Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

THE SENSORY PROPERTIES AND FLAVOR CHARACTERISTICS OF MEAT OF CATTLE AND BUFFALO FED PROTECTED LEMURU FISH (Bali sardinella) OIL AS DRIED CARBOXYLATE SALT MIXTURE (DCM) IN RATION Yurleni, -; Amri, Ulil; Mardalena, -; Afdal, M.
Proceeding Buffalo International Conference 2013
Publisher : Proceeding Buffalo International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of the study was to reveal the sensory and characteristic differences between cattle and buffalo meats. There were 6 swamp buffalo and 8 Ongole cross cattle used in the study which arranged as a factorial experiment 2x2, based on a completely randomized design: 2 species and 2 level of DCM (dried carboxilated salt mixture; 0 and 45 g per kg ration). The result indicated that DCM in ration was significantly (P<0.05) strengthen the odor of the meat compared with control meat. Buffalo meat was significantly (P<0.05) darker than of cattle.
Estimation of the Sustainable Potential of Scads Fish (Decapterus spp) landed at the Belawan Ocean Fishing Port North Sumatra Manik, Ave Ulina Putri; Yurleni, Yurleni; Soelistiowaty, Soelistiowaty
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 27, No 1 (2022): February
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.27.1.16-23

Abstract

Scads fish (Decapterus spp.) is a fish that is widely consumed by the community so that consumer demand in the market is high for Scads Fish. Based on the Statistics book from the KKP, the catch of Scadsfish has decreased in catches from 2014 to 2016, this is due to continuous catching. The purpose of this study was to estimate the sustainable potential and to determine the level of utilization of Scads Fish in Belawan Ocean Fishing Port, North Sumatra. The research data was obtained from the Belawan Ocean Fishery Port in February 2021. The method used in this study is a survey method, using an equation model, namely Schaefer. The data analysis is a simple linear regression analysis using SPSS version 20. The sustainable potential of Scads Fish (Decapterus spp.) in the last 5 years is 16,526 tons/year with a utilization rate of 67.98% which is included in the catch density category and the number of fish catches allowed is 13,221 tons/year
Efektivitas Minyak Ikan Lemuru Terproteksi Terhadap Populasi Mikrob Rumen dan Fermentasinya pada Kerbau dan Sapi (THE EFFECT OF PROTECTED LEMURU FISH OIL ON RUMEN MICROBES AND ITS FERMENTATION IN BUFFALOES AND CATTLE) Yurleni .; Rudy Priyanto; Eddy Gurnadi; Komang Gede Wiryawan
Jurnal Veteriner Vol 14 No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.052 KB)

Abstract

The objective of this experiment was to examine the effect of protected lemuru fish oil on rumenmicrobes and its fermentation  in buffalo and cattle fattened in feedlot.  Six  male buffaloes and eight malecattle aged between 1,5-2 years old with initial live weight of 218,66±16,28 kg and 217,37±15,44 kg,respectively, were used in this study. They were fattened in feedlot using 35% forage and 65% concentratediet for 2,5 months. The protected lemuru fish oil was in the form of dried carboxylate salt mixture (DCM)and given in the form of concentrate mixture,  45 g DCM/kg concentrate. The feeding treatments includedPO (forage+concentrate) dan P1 (forage+concentrate+DCM). At the end of feeding trial, the animals wereslaughtered and the rumen liquor were collected to analyze rumen microbes and its fermentation.  Thedata were  analyzed using a completely randomized design with 2x2 factorial models, feeding trial (PO and P1) as the first factor  and  animals as second factor (buffaloes and cattle). The results showed that nointeraction was found between the two factors on  rumen pH, NH3 concentration, partial VFA, and rumenmicrobes. There were interaction effect of  diets treatment and animal species on total VFA. Total VFAconcentration in buffaloes  with DCM supplementation was significantly higher (P<0,05) than cattle  withor without DCM supplementation. DCM supplementation decreased rumen pH and increased total VFA.The buffaloes had significantly higher total VFA, proteolitic bacteria, and butiric acid,  but  had lowerrumen pH and protozoa population compared to those of cattle. It is concluded that DCM supplementationcan increase the effectivity of   protected fish oil concentration and proportion of VFA as well as rumenmicrobial population.
Penerapan Manajemen Pascapanen dan Pengolahan Air Susu Kambing Peranakan Etawah di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Adriani Adriani; Mairizal Mairizal; Yurleni Yurleni
Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v5i2.2965

