Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search
Journal : Geoid - Journal of Geodesy and Geomatics

Prototipe Augmented Reality Berbasis Mobile untuk Navigasi Pelayaran yang Aman di Wilayah Perairan Selat Madura Nugraha, Aditya; Pratomo, Danar Guruh; Pribadi, Cherie Bhekti
GEOID Vol. 19 No. 2 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i2.1124

Abstract

Menurut Badan Pusat Statistik Kota Surabaya (2018), sebanyak 2066 nelayan di pesisir Kota Surabaya memiliki pendapatan rata-rata Rp 11.000.000,00. Hal tersebut tentunya berbeda antara satu nelayan dengan nelayan yang lain dikarenakan perbedaan sumber daya dan armada kapal. Diberitakan juga melalui Kurniawan (2020), bahwa nelayan-nelayan tersebut membutuhkan alat bantu navigasi seperti Global Positioning System (GPS) dan Handy Talky (HT). Meskipun hal tersebut bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya, namun alangkah lebih baik apabila difokuskan pada teknologi yang sudah dimliki oleh para nelayan, yaitu smartphone. Dengan menggunakan teknologi Augmented Reality (AR), penelitian ini bertujuan untuk membuat prototipe AR dalam mengakomodasi kebutuhan keselamatan navigasi pelayaran, khususnya kepada para nelayan. Dalam pembuatannya akan digunakan diagram Unified Modeling Language (UML) tipe use-case yang terintegrasi dengan standar IHO S-100 sebagai dasar pembuatan aplikasi. Pembuatan prototipe AR menggunakan data peta laut nasional dan data batimetri nasional yang nantinya akan dibuat dalam bentuk aplikasi smartphone berbasis android. Aplikasi yang diberi nama Marine Augmented Reality System (MARS) akan memiliki fitur berupa peta 3D berbasis gambar dan simulasi kapal yang bisa digerakkan agar pengguna bisa mempelajari sistem buoy.
Perancangan dan Implementasi Prototipe Sensor Termal Geomarine CTD 1.0 berbasis Arduino untuk Observasi In-situ Lake Surface Water Temperature (LSWT) Hariyanto, Irena Hana; Pratomo, Danar Guruh; Khomsin , Khomsin; Syariz, Muhammad Aldila; Nusantara, Candida; Madani, Marga Putra; Syah , Muhammad Ardian
GEOID Vol. 19 No. 2 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i2.1218

Abstract

Parameter suhu permukaan air danau atau Lake Water Surface Temperature (LSWT) merupakan salah satu indikator penting dalam pemantauan lingkungan perairan seperti sebagai parameter perubahan iklim dan kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia. Berbagai metode dalam penentuan LSWT telah diterapkan namun yang paling representatif adalah pengambilan secara in-situ menggunakan instrumen salah satunya Conductivity, Temperature, Depth (CTD). Faktor ketidakjangkauan harga dari alat tersebut secara komersil menjadi pertimbangan utama dalam penelitian ini. Prototipe yang dihasilkan terdiri atas sensor konduktivitas listrik (prinsip anoda-katoda) dan sensor temperatur dengan basis microcontroller Arduino Mega. Dengan mempertimbangkan studi kasus LSWT, maka penelitian ini dibatasi pada penggunaan sensor temperatur. Proses uji korelasi dan validasi juga telah dilakukan dengan mengacu pada instrumen CTD komersil yang telah diketaui tingkat akurasinya. Pengambilan data lapangan tersebut dilaksanakan di Waduk Selorejo, Kabupaten Malang. Nilai temperatur antara prototipe dan CTD komersil memiliki rata-rata selisih absolut sebesar 0,12°C. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tingkat hubungan bacaan protipe dengan data validasi berkorelasi kuat (95,9%). Selain itu pada uji validasi menggunakan nilai Root Mean Square Error (RMSE) menunjukkan bahwa hasil bacaan sensor temperatur pada prototipe memiliki penyimpangan sebesar 0,308°C sehingga dapat dikategorikan rendah. Oleh karena itu, prototipe ini dapat digunakan untuk aplikasi in-situ LSWT. Namun demikian, pengembangan produk dari prototipe ini tetap dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi dan mengurangi ketergantungan terhadap instrumen lainnya.
