Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH LATIHAN ROM (RANGE OF MOTION) PASIF TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DENGAN HEMIPARASE Mawarti, Herin; -, Farid
Eduhealth Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Eduhealth
Publisher : Eduhealth

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKelemahan  otot  merupakan  dampak  terbesar  pada  pasien  stroke  untuk  itu  diperlukan  latihan ROM  pasif  dengan  tujuan  untuk  mempertahankan  atau  memelihara  kekuatan  otot, memelihara  mobilitas  persendian  dan  mestimulasi  sirkulasi.  Dengan  adanya  peningkatan angka  kejadian  stroke  dan  kecacatan  tersebut,  apabila  latihan  ROM  pasif  tidak  dilaksanakan maka  akan  terjadi  penurunan  kekuatan  otot,  atropi  otot,  kontraktur  dan  luka  dekubitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan ROM pasif terhadap peningkatan kekuatan  otot  pada  pasien  stroke  dengan  hemiparase  di  RSUD  Jombang.    Desain  penelitian yang digunakan adalah  Pra-Eksperiment (One-Group Pra-Post Test Design). Jumlah sampel 17  responden  dengan  tehnik  sampling  Purposive  sampling.  Variabel  independent  Latihan ROM  pasif  sedangkan  variabel  dependent  adalah  peningkatan  kekuatan  otot.  Penelitian  ini menggunakan uji statistik Repeated Anova. Hasil analisa menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kekuatan otot sebelum dan sesudah dilakukan latihan ROM pasif 2x sehari pada pasien stroke  dengan  hemiparase,  dengan  nilai  sig.=  0.000.  Kesimpulan  yang  dapat  diambil  dari penelitian ini ada pengaruh latihan ROM pasif 2x sehari terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke dengan hemiparase.Kata kunci : hemiparase, kekuatan otot, latihan ROM pasif, stroke.ABSTRACTMuscle  weakness  is  the  impact  on  stroke  so  passive  ROM  exercises  were  necessary  to  maintain muscle  strength,  maintain  joint  mobility  and  stimuli  circulation.    With  an  increase  in  the incidence  of  stroke  and  disability,  if  the  passive  ROM  exercises  are  not  implemented  there will  be  a  decrease  in  muscle  strength,  muscle  atrophy,  contractures  and  wound dukubitus.This  study    to  determine  the  effect  of  passive  ROM  exercises  to  increase  muscle strength  in  stroke  patients  with  hemiparase  dipaviliun  Jombang  hospitals.  Research  design used is pre-experiment (One-Group Pre-Post Test Design). 17 respondents with a purposive sampling  technique  of  sampling.  Passive  ROM  exercises  independent  variable  while  the dependent  variable  is    muscle  strength.  This  study  uses  a  statistical  test  of  Repeated  Anova. Results  of  analysis  show  that  there  is  a  difference  between  muscle  strength  before  and  after passive ROM exercises 2x a day in stroke patients with hemiparase,  with the sig. = 0000. The conclusion to be drawn from this study have the effect of passive ROM exercises 2x a day to increase muscle strength in stroke patients with hemiparase.Key words:  hemiparase, muscle strength, passive ROM exercises, stroke
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD JOMBANG Nisa, Nurul Khoirun; Mawarti, Herin
Eduhealth Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Eduhealth
Publisher : Eduhealth

