Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Enhancing Womenpreneurs' Digital Marketing Skills in Purutrejo Village, Purworejo District, Pasuruan Wiwin Ainis Rohtih; Shidqi Saifuddin Hamzah; Lailatul Sakdiyah
Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 2 (2023): November 2023
Publisher : Asosiasi Dosen Pengembang Masyarajat (ADPEMAS) Forum Komunikasi Dosen Peneliti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/engagement.v7i2.1547

Abstract

Assistance in utilizing digital marketing for womenpreneurs in the Purutrejo Village is a strategy for female entrepreneurs to expand their market reach and enhance their product sales. This support takes place in the Purutrejo Village using the participatory action research (PAR) method, involving active participation of all stakeholders in planning, implementing and evaluating actions or changes within their bussiness environment. The outcome of this assistance is the acquisition of knowledge and skills necessary for womenpreneurs to confront the challenges and opportunities presented by the dynamic digital market. the mentored womenpreneurs also share their outcome and learning with the PKK and KRPL communities as well as other mothers, through discussions, thereby facilitating the exchange of knowledge and inspiration among womenpreneurs.
Politisasi Ayat-Ayat Al-Qur’an (Kajian Term Amin dalam Al-Qur’an dan Relevansinya terhadap Konteks Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024) Firnanda Anggraeni Maghfiroh; M. Mukhid Mashuri; Wiwin Ainis Rohtih
Jurnal Semiotika Quran Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Semiotika-Q: Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jsq.v4i1.23699

Abstract

This article aims to analyze the term Amin in the Qur'an and its relevance to the election of the President and Vice President of  the  Republic  of Indonesia in 2024. This is motivated by the fact that based on the campaign for the election of President and Vice President number 01, Dadang Muliawan as a volunteer campaigned by  obliging  the  victory  of Anis Baswedan-Muhaimin Iskandar and exposing his defeat. In his campaign, he strengthened his argument by mentioning a dozen verses of the Qur'an containing the term Amin. By using qualitative research methods with library research and descriptive-analytical data analysis, the results show that the verses that mention the word Amin in 14 verses in the Qur'an textually do not support that the pair Anies Baswedan and Muhaimin Iskandar are then abbreviated as "Amin". The term Amin in the Qur'an textually does not mean Anies-Muhaimin, but means a prophet or angel who has a trusted or trustworthy nature, or if it is associated with a place or city it means a safe place to live in. However, the term Amin as stated in QS. Yusuf [12]: 54 can be a basis for allowing someone to run for a certain position or campaign, as long as his motivation is for the benefit of the community and as long as he feels he has the ability and capability for that position.
KONSEP SELF REWARD DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TEMATIK) Ula, Syaukul; Nyoko Adi Kuswoyo; Amir Mahmud; Wiwin Ainis Rohtih
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 6 No. 1 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v6i1.5177

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dalam kehidupan secara berkelanjutan yang menyebabkan sebagian percaya pada agama hanya untuk hubungan dengan Tuhannya. Mereka menganggap perilaku dalam tatanan kehidupan seperti cara berpakaian, perilaku, berbicara dan lainnya, bukan menjadi urusan agama lagi. Dengan modernitas, mereka merasa lebih tahu mengenai diri pribadinya. Oleh karena itu, pemahaman mengenai agama, lebih khususnya pemahaman terhadap Al-Qur’an sangatlah penting, mengingat Al-Qur’an telah memberikan amanat kepada manusia dengan berbagai tuntunan supaya dijadikan solusi dalam mengelola berbagai persoalan baik dari sisi perilaku, moral ataupun sosial. Disisi lain terdapat berbagai fenomena perkembangan zaman yang memunculkan berbagai istilah baru, salah satunya self reward yaitu memberikan apresiasi terhadap diri sendiri tetapi dalam pengaplikasiannya banyak yang melenceng, sehingga tidak dapat membedakan self reward dan nafsu. Maka perlu adanya penelitian ini untuk memaparkan dan menjelaskan bagaimana konsep self reward yang baik sesuai tuntunan Al-Qur’an. Dengan menjawab persoalan tersebut, dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan penelitian kepustakaan (Library Research). Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang digunakan untuk memecahkan persoalan, meliputi data primer dan data sekunder. Sedangkan dalam metode penafsirannya menggunakan metode tematik, yaitu mengumpulkan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan self reward, kemudian dijelaskan sehingga diperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai masalah tersebut menurut sudut pandang Al-Qur’an. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu, self reward merupakan bentuk apresiasi diri atau pemberian hadiah terhadap diri sendiri setelah mencapai tujuan tertentu. Sedangkan cara pengaplikasian self reward dalam Al-Qur’an yaitu: self reward harus seimbang atau sesuai proporsinya maka dilarang untuk memiliki perilaku yang berlebihan seperti dalam hal pakaian, makanan, dan membelanjakan harta, melakukan self reward dengan cara me time yang sesuai dengan nilai-nilai agama yaitu dengan muhasabah diri, dan melakukan self reward untuk menghargai nikmat yang telah Allah berikan yaitu dengan bersyukur. Maka berdasarkan hasil penelitian yng dipaparkan dapat diambil kesimpulan, bahwa seseorang yang melakukan self reward sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dapat membawa pengaruh positif pada dirinya, lebih bijaksana dalam menentukan perilaku untuk memberikan apresiasi terhadap dirinya. Kata Kunci: Self reward, Al-Qur’an, Kajian Tematik
MEMBENTUK HARDNESS PERSONALITY MELALUI KISAH NABI AYYUB: (Penafsiran Q.S Shad 41-44 dalam Al – Qur’an) Wardah, Rif’atul; Amir Mahmud; Wiwin Ainis Rohtih; Nyoko Adi Kuswoyo
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 6 No. 2 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v6i2.5364

