Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Baglog Jamur Tiram Sebagai Media Tanam Organik Pada Budidaya Bunga Gemitir (Tagetes erecta) I Gede Widhiantara; I Wayan Rosiana; Anak Agung Ayu Putri Permatasari
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.939 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.213

Abstract

ABSTRAKKelompok Tani Jamur Tiram Mandiri, Desa Luwus, Baturiti, Tabanan merupakan salah satu dari tiga kelompok pembudidaya jamur tiram di Desa Luwus Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Tiap bulannya rata-rata sebanyak 750 kg limbah baglog dihasilkan dari proses budidaya. Limbah baglog memiliki potensi yang besar jika dikelola dan diolah menjadi media tanam. Target luaran program ini adalah: a) Untuk memecahkan masalah pada Mitra agar mengerti dan menerapkan sistem pengelolaan limbah baglog secara benar dan ramah lingkungan. b) Untuk memecahkan masalah pada Mitra agar memahami dan menerapkan beberapa teknik/metode pengolahan limbah baglog sebagai media tanam Gemitir (Tagetes erecta) secara tepat dan benar. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, pelatihan dan pendampingan tentang pembuatan media tanam gemitir menggunakan limbah baglog jamur tiram. Kegiatan dilakukan selama 3 bulan dalam dua tahap yakni ceramah serta pelatihan yang diikuti oleh anggota kelompok mitra. Tahap berikutnya adalah tahap pendampingan yang berisikan kegiatan penerapan hasil ceramah dan pelatihan serta pemantauan keberlanjutan budidaya pembibitan. Sebelum dikelola, limbah baglog akan dipisah terlebih dahulu komponen organik dan non organik, yang paling banyak termanfaatkan kembali adalah komponen organik yang berupa serbuk gergaji. Hasil dari kegiatan ini adalah masyarakat kelompok mitra memahami dan mampu melakukan pembibitan dan budidaya gemitir dengan menggunakan media tanam organik yang bersumber dari limbah baglog jamur tiram.Kata kunci : Limbah baglog, media tanam, Gemitir (Tagetes erecta)ABSTRACTOyster Mushroom Farmers Group called Mandiri in Luwus Village, Baturiti, Tabanan is one of the three groups of oyster mushroom farmers in the village. Each month, an average of 750 kg baglog waste is generated from the cultivation. Baglog waste has great potential if managed and processed into the planting medium. The target outcomes of this program are: a) to solve the problem of the partner in order to understand and implement waste management systems for the baglog waste correctly and environmentally friendly. b) to solve the problem of the partner in order to understand and apply some of the techniques or methods of waste treatment as a growing medium for Gemitir (Tagetes erecta) appropriately and correctly. The methods used in this activity include lectures, training and mentoring of the planting media making use of waste baglog from oyster mushrooms. Activities carried out for 3 months in two-phase lectures and training followed by members of partner groups. The next stage is the implementation of activities and monitoring the sustainability of breeding. Before managed, baglog waste will be separated first to organic and non-organic components, the most widely utilized back is the organic component from sawdust. The results of this activity are the community partner groups understand and able to breeding and cultivate Gemitir using organic growing media from baglog waste oyster mushrooms.Key words : Baglog waste, growing medium, Gemitir (Tagetes erecta)
Pendampingan Pemasaran Kain Tenun Songket Kelompok Tenun Songket Cagcag Jembrana Ni Kadek Dwipayani Lestari; Ni Wayan Deswiniyanti; Nyoman Ngurah Adisanjaya; I Wayan Rosiana; I Made Murna; Gerson Feoh; I Gusti Manik Nugraha
Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK Vol. 7 No. 1 (2023): Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jpd.v7i1.2517

