Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Efek Pemberian Bungkil Inti Sawit Fermentasi Dengan Level Berbeda Terhadap Pertambahan Bobot Badan Kambing Cross Boer Jantan Lepas Sapih Besse Mahbuba We Tenri Gading; Najmah Ali; Niati Ningsih; Renaldhy Irsan
Jurnal sosial dan sains Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1821.93 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v2i1.325

Abstract

Latar Belakang : Kambing Cross Boer merupakan kambing hasil persilangan antara kambing boerawa jantan dengan kambing Peranakan Etawa (PE) betina. Kelebihan kambing Boerawa terdapat pada tingkat pertumbuhan yang lebih cepat, dan daya tahan tubuh yang baik. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek pemberian bungkil inti sawit fermentasi dengan level berbeda terhadap pertambahan bobot badan kambing Cross Boer jantan lepas sapih. Metode : Penelitian ini menggunakan 4 ekor kambing Cross Boer jantan lepas sapih berumur 11 bulan dengan bobot badan awal 17±3kg. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBL) dengan 4 perlakuan pemberian bungkil inti sawit dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut: P0= pakan basal, P1= pakan basal + 15% bungkil inti sawit fermentasi, P2= pakan basal + 30% bungkil inti sawit fermentasi, P3= pakan basal + 45% bungkil inti sawit fermentasi. Percobaan dilaksanakan selama 56 hari. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan pemberian bungkil inti sawit fermentasi (P1, P2, P3) nyata menghasilkan konsumsi pakan yang lebih tinggi dibanding tanpa pemberian bungkil inti sawit fermentasi (P0), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan beratbadan kambing. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Pemberian bungkil inti sawit fermentasi dengan level berbeda berpengaruh nyata terhadap komsumsi pakan dan pertambahan bobot badan kambing Cross Boer jantan lepas sapih.
ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK SAPI BALI SISTEM BAGI HASIL DI DESA KUO KECAMATAN PANGALE KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT Taufik DK; Irma Susanti S; Suhartina Suhartina; Agustina Agustina; Nita A; N. Ali
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i3.3060

Abstract

The purpose of this study is to determine the income of Bali Cow breeders with a profit-sharing system. This research was conducted in Kuo Village, Pangale District, Central Mamuju Regency. This study uses survey and observation methods. Determination of respondents using saturated sampling, amounting to 20 breeders. Descriptive data analysis by calculating the value of income by using research variables, namely revenue, variable costs, and fixed costs. The results of this study indicate that breeders gain significant profits in terms of income in the Bali Cow breeding business with a profit-sharing or gaduhan, with an average profit of one business scale of Rp. 763.555, two business scale of Rp. 1.767.571, and three business scales tail Rp. 2.592.500. So it can be concluded that the larger the scale of the business, the higher the level of income. INTISARITujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan peternak Sapi Bali dengan sistem bagi hasil. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah. Penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi. Penentuan responden menggunakan sampling jenuh yang berjumlah 20 orang peternak. Analisis data secara deskriptif dengan menghitung nilai pendapatan dengan menggunakan variabel variabel penelitian yaitu penerimaan, biaya variabel, dan biaya tetap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peternak memperoleh keuntungan yang signifikan dari segi pendapatan pada usaha peternakan Sapi Bali sistem bagi hasil atau gaduhan, dengan rata-rata keuntungan skala usaha satu ekor sebesar Rp 763.555, skala usaha dua ekor Rp 1.767.571, serta skala usaha tiga ekor sebesar Rp 2.592.500. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar skala usaha maka semakin tinggi tingkat pendapatannya.
Penerapan Produk Fitobiotik Jamu Ternak Ramah Lingkungan pada “Kelompok Ternak Balanipa” Polewali Mandar Sulawesi Barat Najmah Ali; Siti Nuraliah; Hendro Sukoco; Besse Mahbuba We Tenri Gading; Agustina Agustina; Irma Susanti S; Takril Takril; Dahniar Dahniar; Nurfadilah Nurfadilah
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i3.7529