Abstract

Abstrak Penelitian ini mengeksplorasi konsep hardbess personality dan penerapannya melalui kisah Nabi Ayyub dalam Q.S Shad 41–44. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan kualitatif, dengan pendekatan berbasis pustaka. Penelitian ini menunjukkan bahwa karakter hardness personality merupakan sifat mental dan fisik yang dapat dikembangkan untuk mengatasi tekanan hidup. Karakter hardness personality dalam kisah Nabi Ayyub antara lain menguatkan keimanan, memupuk kesabaran, mencari hikmah, keakraban dengan keluarga, pertumbuhan spiritual yang positif, dan belajar dari kisah – kisah inspiratif. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hardness personality membuat orang lebih tangguh terhadap tantangan, mengurangi stress, meningkatkan respons kekebalan tubuh, dan membantu pengambilan keputusan. Keyword: Hardness Personality, Kisah Nabi Ayyub, dan Ujian.
OVERTHINKING DALAM AL-QUR’AN: (Analisis Deskriptif Q.S Al-Hujurat Ayat 12) Mahfudzoh, Lailatul; Nyoko Adi Kuswoyo; Amir Mahmud; Wiwin Ainis Rohtih
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 6 No. 2 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v6i2.5365

Abstract

ABSTRAK Adanya penelitian dengan tema tersebut karena masyarakat sekarang yang menganggap adanya sebuah overthinking sebagai hal yang lumrah. Dengan kenyataan bahwasannya segala hal yang berlebihan tidaklah bisa disebut dengan perbuatan yang baik. Dengan begitu dengan adanya Al-Qur’an yang seharusnyaa dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk menjalani kehidupan. Didalamnya tercakup segala pembahasan dari aspek kehidupan, baik yang berhubungan dengan dunia maupun akhirat. Dengan zaman yang sekarang muncullah istilah-istilah baru, salah satunya overthinking yaitu berfikir terhadap sesuatu dengan cara yang berlebihan, tentang sesuatu yang belum terjadi ataupun yang tidak akan terjadi. Kata overthinking ini pun bisa disebut adanya kekhawatiran tentang masa yang akan datang. Dengan adanya overthinking itu, akan muncul dampak yang terjadi setelahnya seperti memiliki tuduhan atau prasangka terhadap orang lain dan bahkan bisa memiliki prasangka terhadap takdir tuhan. Maka perlu munculnya penelitian ini untuk memaparkan bagaimana overthinking dalam Al-Qur’an dan solusi untuk mengatasinya. Dengan menjawab persoalan tersebut penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode kajian pustaka (Library Research). Dalam penelitian ini dicantumkan dua sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Sedangkan dalam metode penafsirannya menggunakan metode tahlili, yaitu menafsirkan ayat dari berbagai aspek seperti menguraikan ayat satu ke ayat berikutnya, surah demi surah sesuai dengan urutan pada lembar Al-Qur’an . Kemudian dijelaskan sehingga dapat memperoleh kesimpulan secara menyeluruh tentang overthinking dala Al-Qur’an dan solusinya. Adapun hasil dari penelitian ini overthinking adalah berfikir dengan cara yang berlebihan. Kebanyakan dari seseorang pasti pernah mengalami hal tersebut, hal tersebut harus segera diatasi, jika tidak akan menimbulkan dampak pada dirinya sendiri dan hubungan sosial. Pembahasan overthinking ini pada Al-Qur’an terdapat di Q.S Al-Hujurat ayat 12, memberi larangan untuk memiliki prasangka atau tuduhan yang tidak berdasar. Dalam penelitian ini penulis juga mencantumkan solusi untuk menangani overthinking salah satunya yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah. Kata Kunci : Overthinking, Al-Qur’an , Tahlili
KEBERADAAN JIN DI TUBUH MANUSIA (ANALISIS TEMATIK TERM “QARIN” DALAM AL-QUR`AN) Muhammad Basyar Annuha; Wiwin Ainis Rohtih; Amir Mahmud; Nyoko Adi Kuswoyo
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 6 No. 2 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v6i2.5515

