Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENURUNAN WARNA, TSS, COD, DAN Cr PADA LIMBAH BATIK TULIS SECARA ELEKTROLISIS DAN BIOSAND DI DESA KALIPUCANG WETAN KABUPATEN BATANG Kiswanto; Wintah; Jaya Maulana
RISTEK : Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Kabupaten Batang Vol 4 No 1 (2019): RISTEK :Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Kabupaten Batang
Publisher : Bapelitbang Kabupaten Batang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55686/ristek.v4i1.62

Abstract

Limbah cair batik tulis di Desa Kalipucang Wetan yang dibuang secara langsung akanmembahayakan bagi lingkungan. Untuk menanggulangi permasalahan perlu pengolahan yang lebihcepat untuk memecah kandungan logam berat dan zat warna adalah dengan metode elektrolisis danbiosand. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi penurunan zat warna, ChemicalOxygen Demand (COD), Total Suspended Solids (TSS), dan logam berat Crom.Metode penelitian ini eksperiment laboratorium selanjutnya penerapannya di lapangan.Dengan proses elektrolisis dan biosand dengan variasi tegangan arus yaitu 12 volt, 18 volt, dan 32 voltdan waktu kontak 60, 120, dan 180 menit. Sedangkan pada biosand menggunakan penyaring pasir,kerikil dan kasa. Proses elektrolisis ini menggunakan dua plat aluminium sebagai elektroda.Hasil analisis menunjukkan persentase penyisihan zat warna tertingi mencapai 95,43% waktukontak 180 menit tegangan listrik 32 volt dengan arus 5 Ampere, persentase penyisihan TSSmencapai 99,42% waktu kontak 180 menit tegangan listrik 32 volt dengan arus 5 ampere, persentaseCOD mencapai 89,73% waktu kontak 120 menit tegangan listrik 18 volt dengan kuat arus 5 amperedan penyisihan Cr mencapai 78,16% waktu kontak 180 menit tegangan listrik 32 volt dengan arus 5ampere. Hasil pengolahan dengan elektrolisis dan biosand dibawah baku mutu Permen LH No.5Tahun 2004 dan Perda Jateng No.5 Tahun 2012 dibawah baku mutu kecuali COD..Pengolahan sistem elektrolisis dan biosand dengan variasi tegangan dapat memperbaikikualitas limbah cair batik yang diolah.
SELF EFFICACY PELAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KOTA PEKALONGAN (MODEL REKAYASA PERILAKU DAN JAMBAN TRIPIKON SEBAGAI LANGKAH PERCEPATAN PENCAPAIAN 100% ODF DI KOTA PEKALONGAN) Rr. Vita Nurlatif; Ardiana Priharwanti; Jaya Maulana
JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN Vol. 17 (2019)
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54911/litbang.v17i0.112

Abstract

Pekalongan City targets in 2019 all villages with ODF status, so that Pekalongan City can be achieved 100% of open defecation. This strategic step must continue to be pursued, considering that as of March 2019 there were still 14 villages that had not yet reached 100% ODF, namely: Kelurahan Tirto, Pringrejo, Pasirkratonkramat, Kalibaros, Setono, Gamer, Panjang Baru, Panjang Wetan, Padukuhan Kraton, Bandengan, Krapyak, Degayu, Jenggot and Sokoduwet (Dinas Kesehatan, 2019). BABS behavior and unreachable pillars of STBM have an impact on the high increase in cases of environmental-based diseases. The results of Restu Prasetyo, et al., 2017 in the Indonesian Population journal found that 1 in 25 children under five suffer from diarrhea each year. This research method uses qualitative design with in-depth interviews with key informants and triangulation totaling 28 people consisting of village heads and BABS actors at the research locus. Data collection is done by in-depth interviews and observations. Data processing uses the stages of reduction, narrative building and pattern matching. The results of the mapping of the causes of the problem of not achieving 100% ODF at 14 loci due to 4 aspects (environment, behavior, and health services), in addition the results of the study found two approaches to the acceleration of 100% ODF through behavioral engineerin g and the application of Tripikon WC in areas with tidal conditions. Conclusion 1. The causes of BABS (defecation) in Pekalongan City are three things seen from the environmental aspect (tidal conditions, settlements close to streams or rice fields / gardens), behavior (the perpetrators are not accustomed to using the family toilet) and also services health (there is still no massive BABS stop campaign, and there is no elaboration from other agencies related to the achievement of ODF in Pekalongan City), 2. Two models are formulated, namely the behavioral engineering model and Tripikon toilet to accelerate 100% ODF in Pekalongan City. Suggestions for adopting behavioral engineering models and the application of Tripikon WC in rob affected areas require close collaboration and synergy (Government, Community, Higher Education, and Private) to implement them. Keyword: Model, behavioral engineering, tripikon toilet, ODF
Faktor Risiko Kecacatan Pada Penderita Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Pekalongan Tahun 2017-2018 Shela Arun; Jaya Maulana
Pena Medika Jurnal Kesehatan Vol 9, No 1 (2019): PENA MEDIKA JURNAL KESEHATAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pmjk.v9i1.880

