Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA STRESS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA FULL DAY SCHOOL DI SD AL KAUTSAR KOTA SURABAYA Rezka Malinda A.S; Nur Irmayanti; Aironi Zuroida
PSIKOWIPA (Psikologi Wijaya Putra) Vol 1 No 1 (2020): PSIKOWIPA
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Wijaya Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.791 KB) | DOI: 10.38156/psikowipa.v1i1.5

Abstract

This study aims to determine whether there was a relationship between learning stress and student achievement in full day school in Surabaya city. Stress of learning in question was the pressure faced by children related to school that has an impact on physical, psychological health and learning performance. So that there was one relationship that was investigated in this study, namely the correlation between learning stress and learning achievement. This research was conducted on elementary school children with a total of 146 research subjects, consisting of 86 boys and 60 girls covering grades 4 & 5 elementary school. The data collection tool was in the form of a learning stress questionnaire consisting of 30 items and a recapitulation of the report card PAS (end of semester assessment) for 1 year. Data analysis was performed using pearson product moment statistical correlation techniques with the help of the SPSS program (statistical product and service solution) 21. From the analysis of research data obtained correlation values between learning stress with learning achievement of 0,163 with p of 0,488. This shows that there was a significant correlation between learning stress and learning achievement. This means that the higher the stress of learning, the lower the learning achievement of full day school students in SD Surabaya city and vice versa the lower the stress of learning, the higher the learning achievement of full day school students in SD Surabaya city.
GAMBARAN INTERAKSI SOSIAL SUKU JAWA DAN SUKU SUNDA Aironi Zuroida; Husni Anggoro; Ilham Yusril Ramadhan
PSIKOWIPA (Psikologi Wijaya Putra) Vol 3 No 1 (2022): PSIKOWIPA
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Wijaya Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38156/psikowipa.v3i1.78

Abstract

The purpose of this study is to describe how the social interaction of variables between the Javanese and Sundanese are. This study uses a literature review method where from 15 literature the author determines 6 literatures studied and according to the topic of this research. The results of the study explain that the identity of the Javanese and Sundanese are almost the same as evidenced by the Javanese, whose attitude is that the Javanese are friendly, that is, they have good relations with anyone, while the Sundanese are friendly and easy to get along with. However, in social interaction they certainly still have obstacles including differences in accent, language, and habits. However, this can be overcome considering the attitude of the Sundanese and Javanese who want to interact with everyone, are friendly and easy to get along with.
Optimalisasi Kader Posyandu Remaja Guna Mengembangkan Character Building Di Kecamatan Pakal aironi zuroida; Ardianti Agustin
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.78 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.427

Abstract

Masa remaja merupakan masa storm and stress, karena remaja mengalami banyak tantangan baik dari diri mereka sendiri ataupun lingkungan. Apabila mereka tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, mereka dapat berakhir pada berbagai masalah salah satunya adalah masalah kesehatan. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia tahun 2015 (GSHS) diketahui bahwa sebanyak 41,8% laki-laki dan 4,1% perempuan mengaku pernah merokok. Data yang sama juga menunjukkan 14,4% laki-laki dan 5,6% perempuan pernah mengkonsumsi alkohol. Gambaran faktor risiko kesehatan lainnya adalah didapatkan 8,26% pelajar laki-laki dan 4,17% pelajar perempuan usia 12-18 tahun pernah melakukan hubungan seksual. Character building merupakan suatu upaya untuk membangun dan membentuk akhlak dan budi pekerti seseorang menjadi baik. Pengabdian kepada masyarakat ini mempunyai tujuan unutuk mengembangkan kemampuan remaja dalam upaya membangun karakter positif. Kegiatan ini dilakukan dengan dua metode yaitu dengan pemberian materi Character Building dan praktik. Setelah dilakukan pemberian pelatihan tentang Character Building dan praktik, kader mampu memahami dan melakukan apa yang dicontohkan oleh pemateri. Kegiatan ini membuat kader posyanadu remaja memahami akan pentingnya membangun karakter positif pada diri.
Pemberdayaan Kader OSIS Sebagai Bentuk Preventif Bullying pada Remaja di Sekolah Firsty Oktaria Grahani; Aironi Zuroida; Bergitha Dhei
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.592 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.832