Abstract

Kelompok tenun songket cagcag Yastiti Rupa berasal dari Desa Sangkar Agung KabupatenJembrana. Kelompo tenun ini sudah berdiri sejak tahun 2008 yang diketuai oleh Ibu NengahSulasih. Kelompok ini terdiri dari 12 orang penenenun yang aktif menenun berdasarkanpesanan. Dalam 1 bulan 1 orang penenun dapat menyelesaikan 2-3 kain pesanan. Namunterdapat kendala dalam hal pemasaran yaitu penjualan terbatas dengan hanya menunggupesanan datang atau langsung menjual kepada tengkulak. Untuk meningkatkan omzet penjualanmaka dilakukan pendampingan dalam hal pemasaran. Dimana kegiatan pendampingan ini terdiridari 3 kegiatan yaitu 1) Sosialisasi kegiatan pemasaran online dengan media sosial dan carapenggunaannnya 2) Pemasaran dengan katalog penjualan 3) Pemasaran dengan bekerjasamadengan artshop untuk menunjang keberlanjutan usaha 4)Evaluasi. Luaran dari kegiatan ini yaitu1) ada peningkatan omzet penjualan sebesar 44% 2) Terjalinnya kerjasama antara penenundengan artshop 3) memiliki media sosial 4) Publikasi dalam jurnal ber-ISSN.
Concentrations of Heavy Metals in Three Brown Seaweed (Phaeophyta: Phaeophyceae) Collected from Tourism Area in Sanur Beach, Coast of Denpasar, Bali and Public Health Risk Assessment I Wayan Rosiana; Putu Angga Wiradana; Anak Agung Ayu Putri Permatasari; Yesha Ainensis El G. Pelupessy; Matius Victorino Ola Dame; Agoes Soegianto; Bambang Yulianto; I Gede Widhiantara
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 14 No. 2 (2022): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v14i2.33103

Abstract

Highlight Research Brown seaweed heavy metals content varies between species Risk assessment showed low health risk for heavy metal from intake of the three brown seaweed The three types of brown seaweed did not show carcinogenic properties to metal Arsenic (As) Abstract Marine brown seaweed are known as one of the potential biological agents to be developed as functional food and medicinal sectors. This study aims to examine the concentration of heavy metals (Pb, Cd, Hg, and As) in brown algae (Sargassum aquifolium, Padina australis, and Turbinaria ornata.) and the possible exposure to health risks caused by consumption.  Heavy metal concentrations were determined using Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) on brown seaweed samples obtained from three different sites. The average concentration of heavy metals in the dry weight of brown seaweed remains within the guidelines established by The Food and Drug Supervisory Agency (BPOM) Number 32 of 2019 concerning the Safety and Quality of Traditional Medicines, which is then used to calculate the estimated daily intake (EDI), target hazard quotient (THQ and TTHQ), and target cancer risk (TCR) for arsenic associated with food exposure to potentially toxic metallic elements. Each species of brown seaweed has a THQ and TTHQ level of <1, indicating that one or more toxic metal elements in the same meal provide no significant non-carcinogenic risk. The TCR for arsenic in these seaweeds are all less than 1 x 10-4, indicating no cancer risk. There are no chronic health hazards related with the ingestion of brown seaweed harvested from the coast of Sanur Beach at Denpasar, Bali.
PKM PENDAMPINGAN STANDARISASI BAHANALAMBAGIGURU DAN SISWA SMK KESEHATAN BALI MEDIKA, DENPASAR I Made Gde Sudyadnyana Sandhika; Ni Kadek Yunita Sari; Anak Agung Ayu Putri Permatasari; I Gede Widhiantara; I Wayan Rosiana; Putu Angga Wiradana; I Made Wisnu Adhi Putra; Ni Kadek Dwipayani Lestari; Rahmadi Prasetijo; I Made Murna
Seminar Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK) Vol. 6 (2023): PROSIDING SINAPTEK
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengetahuan dan keterampilan terkait proses standarisasi bahan alamdi SMKKesehatan Bali Medika kurang diperhatikan karena kurikulumnya lebih banyak memuat matapelajaran produktif keperawatan, teknik laboratorium medik dan farmasi. Sebagai salahsatusekolah swasta di Kota Denpasar, sekolah ini masih memiliki alat dan bahan penunjangpraktikum di bidang Sains yang masih sangat terbatas. Konsep dasar standarisasi bahanalam termasuk penting diberikan di Sekolah ini mengingat sekolah ini merupakan sekolahkesehatan dan memiliki jurusan farmasi. Keterampilan standarisasi bahan alamberguna bagisiswa pada saat magang di dunia industri dan pada saat melanjutkan ke jenjang pendidikanyang lebih tinggi. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu: 1)Memberikanwawasan mengenai standarisasi meliputi jenis standarisasi, fungsi standarisasi dan metodestandarisasi pada bahan alam khususnya tanaman obat, 2)Memberikan pengetahuanmengenai teknik-teknik standarisasi baik secara spesifik dan non spesifik pada bahan alamkhususnya tanaman obat, dan 3)Mempraktekan secara langsung dalam membuat sediaanekstrak yang berbahan dasar tanaman obat. Hasil dari Pengabdian Masyarakat ini adalah1)Wawasan mitra terkait standarisasi bahan alam meningkat dari rata-rata nilai 55 menjadi86 setelah posttest, 2)Tingkat pengetahuan mitra meningkat dari tidak tahu menjadi tahuakan teknik-teknik standarisasi dan semua anggota mitra yang mengikuti sosialisasimendapatkan rerata nilai pemahaman 84 pada post-test, 3)Penyampaian materi pembuatansediaan ekstrak bahan alam khususnya tanaman obat meningkat dari rata-rata nilai 45 padapretest menjadi 83 setelah posttest.
Hubungan Kekerabatan Kakatua (Psittaciformes) Berdasarkan Gen Cytochrome C Oxidase Subunit I (COI) secara In-silico Pharmawati, Made; Rosiana, I Wayan
Journal of Natural Sciences Vol 5, No 2 (2024): Journal of Natural Sciences Juli
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jonas.v5i2.467