Abstract

Latar Belakang Kusta merupakan infeksi kronik pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Awal penyakit ini adalah saraf perifer dan kulit, selanjutnya dapat mengenai mukosa saluran pernafasan dan organ-organ lain, tetapi tidak mengenai saraf pusat, penyakit kusta ini bisa mengakibatkan kecacatan pada penderitanya dengan tingkatannya tersendiri.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor risiko kecacatan pada penderita kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Pekalongan tahun 2017-2018.Metode Desain penelitian ini yaitu Deskriptif analitik menggunakan pendekatan kuantitatif. Rancangan yang digunakan adalah Case Control, populasi penelitian adalah penderita kusta yang tercatat dalam rekam medis di wilayah kerja puskesmas Kota Pekalongan. Sampel penelitian yaitu 20 kasus dan 20 kontrol. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi square.Hasil Penelitian Hasil Penelitian didapatkan ada hubungan skrining awal (p= 0,000;OR= 12,000; 95%CI= 2,700-53,330), keteraturan berobat (p= 0,003; OR= 8,500; 95%CI= 1,861-38,817) dengan kecacatan pada penderita kusta dan tidak ada hubungan dukungan keluarga (p=0,429; OR= 1,889; 95%CI= 0,385-9,271) dengan kecacatan pada penderita kusta.Kesimpulan Disimpulkan bahwa penderita kusta di wilayah kerja puskesmas Kota Pekalongan keteraturan dalam berobat masih kurang, terutama yang sampai mengalami kecacatan. Serta petugas kesehatan supaya lebih meningkatkan penemuan dini orang dengan tanda-tanda penyakit kusta.Kata kunci: Kusta, kecacatan, Puskesmas, Kota Pekalongan
Gambaran Kualitas Produk Usaha DAMIU Di Wilayah Terdampak Rob Kota Pekalongan Tahun 2021 Dewi Nugraheni Restu Mastuti; Jaya Maulana
Pena Medika Jurnal Kesehatan Vol 12, No 1 (2022): PENA MEDIKA JURNAL KESEHATAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pmjk.v12i1.2139

Abstract

Ketersediaan sumber air bersih dan air minum yang kualitas tidak terjamin dapat mengganggu kesehatan jika tetap dikonsumsi. Pemilihan air minum isi ulang untuk memenuhi kebutuhan minum rumah tangga di wilayah terdampak banjir rob. Belum diketahui bagaimana kualitas air di tempat usaha DAMIU di Pekalongan terpengaruh oleh banjir rob.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kualitas air di DAMIU di Pekalongan yang terdampak banjir rob tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan deskriptif laboratorik dengan pendekatan kuantitatif, peneliti mengambil sampel air pada usaha DAMIU dari 20 populasi diambil sampel sebanyak 10 tempat usaha DAMIU untuk di analisis kualitasnya sesuai standar Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010. Faktor yang diteliti dibagi menjadi 2 parameter yaitu parameter fisik (Suhu, pH, Bau, Rasa, Warna, Kekeruhan , dan TDS) dan parameter biologi meliputi uji coliform dan bakteri E. Coli. Dari hasil uji laboratorik parameter fisik didapatkan suhu sampel air berkisar antara 24-270C, ada 1 depot air minum isi ulang dari 10 tempat usaha air minum isi ulang dengan PH dibawah nilai ambang batas, jika parameter bau, rasa, warna, kekeruhan dan TDS masih berada pada level yang aman dan diperbolehkan. Hasil uji laboratorik parameter biologi ada 3 DAMIU dari 10 tempat usaha DAMIU yang tidak memenuhi syarat atau tidak layak minum, karena sampel air yang ditemukan mengandung Coliform dan E.Coli. Saran dalam penelitian ini sebaiknya dilakukan pengujian air baku dari usaha DAMIU sehingga dapat mengetahui kinerja alat pengolahan air minum. Kata Kunci: kualitas usaha DAMIU : air minum isi ulang
Memandirikan Masyarakat Melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) Serta Edukasi Gejala DBD di Kelurahan Bandengan Jaya Maulana; Ristiawati; Nonik Eka Martyastuti
Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia Vol. 4 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) AMIK Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jpni.v4i1.134

