Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

PENYULUHAN BAHAYA NARKOLEMA PADA REMAJA SMA NEGERI 1 KECAMATAN SEMAKA KABUPATEN TANGGAMUS LAMPUNG Saputri, Gusti Ayu Rai; Putra, Rivaldo Hadovan; Amelia, Vera Desita; Aini, Yesi Afrida; Darmawan, Yoga Fajar
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpfm.v8i1.19370

Abstract

Narkolema merupakan singkatan dari “Narkoba lewat mata” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan paparan pornografi yang dapat menyebabkan kecanduan dan memiliki dampak kerusakan otak yang lebih berat dibandingkan dengan narkoba. Pecandu narkolema mengalami kerusakan pada lima area otak yang serupa dengan kerusakan akibat benturan fisik atau penggunaan zat kimia narkoba. Lima area tersebut meliputi Orbito Frontal, Midfrontal, Insula Hippo Campus Temporal, Nucleus Accumbens Patumen, Cingulate, dan Cerebellum. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan bertujuan untuk memberikan edukasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai ancaman dan bahaya narkolema, serta memberikan tips dan saran untuk mengurangi kasus pemaparan pornografi pada remaja, sehingga dapat menekan angka kejadian narkolema di SMA Negeri 1 Semaka. Penyuluhan ini menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelompok dengan alat bantu proyektor, laptop, pamflet, banner, kamera, alat pengeras suara dan bingkisan. Hasil pre-test dan post-test, terjadi peningkatan cukup besar dalam tingkat pengetahuan siswa, dari rata-rata 85,2% sebelum kegiatan menjadi 93,8% sesudahnya.
Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak Kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca var sapientum) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar dan Luka Sayat Nofita, Nofita; Fadila, Syabil Salza; Pratiwi, Intan Ayu; Saputri, Gusti Ayu Rai; Hermawan, Dessy
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v11i1.815

Abstract

Kulit pisang merupakan bagian dari buah pisang ambon yang memiliki efektivitas sebagai penyembuhan luka dengan dibuat dalam bentuk sediaan gel. Tujuan penelitian ini untuk. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol 96%. Uji skrining fitokimia membuktikan positif mengandung flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, kuinon, dan terpenoid. Konsentrasi yang digunakan dalam formula sediaan gel ekstrak kulit pisang ambon yaitu F1 (5%), F2 (10%), F3 (15%). Kontrol negatif (K-) yaitu sediaan gel tanpa ekstrak, dan kontrol positif (K+) gel bioplacenton. Hasil pengujian luka bakar pada formula K (+) dan F3 terjadi penutupan luka sempurna dengan rata-rata penurunan diameter luka 20 mm. Perlakuan F1, F2, dan K (-) pada hari ke 14 proses penutupan luka tidak secara sempurna dengan rata-rata penurunan diameter luka F1 16,8 mm, F3 18,2 mm, dan K (-) 8,1 mm. Hasil pengujian luka sayat pada formula F3 menunjukkan aktivitas penyembuhan luka sayat yang lebih cepat dengan rata-rata selisih penurunan diameter luka 0,31 cm. F2 dan K (+) dengan nilai selisih 0,30 menunjukkan penyembuhan yang baik. F1 nilai selisih 0,23 cm menunjukkan penyembuhan yang cukup baik. K(-) nilai selisih 0,21 menunjukkan penyembuhan yang paling lambat. Konsentrasi 15% memberikan efektivitas penyembuhan yang lebih efektif dalam penyembuhan luka bakar dan luka sayat. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan, nilai selisih, dan nilai rata-rata ukuran luka yang diperoleh, maka memberikan hasil yang maksimal.
Evaluation of the Use of Antihypertensive Drugs in Outpatients at Bandar Lampung Private Hospitals Natalia, Lusia; Saputri, Gusti Ayu Rai; Wijaya, Satria
Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 6 No. 7 (2025): Jurnal Indonesia Sosial Sains
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jiss.v6i7.1808

