]]>;
<![CDATA[Kurniawan, Afif]]>
<![CDATA[ Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 2 No 1 (2022): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Airlangga ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (740.868 KB)
|
DOI: 10.20473/brpkm.v2i1.34535
<![CDATA[Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan dari perilaku jaga jarak minimal 1 meter pada kelompok usia dewasa awal dan madya di Indonesia berdasarkan Reasoned Action Approach. Reasoned Action Approach (RAA) merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji dan memprediksi perilaku. Penelitian ini melibatkan 254 partisipan berusia 18-65 tahun dan menggunakan skala perilaku jaga jarak berdasarkan RAA. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dan Partial Least-Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, dan penghasilan keluarga berhubungan perilaku jaga jarak partisipan. Hasil uji PLS-SEM menunjukkan bahwa intensi pada kelompok usia dewasa awal dan madya dapat memprediksi perilaku jaga jarak minimal 1 meter. Selain itu, intensi pada kelompok dewasa awal ditemukan dideterminasi oleh sikap dan persepsi kontrol terhadap perilaku sedangkan intensi pada kelompok dewasa madya ditemukan hanya dideterminasi oleh persepsi kontrol terhadap perilaku saja.]]>
<![CDATA[Pengaruh Orientasi Pelayanan Terhadap Komitmen Organisasi Pada Tenaga Non Medis Di Rumah Sakit X Surabaya ]]>
<![CDATA[Cahyani, Tarisa Pramesti Tirta]]>;
<![CDATA[Kurniawan, Afif]]>;
<![CDATA[Tjokro, Silvia Haniwijaya]]>
<![CDATA[ Journal of Health Management Research Vol 3 No 2 (2024): Journal of Health Management Research ]]>
Publisher : <![CDATA[Unit Penelitian & Pengabdian Masyarakat STIKes Adi Husada ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37036/jhmr.v3i2.569
<![CDATA[Background: Understanding customer needs and customer desires by providing the best quality service, it makes many hospitals stand up to meet customer needs by providing optimal service. So that management must provide the best service so that hospital can be recognized by the comunity. Service orientation can be carried out by human resources which are very valuable assets, service orientation can be measured by employee commitment to their organization. Because employees who have a commitment to their organization will continue to maintain the duties and responsibilities. Aims: The study aims to analyze the influence of service orientation towards organizational commitment at hospital X Surabaya. Methods: The study use a quantitative research design with a tpopulation of 171 and sample of 68 respondents. The research variables consist of : the influence of service orientation (independent) and organizational commitment (dependen) Results: The results showed that influence service orientation organizational commitment in non medical staffs at Hospital X Surabaya with p value (sig) of 0.000 below 0.05. The result of statistical processing show the ability of 71.4% of the service orientation variable to influence organizational commitment to non medical. . Conclusion: Service orientation has influence on organizational commitment hospital X Surabaya. This can occur because orientation is given to customers as a guide for employees in carrying out the task and responsibilities given and building a work culture and a conducive atmosphere in the hospital. Aims: The study aims to determine the influence of service orientation on organizational commitment at hospital X Surabaya. Methods: The study use a quantitative research design with a type of research used in a planned and structured manner with the use of many numbers from data collection, processing so it can produce a result. The research variables consist of : the influence of service orientation (independent) anda organizational commitment (dependen) Results: The result of the study indicate that service orientation influence organizational commitment to non medical at Hospital X Surabaya with a Tvalue of 7.464 and p value (sig) of 0.000 below 5%. The result of statistical processing indicate the ability of 71.4% of the service oreinetation variable to inlunfluence organizational commitment to non medical. . Conclusion: Service orientation has influence on organizational commitment hospital X Surabaya. This can occur because orientation is given to customers as a guide for employees in carrying out the task and responsibilitys given and building a work culture and a conducive atmosphere in the hospital.]]>
<![CDATA[Do public health indicators affect life expectancy? ]]>
<![CDATA[Kurniawan, Afif]]>;
<![CDATA[Mamesah, Marline Merke]]>;
<![CDATA[Wijaya, Hermanto]]>;