Abstract

The increase in dengue cases continues to occur, especially during the rainy season. The Ministry of Health noted that in 2022, the cumulative number of Dengue cases in Indonesia up to the 22nd week was reported as 45,387 cases and the number of deaths due to DHF reached 432 cases. Bandengan Village is one of the DHF endemic areas, data obtained from the Dukuh Health Center shows the number of cases of DHF cases as many as 2 cases in July 2022, this figure is the highest number in the working area of the Dukuh Health Center. This is exacerbated by the existing problems in the Bandengan sub-district, including the lack of community participation in efforts to prevent DHF and monitoring of larvae has not been carried out routinely. Methods This community service activity uses an extension and FGD approach. The activity was carried out for 3 hours with 30 participants consisting of cadres, youth leaders, community leaders, RW heads. There was an increase in the knowledge of 27 socialization participants from the post-test results, as well as the formation of the TOT team and the jumantik monitoring and evaluation team at the RW level which will disseminate knowledge and skills in dengue prevention through the 1 house 1 jumantik movement (G1R1J).
Hubungan Postur Kerja Tidak Alamiah dengan Keluhan MSDs pada Pekerja PT. Batang Alum Industrie Teguh Irawan; Jaya Maulana; Siti Maesaroh
Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 37, No 1 (2023): PENA MARET 2023
Publisher : LPPM Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/jurnalpena.v37i1.2657

Abstract

Unnatural work postures or awkward work postures are work postures in which the body moves away from its natural position, such as a back that is too bent, hands in a raised position, squatting, body twisting, and so on. Complaints on the musculoskeletal system are complaints on parts of the skeletal muscles that are felt by a person. If the muscles receive static loads repeatedly and for a long time, it can cause complaints in the form of damage to joints, ligaments and tendons. Whereas in Indonesia, based on the results of basic health research (Riskesdas, 2013), the prevalence of joint disease based on the results of diagnoses by health workers in Indonesia is 11.9% and based on diagnoses or symptoms, 24.7%.This study aims to determine the relationship between work posture and complaints of musculoskeletal disorders (MSDs) in workers in the cyclamate production department at PT. Batang Alum Industrie with correlation description research design, cross sectional approach, a sample of 74 employees and total sampling technique. The results of the rank spearman test analysis found a significant relationship between work posture and complaints of musculoskeletal disorders (MSDs) in workers in the cyclamate production department at PT. Batang Alum Industrie results in a sig value of 0.000 (ƿ > 0.05) and a correlation coefficient of 0.409.Companies should provide training or guidance regarding good work posture according to ergonomics to workers so that workers apply and know good and correct work postures so that workers are comfortable at work. Workers should stretch their muscles to take advantage of their rest hours by doing muscle relaxation movements for about 5-10 minutes to improve blood circulation throughout the body. 
Analisis Potensi Bahaya dengan Menggunakan Metode (JSA) pada Pekerja di Ruang Produksi Departemen Spining I PT Kabana Textile Industries Kab Pekalongan : Analysis of Potential Hazards Using the Method (JSA) for Workers in the Production Room of the Spining I Departmen PT Kabana Textile Industries, Pekalongan Jaya Maulana Jaya Maulana; Ristiawati Ristiawati; Dewi Nugraheni Restu Mastuti Dewi Nugraheni Restu Mastuti; Bondan Tetuka wijatnaka; Hairil Akbar
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 4: APRIL 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i4.3269

