Claim Missing Document
Check
Articles

Peranan suasana kerja terhadap kepuasan hidup dan produktivitas kerja pada Karyawan X Ridha Ayu Safitri; Rooswita Santia Dewi; Sukma Noor Akbar
Jurnal Ecopsy Vol 1, No 3 (2014): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v1i3.496

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan suasana kerja terhadap produktivitas kerja karyawan dan peranan suasana kerja terhadap kepuasan hidup karyawan. Sampel pada penelitian ini yaitu 50 orang karyawan. Jenis pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Sedangkan metode pengumpulan data dengan menggunakan skala suasana kerja, skala produktivitas kerja, dan skala kepuasan hidup. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan kuantitatif analisis regresi linier sederhana sebanyak dua kali. Hasil analisis peranan suasana kerja terhadap produktivitas kerja diperoleh sebesar 49,9%. Kemudian hasil analisis peranan suasana kerja terhadap kepuasan hidup sebesar 55,6%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suasana kerja memiliki peranan terhadap kepuasan hidup dan suasana kerja memiliki peranan terhadap produktivitas kerja.
Upaya kesiapsiagaan masyarakat pinggiran sungai dalam menghadapi bencana banjir air pasang Marina Dwi Mayangsari; Sukma Noor Akbar; Dwi Nurrachmah
Jurnal Ecopsy Vol 2, No 1 (2015): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.068 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v2i1.511

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi cara atau upaya kesiapsiagaan (preparedness) masyarakat di daerah pinggiran sungai dalam menghadapi bencana air pasang. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan (1) In-depth Interview yang dilakukan oleh dua pihak yaitu komunikasi antara peneliti dengan informan; (2) Focus Group Discussion (FGD) Diskusi Kelompok Terarah yaitu media bagi sekelompok orang untuk mendiskusikan satu topik tertentu secara lebih mendalam; dan (3) Observasi. Subjek penelitian dipilih secara purposive sampling terdiri atas 3 orang informan perwakilan warga di daerah pinggiran Sungai Kuin Utara  Banjarmasin yang kriterianya telah disesuaikan dengan kriteria peneliti, sedangkan untuk FGD mencakup sampel 7 (tujuh) warga masyarakat. Hasil dari penelitian ini mendapatkan  informasi bahwa upaya kesiapsiagaan masyarakat pinggiran sungai terhadap bencana banjir air pasang kebanyakan adalah dengan cara bersiap masuk ke perahu untuk menyelamatkan diri dan menyelamatkan barang-barang perabotan rumah tangga ketika terjadi bencana banjir.
Peranan komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok pada komunitas motor di Banjarbaru Yuliana Sari; Neka Erlyani; Sukma Noor Akbar
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 2 (2016): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i2.2658