ANALISA HASIL PENGAMATAN PASANG SURUT AIR LAUT METODE LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG Cahyono, Deni Tri; Pratomo, Danar Guruh
GEOID Vol. 3 No. 2 (2008)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengamatan pasut terdiri dari dua metode, yaitu pengamatan secara langsung dan pengamatan secara tidak langsung. Pengamatan secara langsung dilakukan dengan membaca skala pada rambu pasut.Pengamatan tidak langsung dilaksanakan dengan menggunakan alat automatic tide gauge. Dalam penelitian ini, data pengamatan yang digunakan adalah data perairan Sabang bulan Juli 2007. Sedangkan metode perhitungan komponen pasut yang digunakan adalah metode admiralty dan least square. Nilai signifikansi perbedaan antara data pengamatan langsung dan tidak langsung akan diuji secara statistik menggunakan t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai komponen pasut semi diurnal (M2 dan S2) lebih dominan dibandingkan dengan komponen pasut yang lain. Nilai amplitudo M2 dan S2 terbesar senilai 54,3 cm dan 32,4 cm serta nilai fase 296 dan 351 yang berasal dari data pengamatan tidak langsung menggunakan metode admiralty. Perairan Sabang memiliki tipe pasut ganda, dengan nilai F sebesar 0,15 dari pengolahan admiralty dan 0,16 dari pengolahan least square. Koefisien korelasi antar komponen pasut terbesar terjadi pada K1-O1 dengan nilai 0,005118 untuk data dari pengamatan tidak langsung dan langsung, sedangkan koefisien korelasi terkecil terjadi pada K1-MS4 sebesar -0,000002 untuk pengamatan langsung dan tidak langsung.
KAJIAN SISTEM INFORMASI KELAUTAN BERBASIS TIGA DIMENSI UNTUK PENDUKUNG NAVIGASI Pratomo, Danar Guruh
GEOID Vol. 3 No. 2 (2008)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berawal dari keinginan manusia untuk mendapatkan gambaran yang sesuai dengan kenyataan (real world), saat ini teknologi visualisasi gambar secara tiga dimensi berkembang sangat pesat. Hal ini didukung dengan semakin majunya teknologi perangkat keras pada komputer dan semakin banyaknya perangkat lunak untuk visualisasi tiga dimensi. Penerapan visualisasi tiga dimensi ini juga dapat dilakukan pada Sistem Informasi Kelautan. Sistem Informasi Kelautan dengan basis tiga dimensi dapat digunakan untuk aplikasi di bidang kadaster kelautan (marine cadastre), pencemaran laut (ESI : Environmental Sensitivity Index) maupun navigasi. Pada makalah ini akan membahas mengenai Sistem Informasi Kelautan berbasis tiga dimensi (SIK 3D) untuk pendukung navigasi. SIK 3D untuk navigasi ini menggunakan prinsip-prinsip pembuatan SIG (Sistem Informasi Geografis), ECDIS (Electronic Chart Display and Information System) dan DBM (Digital Bathymetric Model). Untuk membentuk SIK 3D ini diperlukan investasi dana yang tidak sedikit dan sumber daya manusia yang handal untuk pengelolaannya. SIK 3D untuk navigasi ini dapat menampilkan perubahan lingkungan sekitar secara kontinyu pada saat melakukan pergerakan kapal. Meskipun masih dalam tahap wacana dan masih dalam bentuk prototipe, SIK 3D memiliki peluang untuk dapat dikembangkan dan diterapkan secara luas di kalangan masyarakat hidrografi.
INTERPRETASI HASIL PENCITRAAN SBP (SUB-BOTTOM PROFILER) UNTUK MENDUKUNG RENCANA PEMASANGAN KABEL BAWAH LAUT Hardian MJ, Sondy; MS , Yuwono; Pratomo, Danar Guruh
GEOID Vol. 4 No. 1 (2008)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SBP (Sub-Bottom Profiler) adalah alat yang menggunakan gelombang akustik untuk menentukan keadaan fisik dasar samudera dan mengidentifikasi karakterisitik keadaan geologi khususnya lapisan permukaan dasar laut berdasarkan pantulan gelombang. Pengolahan data survei seismik menggunakan SBP dapat menyediakan informasi spasial berupa interpretasi lapisan sedimen dan batimetri untuk menunjang rencana pemasangan kabel bawah laut di Selat Riau. Hasil interpretasi visual yang didukung data grab sampler digambarkan sebagai peta sebaran sedimen. Lapisan penyusun sedimen pada permukaan dasar laut adalah lapisan sangat lunak hingga lunak dari lempung (clay)/lempung lanau (silty clay), lapisan pasir, lapisan pasir tercampur dengan lempung/lanau dan lapisan lain yang diduga lapisan keras di daerah survei. Jenis sedimen ini merupakan material yang aman bagi kabel bawah laut.