Abstract

Latar belakang: PT. Kabana Textile Industri terletak di Jalan Raya Spait km 10 Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah, merupakan perusahaan pemintalan yang berada di pekalongan yang dalam prosesnya mengedepankan manajemen mutu yang sesuai dengan standar ISO 9001. Produksi yang dihasilkan PT. Kabana Textile Industri adalah benang. Mulai dari polyster, rayon dan benang campuran tetiron. Kapasitas produksi benang per bulan PT. Kabana Textile Industries sebanyak 4.000 bale. Di unit spining 1 menggunakan alat-alat canggih yang dalam penggunaannya bisa menimbulkan potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti tangan tergores, tangan terjepit, tertimpa benda yang berat, tubuh tertubruk benda berat, terjatuh dari ketinggian, serta terpeleset yang dapat mengakibatkan risiko luka gores, luka memar, luka serius, patah tulang atau bahkan dapat menyebabkan kematian. Karena itu, diperlukan adanya analisis potensi bahaya dan risiko untuk meminimalisir kecelakaan kerja yaitu dengan metode Job Safety Analysis (JSA). Dalam metode ini, potensi bahaya dan risiko di nilai tingkat risikonya. Penilaian risiko terdiri dari low risk, medium risk, high risk, hingga extreme risk. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan metode ini, terdapat beberapa langkah pekerjaan yang menimbulkan risiko yang extreme seperti lua serius yang dapat menyebabkan kematian serta patah tulang. Sehingga diperlukan tindakan pengendalian seperti memberikan pelatihan kepada pekerja sebelum pekerja emlakukan pekerjaannya agar pekerjaannya dapat berjalan dengan baik dan benar serta menggunakan alat pelindung diri (APD) secara lengkap.
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETANI PENYEMPROT PESTISIDA DI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Fachry Rumaf; Hairil Akbar; Henny Kaseger; Muhammad Asriadi; Jaya Maulana; I Wayan Gede Suarjana
Preventif Journal Vol 7, No 2 (2023): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya penggunaan produk pestisida berdampak negatif terhadap tenaga kerja petani berupa pencemaran yang berujung pada keracunan pestisida. Salah satu langkah yang dapat dilakukan petani untuk mencegah keracunan pestisida adalah dengan memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap seperti masker, kaca mata, topi, baju khusus, sepatu khusus, dan sarung tangan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap penggunaan APD pada petani penyemprot pestisida di Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross sectional study. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan November sampai Desember 2022 di Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang berada di Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow dan jumlah sampel sebanyak 32 petani. Analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengetahuan (p-value=0,038), sikap (p-value=0,012), dan tindakan (p-value=0,029) berhubungan terhadap penggunaan APD pada petani penyemprot pestisida di Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow. Disarankan agar pemerintah kabupaten melaksanakan program pelatihan bagi petani tentang bahaya pestisida dan prosedur operasi standar penggunaan pestisida yang aman. Selain itu, edukasi tentang tanda bahaya dan pentingnya penggunaan APD saat menyemprot pestisida. Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, APD, Petani, Pestisida
Pembentukan Pokdarwis Serta Pendampingan Prosedur Keselamatan Kerja dalam Pengelolaan Wisata Perahu di Kelurahan Degayu Kota Pekalongan Jaya Maulana; Dwi Edi Wibowo
Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia Vol. 4 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) AMIK Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jpni.v4i2.228

Abstract

Degayu Village is one of the areas affected by tidal floods in North Pekalongan District. Most of the rice fields of the residents of Degayu Village are currently submerged by 1-1.5 meters of tidal water which has forced some residents to change their profession from farmers to fishermen, anglers, fishing net craftsmen, and so on. However, with their new jobs, many residents find it difficult to adapt, resulting in a decrease in family income. For this reason, the Kelurahan government is trying to take advantage of the rice fields that have been submerged in water to become a potential for boat tourism so that economic growth can improve again. The tours offered are boat tours along the water while enjoying the natural scenery of the north coast. However, the results of in-depth interviews with several informants as well as direct observation of the location found the following problems; there are no work safety standards or procedures for boat tourism, for example, there are no life jackets and personal protective equipment for boats passengers and drivers, there is no rescue team in the event of an accident, no first aid facilities are available, and there is no tourism awareness group that manages the tourism potential properly. Well, besides the potential for boat tourism, there are also many other potentials that can be maximized, such as floating culinary tours, water bikes, mangrove parks, and so on. For this reason, it is necessary to form a tourism awareness group that is trained in tourism management both from an economic and work safety perspective.
Pendampingan Community Based Surveilance Sebagai Upaya Pengendalian Tuberkulosis Paru di Kelurahan Bandengan Nonik Eka Martyastuti; Jaya Maulana
Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia Vol. 4 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) AMIK Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jpni.v4i2.229

Abstract

Tuberculosis (TB) is an infection caused by Mycobacterium tuberculosis. Indonesia is among the three countries with the highest estimated incidence of TB, after India and China. Tuberculosis deaths in HIV-negative populations reach 44 per 100,000 population (WHO, 2019). Bandengan village now has 8 cases, the second highest in the Doukh Health Center's service area. In addition to the high number of new cases, public participation in programs to combat and prevent pulmonary tuberculosis is also low. Many philanthropic efforts have been put into place to help solve this problem, including Trained and formed community-based health worker monitoring teams and educated in early detection and prevention of pulmonary tuberculosis. Indicators of success for this community service included increasing residents' knowledge, skills, and independence in community-based monitoring programs, forming community-based monitoring teams in villages, and increasing community awareness and role in pulmonary tuberculosis prevention. will be the activity was held on Tuesday 24th January 2023 with her 20 participants. Partners play a central role in this activity as this service is a community empowerment activity and partners are the main actors/actors. The proposal team will act as a facilitator and companion until the partners are deemed competent and independent to continue community-based surveillance (CBS) activities to combat pulmonary tuberculosis in Bandengan village.