Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Hubungan Tekanan Darah yang Tidak Terkontrol dengan Kejadian Gangguan Kognitif pada Lansia Yuwono Yuwono; Fernando Nathaniel; Joshua Kurniawan; Noer Saelan Tadjudin
Detector: Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 3 (2023): Agustus : Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/detector.v1i3.2160

Abstract

Hypertension is one of the cardiovascular disease, defined by World Health Organization as blood pressure ≥140/90 mmHg. The high prevalence of hypertension has always been a problem globally. This disease could cause many complications, including cerebrovascular disease, and often associated with cognitive impairment. This study is done to find out the relation between uncontrolled blood pressure and cognitive impairment in geriatric people. This study is an observational analytic study with cross-sectional design. Samples are geriatric people with minimum of 60 years of age in Sasana Tresna Werda RIA Pembangunan in January 2019. Sample was taken with total sampling method. The hypertension criteria in study is previous history of hypertension or blood pressure ≥140/90 mmHg. MMSE score interpretations are: (1) score of 25-30: normal cognitive function; (2) score of <21: indication of mild to severe cognitive impairment. Statistical analysis used in the study are Pearson Chi Square with Yates Correction, with alternative of Fischer Exact, with parameter of expected count of 5%. Significant relation expected in the study is 5%. The study found that there are no significant relation between history of hypertension with cognitive impairment in geriatric people in Sasana Tresna Werda RIA Pembangunan (p-value=0.098), but it is predicted that the group of geriatric people with history of hypertension has 27.7% more risk of getting cognitive impairment. However, the elderly group who have a history of hypertension has a proportion of 27.7% experiencing cognitive impairment.
HUBUNGAN PANDEMI COVID-19 DAN PSBB DENGAN GANGGUAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDA HANA CIPUTAT JAKARTA Anggun Tsabitah Rachmah; Noer Saelan Tadjudin
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v1i1.12087

Abstract

Pemerintah Indonesia selama pandemi COVID-19 menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dimana PSBB tersebut membuat aktivitas masyarakat dibatasi, dampaknya juga bisa dirasakan pada lansia di Panti Wreda sehingga dapat menyebabkan timbulnya gangguan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pandemi COVID-19 dan PSBB dengan gangguan depresi pada lansia di Panti Wreda Hana Ciputat Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode analitik observational dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Panti Wreda Hana Ciputat Jakarta terhadap lansia sejumlah 56 subjek penelitian yang terdiri dari perempuan 48 orang dan laki-laki 8 orang. Dari 56 subjek penelitian jumlah laki-laki 8 (14,3%) dan perempuan 48 (85,7%). Sebelum terjadinya pandemi COVID-19 dan PSBB, subjek penelitian yang tidak depresi sejumlah 49 subjek (87,5 %), kemungkinan besar depresi 6 subjek (10,7%), dan yang mengalami depresi 1 subjek (1,8%). Selama pandemi COVID19 dan PSBB, subjek penelitian yang tidak depresi 38 subjek (67,9%), kemungkinan besar depresi 14 subjek (25%), dan yang mengalami depresi 4 subjek (7,1%). Berdasarkan hasil uji Chi-square nilai p= 0,000. Dapat disimpulkan terdapat hubungan pandemi COVID-19 dan PSBB dengan gangguan depresi pada lansia di Panti Wreda Hana Ciputat Jakarta. The Government of Indonesia during the COVID-19 pandemic implemented PSBB (Large-Scale Social Restrictions) where the PSBB made community activities restricted, the impact can also be felt on the elderly in nursing home so that it can cause depressive disorders. This research was done in order to determine the relationship of the COVID-19 pandemic and PSBB with depressive disorders in the elderly at the Ciputat Hana Nursing Home in Jakarta. This study used an observational analytic method with a cross sectional study design. The research was conducted at the Ciputat Hana Nursing Home in Jakarta for 56 elderly subjects. In the nursing home consist of 48 women and 8 men. In 56 research subjects, there were 8 (14,3%) men and 48 (85,7%) women. Before the Pandemic of COVID-19 and PSBB, there were 49 (87,5%) research subjects who were not depressed, 6 (10,7%) research subjects who were most likely depressed, and 1 (1,8%) research subject who were depressed. During the Pandemic of COVID-19 and PSBB, there were 38 (67,9%) research subjects who were not depressed, 14 (25%) research subjects who were most likely depressed, and 4 (7,1%) research subjects who were depressed. Based on Chi-Square test result, the value of P = 0,000. In conclusion, there is a correlation between the pandemic of COVID-19 and PSBB with depression disorder in the elderly at Ciputat Hana Nursing Home in Jakarta.
HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KOPI, KECEMASAN DAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA Kevin Arya Lim; Noer Saelan Tadjudin
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v2i2.24773