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDiantara semua faktor resiko kardiovaskuler, dua faktor yang muncul saat ini dan akan menjadi pembunuh yang sangat kejam pada abad 21, faktor itu antara lain obesitas dan hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia. Indeks massa tubuh secara signifikan berhubungan dengan kadar lemak tubuh total sehingga dapat dengan mudah mewakili kadar lemak tubuh. Saat ini, indeks massa tubuh secara internasional diterima sebagai alat untuk mengidentifikasi kelebihan berat badan dan obesitas. Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan indeks massa tubuh dengan hipertensi. Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode diskripsi analitik, dengan pendekatan cross-sectional. Penentuan sampel dengan menggunakan purposive sampling, dengan jumlah sampel 43 Responden, sedangkan variabel yang diteliti adalah indeks massa tubuh dan hipertensi. Penelitian ini dilakukan pada Pasien di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang. Metode pengumpulan data dengan lembar observasi dan data yang didapatkan dianalisa dengan uji Spearman’s correlation dengan tingkat kemaknaan r = 0 sampai +1. Sedangkan dari hasil SPSS didapatkan r= 0,142 yang berarti hubungan antara indeks massa tubuh dengan hipertensi sangat lemah. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa indeks massa tubuh bukanlah suatu indikator pengukuran obesitas.Kata kunci : hipertensi, indeks massa tubuh, Pasien di Poli Penyakit Dalam. ABSTRACTAmong all cardiovascular risk factors, the two factors that emerged at this time and will be very ruthless killer in the 21st century, that factors include obesity and hypertension. Body mass index was significantly associated with total body fat content so it can easily represent levels of body fat. At present, the body mass index is internationally accepted as a tool for identifying overweight and obesity. This study aimed to analyze the relationship of body mass index with hypertension. Research design in this study using analytic description, the cross-sectional approach. The samples by using purposive sampling, a sample of 43 respondents, while the variables studied were body mass index and hypertension. The research was conducted on patients in hospitals Jombang Poly Medicine. Methods of data collection with the observation sheet and the data obtained were analyzed with Spearmans correlation test with a significance level r = 0 to 1. While the results obtained SPSS r = 0.142, which means the relationship between body mass index with hypertension is very weak.Key words: hypertension, body mass index, patients in Poly Medicine.
PENGARUH SHOLAT DHUHA TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH Rajin, Mukhamad; Mawarti, Herin
Eduhealth Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Edu Health
Publisher : Eduhealth

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.762 KB)

Abstract

AbstractPrayer Dhuha when implemented in a County and tuma’ninah, will be two movements of muscle contraction isometric and isotonic muscular contractions. Movement with isometric and isotonic muscle contraction both can decrease  blood glucose levels. This research aims to prove that Dhuha Prayer can decrease blood glucose levels. This research design uses “a randomized control group pre test - post test design”, with independent variables is Dhuha Prayer and for the dependent variables is the blood glucose levels. The sample size in this study were 15 respondents respectively for the control and treatment groups. Samples are taken using simple random sampling.  Statistical test use of SPSS with T-test, with significance level a ≤ 0,05. Test results  of Independent T-testn, beforepraying Dhuha got value ρ = 0.650, whereas after prayers Dhuha got value ρ = 0.000. From these test results, the research concluded that there was an effect of prayer Dhuha with Decreased of blood glucose levels. Based on these results, then Dhuha prayer may be used as an alternative for substitute for exercise therapy in patients with diabetes mellitus. Dhuha Prayer  has several advantages compared with exercise. However Dhuha prayer should never be used solely because they want to lower the blood glucose level. Prayer intentions simply because GOD and we hand it all to GOD, and the researcher was very confident that with the prayers Dhuha we do with the County ', tuma'ninah and istiqomah because GOD can cure patients with diabetes mellitus.Keywords:  Dhuha Prayer, Blood Glucose Levels
Penghambatan Peningkatan Kadar Kolesterol Pada Diet Tinggi Lemak Oleh Epigallocatechin Gallate (EGCG) Teh Hijau Klon Gmb4 Mawarti, Herin; Ratnawati, Retty
Prosiding Seminas Vol 1, No 2 (2012): Seminas Competitive Advantage II
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.029 KB)

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh epigallocatechin gallate (EGCG) teh hijau klon GMB4 dalam menghambat peningkatan kadar kolesterol  pada tikus galur wistar  jantan  yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian dilakukan secara invivo dengan pemeliharaan hewan coba selama 8 minggu yang dibagi dalam lima kelompok perlakuan dengan diet tinggi lemak dan pemberian EGCG per sonde. Metode yang digunakan adalah spektrophometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EGCG menurunkan kadar kolesterol (p<0,05). Kadar kolesterol menurun signifikan sebesar 55% (p=0,00) pada dosis   8 mg/kg BB jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (+). Disimpulkan bahwa EGCG yang merupakan kompunen terbesar dari katekins teh hijau mampu menghambat peningkatan kadar kolesterol yang merupakan faktor resiko  kardiovaskular. SimaBaca secara fonetik Kata Kunci : EGCG GMB4 ; kolesterol; tikus  diet tinggi lemak.  Abstract This study investigated the effect of EGCG from GMB4 green tea clones inhibit increasing cholesterol levels in male rats with high fat diet. Wistar male rats were fed a diet high in  fat for 2 months from 8 weeks of age and determination of the object of research with completely randomized design  five treatments and EGCG was given by sonde. Blood cholesterol levels by spektrophometry. EGCG treatment decreased  cholesterol levels (p<0.05). Cholesterol levels decreased 55%(p=0.00) at doses of 8 mg / BW. The Results suggested that EGCG one of the most abundant catechins contained in green tea effectively inhibits increased cholesterol levels, that risk factor for cardio vascular disease. Keywords : cholesterol; EGCG GMB4; male rats with high fat diet.
PENGARUH LATIHAN ROM (RANGE OF MOTION) PASIF TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DENGAN HEMIPARASE Mawarti, Herin; -, Farid
Eduhealth Vol 2, No 2 (2012): Jurnal Eduhealth
Publisher : Eduhealth

