Sebuah perusahaan produsen MSG menghadapi tantangan dalam pemenuhan pesanan yang tidak menentu, kendati memiliki kapasitas produksi yang memadai. Kendala ini bersumber dari penentuan kuantitas bahan baku yang kurang efisien untuk melayani permintaan pasar domestik dan global, sehingga menimbulkan beban biaya penyimpanan yang besar dan ketidakmampuan untuk berproduksi sesuai permintaan. Penelitian ini mengkaji permasalahan manajemen persediaan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan multinasional produsen Monosodium Glutamate (MSG) di Indonesia. Perusahaan mengalami tantangan signifikan akibat permintaan produk yang sangat fluktuatif, terutama dari pasar ekspor, yang seringkali menyebabkan ketidakmampuan memenuhi pesanan secara konsisten. Kondisi ini menimbulkan dilema operasional: kekurangan stok bahan baku menghambat proses produksi dan menyebabkan kelangkaan produk di pasar domestik, sementara persediaan yang berlebih mengakibatkan pembengkakan biaya penyimpanan yang signifikan. Masalah ini diperparah oleh karakteristik pasokan tiga jenis bahan baku utama (A, B, dan C) yang bersifat musiman dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan tingkat persediaan bahan baku guna meminimalkan total biaya persediaan melalui penerapan metode peramalan (forecasting) yang akurat dan model Economic Order Quantity (EOQ). Hasil analisis menunjukkan bahwa metode peramalan yang paling sesuai adalah Moving Average dengan periode 8 bulan (MA=8) untuk permintaan domestik dan periode 6 bulan (MA=6) untuk permintaan ekspor. Implementasi model EOQ menunjukkan bahwa total biaya persediaan dapat ditekan secara drastis dari kondisi aktual perusahaan sebesar Rp 1.818.914.075 menjadi Rp 1.337.397.305. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode EOQ berpotensi memberikan efisiensi biaya yang sangat signifikan, dengan total penghematan mencapai Rp 481.516.770. Implementasi model ini dapat membantu perusahaan menyeimbangkan ketersediaan stok untuk pasar ekspor dan domestik, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas secara keseluruhan.