Abstract

Pendahuluan Tuntutan yang besar dari lingkungan sekitar terhadap mahasiswa dapat menimbulkan rasa cemas pada mahasiswa karena rasa takut tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut. Kecemasan yang berkelanjutan ini juga dapat mempengaruhi kualitas tidur mahasiswa. Untuk menghindari hal tersebut, sebagian besar mahasiswa cenderung mengonsumsi kopi sehingga bisa kembali fokus dalam belajar dan beraktivitas. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara konsumsi kopi dengan kualitas tidur dan kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Metodologi penelitian ini adalah penelitian secara analitik dengan desain cross – sectional pada 156 responden yang didapatkan melalui metode random sampling dan dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2020/2021. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) untuk mengukur tingkat kecemasan, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur, dan kuisioner konsumsi kopi oleh Arniaty Shiotang, Vinsensia (2019) untuk mengukur tingkat konsumsi kopi. Hasil penelitian dari 156 responden dengan 47 responden laki – laki (30%) dan 109 responden perempuan (70%) didapatkan bahwa dari hasil uji Chi – square tidak terdapat hubungan yang signifikan pada konsumsi kopi dan kecemasan dengan p value = 0.283 juga tidak terdapat hubungan yang signifikan pada konsumsi kopi dengan kualitas tidur dengan p value = 1 pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2020 / 2021.
Hubungan Kadar Vitamin D dengan Kejadian Insomnia Pada Kelompok Lanjut Usia di Panti Santa Anna Anastasia Ratnawati Biromo; Noer Saelan Tadjudin; Alexander Halim Santoso; Yohanes Firmansyah; William Gilbert Satyanegara; Dean Ascha Wijaya; Joshua Kurniawan; Ayleen Nathalie Jap; Fladys Jashinta Mashadi; Melkior Michael Fransisco; Linginda Soebrata
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 7 (2024): Volume 6 Nomor 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i7.13516