Abstract

Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan peternak mengenai manajemen pascapanen dan pengolahan susu kambing perah yang baik. Manajemen pascapanen dan pengolahan susu menjadi salah satu kegiatan yang penting dalam budidaya kambing perah, karena susu merupakan produk yang sangat mudah rusak. Solusi yang ditawarkan adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak mengenai manajemen pascapanen dan pengolahan susu yang dihasilkan. Manajemen pascapanen yang diterapkan adalah sistem pemerahan yang baik, penggunaan peralatan yang higienis, teknik penanganan susu sebelum diolah dan pengolahan susu. Metode kegiatan pengabdian adalah penyuluhan, praktek pemerahan yang baik, penangan susu pascapanen dan pengolahan susu pasteurisasi. Hasil pengabdian didapatkan bahwa kelompok tani mendapat pengetahuan mengenai cara pemerahan susu yang baik, cara penangaan susu pasca pemerahan dan cara pengolahan air  susu secara  sederhana yang selama ini belum diketahui. Kesimpulan  kegiatan pengabdian adalah  terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam proses pemerahan, penanganan susu pasca pemerahan dan pengolahan susu pasteurisasi.
KOMPARASI BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS PADA SAPI RANCAH DAN PERANAKAN ONGOLE BERDASARKAN MUTASI PADA GEN LEPTIN Nena Hilmia; Dedi Rahmat; Primiani Edianingsih; Yurleni Faisal
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 47, No 1 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v47i1.6359

Abstract

Weight and percentage of the carcass are very important in beef cattle production because they are economic parameters, which describe the number of parts that can be consumed. This study aimed to determine the effect of mutations in R25C and R25H in the Leptin gene on slaughter weight, carcass weight, and carcass percentage of Rancah and Ongole Grade cattle. The secondary data used were 4 genotypes in Rancah cattle, namely CC, CT, CA, and TT respectively, 6, 2, 4, and 2 heads, and 3 genotypes in Ongole Grade cattle, namely CC, CT, and CA, respectively. 4, 2, and 1 head. The data on slaughter weight, carcass weight, and carcass percentage were 14 males of Rancah cattle aged 1.5 – 2.5 years, while data for PO cattle were obtained from 7 males of Ongole Grade 1.5 years old. Parameters measured were slaughter weight, carcass weight, carcass percentage. Data were analyzed descriptively. The results showed that genetic diversity in Rancah and PO cattle due to the R25C and R25H mutations in the Leptin gene was not differences in slaughter weight, carcass weight, and carcass percentage. 
Teknologi Pengolahan Pakan Menggunakan Produfer@Plus Di Mekar Jaya Kab. Tanjung Jabung Barat Yurleni Yurleni; Adriani Adriani; Mairizal Mairizal
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.837 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.530