<![CDATA[Putri, Linta Meyla]]>
<![CDATA[ Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 12 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
<![CDATA[Indonesia has implemented a decentralization policy since the end of the Soeharto era. Decentralization gives central government tasks to local governments. Local governments are obliged to manage, develop regions, and improve the welfare of their people. Each region has its own policies in improving the health of its people. To monitor the achievement of the success of the health system in each region, a clear and broad picture is needed. One of them is the index. East Java is one of the provinces with the highest population in Indonesia. This study aims to see whether the indicators of Public Health Development in East Java have an influence on life expectancy. The results of the study showed that complete immunization and the proportion of doctors to residents in 1 sub-district have an influence on life expectancy. To improve immunization achievement, the government has launched various programs. The government is also carrying out equal placement of doctors through various health programs. The indicators measured are used as monitoring and evaluation materials for programs that have been carried out. Further research is needed regarding the relationship between regions and life expectancy.]]>
<![CDATA[Hubungan Antara Faktor Penghambat Dengan Penerapan Manajemen Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit X ]]>
<![CDATA[Prasetia, Aisya Amalia Putri]]>;
<![CDATA[Kurniawan, Afif]]>;
<![CDATA[Tjokro, Silvia Haniwijaya]]>;
<![CDATA[Fajriyah, Novita]]>
<![CDATA[ Journal of Health Management Research Vol 4 No 1 (2025): Journal of Health Management Research ]]>
Publisher : <![CDATA[Unit Penelitian & Pengabdian Masyarakat STIKes Adi Husada ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37036/jhmr.v4i1.571
<![CDATA[Background: Work safety in hospitals is still a problem. With so many dangers occurring, efforts need to be made to reduce or even eliminate hazard controls. For hospital accreditation, work safety must be managed well. Aims: The aim of this research is to reduce inhibiting factors in the implementation of this system so that hospitals can be managed well. Methods: This research design is quantitative with the Cross Sectional method, the research sample consists of 44 respondents. Results: Fisher’s test results show that there is no correlation between K3 and work capacity, workload and work environment. The majority of female respondents in hospital x (66%), had a bachelor;s degree (66%), and had worked for more than 5 years (55%). Conclusion: There is no significant relationship between work capacity, workload, work environment and work safety in hospital x.]]>
<![CDATA[Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat Dalam Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Di RS X ]]>
<![CDATA[Anugraini, Sulfianti Dewi]]>;
<![CDATA[Kurniawan, Afif]]>;
<![CDATA[Wijaya, Hermanto]]>
<![CDATA[ Journal of Health Management Research Vol 4 No 1 (2025): Journal of Health Management Research ]]>
Publisher : <![CDATA[Unit Penelitian & Pengabdian Masyarakat STIKes Adi Husada ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37036/jhmr.v4i1.572
<![CDATA[Background: According to Minister of Health Regulation no. 30 of 2019, a hospital is a health service institution that provides inpatient, outpatient and emergency care. The growth of the middle class population in Indonesia increases the need for health services, as well as triggering competition between hospitals at home and abroad. The quality of hospital services is greatly influenced by the performance of medical personnel, infrastructure and efficient work systems. Complete medical records and stored for at least five years for document ownership and patient identification. Aims: This study used a cross-sectional design to investigate the factors that influence nurses' compliance in filling out medical record files (BRM) at Hospital X Surabaya. By creating hypotheses and research questions, finding research variables, determining research subjects, taking measurements, and analyzing data. Results: Logistic regression test, category 1 shows a high value, the extrinsic value has a significant value of 0.215, with a value of Exp(B) = 4.925, and a value of 0.215 is greater than 0.05. So the results obtained are extrinsic values that do not affect nurses' compliance when they fill out medical records. The logistic regression test shows that Category 1 shows a high value, and the intrinsic value variable shows a significant value of 0.215. The conclusion of this research is that nurses' compliance is not directly related to the completeness of BRM filling, although BRM completeness is still important for providing effective care and as a source of information for hospital management]]>