Abstract

Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam meramu “jamu ternak” berdasarkan formulasi ransum, yaitu penyusunan berdasarkan angka kecukupan nutrisi ternak. Kegiatan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan pada tanggal 22 November 2022 di “Kelompok Ternak Balanipa” Kelurahan Balanipa Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar.  Anggota kelompok mitra adalah kelompok peternak ayam dan sapi. Pelaksanaan pelatihan, meliputi 1.  Pemberian materi pelatihan dengan topik “Manajemen Usaha Kecil”. Memperkenalkan mitra mengenai manajemen usaha kecil, di dalamnya menjelaskan tentang aspek pemasaran, aspek produksi, aspek permodalan dan keuangan, dan aspek sumber daya manusia. 2. Pemberian materi pelatihan dengan topik “Pembuatan jamu ternak”.  Pada sesi ini disampaikan 2 topik materi yaitu pembuatan jamu untuk ternak sapi dan ternak unggas.    Setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan, terjadi penambahan pengetahuan dan kesadaran para anggota kelompok ternak “KT Balanipa” Kelurahan Balanipa Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar tentang pentingnya manajemen usaha kelompok ternak dan pembuatan jamu ternak.  Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan skor hasil kuesioner awal dan akhir dari 17 anggota kelompok ternak, terdapat peningkatan pengetahuan peternak dari 25%  menjadi 70% yang paham dan tahu betul tentang jamu ternak dan kelebihan-kelebihannya jika diberikan pada ternak. This activity aims to develop the knowledge and skills of breeders in concocting "livestock herbs" based on a ration formula, namely preparation based on livestock nutritional adequacy figures. This PKM program activity was carried out on November 22, 2022, at the "Balanipa Cattle Group" in Balanipa Village, Balanipa District, Polewali Mandar Regency. Members of the partner group are groups of chicken and cattle breeders. Implementation of training, including 1. Provision of training materials on the topic "Small Business Management." Introducing partners regarding small business management, in which they explain marketing, production, capital, financial, and human resource aspects. 2. Provision of training materials on "Making herbal medicine for livestock". In this session, two material topics were presented, namely the manufacture of herbal medicine for cattle and poultry. After counseling and training, additional knowledge and awareness of the members of the livestock group "KT Balanipa" Balanipa Village, Balanipa District, Polewali Mandar Regency was carried out regarding the importance of managing livestock groups and making livestock herbal medicine. This can be seen from comparing the scores of the initial and final questionnaire results of 17 members of the livestock group. There was an increase in farmers' knowledge from 25% to 70% who understood and knew very well about herbal medicine and its advantages when given to livestock. 
Teknologi Pembuatan Konsentrat Penggemukan Untuk Sapi di Limboro Kabupaten Majene Najmah Ali; Besse Mahbubah We Tenrigading; Darmawati Darmawati
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 6 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/matappa.v6i3.3106

Abstract

Program kemitraan masyarakat stimulus (PKMS) di Desa Rambu-Rambu Kabupaten Majene Sulawesi Barat bertujuan untuk mengajak peternak mengenal  konsentrat penggemukan sapi dan kambing berbasis pakan lokal yang banyak tersedia di sekitar usaha tani mereka.  Kegiatan ini sejalan dengan pencapaian IKU Perguruan Tinggi khususnya IKU 2 mahasiswa belajar di luar kampus, IKU 3 dosen berkegiatan di luar kampus dan IKU 5 yatiu hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat.  Tahapan kegiatan meliputi konsolidasi tim pengabdi, observasi lapangan, penyediaan alat dan bahan pelatihan dan pelatihan dan demo pembuatan pakan konsentrat.  Sebanyak 20 orang anggota kelompok tani peserta pelatihan terlibat langsung dalam pembuatan pakan konsentrat penggemukan sapi.  Kegiatan ini berhasil meningkatkan pemahaman petani terkait dengan pakan konsentrat yang berbasis pakan lokal yang ketersediaannya melimpah, berkualitas dan ketersediaannya kontinu sepanjang tahun.
Community Empowerment through Training on Composting Based on Plantation and Livestock Waste in Kurrak Village Ali, Najmah; Saragih, Evi W.; Santoso, Budi; Nur, Samsyara; Sonbait, Lukas Y.; Dahniar, Dahniar
Abdi Masyarakat Vol 5, No 2 (2023): Abdi Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/abdi.v5i2.6224