Abstract

Hypertension is one of the diseases that always receives the world's attention because it is the largest cause of morbidity globally. The main problem related to hypertension is the inaccuracy of prescribing antihypertensive drugs that often occurs in developing countries such as Indonesia. This study aims to evaluate the use of antihypertensive drugs in outpatients at Bandar Lampung Private Hospital. The study used a non-experimental descriptive quantitative method with a retrospective approach based on the medical records of hypertension patients for the period March-May 2024 using the JNC 8 guideline. The research sample was 100 hypertensive patients who met the inclusion and exclusion criteria. The results showed that the characteristics of patients were dominated by women (58%), age >60 years (48%), and hypertension of degree 1 (73%). The evaluation of the accuracy of the use of antihypertensive drugs showed the correct dosage of 165 patients (91%), the correct disease indication of 100 patients (100%), the correct selection of drugs for 100 patients (100%), the correct diagnosis of 100 patients (100%), the correct way of administering 181 drugs (100%), and the right time interval for giving 172 patients (95.03%). The most drug combination was ACEI + CCB (18%) with amlodipine 10mg as the most commonly used drug (19.34%). It can be concluded that the use of antihypertensive drugs at Bandar Lampung Private Hospital has shown a high level of rationality on most of the evaluation parameters.
Pola peresepan obat antidiabetes pada pasien rawat jalan Primadiamanti, Annisa; Malinda, Yun; Saputri, Gusti Ayu Rai
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 4 No. 1 (2024): June Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i1.389

Abstract

Background: WHO (World Health Organization) predicts an increase in the number of people with diabetes mellitus in Indonesia in 2000, namely from 8.4 million to 21.3 million in 2030. Early combination therapy will achieve good glucose control and improve prognosis, especially microvascular complications. Purpose: To determine the pattern of diabetes medication prescribing for outpatients at A. Dadi Tjokrodipo General Hospital Bandar Lampung for the period January 2020 - December 2021. Method: A descriptive observational and retrospective using medical record data of hypertensive patients selected based on purposive sampling. Results: Showed that the patient characteristics were found to be mostly women 72%, aged 51-60 years 39%, drug characteristics, namely the biguanide drug class 36.1%, with OAD therapy 81%. The use of diabetes drugs in outpatients at A. Dadi Tjokrodipo Hospital Bandar Lampung for the period January 2020 – December 2021 is that the main drug of choice is the biguanide group with a percentage of 36.1%. The use of single OAD was 81%, the combination of OAD + long-acting insulin was 19%. Conclusion: The biguanide class of drugs is the first line for selecting long-acting insulin. Keywords: Antidiabetic; Diabetic; Prescribing Drugs. Pendahuluan: WHO (World Health Organization) memprediksikan kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2000 yaitu sebanyak 8,4 juta menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. Terapi kombinasi dini akan mendapatkan kontrol glukosa yang baik dan memperbaiki prognostik terutama komplikasi mikrovaskuler. Tujuan: Untuk mengetahui pola peresepan obat diabetes pasien rawat jalan di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung periode Januari 2020 – Desember 2021. Metode: Observasional deskriptif dengan retrospektif menggunakan data rekam medik pasien diabetes yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Hasil: Menunjukan pada karakteristik pasien didapatkan paling banyak perempuan 72% dengan usia 51-60 tahun 39%, karakteristik obat yaitu golongan obat biguanide 36,1% dengan terapi OAD 81%. Penggunaan obat diabetes pada pasien rawat jalan di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung periode Januari 2020 - Desember 2021 merupakan obat pilihan utama adalah golongan biguanid dengan presentase 36,1 %. Penggunaan OAD tunggal 81 %, kombinasi OAD +insulin long-acting 19%. Simpulan: Golongan obat biguanid menjadi lini pertama untuk pemilihan insuling long-acting.
Pola penggunaan antibiotik infeksi saluran pernapasan atas akut pada anak Angin, Martianus Perangin; Saputri, Gusti Ayu Rai; Pangestu, Dimas Aji
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 3 No. 1 (2023): June Edition 2023
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v3i1.517