ANALISA PENGARUH TEKANAN UDARA DAN TEMPERATUR TERHADAP REFRAKSI ATMOSFER PADA PERHITUNGAN TINGGI Pibrianti, Dita Ayu; Nurjati S, Chatarina; Pratomo, Danar Guruh
GEOID Vol. 4 No. 2 (2009)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kesalahan sistematik yang terjadi pada pengukurun tinggi metode sipat datar adalah kesalahan karena adanya refraksi atmosfer. Kesalahan refraksi atmosfer terjadi karena cahaya atau gelombang elektomagnetik melalui udara yang kerapatannya berbeda. Kerapatan udara dipengaruhi oleh tekanan udara dan temperatur yang berubah dengan ketinggian di atmosfer. Perlu adanya penelitian untuk mengetahui pengaruh besarnya temperatur dan tekanan terhadap refraksi atmosfer yang terjadi pada pengukuran tinggi metode sipat datar. Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data pengukuran yang terdiri dari data jarak, beda tinggi, temperatur dan tekanan udara. Data-data tersebut diolah sehingga didapatkan nilai refraksi atmosfer setiap pengukuran dan dapat digambarkan dalam grafik. Analisa yang digunakan adalah analisa regresi linear berganda. Hasil dari penelitian yang berupa grafik menunjukkan bahwa nilai rata-rata refraksi atmosfer yang terjadi pada pengukuran siang hari lebih besar daripada pengukuran pagi atau sore hari. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya refraksi atmosfer berbanding lurus dengan temperatur dan tekanan udara. Hasil dari analisa regresi linear berganda menunjukkan nilai koefisien korelasi linier berganda antara refraksi dengan temperatur dan tekanan pada daerah yang relatif datar adalah sebesar 0,021 sedangkan untuk daerah yang relatif bergelombang adalah sebesar 0,076. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh temperatur dan tekanan udara terhadap refraksi atmosfer pada pengukuran tinggi adalah sangat lemah atau dianggap tidak ada.
STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT DALAM RANGKA PEMBUATAN SISTEM INFORMASI KELAUTAN (STUDI KASUS: PEMBUANGAN LUMPUR LAPINDO DI SELAT MADURA) Sukojo , Bangun Muljo; Pratomo, Danar Guruh; Jaelani, Lalu Muhamad
GEOID Vol. 4 No. 2 (2009)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peristiwa semburan lumpur panas di lokasi pengeboran PT. Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terjadi sejak 27 Mei 2006. Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Salah satu skenario penanganan teknis untuk menghentikan semburan lumpur panas adalah dengan membuang langsung lumpur panas tersebut ke Selat Madura melalui Kali Porong. Usaha ini diindikasikan membawa perubahan terhadap Suhu Permukaan Laut (SPL) di sekitar Muara Kali Porong dan Selat Madura. Pada penelitian ini untuk mengetahui kecenderungan SPL di sekitar Muara Kali Porong dan Selat Madura sebelum dan setelah pembuangan lumpur panas ke Kali Porong, dilakukan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Citra satelit yang digunakan untuk melakukan monitoring SPL adalah citra ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer) multitemporal tahun 2005, 2006,2007 dan 2008. Nilai SPL yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan algoritma Kishino. Berdasarkan hasil pengolahan data citra ASTER dan pengamatan langsung di lapangan terdapat adanya perbedaan nilai SPL. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kondisi saat pencitraan dan pada saat pengambilan data lapangan. Pada penelitian ini juga dapat diketahui bahwa perubahan SPL dari citra ASTER yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah lumpur panas dibuang melalui Kali Porong terjadi secara  tidak konsisten. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kondisi cuaca pada saat dilakukannya proses pencitraan pada masing-masing citra.  
PENGARUH TOPOGRAFI DASAR LAUT TERHADAP GERAKAN ARUS LAUT Utami , Wedar Tresnaning; Pratomo, Danar Guruh
GEOID Vol. 5 No. 1 (2009)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permukaan muka bumi di daratan maupun dilautan beragam bentuknya. Bedanya bentuk muka bumi di lautan tidak seruncing dan sekasar relatif di daratan. Bentuk topografi dasar laut merupakan salah satu kondisi laut yang sangat unik, terdiri dari banyak bentukan dan kompleks. Dari keadaan ini dapat dilihat pengaruhnya terhadap gerakan arus lauy yang semakin dalam letaknya semakin terpengaruh oleh topografi dasar laut. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data pengukuran arus laut dengan current meter, dan data topografi dasar laut pada beberapa daerah yang berbeda karakteristik topografi dasar lautnya yaitu daerah Barru Propinsi Sulawesi Selatan, daerah Pegantungan, Belitung Propinsi Bangka Belitung serta daerah Pangkalan Balam, Bangka Propinsi Bangka Belitung. Hasil dari penelitian ini terlihat bahwa topografi mempengaruhi arus pada kecepatannya saat menuju daratan pada waktu arus pasang serta saat berbalik ke daratan pada waktu surut. Serta berpengaruh pada gerakan arus pada saat bertemu dengan bentuk topografi dasar laut yang ekstrem. Semakin landai bentuk topografi semakin cepat dan laminer gerakan arusnya, tetapi semakin beragam bentuk topografinya maka semakin lambat dan dapat terbentuk aliran turbulen pada gerakan arusnya.