Abstract

ABSTRAKPertumbuhan komunitas motor di Indonesia merupakan sebuah realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang semakin heterogen. Sebuah komunitas motor dibentuk oleh sekelompok orang yang memiliki hubungan khusus antara mereka, komunitas cenderung diidentifikasikan sebagai dasar atas kepemilikan atau identifikai bersama diantara kelompok minat yang sama. Melalui komunitas ini, mereka saling berbagi nilai kognitif, emosi dan material juga mengembangkan interaksi antar anggota kelompok. Komunikasi interpersonal merupakan proses timbal balik yang memiliki peranan penting dalam pergaulan manusia. Anggota kelompok yang sangat kohesif saling mengkomunikasikan ide masing-masing untuk menciptakan kerjasama agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan bersama-sama.Kohesivitas penting bagi kelompok karena ia yang menyatukan beragam anggota menjadi satu kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok pada komunitas motor. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu Ada peranan Komunikasi Interpersonal Terhadap Kohesivitas Kelompok pada Komunitas Motor di Banjarbaru. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 42 orang anggota komunitas motor. Pemilihan subjek yaitu dengan menggunakan teknik sampling insidental. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil analisa data menggunakan regresi linier sederhana yang menunjukkan bahwa ada peranan positif yang signifikan dari komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok. Sebesar 77,8%, artinya peran komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok cukup besar,  sisanya sebesar 22,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada peranan komunikasi interpersonal terhadap kohesivitas kelompok pada komunitas motor. Oleh karena itu, disarankan untuk semua anggota komunitas motor mempertahankan kedekatan yang sudah terjalin serta lebih meningkatkan kekompakkan antar anggota kelompok. Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Kohesivitas Kelompok, Komunitas Motor  ABSTRACTGrowth of motorcycle communities in Indonesia is a reality that results from the social development of a society which is increasingly heterogeneous. A motorcycle community is established by a group of people who have a special relationship among them. This community tends to be identified as a basis for ownership or based on shared similar interests among members in the group. Through this community, they share the cognitive, emotional and material values, and also develop interaction between group members. Interpersonal communication is a reciprocal process that has an important role in human relationship. The very cohesive members in the group will mutually communicate their ideas to create cooperation in order to achieve a desired goal together. Cohesiveness is important for the group because it unites the diverse members into one group. The objective of this study was to find out the role of interpersonal communication towards group cohesiveness in motorcycle community. The hypothesis of this study was that there was a role of Interpersonal Communication towards Group Cohesiveness in Motorcycle Community in Banjarbaru. The subjects in the study were 42 members of a motorcycle community. They were selected using the purposive sampling technique. The method used in the study was a quantitative method. The results of data analysis using the simple linear regression showed that there was a significant positive role of interpersonal communication towards the group cohesiveness, as much as 77.8%, indicating that the role of interpersonal communication towards group cohesiveness was fairly high, and the remaining 22.2% was explained by other variables not included in this study. Based on these results, it can be concluded that there was a role of interpersonal communication towards group cohesiveness in motorcycle community. Therefore, it is suggested for all members of motorcycle communities to maintain the attachment already established and to further improve the togetherness among group members. Keywords: Interpersonal Communication, Group Cohesiveness, Motorcycle Community 
Hubungan ketangguhan mental dengan kecemasan bertanding pada atlet pencak silat di Banjarbaru Fajar Bayu Raynadi; Dwi Nur Rachmah; Sukma Noor Akbar
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 3 (2016): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i3.2665

Abstract

Aspek psikologis merupakan salah satu komponen yang penting dalam menentukan keberhasilan atlet pencak silat untuk mencapai prestasi olahraga. Salah  satu faktor  yang  dapat mempengaruhi keadaan psikologis atlet  di lapangan adalah kecemasan.  Atlet pencak silat dituntut memiliki persiapan  mental,sehingga mampu mengatasi kecemasannya. Ketangguhan  mental  dapat berperan penting untuk mengatur dan meminimalisir kecemasan atlet dalam bertanding. Berdasarkan hal tersebut,  penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara ketangguhan mental  dengan kecemasan bertanding.  Hipotesis  yang  diajukan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara ketangguhan  mental  dengan kecemasan bertanding pada atlet pencak silat.  Subjek pada penelitian ini berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel yang  digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling  jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.  Metode pengumpulan  data  menggunakan kuisioner  yang  terdiri dari skala ketangguhan mental  dan kecemasanbertanding.  Hasil uji korelasi product  moment dari  Karl  Pearson  menemukan terdapat hubungan antara ketangguhan  mental dengan kecemasan bertanding dengan sumbangan efektif sebesar 37,7% sedangkan 62,3% sisanya adalah sumbangan dari variabel-variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan terdapat hubungan antara ketangguhan  mental  dengan kecemasan bertanding pada atlet pencak silat, semakin  tinggi ketangguhan mental maka semakin rendah kecemasan bertanding,  sebaliknya semakin rendah ketangguhan mental maka semakin tinggi kecemasan bertanding pada atlet pencak silat.Kata Kunci : Ketangguhan Mental, Kecemasan Bertanding, Atlet Pencak Silat Psychological aspect is one important component in determining the success of pencak silat athletes to achieve sportsachievements. One of the factors that may affect the psychological  state of the athletes on the field is anxiety. Pencak silat athletes  are  required  to  have mental  preparation,  so  as  to  cope  with  anxiety.  Mental  toughness  can  be  very important in orderto manage and minimize the anxiety of athletes duringthe match. The objective of this study was to find outwhether there wasa relationship between mental toughness and competitiveanxiety. The proposed hypothesis of  this  study was  that  there  wasarelationship  between  mental  toughness and  competitiveanxiety inpencaksilatathletes.  Subjects  in  this  study were30  people.  The  sampling  technique used  in  this  study was  saturated  sampling technique;the  sampling  technique  when  all  members  of  the  population were  used  as samples.Data were  collectedusing questionnairesconsisting  of  mental  toughness  and competitive  anxiety  scales.  The  results  of  product  moment correlation  test  of  Karl  Pearson showedthe  correlation  between  mental  toughness andcompetitive anxiety  with  the effective  contribution  of  37.7%.  The  remaining62.3% was  contributed  byother  variables  not  examined  in  this  study. Based  on  the  results,  it  can  be  concluded that there  wasa  relationship  between  mental  toughness  and  competitiveanxiety in pencak silat athletes; the higher the mental toughness,the lower the competitiveanxiety and conversely, the higher the mental toughness,the lower the competitive anxiety in silatathletes.Keywords : mental toughness, competitive anxiety, pencak silat athletes
Perbedaan regulasi diri dalam belajar pada siswa kelas akselerasi dan siswa kelas reguler di Banjarmasin Kharisma Adipura; Emma Yuniarrahmah; Sukma Noor Akbar
Jurnal Ecopsy Vol 1, No 3 (2014): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.522 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v1i3.497