Abstract

Kompos adalah salah satu pupuk organik yang dapat menjamin kesuburan tanah dalam penggunaan jangka panjang. Bahan pembuat kompos dapat berasal dari limbah pertanian yang akan mencegah polusi lingkungan. Kakao dan Kopi adalah dua komoditi perkebunan utama di Desa Kurrak. Kedua komoditi ini menjadi sumber pendapatan utama masyarakat di desa ini. Limbah kedua komoditi ini sangat melimpah dan menjadi issu lingkungan  karena belum ditangani dengan baik. Pencemaran air menjadi isu utama karena limbah kulit kakao dan kopi dibuang ke suangai yang merupakan sumber air bersih untuk masyarakat di Kabupaten Poliwalimandar.  Hal ini dapat menyebabkan pencemaran air dan pendangkalan sungai. Penyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos berbahan dasar kulit buah kakao dan kopi dilaksanakan sebagai salah satu solusi penanganan limbah.  Kegiatan ini diikuti 28 orang yang teridir dari petani di kampung Kurrak dan mahasiswa Universitas Sulawesi Barat. Semua peserta mendapatkan pengetahuan pengelolaan limbah dan terlibat secara aktif pada kegiatan praktek pembuatan kompos. Pengetahun peserta kegiatan tentang limbah dan pengelolaan limbah meningkat dari 57% peserta tidak mengetahui bagaimana pengelolaan limbah menjadi 87% peserta paham akan limbah. Demikian halnya juga dalam praktek pembuatan kompos, terjadi peningkatan ketrampilan yang signifikan dimana sebelum kegiatan 88,8 % peserta tidak tau membuat kompos dari limbah kulit kakao dan kopi serta kotoran ternak menjadi 100% peserta dapat membuat kompos secara mandiri. Peningkatan pengetahuan dan skill diharapkan dapat menjadi solusi penanganan limbah kulit kakao dan kopi serta memenuhi kebutuhan pupuk petani di desa Kurrak.
Recycling Mining Rope Waste Karama Village, Tinambung District, Polewali Mandar Regency, West Sulawesi Province Jamal, Abd; Siadina, Siadina; Dahniar, Dahniar; Ali, Najmah
Abdi Masyarakat Vol 5, No 2 (2023): Abdi Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/abdi.v5i2.6239

Abstract

Rope recycling craft is a productive economic activity that utilizes raw materials from weathered rope waste which is recycled into new rope. The urgency of this community empowerment activity is carried out, apart from reducing the impact of rope waste on the environment it can also provide an opportunity for each community to be able to develop their potential and try to increase their income. The problem faced by Partners is a lack of skills in increasing quality production and marketing. The objectives of this activity are 1) to improve partners' skills regarding production and 2) to improve human resource capabilities in marketing. Solutions and Targets The final result to be achieved in this activity is to increase partners' skills in producing and marketing high quality and sustainable ropes. The purpose of this service and empowerment program activity. Improving the skills of partner group members in increasing the production and marketing of their business results. know the rope production system in Karama Village, Polewali Mandar Regency to meet existing market demand in terms of technological developments and Green Economy principles as well as the level of employment for the people of Karama Village. The methods applied to overcome these problems are through counseling, training with demonstrations of recycling rope waste, as well as mentoring and mentoring to make products ready for market. The activity was carried out on 14-15 August 2023 at the business location of the Siasayangi Business Group, Karama Village, Tinambung District, Polewali Mandar Regency. Activities consisted of participatory counseling coupled with demonstrations of recycling rope waste. The results of recycling this rope waste can also be sold so that it can increase income and improve the family's economy. Recycling rope requires patience, patience, and innovation, and training is still needed 
Empowerment of Pokdakan in the Context of Increasing Tilapia Fish Production Using the Biofloc System in Anreapi Village, Polewali Mandaí Regency dahniar, dahniar; Jamal, Abd; Fajrian, Fajrian; Ali, Najmah
Abdi Masyarakat Vol 6, No 2 (2024): Abdi Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/abdi.v6i2.7600