Abstract

Penanganan untuk pencegahan munculnya bullying yang selama ini dilakukan masih kurang efektif. Maka perlu dilakukan psikoedukasi yang dalam hal ini dengan memberdayakan siswa-siswi yang terlibat dalam OSIS yang nantinya dapat menjadi kader dalam pencegahan terjadinya kasus bullying di lingkungan sekolah. Permasalahannya, yaitu pemberdayaan OSIS sebagai agent of bullying prevention belum efektif, kurangnya pemahaman masing-masing siswa yang menjadi anggota OSIS tentang dinamika bullying; kurangnya kepekaan dari siswa (anggota OSIS) terhadap lingkungannya, sehingga jika ada perilaku yang kurang tepat seperti membentak, mendorong bahkan mungkin memukul teman masih dianggap wajar, minimnya edukasi yang dilakukan oleh pihak sekolah terkait bullying. Tujuannya yaitu para kader OSIS memahami dinamika bullying, dapat menjadi agent of bullying prevention yang efektif di lingkungan sekolah, termotivasi untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam wujud apapun di lingkungan sekolah, mampu merancang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan psikoedukasi bullying terhadap seluruh siswa bahkan warga sekolah. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam program ini melalui psikoedukasi, pelatihan diantaranya memberikan pemahaman mengenai dinamika bullying terkait karakteristik, jenis, faktor pemicu, dampak, dll, merancang workbook yang dapat digunakan kader OSIS sebagai guideline dalam melakukan psikoedukasi kepada siswa dan warga sekolah. Hasilnya beberapa siswa lebih memahami dinamika bullying secara detail terutama terkait efek yang ditimbulkan sehingga lebih peka terhadap sekelilingnya.
PPM PELATIHAN REGULASI EMOSI BAGI KELOMPOK IBU PKK TERDAMPAK COVID-19 DI KALIMLOM LOR BARU SURABAYA Aironi Zuroida; Firsty Oktaria Grahani; Yohanes Rivaldo Kalu Menang; Indah Dwi Suryaningsih
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.44 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1302

Abstract

Wabah corona virus (covid-19) menimbulkan berbagai masalah psikologis dan konsekuensi penting dari segi kesehatan mental. Masa pandemi ini membuat ibu rumah tangga memiliki peran ganda dan beban yang berlebih akibat diberlakukannya kebijakan selama pandemi ini, termasuk ibu rumah tangga yang tergabung dalam PKK RT.04 Kalilom Lor Baru Surabaya. Pandemi covid-19 ini dirasakan oleh kelompok ibu PKK RT.04 memiliki dampak yang cukup besar. Dari segi sosial tidak adanya kegiatan berkumpul dengan anggota yag lain selama masa pandemi membuat mereka semakin jenuh menjalankan kegiatan sehari-hari. Dari segi kesehatan, banyaknya tuntutan Ibu untuk bisa mengatur perputaran ekonomi keluarga agar kondisi ekonomi keluarga tidak terganggu, mengurus rumah tangga dan mengawasi anak yang belajar online di rumah. Permasalahan-permasalahan tersebut memunculkan emosi-emosi negatif pada ibu rumah tangga, sehingga membuat ibu kurang bisa mengontrol emosi dalam mengasuh anak. Tujuan pengabdian ini ibu PKK memiliki kemampuan regulasi emosi sehingga dapat meminimalisir munculnya emosi negatif dalam diri. Metode pelaksanaannya melalui psikoedukasi, pelatihan kepada anggota kelompok ibu PKK cara mengekspresikan emosi, mengelola emosi dan mengubah emosi negatif menjadi emosi positif. Hasil dari pengabdian ini, ibu PKK mulai mampu mengenali emosi dalam diri serta mampu mengelola emosi negatif yang dirasakan.
SELF DEVELOPMENT TRAINING BAGI KARANG TARUNA DESA PENGALANGAN KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK Firsty Oktaria Grahani; Aironi Zuroida; Nina Permei Sela; Shinta Nuriyah
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.001 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1322