Abstract

ABSTRACT Vitamin D deficiency is a public health problem that affects everyone regardless of their age. It is linked to various health problems, and one of them is sleep problem. Nearly 60% of elderly have sleep problems, with insomnia being the most frequently reported symptom. Insomnia can lead to physical, mental, behaviour problems, and increasing risk of having diabetes and cardiovascular disease. To find the association between vitamin D and insomnia in elderly. This research uses cross sectional study to find association between vitamin D and insomnia in elderly who live in Santa Anna’s nursing home. Respondents who met the inclusion criterias were measured for vitamin D and then filling out Insomnia Severity Index (ISI) questionnaire. Statistical analysis used is the Mann-Whitney test. Twenty-seven participants met the inclusion criteria, with the mean age of 75,59 (SD 7,42) years and vitamin D level 19,93 (SD 6,87) ng/ml. There was no significant difference in vitamin D level between non-insomnia and insomnia (p-value 0,979). However, from this study we found that lower vitamin D serum was associated with the increasing risk of insomnia. Vitamin D deficiency should be taken into account when treating elderly with sleep disorder. Health practitioners should consider Vitamin D supplementation as adjunctive treatment in sleep problems. Keywords: Insomnia, Elderly, Vitamin D  ABSTRAK Defisiensi vitamin D merupakan masalah kesehatan umum yang dapat terjadi pada semua orang tanpa memandang usia. Defisiensi vitamin D dihubungkan dengan berbagai macam masalah kesehatan, salah satunya adalah gangguan tidur. Gangguan tidur pada lansia merupakan masalah yang sering ditemui, dimana hampir 60% lansia mengalami gangguan tidur. Insomnia dapat menyebabkan gangguan fisik, mental, perilaku, dan meningkatkan risiko penyakit diabetes serta kardiovaskular. Meneliti hubungan vitamin D dengan kejadian insomnia pada lansia. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang mencari hubungan antara kadar vitamin D dengan kejadian insomnia pada orang lanjut usia di Panti Lansia Santa Anna. Responden yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan pengukuran kadar vitamin D dan pengisian kuesioner Insomnia Severity Index (ISI) untuk insomnia. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Sebanyak 27 responden memenuhi kriteria inklusi dengan rerata usia 75,59 (SD 7,42) tahun, dengan kadar vitamin D 19,93 (SD 6,87) ng/ml. Hasil analisis statistik tidak mendapatkan perbedaan rerata kadar vitamin D yang bermakna antara kelompok dengan atau tanpa insomnia (p-value 0,979), meski demikian pada penelitian ini didapatkan bahwa defisiensi vitamin D berisiko meningkatkan terjadinya insomnia. Defisiensi vitamin D harus dipertimbangkan dalam manajemen lanjut usia dengan gangguan tidur. Suplementasi vitamin D dapat dipertimbangkan sebagai terapi tambahan pada lanjut usia yang mengalami gangguan tidur. Kata Kunci: Insomnia, Lansia, Vitamin D
Tingkat Kecemasan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trimester III Renata, Apta; Tadjudin, Noer Saelan
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibu hamil pada dasarnya akan mengalami kecemasan, namun kecemasan yang lebih kompleks akan terjadi pada akhir kehamilan khususnya pada kehamilan pertama (Primigravida). Dalam studi sebelumnya yang di teliti oleh Hartanti, dkk. (2018) di dapatkan hasil 90% ibu hamil primigravida trimester III mengalami kecemasan dengan kualitas tidur yang tidak baik (cukup buruk). Tujuan dari riset yang dilakukan adalah untuk mempelajari apakah terdapat keterkaitan antara kualitas tidur dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester III pada Klinik Adikusumah Karawang. Menggunakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross-sectional yang di terapkan pada riset yang dilakukan. Dengan jumlah 148 responden ibu hamil primigravida trimester III di Klinik Adikusumah Karawang. Intrumen penelitian ini menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil analisis pada riset yang dilakukan menggunakan Fisher Exact Test di peroleh nilai (p-value = 0.001) (p<0.05) menunjukan terdapat adanya hubungan antara kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester III. Berdasaran hasil riset yang dilakukan diketahui bahwa tingkat kecemasan memberikan pengaruh negatif terhadap kualitas tidur seorang ibu hamil primigravida trimester III. Apabila kecemasan ibu hamil semakin tinggi maka akan semakin buruk juga kualitas tidurnya.
Hubungan tipe kepribadian introvert dan ekstrovert terhadap kecemasan pada mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara tahun 2023 Odella, Olivia Christina; Tadjudin, Noer Saelan
Tarumanagara Medical Journal Vol. 5 No. 2 (2023): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v5i2.24662