Abstract

Cockatoos are member of the order Psittaciformes. Indonesia have eight endemic species of  Cockatoos including : Black Palm Cockatoo (Probosciger aterrimus), Moluccan Cockatoo (Cacatua moluccensis), Tanimbar Cockatoo (Cacatua goffiniana), White Crested Cockatoo (Cacatua alba), Galerita or Triton Cockatoo (Cacatua galerita), Little Corella Cockatoo (Cacatua sanguinea ), Lesser Cockatoo (Cacatua sulphurea) and Citroon Cockatoo (Cacatua sulphurea citrinocristata). Genetic studies are currently considered an appropriate method for studying species relationships. This research aimed to determine the relationship of endemic Indonesian Cockatoos genus Cacatoa using COI gene in silico. The COI gene sequence for each individual cockatoo was accessed through National Center for Biotechnology (NCBI) data, sequence alignment and phylogenetic tree reconstruction using software mega version 11. The results of the phylogenetic tree reconstruction showed that the Indonesian endemic cockatoogenus Cacatoa were grouped into three clusters. The three clusters were the cluster of C. galerita and C. sulphurea, the cluster of C. goffiniana and C. sanguinea, and the cluster of C. alba and C. moluccensis.
Status, Trends, and Potentials of Turtle Conservation in Bali: A Mini Review Pelupessy, Yesha Ainesis El Gracianita; Wiradana, Putu Angga; Rosiana, I Wayan; Widhiantara, I Gede
Jurnal Medik Veteriner Vol. 4 No. 2 (2021): October
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jmv.vol4.iss2.2021.256-268