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian komparasi yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan regulasi diri dalam belajar berdasarkan perbedaan kelas dan jenis kelamin. Populasi penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banjarmasin dan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Banjarmasin yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa skala regulasi diri dalam belajar. Hasil analisis data menggunakan Anava dua jalur menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan regulasi diri dalam belajar pada siswa kelas akselerasi dan siswa kelas reguler dan juga tidak ada perbedaan regulasi diri dalam belajar siswa berdasarkan jenis kelamin. 
Hubungan psychological well-being dengan kecemasan dalam menghadapi kematian pada lansia di Panti Werdha Budi Sejahtera Sukma Noor Akbar
Jurnal Ecopsy Vol 1, No 4 (2014): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecopsy.v1i4.502

Abstract

Kecemasan akan kematian pada lansia menandakan keadaan fisik yang tidak sehat, bagi individu yang mengalami kecemasan akan kematian tentu gejala-gejala yang dirasakan dapat mengganggu aktivitasnya. Lansia yang pasrah dan penerimaan terhadap kematian sudah merasa puas dan dengan apa yang telah dicapai sampai saat ini seperti anak-anak yang sudah berhasil dan mapan sehingga lansia tidak perlu khawatir lagi akan lanjut usia. Keadaan psychologycal well being akan membuat lansia menjadi lebih merasa nyaman dengan kehidupannya di masa tua. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) psychological well being lansia di PSTW Banjarbaru, (2) kecemasan dalam menghadapi kematian di PSTW Banjarbaru, dan (3) hubungan antara psychological well being dengan kecemasan dalam menghadapi kematian lansia di PSTW Banjarbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia di panti werdha budi sejahtera Landasan Ulin Banjarbaru sejumlah 110 orang dengan sampel penelitian sebanyak 56 orang. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis korelasional, yakni analisis korelasi Product Moment dari Karl Pearson untuk mengetahui apakah ada hubungan antara psychological well being dan kecemasan dalam menghadapi kematian pada lansia di Panti Werdha. Adapun hasil analisis korelasi yaitu r = -0,283 dengan p > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) psychological well being di PSTW Banjarbaru berada pada tingkat sedang, (2) kecemasan dalam menghadapi kematian lansia di PSTW Banjarbaru berada  tingkat tinggi, dan (3) terdapat korelasi negatif yang rendah antara psychological well being dengan kecemasan dalam menghadapi kematian lansia di PSTW Banjarbaru.  Kata Kunci : psychological well being, kecemasan dalam menghadapi kematian, lansia Death anxiety in the elderly indicates unhealthy physical state, for individuals who experience anxiety of death is certainly perceived symptoms can disrupt their activities.Seniors who surrender and acceptance of death had been satisfied and with what has been achieved to date as children who are already successful and well established so that the elderly do not have to worry about going to the elderly. Psychologycal well being will make the elderly become more comfortable with life in old age. The main objective of this study was to determine: (1) psychological well being of the elderly in PSTW Banjarbaru, (2) death anxiety in PSTW Banjarbaru, and (3) the relationship between psychological well being with death anxiety the elderly PSTW Banjarbaru. Population in this research is the elderly in Panti Werdha Budi Sejahtera Ulin Banjarbaru some 110 people to sample as many as 56 people. Analysis technique used is the correlation analysis, the correlation analysis of Karl Pearson Product Moment to determine whether there is a relationship between psychological well being and anxiety in death anxiety in the elderly at Panti Werdha. The results of correlation analysis is r = -0.283, p> 0.05. The results showed that: (1) psychological well being in PSTW Banjarbaru be at a moderate level, (2) death anxiety of the elderly in PSTW Banjarbaru are high level, and (3) there is a negative correlation lower of psychological well being with death anxiety in the elderly PSTW Banjarbaru Keywords: psychological well being, death anxiety, the elderly
Pengaruh peran kepemimpinan terhadap perilaku pro-lingkungan pada anggota organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Piranha Hendra Saputra; Silvia Kristanti Tri Febriana; Sukma Noor Akbar
Jurnal Ecopsy Vol 3, No 3 (2016): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.677 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v3i3.2667