Abstract

Background : Acute upper respiratory tract infections cause inflammation and infection of the nose and throat. The selection of antibiotics should be based on information about the cause of infection, results of microbiological examinations, pharmacokinetic and pharmacodynamic profiles of antibiotics. Purpose : To determine the pattern of use of antibiotics for acute upper respiratory tract infections in children at the Sukadana Regional General Hospital, East Lampung Regency with the right parameters for diagnosis, right indication, right patient, right drug, right dose. Method : Descriptive observational, the data is done retrospectively using the patient's medical record. Results : Showed the highest prevalence, namely: at the age of children (6-12 years) as many as 11 patients (52%), female sex as many as 11 patients (52%), on the antibiotic Amoxicillin as many as 13 cases (62%). Conclusion : From the rationale analysis of the use of antibiotics in children with acute upper respiratory tract infections, it was obtained: Correct Diagnosis 100%, Correct Indication 100%, Correct Patient 100%, Correct Drug 100%, Correct Dose 100% Keywords : Acute Upper Respiratory Tract Infection; Antibiotics; Rationality. Pendahuluan : Infeksi saluran pernapasan atas akut menyebabkan peradangan serta infeksi pada hidung dan tenggorokan. Pemilihan antibiotik harus berdasarkan informasi tentang penyebab infeksi, hasil pemeriksaan mikrobiologi, profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik. Tujuan : Untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik Infeksi Saluran Pernapasan atas Akut pada anak di Rumah Sakit Umum Daerah Sukadana Kabupaten Lampung Timur dengan parameter tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis. Metode : Observasional deskriptif, data dilakukan secara retrospektif dengan menggunaakan rekam medik pasien. Hasil : Menunjukan prevalensi terbanyak yaitu: pada usia anak (6-12 tahun) sebanyak 11 pasien (52%), jenis kelamin perempuan sebanyak 11 pasien (52%), pada obat antibiotik Amoksisilin sebanyak 13 kasus (62%). Simpulan : Dari analisis rasionalitas penggunaan antibiotik pada anak dengan penyakit infeksi saluran pernapasan atas akut di peroleh: Tepat Diagnosa 100%, Tepat Indikasi 100%, Tepat Pasien 100%, Tepat Obat 100%, Tepat Dosis 100% Kata Kunci : Infeksi; Saluran Pernapasan Atas Akut; Antibiotic; Rasionalitas
Rasionalitas penggunaan obat pada pasien rematoid arthritis di ruang penyakit dalam RSUD Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2019 Saputri, Gusti Ayu Rai; Yasir, Angga Saputra; Sandika, Agung Ngurah Feri
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 3 No. 2 (2023): December Edition 2023
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v3i2.522