Abstract

The aim of this PKM activity is to increase the productivity of tilapia cultivation using the biofloc technique so that harvest and marketing results increase to increase the optimal income of partner group members. The final target to be achieved in this activity is to improve partners' skills in sustainable production and marketing of tilapia. The implementation methods for this activity to overcome partner problems are socialization, training, application of technology, mentoring and evaluation, and program sustainability. The results of this service are carried out in the form of training and guidance on the application of biofloc technology. To measure the level of knowledge of participants during this activity, a pre-test and post-test were carried out regarding biofloc technology and online marketing. The results obtained by partners' knowledge about biofloc technology were on average 93.79% of those who did not know, 6.21% of those who already knew. After implementation there was an increase of 80.55% who knew and 19.45% who didn't know. In the marketing aspect, before the training was carried out, the level of partner knowledge was 82.23% who did not know and 17.77% who knew. After implementation, there was an increase in the level of knowledge of partners from 82.23% who did not know to 98.00% who knew about marketing on social media. From the results above in terms of productivity carried out by group members, it is hoped that it can increase production both in terms of quantity and quality of tilapia. , while the marketing aspect can provide insight and understanding to partners regarding marketing efforts through product promotion and distribution, both directly and via social media to consumers.  It is hoped that the impact obtained by the community after this activity will increase the income of the partner group and be able to facilitate the development of partner businesses and then provide a multiplier effect for similar businesses. 
PENERAPAN TEKNOLOGI KONSERVASI HIJAUAN PAKAN BERSERAT PADA KELOMPOK TANI BUKIT BERBUNGA DESA TARAMANU TUA KABUPATEN POLEWALI MANDAR Najmah Ali; Hikmawaty Hikmawaty
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v8i2.2203

Abstract

Program kemitraan masyarakat desa (PKM/D) yang dilakukan di Desa Taramanu Tua Kecamatan Tutar Kabupaten Polman bertujuan untuk mengedukasi anggota Kelompok Tani Bukit Berbunga dan masyarakat lainnya untuk melakukan konservasi hijauan pakan dan limbah pertanian dalam bentuk silase komplit.  Pelaksanaan kegiatan berlangsung di salah satu rumah warga, sebanyak 30 orang yang ikut terlibat.  Metode pelaksanaan pengabdian yaitu dengan melakukan FGD, penyuluhan, praktek langsung dan pendampingan dilakukan setelah program berakhir.  Bahan pakan yang dbuat silase terdiri dari rumput gajah, kulit buah kakao, kulit kopi dan EM 4 peternakan.  Hasil pengabdian menunjukkan bahwa terjadi trend peningkatan pengetahuan dan skill anggota kelompok tani terkait bahan-bahan pakan, teknologi pengawetan pakan bentuk silase dan penilaian kualitas silase komplit.  Pada akhirnya semua peserta dapat membuat silase komplit secara mandiri dan teknik penyajian silase komplit tersebut jika akan diberikan kepada ternak.  Abstract. The village community partnership program (PKM/D) carried out in Taramanu Tua Village, Tutar District, Polman Regency aims to educate members of the Bukit Berbunga Farmers Group and other communities to conserve forage and agricultural waste in the form of complete silage.  The activity took place in one of the residents' houses, as many as 30 people were involved.  The method of implementing service is by conducting FGDs, counseling, direct practice and mentoring carried out after the program ends.  The feed ingredients used to make silage consist of elephant grass, cocoa shells, coffee shells and EM 4 livestock.  The results of the service show that there is a trend of increasing knowledge and skills of farmer group members regarding feed ingredients, silage form feed preservation technology and complete silage quality assessment.  In the end, all participants were able to make complete silage independently and the techniques for serving complete silage when it was to be given to livestock.
Teknologi Pengawetan Hijauan Pakan dan Pengolahan Kotoran Kambing Pada KT Mesa Ate Desa Bala, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar Sirajuddin, Sitti Nurani; Ali, Najmah; Syah, Setiawan Putra; Hikmawaty, Hikmawaty; Susanti S, Irma; Mukhlis, Mukhlis
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i1.16857