Abstract

Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani dalam penerapan teknologi pengolahan pakan untuk ternak ruminansia menggunakan starter. Kegiatan dilaksanakan di Kelompok Tani Mekartani 1 dan 2 Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Desa ini merupakan salah satu sentra pengembangan tanaman kopi organik dan ekowisata berbasis tanaman kopi dan pinang. Untuk mewujudkan daerah organik maka pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2018 mengintroduksikan ternak sapi sebanyak 6 ekor. Kendala yang dihadapi oleh peternak adalah ketersediaan pakan baik secara kuantitas maupun kualitas sangat terbatas. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di lapangan, sebagian besar peternak masih menerapkan sistem pemeliharaan yang semi intensif dimana ternak dilepas pada siang hari untuk mencari makan sendiri dan malam hari tidak disediakan pakan di kandang. Sehingga input yang didapat berupa feses dan urin yang akan diolah menjadi pupuk organik sangat sedikit. Kondisi ini bila terus berlanjut dan ditambah dengan kurangnya pemahaman petani tentang pentingnya penyediaan pakan yang berkualitas dan tersedia secara terus menerus serta kurangnya pengetahuan peternak tentang pentingnya pemeliharaan ternak secara intensif guna penyediaan bahan baku untuk menunjang tanaman organik. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok tani mitra dalam menerapkan teknik pengolahan dan pengawetan pakan ternak, sehingga dapat menjamin ketersediaan pakan secara kontinuitas dan berkualitas, meningkatkan produktivitas ternak sapi berkelanjutan. Konsep teknologi pengolahan pakan ini merupakan konsep pengolahan pakan yang mudah, murah dan sederhana sehingga dapat diterapkn dan sasarannya adalah pengolahan pakan dengan memanfaatkan sumber pakan yang terdapat di daerah tersebut baik berupa sumber hijauan yang berasal dari rumput dan legume, limbah perkebunan berupa pelepah sawit,pelepah pinang, kulit kopi dan limbah pertanian yaitu jerami padi dan dedak. Ciri pendekatan dari konsep ini adalah memanfaatkan sumber pakan local yang tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. Teknologi pengolahan pakan secara fermentasi menggunakan Produfer@Plus yang ditawarkan kepada petani adalah berdasarkan hasil penelitian serta studi literatur, yang terbukti efektif dalam meningkatkan kandungan nutrisi dan pengawetan pakan. Pakan hasil fermentasi jika diberikan kepada sapi akan berdampak pada peningkatan bobot badan, mengurangi bau kandang sehingga pemeliharaan ternak termasuk ramah lingkungan. Penerapan teknologi pengolahan pakan menggunakan Produfer@Plus dalam pemeliharaan sapi dapat dilakukan melalui pemanfaatan sumber pakan lokal seperti limbah tanaman sawit berupa pelepah daun sawit, pelepah pinang, dedak padi sebagai sebagian pengganti rumput untuk pakan ternak. Starter Produfer@Plu adalah starter fermentasi yang digunakan untuk mendegradasi serat kasar yang berasal dari pakan limbah yeng berasal dari tanaman perkebunan dan pertanian Keberhasilan teknolgi pengolahan pakan ini pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas ternak, meningkatkan ketersediaan bahan baku pembuatan pupuk organic cair dan padat, pada akhirnya akan meningkatkan pendapata masyarakat secara berkelanjutan.
Pemberdayaan Kelompok Tani Dalam Pengembangan Usaha Kompos Di Kecamatan Geragai Yurleni Yurleni; Adriani Adriani
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.536 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.535