Abstract

Sea turtles in Bali has been exploited excessively, which caused decrease in population, and this issue has placed sea turtles threatened to extinction. This review article aimed to provide information regarding the status, trends, and potential of sea turtles in Bali. Information given in this article is vital to ensure reliable knowledge not to only understand our current situation, but also to increase efficiency in reliant to the problem sea turtles face. The literature study method is used to write this review paper, namely by accessing a number of research paper published nationally and internationally. It was explained that the status of sea turtles is known to be endangered and law enforcement is not sufficient overcoming the problem. Conservation trends such as nurturing hatchlings have shown to not only help restore the population of sea turtles, but also to bring economic benefits to the conservation sites and the people. Potentials of ecotourism and DNA Barcoding has shown to be effective to benefit the people economically and increase the efficiency of law enforcement and conservation. Solutions and methods of improvement such as ecotourism and DNA Barcoding explained in this article is practical for Bali to adapt, so that sea turtle conservation is capable to overcome its status and incline to its potential.
Analisa Pertumbuhan Karang dengan metode CPCe dan Sistem Pemeliharaannya pada Program Restorasi Karang di Nusa Penida Bali Pelupessy, Yesha Ainesis El Gracianita; Prasetijo, Rahmadi; Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana; Rosiana, I Wayan
Jurnal Kelautan Vol 17, No 2: Agustus (2024)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v17i2.21861

Abstract

ABSTRAKKondisi ekosistem terumbu karang di perairan Ped, Nusa Penida berada dalam kategori sedang.  Kategori ini mengindikasikan pentingnya kegiatan restorasi. Kegiatan restorasi dengan metode transplantasi ini telah dilakukan pada bulan Agustus 2022 oleh NGO lokal yang bekerja sama dengan kelompok masyarakat dalam segi pemeliharaan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi pertumbuhan fragmen karang, rata-rata pertumbuhan dan faktor keterlibatan kelompok masyarakat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan fragmen karang hasil kegiatan restorasi di perairan Ped, Nusa Penida. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan perangkat lunak bernama Coral Point Count with excel extensions (CPCe) untuk menghitung luas 80 fragmen karang pada periode 1 atau 1 bulan setelah transplantasi, periode 2 atau 3 bulan setelah transplantasi dan periode 3 atau 5 bulan setelah transplantasi, kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji R2. Variabel independen yaitu faktor eksternal dan kondisi perairan serta variabel dependen yaitu pertumbuhan fragmen karang. Hasil penelitian ini adalah pertumbuhan fragmen karang meningkat relatif linear selama 5 bulan penelitian. Total fragmen yang hidup adalah 76 dari 80 fragmen setelah 5 bulan. Laju pertumbuhan fragmen maksimal adalah pada periode 2 yaitu 0,46 cm2/hari dan menurun pada periode 3 yaitu 0,42 cm2/hari, hasil laju pertumbuhan merupakan landasan pentingnya pemeliharaan pada 3 bulan pertama setelah dilakukannya transplantasi. Uji R2 menunjukan hasil 0,99 yang berarti faktor pertumbuhan fragmen adalah 99% waktu pengukuran dan 1% faktor lainnya. Pemeliharaan dapat dilakukan oleh kelompok masyarakat karena kemampuannya dalam memiliki pendanaan dalam pemeliharaan yang membantu kelompok dari segi operasional. Hasil penelitian pertumbuhan fragmen karang pada substrat reef star menyatakan bahwa pertumbuhan fragmen selama 5 bulan adalah relatif linear dengan tingkat hidup fragmen karang tinggi.Kata kunci: reef star, terumbu karang, restorasi, laju pertumbuhan.ABSTRACTThe condition of the coral reef ecosystem in Ped waters, Nusa Penida is in the medium category. This category indicates the importance of restoration activities. Restoration activities with the transplantation method have been carried out in August 2022 by local NGOs in collaboration with community groups regarding sustainable maintenance. The purpose of this study was to determine the condition of coral fragment growth, average growth, and community involvement factors that affect the growth of coral fragments resulting from restoration activities in the waters of Ped, Nusa Penida. The method of this study is to use a software called Coral Point Count with excel extensions (CPCe) to calculate the area of 80 coral fragments in period 1 or 1 month after transplantation, period 2 or 3 months after transplantation, and period 3 or 5 months after transplantation, then continued with R2 test. The independent variables are external factors and water conditions and the dependent variable is the growth of coral fragments. The results of this study were that the growth of coral fragments increased relatively linear over 5 months of the study. The total number of living fragments was 76 out of 80 after 5 months. The maximum fragment growth rate was in period 2 which was 0.46 cm2 / day and decreased in period 3 which was 0.42 cm2 / day, the results of the growth rate are the basis for the importance of maintenance in the first 3 months after transplantation. The R2 test showed a result of 0.99, which means that the fragment growth factor is 99% of the measurement time and 1% of other factors. Maintenance can be carried out by community groups because of their ability to have funding in maintenance that helps groups in terms of operations. The results of coral fragment growth research on reef star substrate stated that fragment growth for 5 months was relatively linear with a high survival rate of coral fragments.Keywords: reef star, coral reefs, restoration, growth rate.
Blumea balsamifera and Sargassum aquifolium extracts reduce fatty liver damage through lipid metabolism signalling pathways Widhiantara, I Gede; Wiradana, Putu Angga; Permatasari, Anak Agung Ayu Putri; Sari, Ni Kadek Yunita; Rosiana, I Wayan; Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana; Panjaitan, Novaria Sari Dewi
JURNAL INDONESIA DARI ILMU LABORATORIUM MEDIS DAN TEKNOLOGI Vol 6 No 2 (2024): Promising and valuable research towards diagnosis, prognosis and treatment of dis
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/ijmlst.v6i2.5697

