Claim Missing Document
Check
Articles

BIAS KELAS DALAM VIDEO PEMBELAJARAN TV EDUKASI KEMENDIKBUD Siti Murtafiah; Nanang Martono; Tri Rini Widyastuti
Jurnal Education and Development Vol 11 No 1 (2023): Vol.11 No.1. 2023
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1144.048 KB) | DOI: 10.37081/ed.v11i1.4315

Abstract

Televisi sebagai media massa populer yang dikonsumsi masyarakat dari berbagai kalangan, seringkali lebih mengakomodasi budaya kelas dominan (kelas atas). Hal ini ditunjukkan melalui berbagai program TV mulai dari sinetron, film, komedi, talk show, reality show, hingga iklan, yang sering menampilkan simbol status kelas atas. Peran TV Edukasi (TVE) sebagai salah satu media pendidikan menjadi penting untuk untuk mengenalkan nilai-nilai budaya dari kelas atas maupun kelas bawah. TVE tentu diharapkan mampu menyajikan tayangan yang dapat mengakomodasi nilai-nilai budaya semua lapisan masyarakat secara seimbang. Namun, dalam realita yang terjadi bisa saja tidak demikian. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasikan keberadaan bias kelas dalam program Belajar Dari Rumah (BDR) di TVE Kemendikbud serta menggambarkan budaya kelas atas dan kelas bawah yang disosialisasikan pada program tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar simbol status yang disosialisasikan pada tayangan BDR adalah simbol kelas atas. Hal ini mengindikasikan adanya bias kelas atas dalam tayangan tersebut. Melalui sosialisasi yang didominasi kelas atas, kelas bawah dipaksa mempelajari budaya yang berbeda dengan budayanya sendiri. Inilah yang kemudian disebut sebagai kekerasan simbolik. Mekanisme ini terlihat jelas dari proporsi budaya kelas atas yang lebih banyak disosialisasikan daripada kelas bawah.
Studi Kehidupan Anak Korban Pandemi Covid-19 di Kabupaten Purbalingga Pingkan Zahra Azizah; Nanang Martono; Sulyana Dadan; Ankarlina Pandu Primadata; Tyas Retno Wulan
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/ganaya.v6i1.2059

Abstract

Children become one of susceptible groups who get the risks during pandemic period. The risks can be the threat of exposure up to losing their parents who passed away because of Covid-19. The children who lose their parents due to Covid-19 are susceptible to have the problems of health, economy, education guarantee, violence, and other human rights violations. They need social protection to help their growth and development into adulthood. The purpose of this writing is to describe the social condition and the problems of children who become the Covid-19 pandemic victims. They are fatherless kids, motherless children, or orphans whose parents passed away because of Covid-19. This research uses a quantitative research method (survey). The research data are taken by using questionnaires. The samples of this research are 124 or 32% of the children’s total number in Purbalingga Regency whose parents passed away due to Covid-19. The data are presented by using a frequency distributive table. The results show that most of the children are from the lower middle class family. After their parents passed away, the social economy condition of their family gets worse. It causes those children to face economic issues, so they are not able to pay their school fee. Therefore, there must be a social protection for them so that their rights as children are fulfilled.
Hubungan Literasi Media dengan Persepsi Gender Siswa Sekolah Dasar Amalia Nur Ramadhani; Nanang Martono; Elis Puspitasari; Laila Sabrina
The Journal of Society and Media Vol. 7 No. 1 (2023): Cultural Transformation in Media and Social
Publisher : Department of Social Science, Faculty of Social Science &Law, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jsm.v7n1.p133-153

Abstract

This article describes the relationship between media literacy and gender perception of elementary school students. This research aims to describe gender perception based on the media literacy of elementary school students. This research was conducted using a survey method in two elementary schools in Purbalingga, Central Java, located far from the city center (outside). The population of this study amounted to 80 students. The sample used is a 100% saturated sample of the total population. The results showed that the tau Kendall correlation value of the two variables was 0.23 with a significance value of 0.03. This value indicates a positive relationship between media literacy and the respondent's gender perception. So, the higher the respondent's media literacy, the better the respondent's gender perception. Respondents' media literacy is formed through content and information from mobile phones, TVs, computers/laptops, radios, and newspapers or magazines. Respondents use mobile phones more often because accessing data is easy and fast. The content and information about the roles of men and women received by the respondents formed the respondent's gender perceptions
Implementasi Mata Kuliah Modul Nusantara terhadap Interaksi Sosial pada Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Salsabilla Retno Sedah Mirah Murcahyaningrum; Nanang Martono; Wiman Rizkidarajat; Arif Darmawan; Edy Suyanto; Tri Rini Widyastuti
Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Vol 6 No 1 (2023): Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/kaganga.v6i1.5788