<![CDATA[MEWUJUDKAN WANITA SEHAT MELALUI PEKA : PROGRAM EDUKASI KEBERSIHAN WANITA ]]>
<![CDATA[Kurniawan, Afif]]>;
<![CDATA[Ramadhani, Dwi Yuniar]]>;
<![CDATA[Syaiful, Yuanita]]>
<![CDATA[ Community Development in Health Journal Volume 3, Nomor 1, April 2025 ]]>
Publisher : <![CDATA[PPM STIKES Adi Husada ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37036/cdhj.v3i1.615
<![CDATA[Introduction & Aim One of the ways to protect yourself from viruses and bacteria is by maintaining personal hygiene. The problem of personal hygiene that sometimes women do not pay attention to is cleanliness in the feminine area. The feminine area is often in humid conditions. Hence, it becomes a breeding ground for viruses and fungi that can cause infections, one of which is vaginal discharge or flour albus. The purpose of this community service activity is to provide health education through the PEKA Program (Women's Hygiene Education Program) and the making of traditional drinks. Method of Activity: This activity was carried out in the RW 05 area of Kapasan Village, with a target of 22 women. The activity steps are preparing booklets, coordinating with residents, providing pre-test questionnaires followed by providing education, and post-tests and demonstrations of hand washing, correct ways of cebok, and making traditional drinks. Results: The results of Wilcoxon's statistical test on the knowledge of women of childbearing age were p= 0.00 while the attitude used the Paired Sample t-test statistical test, which was a value of p=0.00. Discussion: The increase in knowledge will make a person change behavior in a positive direction. Keywords: Women, Personal Hygiene, Education, Attitude]]>
<![CDATA[Upaya Perubahan Perilaku Merokok Melalui Pemberian TEKO (Tabungan & Edukasi Rokok) pada Remaja ]]>
<![CDATA[Kurniawan, Afif]]>;
<![CDATA[Suroso, Heri]]>;
<![CDATA[Sari, Etika Purnama]]>;
<![CDATA[Tjokro, Silvia Haniwijaya]]>
<![CDATA[ Journal of Dedicators Community Vol 7, No 3 (2023) ]]>
Publisher : <![CDATA[Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.34001/jdc.v7i3.3870
<![CDATA[Banyak efek samping Kesehatan kronis akibat perilaku merokok. Tembakau dapat membunuh 1 dari 2 penggunanya. Remaja usia 13-17 tahun di Indonesia, sudah mulai merokok. Pengabdian masyarakat bertujuan untuk menyadarkan remaja bahwa merokok merugikan Kesehatan mereka. Pengabdian masyarakat memberikan edukasi tentang cara menabung karena berhenti merokok. Pengabdian masyarakat dilakukan kepada remaja di Jl. Kalilom Lor Indah RT 10 RW 10. Pemilihan remaja karena daerah tersebut merupakan daerah menengah ke bawah dan banyak remaja yang sudah merokok. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan berdiskusi dengan para remaja. Tingkat pengetahuan dan tindakan baik para remaja meningkat 23,12%. Sikap responden mengalami peningkatan sebesar 15,43%. Pengetahuan responden meningkat setelah pemberian penyuluhan terkait konsep penyuluhan terhadap upaya mengubah keyakinan Perilaku, keyakinan normatif, dan keyakinan kontrol. Pemberian pelatihan bermanfaat bagi para remaja yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Hal ini terbukti dari pemberian penyuluhan dan pemberian pengalaman perokok sebelumnya, tingkat pengetahuan dan sikap mereka terhadap rokok sudah mulai berubah. Penyuluhan ini tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang sudah kecanduan merokok, tetapi juga bermanfaat bagi remaja yang tidak merokok. Remaja yang tidak merokok diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi orang-orang di sekitar mereka. Hal ini terbukti dari pemberian penyuluhan dan pemberian pengalaman perokok sebelumnya, tingkat pengetahuan dan sikap mereka terhadap rokok sudah mulai berubah. Penyuluhan ini tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang sudah kecanduan merokok, tetapi juga bermanfaat bagi remaja yang tidak merokok. Remaja yang tidak merokok diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi orang-orang di sekitar mereka. Hal ini terbukti dari pemberian penyuluhan dan pemberian pengalaman perokok sebelumnya, tingkat pengetahuan dan sikap mereka terhadap rokok sudah mulai berubah. Penyuluhan ini tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang sudah kecanduan merokok, tetapi juga bermanfaat bagi remaja yang tidak merokok. Remaja yang tidak merokok diharapkan dapat menjadi agen perubahan bagi orang-orang di sekitar mereka.]]>