Abstract

Background: Rheumatoid Arthritis (RA) is a chronic systemic inflammatory disease that causes joint destruction, deformity, and disability. Rheumatoid Arthritis causes severe pain and joint destruction, causing suffering and permanent disability, and causing death. The purpose of this study was to determine the Pattern of Drug Use in Patients with Rheumatoid Arthritis in the Internal Medicine Polyclinic of Sukadana Hospital, East Lampung in 2019. This research is a descriptive study in the form of a survey research (observational) with a retrospective method. The design used is cross sectional. The population in this study were all RA patients in the sick in Sukadana East Lampung Hospital from January to December 2019, totaling 99 respondents. The sample in this study were all RA patients in the sick in Sukadana East Lampung Regional Hospital from January to December 2019, totaling 47 respondents. In this study the sampling technique used was simple random sampling. Based on the suitability and rationality of the use of RA drugs for inpatients with Rheumatoid Arthritis in Sukadana Hospital, East Lampung, the results of conformity according to the Formulary of Sukadana East Lampung Hospital are 100% appropriate, while the rationality of treatment according to Indonesian Rheumatology Association 2014 includes 80.85% indication, correct medicine 91.49%, 100% correct dose, and 87.23% correct patient. Purpose: Rational treatment of rheumatoid arthritis to reduce inflammation and inhibit the disease process Method: descriptive research, describing the frequency of indication accuracy, type of drug, dosage, and patient accuracy and in the form of a survey (observational) with a retrospective method, namely research based on the patient's medical record and looking back at events that occurred in the past. Results: The use of RA drugs in Rheumatoid Arthritis patients obtained the right dose. Conclusion: The suitability and rationality of the use of RA drugs for inpatients with Rheumatoid Arthritis at Sukadana Hospital, East Lampung, obtained results according to the Formulary of Sukadana Hospital, East Lampung, which was 100% appropriate, while the rationality of treatment according to the 2014 RPRI included exactly 80.85%, the right drug 91.49%, 100% correct dose, 100% correct method, 100% correct diagnosis and 87.23% correct patient. Keywords: Rheumatoid Arthritis; Rationality; Inpatients Pendahuluan: Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik yang menyebabkan tulang sendi destruksi, deformitas, dan mengakibatkan ketidakmampuan. Penyakit Rheumatoid Arthritis menyebabkan nyeri hebat dan destruksi sendi, menimbulkan penderitaan dan cacat permanen, serta menimbulkan kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pola Penggunaan Obat Pada Penderita Penyakit Rheumatoid Arthritis di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung Timur Tahun 2019.Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan berupa penelitian survei (observasional) dengan metode retrospektif. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien RA Di ruang penyakit dalam RSUD Sukadana Lampung Timur sejak Januari - Desember 2019 yang berjumlah 99 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien RA rawat inap di ruang penyakit dalam RSUD Sukadana Lampung Timur sejak Januari - Desember 2019 yang berjumlah 47 responden. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Berdasarkan kesesuaian dan rasionalitas penggunaan obat RA untuk pasien Rawat Inap penderita Rheumatoid Arthritis di RSUD Sukadana Lampung Timur didapatkan hasil kesesuaian menurut Formularium RSUD Sukadana Lampung Timur adalah 100% telah sesuai, sedangkan rasionalitas pengobatan menurut Rekomendasi Perhimpunan Rheumatoid Indonesia tahun 2014 meliputi tepat indikasi 80,85%, tepat obat 91,49%, tepat dosis 100%, dan tepat pasien 87,23%. Tujuan: Pengobatan rasional pada rheumatoid arthritis untuk mengurangi inflamasi yang terjadi serta menghambat proses penyakit Metode: penelitian yang bersifat deskriptif, menggambarkan frekuensi ketepatan indikasi,jenis obat, regimen dosis, serta ketepatan pasien dan berupa penelitian survei (observasional) dengan metode retrospektif yaitu penelitian yang berdasarkan rekam medik pasien dan melihat ke belakang peristiwa yang terjadi di masa lalu. Hasil: Penggunaan obat RA pada pasien Rheumatoid Arthritis diperoleh dosis yang tepat. Simpulan: kesesuaian dan rasionalitas penggunaan obat RA untuk pasien Rawat Inap penderita Rheumatoid Arthritis di RSUD Sukadana Lampung Timur didapatkan hasil kesesuaian menurut Formularium RSUD Sukadana Lampung Timur adalah 100% telah sesuai, sedangkan rasionalitas pengobatan menurut RPRI 2014 meliputi tepat indikasi 80,85%, tepat obat 91,49%, tepat dosis 100%, tepat cara 100%, tepat diagnosis 100,% dan tepat pasien 87,23%. Kata kunci: Rheumatoid Arthritis; Rasionalitas; Pasien Rawat Inap
Waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Purbolinggo sebagai indikator standar pelayanan minimal puskesmas Saputri, Gusti Ayu Rai; Nurhayati, Robby Candra
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 3 No. 2 (2023): December Edition 2023
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v3i2.524