Abstract

Karang taruna memiliki tugas mengembangkan potensi generasi muda dan masyarakat; berperan aktif dalam pencegahan dan penanggulangan permasalahan sosial melalui rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial serta program prioritas sosial, bekerjasama dengan pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/ kota, kecamatan, desa atau kelurahan, potensi sumber kesejahteraan sosial, badan usaha, atau masyarakat. Permasalahannya, kurangnya kesadaran akan tanggung jawab sosial dalam antisipasi mencegah berbagai permasalahan sosial; rendahnya kesadaran dalam pengembangan karakter generasi muda yang berpengetahuan, berkepribadian, terampil, cerdas, inovatif dan berkarya; kesulitan dalam mengumpulkan anggota karang taruna. Tujuannya, setiap anggota karang taruna mampu mengidentifikasi, memahami dan mampu mengembangkan potensi diri dan mengimplementasikan dalam kegiatan-kegiatan di karang taruna, anggota karang taruna lebih memahami tentang pengelolaan manajemen organisasi yang efektif dan pola kepemimpinan yang efisien, setiap anggota karang taruna memiliki kepekaan dan kepedulian yang lebih baik dalam menyelesaikan persoalan sosial yang terjadi di sekitarnya serta berkontribusi aktif dalam pengembangan desa. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam program pemberdayaan ini, yaitu pelatihan mengenai manajemen organisasi, kepemimpinan, self awareness, pengenalan dan pengembangan diri, dan pengendalian motivasi yang dilakukan secara bertahap. Hasilnya beberapa anggota karang taruna memahami tentang ruang lingkup organisasi karang taruna, menemukan potensi diri yang dimiliki sehingga mampu menyampaikan gagasan terkait pengembangan potensi desanya.
Efektivitas Pola Asuh Orangtua dan Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Psikososial di Tengah Pandemi Covid 19 untuk Siswa Sekolah Dasar Fifin Dwi Purwaningtyas; Aironi Zuroidah; Nita Nilam Nilam; Nina Permei Sela
Jurnal Basicedu Vol 6, No 1 (2022): February, Pages 1-1500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i1.1955

Abstract

Penelitian ini di tengah pandemi covid-19 saat ini, selama ini orang tua jarang memantau penggunaan gadget oleh anak. Ditambah dengan penggunaan gadget yang terlalu lama terutama membuat perkembangan psikososial berdampak negatif. Melonjaknya keseriusan pemakaian gadget dikhawatirkan hendak tingkatkan nilai tergila- gila gadget. Tergila- gila gadget bisa tingkatkan kebiasaan efek kendala konsentrasi atensi serta hiperaktivitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola asuh orangtua dan penggunaan gadget terhadap perkembangan psikososial pada siswa sekolah dasar. Jenis penelitian menggunakan penelitian kuantitatif, non eksperimental. Dengan sampel sebanyak 200 orangtua. Oleh karena F hitung > F Tabel yaitu 239,075 > 2,64 atau statistik uji jatuh pada daerah penolakan H0 maka H0 ditolak dan Hi diterima. Hal ini juga diperkuat dengan tingkat signifikansi 0,00 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara Pola Asuh Orangtua dan Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Psikososial di Tengah Pandemi Covid 19 untuk Siswa Sekolah Dasar.
PPM PELATIHAN DOODLE SEBAGAI ART THERAPY TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA KELOMPOK ANAK USIA DINI DI KECAMATAN BULAK fifin dwi tyas; Aironi Zuroidah; Ressy Mardiyanti; Nita Nilam Sari; Angga Dani Prasetia
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1524