Abstract

Fenomena kecemasan yang tinggi di kalangan mahasiswa kedokteran disebabkan oleh banyak faktor seperti kesehatan fisik dan mental siswa serta prestasi akademik mereka. Selain faktor eksternal, kecemasan siswa juga dipengaruhi oleh faktor internal seperti kepribadian. Tujuan dari dilakukannya studi ini untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian introvert dan ekstrovert terhadap kecemasan pada mahasiswa kedokteran. Studi observasi cross-sectional dengan pemilihan subjek studi menggunakan total sampling ini dilakukan di Universitas Tarumanagara tahun 2023 dengan subjek berjumlah 222 orang. Instrumen Eysenck Personality Inventory digunakan untuk mengetahui tipe kepribadian dan Zung-Self Anxiety Rate Scale untuk mengetahui kecemasan pada subjek. Hasil studi menunjukkan bahwa tipe kepribadian introvert lebih banyak mengalami kecemasan dari pada ekstrovert (40,6% vs 14,9%). Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian introvert dan ekstrovert terhadap kecemasan dengan p value = 0,000 dengan prevalence ratio (PR) menunjukkan tipe kepribadian introvert berisiko 2,73 kali memiliki cemas daripada tipe kepribadian ekstrovert.
THE INFLUENCE OF VARIOUS RISK FACTORS RELATED TO METABOLIC DISORDERS ON COGNITIVE FUNCTION IN THE ELDERLY GROUP Tadjudin, Noer Saelan; Gunaidi, Farell Christian; Kurniawan, Junius; Sunjaya, Anthony Paulo; Sunjaya, Angela Felicia
HEARTY Vol 12 No 2 (2024): APRIL
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v12i2.16274

Abstract

Dementia is a condition characterized by significant impairment in at least one domain of cognition, including executive function, complex attention, language, learning, memory, perceptual-motor, or social cognition. Risk factors for vascular dementia include smoking, hyperlipidemia, hypertension, diabetes, atrial fibrillation, obesity, and lack of exercise. This study aims to examine the relationship between metabolic disorders and dementia in the elderly. The design of this research was cross-sectional at the Hana Nursing Home in January 2024, with inclusion criteria in the form of an elderly group of at least 60 years. The independent variables in this study were blood pressure, hemoglobin, hematocrit, body mass index, cholesterol, uric acid, and random blood sugar. The dependent variable in this study includes the Mini-Mental State Examination (MMSE) score. This study included 61 respondents who met the inclusion criteria. The results of the multiple linear regression statistical test (Backward LR) with 6 stages stated that body mass index (p-value: 0.001; B: 0.281) and hematocrit (p-value: 0.011; B: 0.528) played a significant role in decreasing the value MMSE. The conclusion of this study is that body mass index, and hematocrit are related to dementia. This research opens up insight into the importance of controlling body weight and body composition, especially in the elderly group to prevent decline in cognitive function in old age.
LONG CASE SKIZOFRENIA PARANOID : LAPORAN KASUS Sobiyanto, Mohammad Nuh; Tadjudin, Noer Saelan; Frijanto, Agung
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.36915

Abstract

Salah satu dari 15 penyebab utama morbiditas di seluruh dunia adalah skizofrenia, penyakit ini dikarakteristikkan dengan kumpulan gejala seperti halusinasi, waham, gangguan kemampuan kognitif, dan gangguan perilaku. Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kejadian skizofrenia, faktor risiko utama ialah faktor genetik dan psikososial. Kelainan neurotransmitter diotak merupakan patofisiologi utama yang mendasari terjadinya skizofrenia. Sangat penting untuk memahami penyakit ini agar diagnosa dapat ditegakkan sedini mungkin sehingga dapat diberikan penatalaksanaan yang sesuai. Disajikan laporan kasus pada laki-laki berusia 44 tahun dengan keluhan mengamuk. Pasien sudah pernah didiagnosa dengan skizofrenia paranoid sejak 22 tahun lalu. Ibu pasien juga memiliki keluhan serupa seperti pasien. Sejak 2013 pasien sudah jarang mengonsumsi obatnya dan keluhan semakin parah. Laporan kasus ini membahas ketiga kalinya pasien mendapatkan perawatan inap di RSJ Soeharto Heerdjan. Pemeriksaan status mental didapatkan perawatan diri dan kebersihan diri pasien kurang baik. Mood hipotim dengan afek tumpul. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik tipe phonema commanding dan commenting. Didapatkan bentuk pikir non realistik, arus pikir lancar, dan koheren, namun pasien sesekali mengalami blocking. Isi pikir didapatkan waham kendali (delution of control). Konsentrasi dan perhatian kurang baik. Tilikan pasien berada pada derajat 2, dimana pasien terkadang memahami bahwa dirinya sakit, namun terkadang menyangkal apabila dirinya sakit (ambivalensi).
HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS DENGAN INDEKS PRESTASI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA Rambu, Theresia Angelica; Tadjudin, Noer Saelan
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.41321