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada anggota Organisasi Mapala Piranha Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Lambung  Mangkurat  dengan  tujuan  untuk  mengetahui  pengaruh  peran  kepemimpinan  terhadap  perilaku  pro-lingkungan.  Metode penelitian  ini  menggunakan  teknik pengambilan  subjek  dengan  purposive  sampling.  Subjek  pada penelitian  ini  adalah  anggota  Organisasi  Mapala  Piranha  yang  memiliki  nomor  register  keanggotaan  sebanyak  30 orang.  Pengumpulan  data  menggunakan  skala  peran  kepemimpinan  dan  skala  perilaku  pro-lingkungan.  Berdasarkan analisis  data  menggunakan  analisis  regresi  linier  sederhana  diperoleh  nilai  t  hitung  sebesar  3,350  dengan  taraf signifikansi  0,002  (p  <  0,05)  >  t  tabel  sebesar  2,048,  yang  memiliki  arti  bahwa  adanya  pengaruh  positif  peran kepemimpinan  terhadap  perilaku  pro-lingkungan  pada  anggota  Mapala  Piranha  Fakultas  Perikanan  dan  Ilmu Kelautan Universitas Lambung Mangkurat. Pengaruh peran kepemimpinan terhadap perilaku pro-lingkungan anggota Mapala  Piranha  sebesar  28,6%  dengan  klasifikasi  besar  persentase  indikator  peran  interpersonal  sebesar  9,7%, indikator peran informasional sebesar 9.45%, dan indikator peran pengambilan keputusan sebesar 9,45%. Kesimpulan dari  penelitian  ini  adalah  semakin  baik peran  kepemimpinan  yang  dijalankan,  maka  semakin  baik pula  perilaku  pro-lingkungan  anggota  Organisasi  Mapala  Piranha  Fakultas  Perikanan  dan  Ilmu  Kelautan  Universitas  Lambung Mangkurat.Kata Kunci : Peran Kepemimpinan, Perilaku Pro-lingkungan, Organisasi Pecinta Alam.The  Student  Organization  of  Nature  Lovers  (Mapala)  has  activities  which  are  pro-environment-oriented  such  as reforestation,  preservation  of  environment  and  conservation  of  natural  resources.  Pro-environmental  behavior  within the organization can be influenced by the the role of leadership. This study was conducted in the members of MAPALA Piranha  at  the  Faculty  of  Fisheries  and  Marine  Science,  Lambung  Mangkurat  University  and  aimed  to  find  out  the influence  of  leadership  role  on  pro-environmental  behavior.  The  method  used  in  this  study  was  the  subject  selection technique with purposive sampling. The subjects were 30 members of  Mapala Piranha having membership registration numbers.  Data  were  collected  using  a  scale  of  leadership  role  and a  scale  of  pro-environmental  behavior.  Based  on simple  linear  regression  analysis  of  the  data,  it  obtained  that  the  value  of  t  count  was  3.350  with  significance  level 0.002  (p  <  0.05)  >  t  table  of  2.048,  which  meant  that  there  was  a  positive  influence  of  leadership  role  on  pro-environmental behavior in the members of  Mapala Piranha at the Faculty of Fisheries and Marine Science,  Lambung Mangkurat  University.  The  influence  of  leadership  role  on  pro-environmental  behavior  in  the  members  of  Mapala Piranha was 28.6% with the classification of indicator percentage of interpersonal role by 9.7%, informational role by 9.45%, and decision-making role by 9.45%. It can be concluded from this study that the better the leadership role, the better  the  pro-environmentalbehavior  in  the  members  of    Mapala  Piranha  at  the  Faculty  of  Fisheries  and  Marine Science, Lambung Mangkurat University.Keywords : leadership role, pro-environmental behaviour, organization of nature love
Stigma sosial pada keluarga miskin dari pasien gangguan jiwa Sukmawati Varamitha; Sukma Noor Akbar; Neka Erlyani
Jurnal Ecopsy Vol 1, No 3 (2014): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.216 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v1i3.498

