Tingginya prevalensi jatuh pada lansia berdampak pada tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Penting dilakukan penilaian dan identifikasi faktor yang berhubungan dengan risiko jatuh lansia untuk mencegah kejadian jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk menilai risiko jatuh pada lansia dan faktor intrinsik dan ekstrinsik yang berhubungan. Suatu studi cross-sectional dilaksanakan di “PUSAKA Wahyu Teratai” Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta, pada bulan Desember 2023- Januari 2024. Populasi penelitian adalah lansia peserta PUSAKA Wahyu Teratai yang berusia 65 tahun ke atas. Subjek dipilih melalui teknik purposive sampling. Penilaian risiko jatuh dilakukan dengan Two-Level Quick-STEADI Algorithm (TLQSA). Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan kuesioner. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan Chi Square (χ2). Hasil menunjukkan mayoritas subjek perempuan (53,7 %), berusia 65-75 tahun (65,9%), kawin (51,2%), tingkat pendidikan SD (65,9%), bekerja (56,1%), tinggal bersama keluarga (97,6%), tidak ada riwayat jatuh sebelumnya (80,5%), tidak ada gangguan berjalan/ keseimbangan (73,2%), menderita hipertensi (48,78%), tidak mengonsumsi obat rutin (87,8%), serta memiliki risiko jatuh (61,0%). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jenis kelamin (OR 2,74, 95%CI: 1,38-5,41), riwayat jatuh (OR 1,94, 95%CI: 1,39-2,70), gangguan berjalan/ keseimbangan (OR 2,14, 95%CI: 1,46-3,14), serta riwayat penyakit kronik (OR 2,72, 95%CI 1,16-6,38) memiliki nilai p <0,005. Kesimpulan: Jenis kelamin, riwayat jatuh, gangguan berjalan/ keseimbangan, serta riwayat penyakit kronik berhubungan dengan risiko jatuh pada lansia berusia ≥65 tahun.