Abstract

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) adalah gangguan perkembangan saraf kronis yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Penderitanya sering mengalami kurang konsentrasi, sulit menyelesaikan tugas, dan pelupa. Pada mahasiswa, GPPH dapat mengganggu interaksi sosial, kualitas belajar, dan menurunkan Indeks Prestasi (IP).  Tujuan: Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas dengan tingkat Indeks Prestasi Semester mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner Adult ADHD Self Report Scale For DSM-5 (ASRS-5) yang disebarkan daring melalui google form. Data penelitian ini dikelola dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik Non-Random Consecutive sampling. Jumlah responden yang mengisi kuesioner sebanyak 200 orang. Responden dengan skor prediksi risiko GPPH tinggi dengan IP baik (>3.5) sebanyak 3 orang, responden dengan skor prediksi risiko GPPH tinggi dengan IP cukup baik (<3.5) sebanyak 36 orang, responden dengan skor prediksi risiko GPPH rendah dengan IP baik (>3.5) sebanyak 54 orang dan responden dengan skor prediksi risiko GPPH rendah dengan IP cukup baik (<3.5) sebanyak 107 orang. Data yang dianalisis dengan uji statistik fisher exact test dengan bantuan aplikasi komputer SPSS didapatkan nilai p-value <0,05 = 0,001; CI 95% = 0,076 - 0,695. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka didapatkan hubungan yang signifikan antara GPPH dengan IP mahasiswa mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021.
Peningkatan Kesehatan Mental dengan Pemantauan Kadar Vitamin D pada Kelompok Lanjut Usia Biromo, Anastasia Ratnawati; Santoso, Alexander Halim; Tadjudin, Noer Saelan; Satyanegara, William Gilbert; Destra, Edwin; Gunaidi, Farell Christian; Herdiman, Alicia; Averina, Frilliesa
Jurnal Kesehatan Amanah Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan Amanah
Publisher : Universitas Muhammadiyah Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57214/jka.v9i1.890

Abstract

Vitamin D is a micronutrient required by the body. Vitamin D has various functions, including its potential to prevent depression. There are studies suggesting that people with depression are at risk of vitamin D deficiency. This study discusses the correlation between vitamin D and depression.  This is a cross-sectional study designed to investigate the relationship between vitamin D levels and depression in elderly (≥ 60 years) residing at Bina Bhakti Nursing Home. Participants who meet the criteria underwent measurement of vitamin D levels and assessment for depression using the Geriatric Depression Scale (GDS). Spearman correlation is used as the statistical analysis to evaluate the relationship between variables. 93 respondents met the criteria with average age of 74.19 years (61-97 years). 77 respondents were female (82.8%) and 16 respondents (17.2%) were male. The mean vitamin D level was 9.78 ng/ml (1.07-25.6ng/mL) and the mean GDS score was 4.51 (0-15). The results of the analysis showed a significant negative correlation between vitamin D levels and GDS scale (-0.287, p-value=0.005). Low vitamin D levels are associated with increased GDS scores, indicating that it is important for the elderly to fulfill their vitamin D needs as an preventive measure against depression