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses terbentuknya stigma dan faktor-faktor penyebab munculnya stigma sosial pada keluarga miskin pasien gangguan jiwa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subyek penelitian ini berjumlah dua orang yang tinggal di sekitar tempat tinggal keluarga pasien. Teknik penggalian data dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, didapatkan bahwa stigma yang terbentuk pada subyek laki-laki dan subyek perempuan melalui proses isyarat, stereotip, dan prasangka. Pada analisis tentang faktor penyebab terbentuknya stigma didapatkan bahwa subyek laki-laki memiliki dua faktor dan subyek perempuan memiliki tiga faktor yang membentuk stigma. Penelitian ini menemukan tiga fakta baru yaitu subyek laki-laki dan subyek perempuan memiliki sikap positif terhadap kontak sosial dengan pasien dan tidak memunculkan diskriminasi, bersikap terbuka dan tidak menjauhi F beserta keluarganya, serta muncul sikap simpati dari masyarakat.
Terapi modifikasi perilaku untuk penanganan hiperaktif pada anak retardasi mental ringan Sukma Noor Akbar
Jurnal Ecopsy Vol 4, No 1 (2017): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.503 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v4i1.3414

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) faktor-faktor apakah yang menyebabkan hiperaktif anak pada anak retardasi mental ringan? (2) Intervensi apakah yang tepat untuk anak yang mengalami hiperaktif pada anak retardasi metal ringan?. Subyek dalam kasus ini bernama D, anak laki-laki berusia 12 tahun 3 bulan. D sekolah di SLB Bagian C. Berdasarkan hasil tes psikologi, kapasitas intelektual D tergolong kurang dan masuk dalam kategori mild mentally retarded (IQ=52, Stanford Binet), sedangkan berdasarkan hasil asessmen observasi, wawancara dan tes psikologi (tes Binet, Grafis, VSMS) menunjukkan adanya keterlambatan dalam bicara dan berjalan, hambatan dalam berperilaku yaitu perilaku D sangat aktif terutama dalam keadaan situasional seperti di sekolah khususnya di kelas dan sulit berkonsentrasi (mudah teralihkan perhatian oleh stimulus lain). Penyelesaian masalah ini adalah menggunakan modifikasi perilaku dengan menggunakan token ekonomi, untuk di sekolah bekerjasama dengan guru wali kelas D, reinforcement positif dan modelling untuk di rumah yang hasilnya ada sedikit pengurangan pada perilaku hiperaktif, D lebih mampu untuk memusatkan perhatian pada sesuatu yang sedang dilakukan dan lebih mampu untuk mengontrol perilakunya, serta D telah mampu melakukan keterampilan-keterampilan sederhana yang bermanfaat sehingga membantu D dalam aktivitas sehari-hari.Kata Kunci: Retardasi Mental, Token Ekonomi, Modifikasi Perilaku The purpose of this study (1) How factors that cause child hyperactivity in children mild mental retardation? (2) How appropriate interventions for children who have hyperactivity in children light metal retardation ?. The subjects a child aged 12 years and 3 months. Based on the results of psychological tests, subjects classified as less intellectual capacity and in the category mild mentally retarded (IQ = 52, Stanford Binet), while based on the results of asessmen observation, interviews and psychological tests (Binet test, Graphics, VSMS ) indicate a delay in speech and walk, obstacles in the act that is the behavior of the subjects are very active, especially in the situational circumstances such as in schools, especially in the classroom and difficulty concentrating (easily distracted attention by other stimulus). Completion of this problem is to use behavior modification using a token economy, positive reinforcement and modeling for the home which result there was a small reduction in hyperactive behavior. Keywords: mental retardation, token economy, behavior modification
Perspektif psikologi humanistik Abraham Maslow dalam meninjau motif pelaku pembunuhan Azrina Nurwatie; Rahmi Fauzia; Sukma Noor Akbar
Jurnal Ecopsy Vol 1, No 4 (2014): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.005 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v1i4.503