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemberdayaan kelompok tani dalam mengolah limbah peternakan dan limbah kelapa sawit menjadi kompos di Kecamatan Geragai. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Kelompok Tani Karya Muda Desa Pandan Sejahtera Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kelompok ini memiliki 15 ekor sapi secara swadaya dan kebun kelapa sawit seluas 52 ha, dengan anggota sebanyak 26 orang yang umumnya adalah generasi muda, memiliki aktivitas rutin. Namun disisi lain kelompok tani ini masih baru sehingga belum memiliki sarana dan prasarana pengolahan kompos yang memadai. Kegiatan ini terbagi menjadi beberapa yaitu 1) pelatihan teknis pengolahan limbah, 2) study banding dan 3) melengkapai sarana prasarana kelompok. Pelatihan teknis pengolahan limbah menjadi kompos dilakukan selama 2 hari di TTP Geragai yang diikuti sebanyak 30 peserta Materi pada pelatihan fokus pada pegolahan limbah ternak dan kelapa sawit untuk pembuatan kompos, biourin dan pakan fermentasi dan dilengkapi dengan praktek pembuatannya. Kegiatan study banding dilakukan oleh anggota kelompok tani Karya Muda ke kelompok tani Karya Trans Mandiri desa Dataran Kempas bertujuan untuk menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman dalam pengelolaan usaha dan pengembangan usaha kearah integrated farming system. Untuk Optimalisasi hasil kegiatan yang dilakukan, maka kelompok tani Karya Muda dilengkapi dengan sarana prasarana pengolahan kompos berupa rumah kompos, chopper, cultivator, mesin jahit karung, angkong dan bahan baku pembuatan kompos untuk 10 ton. Pada tahap awal kegiatan sudah diolah kompos sebanyak 5 ton. Hasil monitoring dan evaluasi pelatihan dengan menjawab quisoner yang diberikan pada peserta, didapatkan hasil bahwa peserta memberi jawaban bahwa pelatihan ini “sesuai” dan “sangat sesuai” dengan kebutuhan kelompok dalam pengembangan usaha yang dilakukan baik materi, contoh, praktek maupun diskusi yang dilakukan. Monitoring dan evaluasi juga dilakukan pada akhir kegiatan dengan cara diskusi. Hasil diskusi didapatkan bahwa kegiatan ini bisa diterapkan dan akan dikembangkan menjadi usaha utama kelompok terutama produksi kompos, selain itu dipertimbangkan pengembangan usaha kearah integrated farming system. Sehingga kedepan bisa menjadi salah satu pusat percontohan dan pelatihan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Pengembangan Usaha Kompos Di Kecamatan Geragai Adriani Adriani; Yurleni Yurleni
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.215 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.536

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan dokumentasi kelompok tani yang sudah berproduksi menghasilkan kompos guna melengkapi dokumen kelembagaan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Koperasi Sukamaju Desa Kota Baru Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Usaha kompos Koperasi Suka Maju Desa Kota Baru Kecamatan Geragai sudah berproduksi, namun sampai sekarang produksi belum sesuai dengan harapan terutama pemasaran dan lemahnya kelembagaan. Padahal faktor penunjang produksi pengolahan kompos sudah memadai dengan tingkat keterampilan anggota yang sudah baik. Optimalisasi usaha kelompok ini dilakukan sesuai kebutuhan dan potensi yang dimiliki masing-masing. Sehingga usaha yang sudah ada memberi nilai tambah (value added) bagi ekonomi anggota kelompok dan masyarakat pada umumnya. Berdasarakan kondisi yang ada, maka koperasi Suka Maju lebih tepat pada kegiatan penguatan kelembagaan. Kegiatan ini terbagi menjadi beberapa yaitu 1) pelatihan penguatan kelembagaan, 2) FGD pembuatan dokumen kelompok, 3) magang, dan 4) melengkapai sarana prasarana kelompok. Pelatihan penguatan kelembagaan diikuti 30 peserta yang berasal dari 7 kelompok tani, yang dilakukan pada TTP selama 1 hari. Kegiatan ini membahas pentingnya sistem admintrasi yang tertip dalam mengelola suatu usaha dalam kelompok dan pentingnya aturan-aturan yang disepakati dalam kelompok. FGD dilakukan selama 2 hari dengan sasaran utama anggota koperasi Suka Maju dan Bumdes desa Kota Baru. Kegiatan ini difokuskan untuk melengkapi dokumen unit usaha kompos berupa perjanjian koperasi dengan Bumdes dalam pemasaran kompos, peraturan unit usaha kompos, AD ART dan SOP. Kegiatan mangang dari koperasi Suka Maju dan Bumdes Kota Baru ke kelompok tani Mekar Jaya Desa Dataran Kempas adalah untuk mengali informasi mengenai pengelolaan administrasi usaha, terutama pola kemitraan pemasaran dengan PT WKS, selain administrasi lainnya. Optimalisasi kegiatan penguatan kelembagaan pada koperasi Suka Maju dilakukan dengan menyediakan perlatan administrasi seperti laptop, printer, ATK, peralatan pengukur suhu, kelembaban dalam pembuatan kompos. Hasil monitoring dan evaluasi setelah pelatihan dengan menjawab quisoner yang diberikan pada peserta, didapatkan hasil bahwa peserta memberi jawaban bahwa pelatihan ini “sesuai” dan “sangat sesuai” dengan kebutuhan kelompok usaha yang dilakukan baik materi, contoh, praktek maupun diskusi yang dilakukan. Monitoring dan evaluasi juga dilakukan pada akhir kegiatan dengan cara diskusi. Hasil diskusi didapatkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan pemasaran produksi kompos. Sehingga kedepan bisa menjadi salah satu pusat percontohan dan pelatihan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kata kunci: Penguatan kelembagaan, koperasi sukamaju, swakelola kompos
KOMPOSISI ASAM LEMAK PADA DAGING SAPI RANCAH DAN PERANAKAN ONGOLE Nena Hilmia; Dedi Rahmat; Primiani Edianingsih; Yurleni Faisal
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 47, No 3 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v47i3.8502