Abstract

The purpose of this study was to describe the implementation of the archipelago module course on social interaction in the independent student exchange activity program. This study used descriptive qualitative method. The subjects of this study were all students in the independent student exchange program at the University of Mataram. The results of the study show that this activity has a positive impact on social interaction, namely: Increasing understanding and appreciation of Indonesia's cultural diversity, improving communication skills, opening job opportunities, and increasing self-confidence. Constraints during implementation include Lack of qualified teaching staff, limited facilities and infrastructure, difficult access to resources, differences in student backgrounds, lack of support and attention from the campus. The conclusion of this study is that the implementation of the Independent Student Exchange Program has a positive impact on social interaction between students. Meanwhile, in overcoming the obstacles faced, cooperation is needed between all parties involved in this program, be it the campus, teaching staff, or students. Keywords: Implementation, Nusantara Module, Social interaction
Makna Love Language pada Persahabatan Sesama Jenis Nike Rifda Salsabila; Nanang Martono; Endang Dwi Sulistyoningsih
Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol 25, No 2 (2023): Desember (2023)
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jdsb.v25i3.6794

Abstract

Artikel ini menggambarkan makna bahasa cinta pada mahasiswa yang menjalani hubungan persahabatan sejenis menggunakan perspektif sosiologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa hasil wawancara kepada empat pasang mahasiswa yang telah menjalin hubungan persahabatan sesama jenis minimal satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa cinta pada pelaku persahabatan sejenis dimaknai sebagai cara untuk mempererat hubungan yang sudah terjalin lama. Bahasa cinta yang paling penting dalam persahabatan ini adalah tindakan  membantu karena dianggap sebagai bentuk kepedulian seorang sahabat yang saling menyayangi dan tidak bisa diucapkan lewat kata-kata. Informan perempuan cenderung membantu dalam pemenuhan kebutuhan primer dan memberikan dukungan emosional ketika sahabatnya memerlukan bantuannya. Informan laki-laki lebih memilih memberikan bantuan materi, transportasi, dan membantu mengerjakan tugas kuliah. Bahasa cinta lain juga dilakukan informan melalui kata-kata pujian atau perhatian dan meluangkan waktu bersama. Hal ini memberikan kesan intim dalam hubungan persahabatan sejenis. Dengan demikian, penggunaan bahasa cinta dalam hubungan persahabatan bertujuan membangun interaksi yang lebih baik.  This article describes the meaning of love language among students who are in same-sex friendship relationships using a sociological perspective. This study used a descriptive qualitative method with data collection techniques in the form of interviews with four pairs of students who had established same-sex friendships for at least one year. The results of the study show that the language of love for perpetrators of same-sex friendship is interpreted as a way to strengthen long-standing relationships. The most important love language in this friendship is the act of service because it is considered a form of concern for a friend who loves each other and cannot be expressed in words. Female informants tend to help with primary needs and provide emotional support when their friends need help. Male informants prefer to provide material assistance, transportation, and help with college assignments. Other love languages are also used by informants through words of praise or attention and spending time together. This gives the impression of being intimate in a friendship of the same sex. Thus, the use of love languages in friendship relationships aims to build better interactions. 
Persepsi Siswa Miskin mengenai Perilaku Siswa Kaya di Sekolah Tutut - Setianingsih; Nanang Martono; Elis Puspitasari
Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol 25, No 2 (2023): Desember (2023)
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jdsb.v25i4.7205

Abstract

Tulisan ini menggambarkan persepsi siswa miskin mengenai perilaku siswa kaya di sekolah. Siswa kaya di lingkungan sekolah unggulan memiliki perilaku yang berbeda dan memiliki stereotip negatif di masyarakat seperti gaya hidup yang mewah dan prestasi yang tinggi akibat modal yang dimiliki. Stereotip tersebut tidak sepenuhnya benar. Siswa kaya dan miskin di dalam sekolah memiliki berbagai perbedaan terkait habitus dan kebiasaan. Mereka juga melakukan interaksi yang kemudian memunculkan persepsi dari siswa miskin mengenai perilaku siswa kaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi siswa miskin dan kaya disekolah, habitus yang dilakukan siswa kaya, dan pengalaman yang dialami siswa miskin menimbulkan berbagai persepsi positif dan negatif mengenai perilaku siswa kaya. Persepsi positif meliputi perilaku siswa kaya yang memiliki sikap rajin belajar dan persepsi negatif meliputi siswa kaya yang suka melakukan gaya hidup mewah serta berperilaku dehumanisme terhadap siswa miskin.
Interaksi Siswa ABK dan Non-ABK di Sekolah Dasar Salma, Nisrina Dheya; Martono, Nanang; Primadata, Ankarlina Pandu
Jurnal Basicedu Vol. 8 No. 5 (2024)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v8i5.8091