ANALISIS KECEPATAN ARUS UNTUK PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN MARINE CURRENT TURBINE DI PANTAI SELATAN JAWA Pratomo, Danar Guruh; Widiastuti, Lilik
GEOID Vol. 13 No. 1 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi pembangkit fosil merupakan faktor terbesar terjadinya kerusakan lingkungan yang menyebabkan terjadinya pemanasan global, hujan asam, dan perubahan iklim. Selain itu, energi fosil yang semakin menipis dan tidak dapat diperbarui kembali mendorong penggunaan energi terbarukan yang dirasa lebih efisien dan tidak merusak lingkungan. Salah satu energi terbarukan yang sedang dikembangkan oleh beberapa negara maju yakni energi kelautan yang berasal dari pengaruh fenomena pasang surut air laut. Keuntungannya adalah dapat diprediksikan berdasarkan waktu dan karakter pasang surut yang terjadi di suatu tempat. Lokasi penelitian berada di Pantai Selatan Jawa yang memiliki kecepatan arus yang cukup tinggi karena berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemodelan numerik terhadap aliran fluida 3D yang menghasilkan kecepatan arus dan digunakan untuk penentuan lokasi pembangunan MCT. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter seperti data batimetri, data garis pantai, data pasang, serta data kecepatan arus geostropik dari satelit altimetri. Waktu pemodelan didasarkan pada data curah hujan tahun 2016. Untuk perhitungan estimasi energi yang dihasilkan menggunakan parameter MCT yang memiliki diameter 16 m, 18 m dan 20 m, kedalaman 30 sampai dengan 40 m serta kecepatan arus minimum 1,5 m/s. Dari hasil pemodelan didapatkan, terdapat 124 titik lokasi pembangunan MCT yang memiliki estimasi energi per bulan sebesar 166,900 MWh pada bulan Maret yang mewakili curah hujan teredah dan 159,416 MWh pada bulan Oktober yang mewakili curah hujan tertinggi.
DETEKSI PIPA BAWAH LAUT DENGAN DATA MULTIBEAM ECHOSOUNDER (Studi Kasus: Muara Bekasi) Pratomo, Danar Guruh; Khomsin, Khomsin; Pambudhi, Dody
GEOID Vol. 13 No. 2 (2018)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pipa bawah laut merupakan instalasi yang dibangun untuk menyalurkan fluida produksi (minyak dan gas). Salah satu kegiatan perawatan pipa laut adalah inspeksi secara berkala terhadap kondisi pipa laut tersebut. Kegiatan inspeksi pipa di dasar laut dilakukan untuk mengendalikan resiko yang dapat terjadi pada pipa tersebut. Kegiatan ini memerlukan informasi yang teliti mengenai kondisi, posisi, dan keadaan sekitar pipa. Pada penelitian ini kegiatan inspeksi dilakukan dengan melakukan pendeteksian keberadaan pipa bawah laut berdasarkan data multibeam echosounder dengan menggunakan perangkat lunak EIVA NaviSuite. Data multibeam yang digunakan merupakan data hasil survei bathimetri di sekitar Muara Bekasi. Sebelum data multibeam diolah, dilakukan terlebih dahulu pengolahan data patch test untuk mendapatkan nilai alinyemen multibeam dengan sensor gerak dan gyro yang terdapat pada IMU (Inertial Measurement Unit). Hasil pengolahan data patch test untuk pitch sebesar -0,055°, roll -0,361°, dan yaw -1,095°. Berdasarkan pengolahan data multibeam, permukaan dasar laut di lokasi survei relatif datar dengan kisaran kedalaman antara 24,13m sampai dengan 25,05m di bawah permukaan laut. Pada lokasi tersebut terdapat pipa sepanjang 531m yang terletak di atas permukaan dasar perairan. Pada pipa terbebut, terdapat 91m bagian pipa yang membentang bebas (freespan) dengan ketinggian maksimum bawah pipa terhadap permukaan dasar laut adalah 1,95m.