Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Edukasi Latihan Fisik Aktivitas Motorik Kasar untuk Mencegah Kelemahan Otot Lansia Penghuni Panti Werda: Physical Exercise Education on Gross Motor Activities to Prevent Muscle Deterioration of Elderly in Nursing Home Gunawan, Shirly; Tadjudin, Noer Saelan; Yunita, Fenny; Pratama, Raka Yoga; Tanuhariono, Ardhita Felicia; Pandean, Felicia; Liemitang, Gregorius Edward; Sari, Dwita Linda
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 7 (2025): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v10i7.9427

Abstract

Indonesia has entered an aging population structure where the percentage of the elderly population has reached more than 10% since 2021. According to WHO data, the elderly population in Indonesia was 9.92% in 2020 and will increase to 20% in 2045. One of the health problems faced by the elderly is muscle weakness. Community service activities are carried out to prevent this disorder from becoming more progressive. These activities, which aim to train several physical exercise movements for gross motor activities, have significantly improved muscle strength, balance, and overall physical health in older people. Education is delivered through video screenings, live demonstrations, and socialization through banner media. The physical exercises taught can be done individually or in groups through games. This PKM activity was attended by 61 residents of nursing homes, most of whom were in the 71-80 year age group (39.34%) and over 80 years (39.34%), with an average age of 77.98 years. All participants agreed that the PKM activities held were interesting and valuable. Most elderly are interested in participating in other physical exercise activities in the future (97.87%). And after participating in this educational activity, 70.21% of older people became more motivated to do it routinely. The type of gross motor activity physical exercise preferred by older people is individual physical exercise, namely, tiptoe exercises (72.34%), raising and lowering the ball (68.09%), and bending the legs backward (65.96%).
Skrining Tingkat Kantuk Remaja dengan Karolinska Sleepiness Scale dan Stanford Sleepiness Scale : Screening Adolescent Sleepiness with the Karolinska Sleepiness Scale and Stanford Sleepiness Scale Tadjudin, Noer Saelan; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Hekmatyar, Haritsyah; Dzakwan, Muhammad Fikri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bunda Delima Vol 4 No 2 (2025): EDISI AGUSTUS
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jpmbd.v4i2.96

Abstract

Masalah rasa mengantuk pada pagi dan siang hari (daytime sleepiness) menjadi tantangan signifikan bagi pelajar usia remaja, terutama dalam kaitannya dengan prestasi akademik, kesehatan mental, dan fungsi kognitif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan skrining tingkat kantuk pada siswa SMA di wilayah Citra Raya, Kabupaten Tangerang, menggunakan dua instrumen subjektif standar: Karolinska Sleepiness Scale (KSS) dan Stanford Sleepiness Scale (SSS). Sebanyak 145 siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini melalui pengisian kuesioner daring, yang telah disesuaikan secara linguistik dan budaya. Skor rata-rata KSS yang diperoleh adalah 5,22 (SD 2,01), menunjukkan tingkat kantuk sedang. Sedangkan skor SSS rata-rata adalah 3,14 (SD 1,26), yang mencerminkan rasa kantuk ringan namun tetap fungsional. Temuan ini menegaskan bahwa sebagian besar siswa mengalami sleepiness pada pagi atau siang hari, diduga berkaitan dengan pola tidur yang tidak teratur, tekanan akademik, serta penggunaan gawai di malam hari. Hasil skrining ini menggarisbawahi pentingnya intervensi promotif dan preventif, seperti edukasi tidur sehat dan manajemen gaya hidup, sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup, kesehatan mental, dan performa akademik pelajar secara berkelanjutan.
PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT MELALUI SKRINING TINGKAT DEPRESI, STRES, DAN KECEMASAN (DASS-42) PADA MASYARAKAT TEBET Tadjudin, Noer Saelan; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Mahendri, Ryan Dafano Putra; Hendrianto, Rifandra Rifqi Adi
Jurnal Widya Laksmi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal WIDYA LAKSMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat)
Publisher : Yayasan Lavandaia Dharma Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59458/jwl.v5i2.174

Abstract

Gangguan mental seperti depresi, stres, dan kecemasan merupakan masalah kesehatan yang umum namun sering tidak terdeteksi dengan baik. Gangguan ini muncul sejak usia muda dan memiliki perjalanan penyakit yang bersifat kronis atau berulang. Masalah kesehatan mental yang tidak diobati pada anak-anak dan remaja akan berdampak pada masa dewasa, yang memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi jangka panjang yang buruk, termasuk meningkatnya risiko terjadinya tindak pidana baik terhadap individu maupun orang lain (pengunaan zat berbahaya atau pembunuhan), tingkat produktivitas kerja yung menurun, serta hubungan interpersonal yang buruk.  Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan di Gereja Asisi, Kecamatan Tebet, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini gangguan kesehatan jiwa melalui skrining menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42). Program ini menggunakan pendekatan Plan-Do-Check-Act (PDCA), yang mencakup pengisian kuesioner secara mandiri, edukasi interaktif mengenai faktor risiko dan strategi pencegahan, serta tindak lanjut berupa rujukan kepada profesional kesehatan jiwa bagi peserta dengan skor abnormal. Peserta terdiri dari 17 laki-laki (25%) dan 51 perempuan (75%) dengan rata-rata usia adalah 61 tahun dalam rentang usia 21 – 82 tahun). Hasil menunjukkan sebanyak 19 orang (27.94%) mengalami gejala depresi ringan-sedang, sebanyak 30 orang (44.12%) mengalami gejala kecemasan ringan hingga sangat parah, dan sebanyak 14 orang (20.59%) mengalami gejala stres ringan-sedang. Hasil ini menunjukkan perlunya skrining rutin dan edukasi komunitas sebagai strategi preventif yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan mental, mencegah komplikasi psikologis lebih lanjut, dan mendukung kualitas hidup masyarakat usia produktif secara berkelanjutan.