Abstract

Sebagian besar orang mengenal jin sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah Ta’ala yang tidak terlihat (ghaib), hanya dapat dilihat oleh manusia tertentu dengan izin Allah, serta beberapa hewan seperti keledai dan anjing. Jin terbagi dalam berbagai golongan, termasuk jin qarin yang mendampingi manusia. Belakangan ini, video tentang cek khodam menjadi viral, memungkinkan seseorang mengetahui jin pendamping mereka melalui komentar. Penelitian ini menggunakan metode tafsir tematik untuk memahami perbedaan antara qarin dan khodam. Hasilnya menunjukkan bahwa qarin tidak selalu merujuk pada jin atau memiliki konotasi negatif; qarin dapat bermakna baik atau jahat tergantung konteksnya. Sementara dalam konteks jin, qarinmendampingi manusia sejak lahir hingga mati, membisikkan kejahatan, khodam berperan sebagai pengawal melalui praktik spiritual. Kedua entitas ini, meskipun berbeda, tidak membawa keuntungan bagi manusia, sehingga sebaiknya dihindari untuk keselamatan di dunia dan akhirat.
MUHASABAH DIRI DALAM AL-QURAN MENURUT SYAIKH ABDUL QADIR AL-JAILANI Ahmad Rifqi Fuadi; Amir Mahmud; Wiwin Ainis Rohtih; Nyoko Adi Kuswoyo
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 7 No. 1 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v7i1.5583

Abstract

Perbuatan maksiat dilakukan karena adanya dorongan jahat dalam diri yang tidak dikawal oleh akal sehat. Maka seseorang sering alpa dalam bermuhasabah diri atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Dengan manajemen muhasabah yang rutin, dapat memperbaiki kekurangan dan mencapai pengembangan pribadi yang lebih baik. Dalam hal ini Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menekankan bahwa introspeksi spiritual adalah praktik esensial bagi setiap muslim yang bertujuan untuk mengevaluasi dalam konteks standar moral dan spiritual agama. Selain memperdalam kedekatan dengan Allah, muhasabah diri juga memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri dan dunia di sekitar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam metode penafsirannya menggunakan metode tematik, yaitu mengumpulkan ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan muhasabah Hasil penelitian ini menyoroti pentingnya muhasabah dalam Islam menurut Syaikh Abdul Qadir al-Jailani. Muhasabah adalah evaluasi diri untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan ciri-ciri seperti tidak bersumpah dan menghindari kebohongan. Di era modern, muhasabah melalui tahap Takhalli (menghilangkan sifat buruk), Tahalli (mengembangkan sifat baik), dan Tajalli (mencapai kesempurnaan spiritual) tetap relevan untuk memperbaiki diri dan menjaga hubungan dengan Allah. Kesimpulannya muhasabah menurut Syaikh Abdul Qadir al-Jailani adalah introspeksi penting yang mencakup evaluasi amal dan kesadaran akan dosa. Dalam Futuhul Ghaib, ia menekankan sepuluh sifat, seperti. Proses ini, melalui Takhalli, Tahalli, dan Tajalli, tetap relevan di era modern untuk menjaga kewajiban spiritual.
REKONSTRUKSI PEMAHAMAN MANFAAT KHAMAR SETELAH DIHARAMKAN DALAM AL-QURAN : (Analisis Term “manfaat khamar”Dalam Al-Quran) Mufid Kholilullah; Wiwin Ainis Rahtih; Amir Mahmud; Nyoko Adi Kuswoyo
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 7 No. 1 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v7i1.5630

Abstract

Al-Quran sebagai kitab petunjuk bagi manusia, diturunkan untuk merespon dan sekaligus menjadi solusi terhadap problematika yang terjadi di tengah-tengah kehidupan. Salah satu problematika yang merajalela dalam masyarakat Arab saat itu adalah minum khamar. Sejarah mencatat bahwa mabuk-mabukan yang terjadi di masyarakat Arab merupakan sebuah penyakit kronis. Artinya fenomena tersebut telah terjadi sejak jauh sebelum datangnya Islam sampai memasuki periode Madinah. Maka sangat wajar apabila khamar diharamkan secara berangsur-angsur sebab melihat kondisi masyarakat pada saat itu yang sangat gemar terhadap mabuk-mabukan, bahkan sampai empat kali turun ayat yang menjelaskan tentang khamar. Ketika khamar sudah diharamkan lalu muncul sebuah pemahaman bahwa khamar tetap bermanfaat termasuk dapat digunakan untuk obat. Hal ini menimbulkan polemik di kalangan para ulama bahkan sampai merambah kepada sebagian masyarakat awam. Ditambah lagi ada sebagaian orang yang tidak tahu akan perbedaan antara khamar dan alkohol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa khamar bukanlah alkohol meskipun khamar itu sendiri mengandung alkohol, dan berdasarkan fakta historis belum ditemukan suatu penyakit bisa disembuhkan dengan khamar akan tetapi ada beberapa kasus pengobatan yang ditunjang dengan alkohol.
Digital Marketing Assistance as a Business Development Effort in the Home Industry in Kalidawir Tanggulangin Sidoarjo Village Rohtih, Wiwin Ainis; Rahman, Uskar; Rochma, Nur
Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement Vol 5 No 2 (2024): Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement
Publisher : LP2M INSURI Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/amalee.v5i2.5817