Abstract

Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) is a condition marked by excessive fat accumulation in the liver and poses a significant health challenge. The leaves of Blumea balsamifera and Sargassum aquifolium have been reported to have anti-atherogenic effects. This study aims to determine the effectiveness of B. balsamifera extract (BBLE) and S. aquifolium extract (SAE) in preventing and treating liver fat accumulation in Wistar rats induced by a high-cholesterol diet through the expression of the AMP-activated protein kinase (AMPK)/ Sirtuin 1 (SIRT1)/peroxisome proliferator-activated receptor γ (PPARγ) pathway, and the leptin receptor. The experimental design of this study is laboratory-based, involving, 20 Wistar rats were fed a high-cholesterol diet over a period of 21 days. The rats were divided into four groups for the evaluation of BBLE and SAE effect: negative control (P0): induced with a high-cholesterol diet + distilled water, positive control (P1): induced with a high-cholesterol diet + simvastatin, P2: induced with a high-cholesterol diet + 4 mg/kg/bw BBLE, and P3: induced with a high-cholesterol diet + 4 mg/kg/bw BBLE and 4 mg/kg/bw SAE. The treatment duration extended over three months. Immunohistochemical analyses were performed on liver tissues to measure AMPK, SIRT1, PPARγ, and leptin receptor expression. The results indicated that leptin expression was lower in the BBLE+SAE group compared to the simvastatin group, and differences were significant between the BBLE and BBLE+SAE groups. No significant differences were noted in AMPK, SIRT1, and PPARγ expression between the simvastatin and BBLE+SAE groups (p≥0.05). In conclusion, BBLE and SAE effectively reduce liver lipid accumulation and enhance fat metabolism in hypercholesterolemic rats.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENANGANAN HEWAN COBA MENCIT (Mus musculus) PADA SISWA JURUSAN FARMASI SMK KESEHATAN GANA HUSADA, NUSA DUA, BADUNG, BALI Sandhika, I Made Gde Sudyadnyana; Sari, Ni Kadek Yunita; Rosiana, I Wayan
Seminar Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK) Vol. 7 (2024): PROSIDING SINAPTEK
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hewan coba adalah hewan yang dipelihara dan dikembangbiakkan untuk keperluan eksperimen, penelitian, pendidikan, atau tujuan ilmiah lainnya. Sebelum diuji pada manusia, penggunaan hewan percobaan dalam penelitian obat-obatan perlu dilakukan terlebih dahulu. Penggunaan hewan percobaan dalam penelitian harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dan didasarkan pada prinsip 3R, yaitu pengurangan jumlah hewan (reduction), penyempurnaan metode (refinement), dan penggantian dengan alternatif lain (replacement). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa jurusan farmasi SMK Kesehatan Gana Husada dalam menangani hewan coba. Pelatihan dan pendampingan diawali dengan memberikan pretest kepada para siswa dilanjutkan dengan sosialisasi materi dan praktik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam penanganan dasar hewan coba, kemudian diakhiri dengan pengisian posttest oleh para siswa. Setelah dilakukan penyampaian materi, diperoleh peningkatan hasil evaluasi kemampuan siswa terkait tentang materi cara penanganan dan teknik handling dasar untuk hewan coba. Nilai rata-rata pre-test yaitu 55, dengan nilai terendah 40 dan tertinggi 65 mengalami peningkatan dalam rata-rata post-test menjadi 90, dengan nilai terendah 80 dan tertinggi 95. Hasil dari kegiatan ini dapat dikatakan mampu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa dalam penanganan dasar hewan coba.
PKM EDUKASI PENGENALAN PEMANFAATAN HEWAN COBA UNTUK RISET ILMIAH BAGI GURU DAN SISWA SMA N 2 MENGWI, BADUNG Wiradana , Putu Angga; Sari, Ni Kadek Yunita; Permatasari , A.A. Ayu Putri; Widhiantara, I Gede; Lestari, Ni Kadek Dwipayani; Sandhika, I Made Gde Suadnyana; Putra, I Made Wisnu Adhi; Murna, I Made; Rosiana, I Wayan; Prasetijo, Rahmadi
Seminar Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK) Vol. 7 (2024): PROSIDING SINAPTEK
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SMAN 2 Mengwi merupakan salah satu sekolah menegah atas yang berlokasi di Kabupaten Badung, Bali yang mendukung adanya kegiatan pengembangan diri Karya Ilmiah Remaja (KIR) sebagai wadah siswa untuk meningkatkan prestasi. Namun dalam pelaksanaanya terutama dalam KIR untuk terus dapat mengikuti dan dapat meraih juara dalam berbagai lomba olimpiade dan lomba penulisan artikel ilmiah dan lainnya terkendala dalam kurangnya pengetahuan mengenai potensi penggunaan laboratorium di sekolah untuk melakukan mini riset dalam mendukung berbagai lomba sains yang akan diikuti. Kurangnya pengetahuan dalam melaksanakan riset ilmiah dan menyusun artikel ilmiah yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Oleh karena itu tim PKM melakukan pendampingan dan pelatihan terhadap mitra yaitu: 1)memberikan penyuluhan terkait jenis-jenis hewan coba yang digunakan dalam riset ilmiah bagi guru dan siswa; 2)memberikan penyuluhan terkait terkait teknik penggunaan hewan coba dalam riset ilmiah bagi guru dan siswa; 3)melakukan pendampingan terkait praktek secara langsung teknik penggunaan hewan coba dalam riset ilmiah bagi guru dan siswa; 4)memberikan penyuluhan terkait tenik penulisan artikel ilmiah bagi guru dan siswa; 5) melakukan pendampingan terkait praktek membuat proposal riset ilmiah bagi guru dan siswa. Hasil PKM ini adalah: 1) Wawasan mitra terkait jenis-jenis hewan coba yang digunakan dalam riset ilmiah meningkat setelah sosialisasi dari rata-rata nilai 52 pada pre test menjadi 87 setelah post test; 2)Pengetahuan mitra terkait teknik penggunaan hewan coba dalam riset ilmiah meningkat setelah sosialisasi dari rata-rata nilai 50 pada pre test menjadi 80 setelah post test; 3)Keterampilan mitra terkait teknik penggunaan hewan coba dalam riset ilmiah meningkat setelah pelatihan dari rata-rata nilai 60 pada pre test menjadi 80 setelah post test; 4)Pengetahuan mitra terkait tenik penulisan artikel ilmiah meningkat setelah sosialisasi dari rata-rata nilai 53 pada pre test menjadi 83 setelah post test; 5)Keterampilan mitra dalam membuat proposal ilmiah meningkat setelah pendampingan dari rata-rata nilai 62 pada pre test menjadi 87 setelah post test.