Abstract

Background: Community health center prescription services are a supporting factor for quality health services. In addition, public health center prescription services are the minimum standard for pharmaceutical services. The achievement of definite results to improve the quality of life of patients with direct and responsible care to patients related to pharmaceutical preparations is the meaning of pharmaceutical services. Indonesia itself has regulated it in State Law Number 36 of 2009 concerning Health, which explains that pharmaceutical practice includes coaching including quality control of pharmaceutical availability, protection, supply, storage and distribution of drugs, means of delivering drugs based on doctor's prescriptions, drug explanations. service and not to be missed. also the distribution of drugs, modern medicinal ingredients and traditional medicines must be carried out by health workers who have the knowledge and skills under the regulations determined by law. Purpose: To determine the average waiting time for outpatient prescription services at the pharmacy installation of the Purbolinggo Community Health Center. Method: Collecting data through observation with patient variables, patient days of treatment, length of prescription, screening and diagnosis of prescriptions, labeling, drug packaging, drug delivery, and total length of prescription service time in minutes. Results: The average waiting time required to complete a prescription is 9.10 minutes and to complete a finished drug prescription is 2.56 minutes. Conclusion: The waiting time for prescription services has met the minimum service standards, namely 30 minutes of non-concoction recipes and 60 minutes of concoction recipes.   Keywords: Waiting Time; Outpatient Prescription Services; Community Health centers   Pendahuluan: Pelayanan resep puskesmas merupakan faktor penunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Selain itu pelayanan resep puskesmas menjadi standar minimal pelayanan Kefarmasian. Mencapai hasil pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien terkait sediaan farmasi merupakan arti dari pelayanan Kefarmasian. Indonesia sendiri sudah mengaturnya pada Undang-undang Negara Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan menjelaskan bahwa praktek kefarmasiaan meliputi pembentukan termasuk pengawasan mutu kesediaan farmasi, proteksi, pemasokan, restensi dan pengedaran obat, fasilitas pemberian obat berdasarkan resep dokter, pelayanan penjelasan obat dan tidak ketinggalan pula pembentangan obat, bahan obat moderen dan obat tradisional harus dikerjakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keilmuan dan adikara sesuai dengan ketentuan peraturan yang di tentukan undang-undang. Tujuan: Untuk mengetahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Purbolinggo. Metode: Pengumpulan data melalui observasi dengan variabel seorang pasien, hari pasien berobat, durasi waktu pemberian resep, skrining dan diagnosa resep, pemberian etiket, pengemasan obat, penyerahan obat, serta total aktu durasi pelayanan resep dalam itungan menit. Hasil: Rata-rata  waktu  tunggu  yang  dibutuhkan  untuk  menyelesaikan  resep racikan adalah 9,10 menit dan untuk menyelesaikan resep obat jadi adalah 2,56 menit. Simpulan: Waktu tunggu pelayanan resep sudah memenuhi standar pelayanan minimal yaitu resep non racikan 30 menit dan resep racikan 60 menit.   Kata kunci : Waktu Tunggu; Pelayanan Resep Rawat Jalan; Puskesmas.
Pola penggunaan antibiotik infeksi saluran pernapasan atas akut pada anak Angin, Martianus Perangin; Saputri, Gusti Ayu Rai; Pangestu, Dimas Aji
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 5 No. 1 (2025): June Edition 2025
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v5i1.167

Abstract

Patterns of antibiotic use of acute upper respiratory treatment in children Background : Acute upper respiratory tract infections cause inflammation and infection of the nose and throat. The selection of antibiotics should be based on information about the cause of infection, results of microbiological examinations, pharmacokinetic and pharmacodynamic profiles of antibiotics. Purpose : To determine the pattern of use of antibiotics for acute upper respiratory tract infections in children at the Sukadana Regional General Hospital, East Lampung Regency with the right parameters for diagnosis, right indication, right patient, right drug, right dose. Method : Descriptive observational, the data is done retrospectively using the patient's medical record. Results : Showed the highest prevalence, namely: at the age of children (6-12 years) as many as 11 patients (52%), female sex as many as 11 patients (52%), on the antibiotic Amoxicillin as many as 13 cases (62%). Conclusion : From the rationale analysis of the use of antibiotics in children with acute upper respiratory tract infections, it was obtained: Correct Diagnosis 100%, Correct Indication 100%, Correct Patient 100%, Correct Drug 100%, Correct Dose 100%  Keywords : Acute Upper Respiratory Tract Infection; Antibiotics; Rationality. Pendahuluan : Infeksi saluran pernapasan atas akut menyebabkan peradangan serta infeksi pada hidung dan tenggorokan. Pemilihan antibiotik harus berdasarkan informasi tentang  penyebab infeksi, hasil pemeriksaan mikrobiologi, profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik. Tujuan : Untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik Infeksi Saluran Pernapasan atas Akut pada anak di Rumah Sakit Umum Daerah Sukadana Kabupaten Lampung Timur dengan parameter tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis. Metode : Observasional deskriptif, data dilakukan secara retrospektif dengan menggunaakan rekam medik pasien. Hasil : Menunjukan prevalensi terbanyak yaitu: pada usia anak (6-12 tahun) sebanyak 11 pasien (52%), jenis kelamin perempuan sebanyak 11 pasien (52%), pada obat antibiotik Amoksisilin sebanyak 13 kasus (62%). Simpulan : Dari analisis rasionalitas penggunaan antibiotik pada anak dengan penyakit infeksi saluran pernapasan atas akut di peroleh: Tepat Diagnosa 100%, Tepat Indikasi 100%, Tepat Pasien 100%, Tepat Obat 100%, Tepat Dosis 100%
Pengaruh Ekstrak Etanol 96 % Daun Asam Jawa terhadap Kadar Katalase Darah Mencit yang Dipapar Asap Rokok Saputri, Gusti Ayu Rai; Putri, Restika Ananda; Hermawan, Dessy
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.583