Abstract

Digital marketing assistance is one of the strategic efforts of business actors to expand market reach and develop their product businesses. This service aims to provide digital marketing assistance to develop businesses in the home industry of Kalidawir Village, Tanggulangin, Sidoarjo. This service method uses Participatory Action Research (PAR). The PAR method has work steps that provide an active role for all parties in designing, implementing, and evaluating changes to the business they are engaged in. This assistance was carried out in Kalidawir Village, Tanggulangin District, Sidoarjo Regency. The results of this assistance service obtained knowledge and skills for home industry actors that are in line with the current digital era. The assisted subjects also shared the results and lessons learned with the surrounding community, such as PKK mothers and Asman toga administrators. This sharing can ultimately result in an exchange of knowledge and inspiration between business actors in the village so that Kalidawir Village can become one of the important economic centers in Tanggulangin District.
MENGGAPAI RIDHA ALLAH MELALUI IBADAH RITUAL(Penafsiran ayat-ayat Sholat dan Puasa Menurut Al-Mawardi dalam Kitab Al-Nukat wa al ‘Uyun) Wahyu Gil Dimas Alfian Sodri; Amir Mahmud; Wiwin Ainis Rohtih; Nyoko Adi Kuswoyo
Al-Qolamuna: Journal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 3 (2024): Komunikasi dan Dakwah al-Qur'an
Publisher : 4

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71242/6976vy91

Abstract

Salah satu fungsi Al-Qur’an sebagai pembimbing bagi orang-orang yang beriman menuju ridha Allah swt. Orang-orang beriman akan terus senantiasa berlomba-lomba menggapai ridha Allah swt. Hal ini merupakan objektivitas suatu ibadah dari sisi subtansialnya. Meskipun beberapa kali al-Qur’an menjanjikan surga sebagai ganjaran ibadah, namun sesungguhnya surge tersebut merupakan bentuk ridha Allah swt kepada hamba-Nya. Para ulama’ telah sepakat tidak ada sesuatu hal yang berat dikerjakan kecuali sesuatu hal yang diwajibkan Allah swt kepada orang-orang yang beriman. Sholat dan puasa merupakan bentuk ibadah ritual yang diwajibkan Allah swt kepada orang-orang yang beriman. Oleh karenanya dapat dipastikan bahwa ibadah ritual tersebut merupakan salah satu cara menggapai ridha Allah swt. Dalam hal ini, Al-Mawardi dalam tafsirnya An-Bukat wa al-‘Uyun mereprentasikan subtansi iabadah sholat dan puasa sebagai tangga untuk menggapai ridha Allah swt. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode kajian tafsir maudhu’i untuk menganalisis ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan shalat dan puasa. Penelitian juga menggunakan pendekatan kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan informasi dan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara. Yakni data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah kitab tafsir An-Nukat wa al-‘Uyun karya Imam al-Mawardi. Sedangkan data sekunder diambil dari literatur, buku, catatan, majalah, serta hasil penelitian sebelumnya yang relevan. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa keikhlasan, konsistensi, dan pemahaman mendalam terhadap makna ibadah adalah kunci utama dalam meraih ridha Allah. Al-Mawardi dalam tafsirnya menekankan perilaku hati yang harus sesuai dengan tujuan ibadah itu sendiri, hal ini yang kemudian disebut subtansial ibadah. Kondisi hati yang lalai menurut al-Mawardi merupakan penyebab seorang hamba sulit untuk sampai pada Tuhannya. Ibadah shalat dan puasa yang dilakukan dengan niat tulus dan penghayatan mendalam dapat mendatangkan keberkahan serta memperkuat hubungan spiritual antara manusia dan Allah, serta membentuk karakter muslim yang lebih baik. Dari kepribadian yag baik dikarenakan ibadah dengan cara yang benar inilah seorang hamba dapat sampai kepada Allah swt dan mendapatkan ridha-Nya.