Abstract

The development of fine motor skills needs to be stimulated with the right strategy. Especially with this Pandemic condition, causing children to hold gadgets more often every day, this is what scares parents from excessive use of gadgets, which can cause some children's fine motor skills to still not fully develop well. This is proven when some children write letters, draw shapes and color they tend to not be able to reach the expected target, namely children still cannot write neatly, draw, color, and this low ability is not maximized because in moving the fingers they are still stiff. that is when holding a writing utensil is still not correct. These problems cause fine motor skills that need to be stimulated properly. The purpose of this service is to train fine motor skills for children in Bulak District, besides that it also makes children think creatively, innovatively and able to socialize with their friends. The method of implementation is through psychoeducation, art therapy training for early childhood children aged 4-5 years. The results of the service are expected that children are able to develop their fine motor skills optimally in a better direction, children can express themselves and be creative with various ideas and imaginations, and can grow the child's self-confidence. Keywords: Art Therapy, Fine Motor, Creative
Forgiveness Pada Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Aironi Zuroida; Fifin Dwi Purwanintyas; Ilham Yusril Ramadhan; Eka Ananda Lintang
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i1.12100

Abstract

Kasus kekerasan dalam rumah tangga di indonesia semakin hari semakin meningkat. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya telah mencatat, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terus meningkat. Sepanjang 2020, terdapat 284 kasus yang tercacat dengan jumlah korban 551 orang. KDRT merupakan salah satu konflik yang menimbulkan emosi negatif pada seseorang, upaya yang dapat dilakukan untuk meredakan kemarahan, balas dendam dan kebencian terhadap pelaku atau pihak yang menimbulkan permasalahan atau konflik, dapat dilakukan dengan memaafkan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dengan ketentuan, perempuan yang sedang terlibat dalam sebuah pernikahan, pernah mengalami KDRT, dan memiliki rentang usia 20-50 tahun. Berdasarkan gambaran proses pemaafan yang dilakukan oleh subjek. Diketahui bahwa kedua subjek telah melewati setiap fase mulai dari fase pengungkapan (uncovering phase), fase keputusan (decision phase), fase tindakan (work phase), dan fase pendalaman (outcome/depending phase). Dilihat dari dimensi pemafaan, kedua subyek masuk pada total Forgiveness. Kedua subjek mulai menghilangkan perasaan kecewa, benci atau marah terhadap pelaku tentang pelanggaran yang terjadi dan kemudian hubungan antara orang yang disakiti dengan pelaku kembali secara total seperti keadaan sebelumnya. Total forgiveness yang terjadi pada subjek menjadikan hubungan antara subjek dengan suami menjadi lebih baik. Kata Kunci : Forgiveness, Perempuan, Kekerasan dalam rumah tangga
Perilaku Memaafkan Dengan Subjective Well-Being Pada Wanita Bercerai Ardianti Agustin; Aironi Zuroida
IDEA: Jurnal Psikologi Vol. 6 No. 2 (2022): IDEA: Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Darul Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.155 KB) | DOI: 10.32492/idea.v6i2.6207

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara perilaku memaafkan dengan subjective well-being pada wanita janda bercerai. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang mengalami cerai gugat (janda cerai). Sampel penelitian ini berjumlah 40 wanita bercerai yang diambil secara random. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah skala Perilaku Memaafkan dan skala Subjective well-being (kesejahteraan atau kebahagiaan subjektif). Uji hipotesis menggunakan program SPSS (Stastistical Package For The Social Sciences)-2.0 dengan menu program Analisis korelasi Rho Spearman. Hasil uji korelasi didapatkan Indeks korelasi rho xy = 0,921 dengan p = 0,000 (p < 0,01).Hal ini menunjukkan bawa hipotesis diterima artinya ada korelasi positif yang sangat signifikan antara Perilaku Memaafkan dengan Subjective Well-being pada Wanita Bercerai. Kata Kunci : Memaafkan ;Subjective Well-being ; Perceraian