Abstract

Sampai saat ini masih banyak sekolah inklusi yang belum memiliki fasilitas untuk mengembangkan kemampuan siswa ABK. Hal ini menyebabkan siswa ABK semakin tertinggal dan mendapat perlakuan buruk dari siswa lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap interaksi yang terjadi antara siswa ABK dan non-ABK di sekolah inklusi yang belum memiliki fasilitas untuk menangani siswa ABK, salah satunya SDN Mekar Jaya (nama sekolah disamarkan) di Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi asosiatif dan disosiatif antara siswa ABK dan siswa non-ABK di SDN Mekar Jaya. Pemahaman positif siswa non-ABK mengenai kondisi ABK yang terbatas mampu memotivasi mereka untuk melakukan interaksi asosiatif, sedangkan pemahaman negatif berdasarkan pengalaman bersama siswa ABK mampu membuat siswa non-ABK memperlakukan siswa ABK dengan buruk. Interaksi disosiatif antarsiswa yang terjadi yaitu mengejek siswa ABK dan enggan menyentuh tangannya. Berdasarkan hasil penelitian interaksi disosiatif dapat dihindari dengan peningkatan pengetahuan mengenai siswa ABK, serta dukungan dari guru kelas dan peran GPK yang dibutuhkan pada setiap sekolah inklusi
The Pengetahuan Siswa SD Mengenai Seksualitas dan Variabel yang Memengaruhinya: ELEMENTARY STUDENTS’ KNOWNLEDGE ABOUT SEXUALITY AND THE FACTORS THAT INFLUENCE IT Apriliani, Adelia; Nanang Martono; Wiman Rizkidarajat
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 9 No 2 (2023)
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jsn.9.2.165-186

Abstract

                                  Penelitian ini bertujuan menjelaskan hubungan pendidikan seks dalam keluarga dan akses informasi melalui media sosial dengan pengetahuan mengenai seksualitas. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan penelitian survei. Survei tersebut dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa kelas 5 dan 6 di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Adapun sampel yang digunakan adalah sampel sensus dengan otal sampel sebanyak 115 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden 81,74% mendapatkan pendidikan seks dalam keluarga (X1) yang dikategorikan baik, dan beberapa responden 18,26% mendapatkan pendidikan seks dalam keluarga (X1) yang dikategorikan kurang. Kemudian sebagian besar responden 93,04% memiliki akses informasi melalui media sosial (X2) yang dikategorikan aktif, dan sedikit responden 6,96% memiliki akses informasi melalui media sosial (X2) yang dikategorikan kurang aktif. Selain itu, sebagian besar responden 85,22% memiliki pengetahuan mengenai seksualitas (Y) yang dikategorikan tinggi, dan beberapa responden 14,78% memiliki pengetahuan mengenai seksualitas (Y) yang dikategorikan kurang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan seks dalam keluarga (X1) dengan pengetahuan mengenai seksualitas (Y), dengan nilai r = 0,238 dan nilai signifikansi 0,000   ≤ 0,05. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara akses informasi melalui media sosial (X2) bdengan pengetahuan mengenai seksualitas (Y), dengan nilai r = 0,388 dan nilai signifikansi 0,000 ≤ 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pendidikan seks dalam keluarga dengan pengetahuan mengenai seksualitas pada siswa SD di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Kemudian, terdapat hubungan yang positif antara akses informasi melalui media sosial dengan pengetahuan mengenai seksualitas pada siswa SD di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.                                                                                            
The Behavior of Hustle Culture among Students in Faculty of Social and Political Science Jenderal Soedirman University Maharani, Aulia Putri; Martono, Nanang; Rizkidarajat, Wiman
International Journal of Multidisciplinary Sciences Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/ijms.v2i1.2796

Abstract

Hustle culture is a phenomenon where people usually have work addictions. These past 3 years this phenomenon has become more happening, even it happens among students. The existence of late capitalism and digital portfolios become the main reason that this phenomenon happens among students. The fear of not being successful in the future, the fear of missing out, the feeling of unsatisfied with their education become the prologue of this phenomenon among students. This quantitative research consists of 150 respondents which come from the students of the Faculty of Social and Political Science Jenderal Soedirman University happened because there are so many students in FISIP Unsoed having this behavior. So that, this research aimed to deep dive the reasons also the level of hustling that they have, besides that, this research that is using a survey method to gather the data aimed to know the priority of the students nowadays. This research successfully discovering that most of the students have a moderate hustle culture. It shows that most of the respondents (61.3%) are having a high hustle culture. Most of them (41.30%) said that it happens because of they need a good personal branding also the matter of portfolio. Through this research we also discover that the respondents actually know the importance of their education, however, many aspects of education don’t meet their standards for their future, and it changes their priority, they decided to be a hustling person instead of just being the one that focuses on their education.
Kekerasan Saat Ospek Tahun 2000-2022 dalam Portal Berita Online Putri, Amanda Nurmala; Safitri, Annisa Aulia; Febryanti, Mirna; Salma, Nisrina Dheya; Umami, Zahratul; Wardhana, Ivan Satria; Indratno, Geisella Purnamaputri; Martono, Nanang
JSSH (Jurnal Sains Sosial dan Humaniora) JSSH (Jurnal Sains Sosial dan Humaniora) Vol. 8 No. 1 Maret 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jssh.v8i1.16756