Abstract

Local beef is known for its low-fat content/lean meat. The fatty acid profile of beef could affect the meat quality, related to its texture, taste, and nutritional value. This study aims to determine the fatty acid profile of Rancah and Ongole Grade beef. This study used fourteen samples of meat from Rancah cattle 1.5 – 2.5 years, which were extensively reared with forage feed, and nine samples of Ongole Grade beef with forage and concentrate feeding as much as 2.5% dry matter of body weight.  A fatty acid profile was analyzed from the longissimus dorsi muscle area, between the 12th and 13th ribs. The fatty acid profiles identified are saturated and unsaturated fatty acids (MUFA and PUFA). The fatty acid analysis used is the Gas Chromatography (GCMS) method. The data were analyzed descriptively and fatty acid composition differences of Rancah and Ongole grade beef were analyzed by T-test. The results showed that the fatty acid composition of Rancah and Ongole grade beef is relatively the same as the beef of other breeds. Saturated fatty acid in Ongole Grade beef is higher than Rancah beef, but the content of unsaturated fatty acids, PUFA/MUFA: SFA ratio in Rancah beef is higher than Ongole Grade.
Analisis Amonia, Hidrogen Sulfida dan Kebauan Limbah Cair Rumah Potong Hewan Kota Jambi Jalius Jalius; Yurleni Yurleni; M. Rasyid Ridho; Fachroerrozi Hoesni; Firmansyah Firmansyah
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 23, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v23i1.3677

Abstract

This study aims to determine the levels of ammonia and hydrogen sulfide contained in wastewater as well as the degree of odor to the environment around the Jambi City Slaughterhouse. The research design used was Randomized Block Design (RBD) with 4 sampling points as treatment, LI (cow and buffalo wastewater), L-II (swine wastewater), L-III (Mixed cow and buffalo liquid waste) , L-IV (Place of discharge of wastewater into public channels) and 4 replications. The observed variables were ammonia, hydrogen sulfide and environmental odor. Test results on the average ammonia content L-I = 124.75 ± 4.99; L-II = 60.25 ± 6.60; L-III = 108.50 ± 7.73 and L-IV = 95.50 ± 6.24. Test results on the average content of hydrogen sulfide L-I = 0.428 ± 0.08; L-II = 0.068 ± 0.10; L-III = 0.063 ± 0.09 and L-IV = 0.010 ± 0.00. The results showed that the ammonia and hydrogen sulfide content at the final outlet to the common channel decreased (P <0.01). From this study it can be concluded that the handling of Jambi City Slaughterhouse liquid waste when viewed from the ammonia and hydrogen sulfide content at the wastewater outlet to the public channels are 95.50 mg / L and 0.01 mg / L, respectively. The level of odor of the Jambi City Slaughterhouse waste was still smelled up to a distance of 178 m from the Slaughterhouse complex to community housing. Almost all respondents agreed that the level of odor that was smelled up to the level of odor, even from some respondents stated that the waste originating from Slaughterhouse was very smelly.