Abstract

Background: Fluktuasi ketersediaan hijauan pakan setiap tahun serta pemanfaatan limbah kotoran kambing mejadi masalah utama bagi masyarakat peternak kambing di Desa Bala. Pada musim hujan, pakan melimpah, sedangkan di musim kemarau ketersediaan pakan menjadi sangat terbatas, yang menyebabkan produktivitas ternak kambing menurun. Selain itu, pemanfaatan limbah kotoran kambing yang cenderung menumpuk belum dioptimalkan, meskipun limbah tersebut memiliki potensi besar untuk dijadikan pupuk kompos yang bernilai ekonomi bagi masyarakat. Tujuan dari PKM/D ini adalah memberikan penyuluhan dan praktik langsung mengenai pembuatan pakan dalam bentuk silase serta pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan pada lahan pertanian. Metode: Metode yang dilakukan berupa pemberian pelatihan kepada Kelompok Tani Mesa Ate yang berjumlah 25 orang yang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu survei awal, persiapan lapangan, penyuluhan, dan praktik langsung pembuatan silase dan pupuk kompos. Hasil: Hasil dari kegiatan ini adalah adanya pengetahuan baru bagi kelompok tani dalam pembuatan pakan silase yang memungkinkan ketersediaan pakan yang kontinyu bagi ternak, serta produksi pupuk kompos yang dapat dimanfaatkan pada lahan pertanian mereka yang nantinya akan meningkatkan produktifitas kambing dan meningkatkan perekonomian mereka. Kesimpulan: Sebgaian kesimpulan bahwa anggota kelompok tani mampu membuat pakan silase dan mengolah kotoran kambing menjadi pupuk kompos, di mana sebelumnya mereka belum memahami teknologi pakan dan pengolahan limbah ternak.
Inventarisasi dan Pemetaan Lumbung Pakan Berbasis Jerami Padi untuk Pengembangan Ternak Sapi Potong dan Kambing Ali, Najmah; Dahniar, Daniar; Susanti S, Irma; Suhartina, Suhartina; Utami, Rahmawati Ning; Raisa, Daeva Mubarika; Kurniawan, Muhammad Erik
Tarjih Tropical Livestock Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Tarjih-Tropical Livestock Journal
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47030/trolija.v4i2.859

Abstract

Produksi padi di Kabupaten Polewali Mandar mencapai 198.995,43 ton, menghasilkan limbah jerami padi 913.429,13 ton.  Limbah tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal, biasanya hanya dibuang, ditumpuk di sawah dibiarkan membusuk dan juga dibakar. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan memetakan potensi lumbung pakan berbasis jerami padi sebagai sumber pakan ternak sapi dan kambing di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Dengan metode survei lapangan dan analisis spasial menggunakan perangkat Sistem Informasi Geografis (SIG), dilakukan inventarisasi sumber daya jerami padi serta evaluasi sebarannya pada 16 kecamatan yang meliputi Kecamatan Alu, Anreapi, Balanipa, Binuang, Bulo, Campalagian, Limboro, Luyo, Mapili, Matakali, Matanga, Polewali, Tapango, Tinambung, Tubbi Taramanu dan Wonomulyo. Dengan menggunakan analisis perhitungan konversi nilai produk utama padi dalam menghasilkan jerami dan Analisis Location  Quotien menunjukkan bahwa jerami padi merupakan salah satu potensi biomassa terbesar di Kabupaten Polewali Mandar dan dapat dioptimalkan sebagai pakan alternatif bagi ternak ruminansia. Berdasarkan pemetaan, daerah dengan produksi jerami padi yang tinggi dapat mendukung pengembangan lumbung pakan yang efisien. Pemanfaatan jerami padi yang lebih optimal diharapkan mampu meningkatkan ketersediaan pakan ternak sepanjang tahun, sehingga mendukung produktivitas sapi dan kambing secara berkelanjutan. Rekomendasi pengembangan mencakup penyediaan fasilitas penyimpanan yang memadai dan pelatihan kepada peternak mengenai teknik pengolahan jerami untuk menjaga kualitas pakan.