Abstract

Fokus penelitian ini diarahkan pada motif pelaku pembunuhan dengan meninjaunya melalui perspektif psikologi humanistik Abraham Maslow. Subyek dalam penelitian ini berjumlah dua orang narapidana yang berada di Lapas Kelas IIA Anak Martapura dengan kasus pembunuhan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi,dan pemeriksaan psikologis (tes grafis). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kedua subyek melakukan pembunuhan karena motif kebutuhan penghargaan yang terhambat. Terdapat dua faktor yang melatarbelakangi peristiwa pembunuhan yaitu faktor sosiologik dan faktor biologik. Hasil analisis data menunjukkan faktor sosiologik yang melatarbelakangi pembunuhan adalah faktor agama, pribadi, pendidikan dan ancaman, sedangkan faktor biologik yang melatarbelakangi pembunuhan adalah faktor pembawaan dan kepribadian.  Kata kunci : Perspektif Psikologi Humanistik, Motif,  Pelaku Pembunuhan The focus of this study was on the perpetrator’s motive by reviewing it through the perspective of Abraham Maslow’s humanistic psychology. The subjects in this study were two inmates with homicide in Juvenile Prison Class IIA Martapura. The method used in this study was a qualitative study method, and the data were collected using interviews, observation, documentation, and psychological examination (graphic test) techniques. Based on the data analysis, it can be concluded that the motive of both subjects committed murder was the hampered appreciation need, while the two factors behind the murder were sociologic factors (religion, personal issue, education and threat), and biological factors (personality and trait).  Keywords: Perspective of Humanistic Psychology, Motive, Murderer
Co-Authors Amalia, Ghina Anggraenie, Yunie Ariani, Bunga Asri Dwi Arumsari, Shona Roziinah AULIA, RIZKA Azizah, Husna Azrina Nurwatie Dwi Nur Rachmah Dwi Nur Rachmah Dwi Nur Rachmah Dwi Nur Rachmah Dwi Nurrachmah Effendi, Miftah Farid Ekaputri, Faridya Khairina Ekayuda, Muhammad Luthfi Elmayandari, Novita Emma Yuniarrahmah, Emma Erma Lidiya Rahnitusi Erma Lidiya Rahnitusi, Erma Lidiya Ermina Istiqomah, Ermina Fadilasari, Fatya Fajar Bayu Raynadi Firdha Yuserina Galuh Suari Aridarmaputri Hafid Mahesa Romulo Hafilah, Hafilah Halimatus Sa'diyah Hariska, Christina Hendra Saputra Husna, Sa’adatul Kharisma Adipura Kurniawan, Deni Rahmat Lailasari, Noor Laili Nurhani Laili Nurhani, Laili Leonita, Ananda Astriana Lia Yulia Budiarti M. Syarif Hidayatullah Mariamita, Dewi Marina Dwi Mayangsari Marina Dwi Mayangsari Marina Dwi Mayangsari Marissa Mutia Rafika Mayyasya, Tri Meydisa Utami Tanau Meydisa Utami Tanau Mudajaya, Trestya Ayu Muhammad Abdan Shadiqi Muhammad Irsyad Muhammad Rais Wildan Muhammad Syarif Hidayatullah, Muhammad Syarif Natalia Mariana Advensya Natadjaja Neka Erlyani Neka Erlyani Nurcahayati, Fajar Nurhayati Nurhayati Pratama, Jesica Alpionita Putri, Anggraini Putri, Dhia Humaira Putri, Helvianna Dwi Rahmah, Laili Aulia Rahmi Fauzia Rahmi Fauzia, Rahmi Rahmiyati Rahmiyati Ribka Charina Dawenan Ridha Ayu Safitri Rizky, Lisa Rooswita Santia Dewi Rooswita Santia Dewi, Rooswita Santia Rumbauw, Sam Agus Hidayat Rusdi Rusli Rusdi Rusli, Rusdi Safitri, Jehan Silvia Kristanti Tri Febriana Silvia Kristanti Tri Febriana Sintawati Sintawati, Sintawati Sukmawati Varamitha Tirani, Iga Yasfi, Adela Yuliana Sari Yuliana Sari