Abstract

Asap rokok mengandung bahan kimia toksik yang berperan sebagai pemicu pembentukan radikal bebas dan berujung pada keadaan stress oksidatif yang ditandai dengan penurunan kadar katalase darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol 96% daun Asam Jawa  (Tamarindus indica L.) dengan variasi dosis 150, 200, dan 250 mg/25 gBB terhadap kadar katalase darah mencit yang dipapar asap rokok. Metode penelitian ini yaitu eksperimental dengan pendekatan Pre and post control group design. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan, yaitu K 1 (hanya diberi pakan dan minum), K 2 perlakuan negatif (diberi paparan asap rokok dan CMC-Na 0,5%), K 3 perlakuan positif (diberi paparan asap rokok dan Vitamin E), K 4, K 5, dan K 6 diberi paparan asap rokok dan ekstrak daun Asam Jawa  dosis 150, 200, dan 250 mg/25 gBB. Pengukuran aktivitas katalase dilakukan secara Spektrofotometri pada panjang gelombang 280 nm. Hasil penelitian menunjukan rerata kadar katalase darah pada K 1, K 2, K 3, K 4, K 5 dan K 6 secara berurutan adalah 0,158 U/mg, 0,029 U/mg, 0,220 U/mg, 0,184 U/mg, 0,272 U/mg dan 0,303 U/mg dengan uji One-Way ANOVA didapatkan nilai p=0,001 (p<0.05). Uji post hoc Duncan  memiliki perbedaan tingkat signifikansi pada kelompok yang berbeda masing-masing kosentrasi. Semakin besar kosentrasi yang ditambahkan semakin signifikan dampaknya terhadap kadar katalase darah yang dipapar asap rokok.
Formulasi dan Uji Stabilitas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dengan Variasi Gelling Agent Wahidah, Siti; Saputri, Gusti Ayu Rai; Nofita, Nofita
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.623

Abstract

Daun asam jawa adalah tanaman yang mengandung senyawa aktif flavonoid yang terbukti memiliki antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan kulit dengan memberikan efek melembabkan, melindungi kulit dari sinar matahari dan mencerahkan kulit. Gel merupakan sediaan semipadat yang mempunyai kemampuan pelepasan obat yang baik, mudah dibersihkan dengan air, dan mempunyai kemampuan penyebaran yang baik dikulit. Sediaan gel membutuhkan basis agar mendapatkan stabilitas dan kompatibilitas yang tinggi, toksisitas yang rendah, serta waktu kontak dengan kulit. Gelling agent dipilih karena memiliki pengaruh yang besar terhadap absorbsi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun asam jawa dengan variasi gelling agent karbopol 940 dan HPMC. Penelitian ini dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil rendemen daun asam jawa yang didapatkan sebanyak 11,28%. Sediaan gel dibuat dalam lima formulasi dengan masing-masing variasi konsentrasi gelling agent. Analisis data menggunakan Repeated Measures Anova dan data evaluasi mutu fisik pada uji daya sebar, daya lekat dan viskositas didapatkan hasil Sig ?0,05 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan, dan pada uji pH didapatkan hasil Sig ?0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Formulasi yang stabil pada gel ekstrak etanol daun asam jawa yaitu F2 dan F3. F2 dengan konsentrasi karbopol 940 0,5% dan HPMC 0,25%, dan F3 dengan konsentrasi karbopol 0,75% dan HPMC 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gel ekstrak etanol daun asam dengan variasi gelling agent yang memenuhi syarat evaluasi fisik sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah F2 dan F3.