Abstract

Penelitian ini menggambarkan kasus kekerasan yang terjadi pada saat Ospek. Variabel yang dianalisis adalah faktor mahasiswa melakukan kekerasan, jenis kelamin pelaku dan korban kekerasan, serta jenis kekerasan yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kuantitatif dengan objek penelitian berita kekerasan saat Ospek dalam portal berita online Detik.com, Kompas.com, Liputan6.com, dan Tribunnews selama tahun 2000-2022. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan studi pustaka. Data dianalisis menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kekerasan yang terjadi adalah kekerasan nonverbal. Faktor yang melatarbelakangi mahasiswa melakukan kekerasan adalah penyalahgunaan rangkaian acara, balas dendam atas perlakuan panitia Ospek sebelumnya, kesalahpahaman panitia atas perilaku mahasiswa baru, kejailan panitia, dan kelalaian peserta Ospek. Sebagian besar pelaku dan korban kekerasan adalah laki-laki.
Co-Authors Abd. Rasyid Syamsuri Achsan, Ibnu Adinda Triani Rahma Putri Agung Kurniawan Agung Kurniawan Aldri Frinaldi Alfiana Meyla Putri Amalia Nur Ramadhani Apriliani, Adelia Apriyanti, Siti Arif Darmawan Arlina, Dyah Nur Aurellia, Alya Nisa' Ayuningsih, Iis Baharuddin, Nalfaridas Elis Puspitasari Elis Puspitasari Elsa Novi Pravitriani Elsya Wahyuni Endang Dwi Sulistyoningsih Febryanti, Mirna FX Wardiyono Wardiyono Gandarukmi, Mijil Sekar Hadiraharjo, Muhamad Dwidyandra Haura Sabitta Zikra Loen Hepi Nursela Herni Yulianti Ilham Manziz Imam Santosa Indratno, Geisella Purnamaputri Ishfa Nur Azizah Isnania, Rahma Kintan Putri Salsabiil Kusuma, Andhika Raka Kusuma, Lisa Dwijaya Laetare Clara Febrianti Laila Sabrina Layli Triana Lisnawati Lisnawati Lisnawati Lisnawati Luhjingga Panasari Urbaningrum Maharani, Aulia Putri Marlinah, Titi Maulida, Maliha Binta Mawarni, Gina Putri Mentari, Tania Ridi Putri Mintarti Mintarti Mintarti Mintarti Mintarti Mintarti, Mintarti Nabilla Khansa Naura Nabilla Khansa Naura Nafa Izah Nafa Izah Naura, Nabilla Khansa Nike Rifda Salsabila Noviana, Zein Kharisma Yogi Nugraheni, Rakhma Nurhikmah, Nazilah Nurokhmah, Wulan Nurrokhmah, Wulan Nurul Hidayati Olivia Nur Fatimah Pamekas, Anggraitha Widya Cahyaningrum Pamungkas Handika Pangesti, Shinta Maulidya Permata Indah Sari Permatasari, Sri Metaria Pingkan Zahra Azizah Prasetyoningsih, Tri Wahyu Setiawan Pravitriani, Elsa Novi Primadata, Ankarlina Pandu Putri, Amanda Nurmala Radite, Nabila Dian Rahayu, Retno Sri Rahma Isnania Rahma Isnania Rakhma Nugraheni Ratna Dewi Ratna Dewi Regina Agistira Helena Rifa'i Setia Utama Rinaningsih Rinaningsih Riyanti, Salwa Rumaisha Cahaya Insannia Sabita Alya Siti Azahra Sabrina, Laila Safitri, Annisa Aulia Salma, Nisrina Dheya Salsabilla Retno Sedah Mirah Murcahyaningrum Sentot Satrio Wibisono Shafara, Adiva Putri Sintia Margani Siti Murtafiah Suci Ramadhani, Suci Sugeng, Santoso Sulyana Dadan Tri Rini Widyastuti Tri Rini Widyastuti Triana, Layli Tutut - Setianingsih Tyas Retno Wulan Umami, Zahratul Urip Tri Wijayanti Vina Octaviani Viona, Riyani Lintang Wardhana, Ivan Satria Wiman Rizkidarajat Wulan Nurrokhmah Xielfa, Balqist Maghfira Zahrah, Vidya Lathifa