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKelemahan  otot  merupakan  dampak  terbesar  pada  pasien  stroke  untuk  itu  diperlukan  latihan ROM  pasif  dengan  tujuan  untuk  mempertahankan  atau  memelihara  kekuatan  otot, memelihara  mobilitas  persendian  dan  mestimulasi  sirkulasi.  Dengan  adanya  peningkatan angka  kejadian  stroke  dan  kecacatan  tersebut,  apabila  latihan  ROM  pasif  tidak  dilaksanakan maka  akan  terjadi  penurunan  kekuatan  otot,  atropi  otot,  kontraktur  dan  luka  dekubitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan ROM pasif terhadap peningkatan kekuatan  otot  pada  pasien  stroke  dengan  hemiparase  di  RSUD  Jombang.    Desain  penelitian yang digunakan adalah  Pra-Eksperiment (One-Group Pra-Post Test Design). Jumlah sampel 17  responden  dengan  tehnik  sampling  Purposive  sampling.  Variabel  independent  Latihan ROM  pasif  sedangkan  variabel  dependent  adalah  peningkatan  kekuatan  otot.  Penelitian  ini menggunakan uji statistik Repeated Anova. Hasil analisa menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kekuatan otot sebelum dan sesudah dilakukan latihan ROM pasif 2x sehari pada pasien stroke  dengan  hemiparase,  dengan  nilai  sig.=  0.000.  Kesimpulan  yang  dapat  diambil  dari penelitian ini ada pengaruh latihan ROM pasif 2x sehari terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke dengan hemiparase.Kata kunci : hemiparase, kekuatan otot, latihan ROM pasif, stroke.ABSTRACTMuscle  weakness  is  the  impact  on  stroke  so  passive  ROM  exercises  were  necessary  to  maintain muscle  strength,  maintain  joint  mobility  and  stimuli  circulation.    With  an  increase  in  the incidence  of  stroke  and  disability,  if  the  passive  ROM  exercises  are  not  implemented  there will  be  a  decrease  in  muscle  strength,  muscle  atrophy,  contractures  and  wound dukubitus.This  study    to  determine  the  effect  of  passive  ROM  exercises  to  increase  muscle strength  in  stroke  patients  with  hemiparase  dipaviliun  Jombang  hospitals.  Research  design used is pre-experiment (One-Group Pre-Post Test Design). 17 respondents with a purposive sampling  technique  of  sampling.  Passive  ROM  exercises  independent  variable  while  the dependent  variable  is    muscle  strength.  This  study  uses  a  statistical  test  of  Repeated  Anova. Results  of  analysis  show  that  there  is  a  difference  between  muscle  strength  before  and  after passive ROM exercises 2x a day in stroke patients with hemiparase,  with the sig. = 0000. The conclusion to be drawn from this study have the effect of passive ROM exercises 2x a day to increase muscle strength in stroke patients with hemiparase.Key words:  hemiparase, muscle strength, passive ROM exercises, stroke
TEH HIJAU BERPOTENSI MENGURANGI RESIKO KOMPLIKASI PADA DIET TINGGI LEMAK Mawarti, Herin
Eduhealth Vol 2, No 1 (2012): Jurnal Eduhealth
Publisher : Eduhealth

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKonsumsi epigallocatechin gallate (EGCG) dari teh hijau sudah banyak yang melaporkan bermanfaat untuk kesehatan diantaranya membakar lemak, mencegah obesitas sehingga EGCG yang didapat dari teh hijau (Camelia sinensis) yang diperoleh dari klon GMB4 juga berpotensi sebagai agent terapeutik mencegah adanya komplikasi akibat adanya diet tinggi lemak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek dari EGCG terhadap kadar sterol regulatory element-binding protein- 1(SREBP-1) pada tikus betina yang diberi diet tinggi lemak. Tikus wistar betina diberi diet tinggi lemak selama 2 bulan dan dikelompokkan dalam lima kelompok perlakuan yaitu ( 1 ) Tikus dengan diet pakan standart ( 2 ) Tikus dengan diet tinggi lemak , ( 3 ) Tikus dengan diet tinggi lemak + EGCG 1 mg/kgBB ( 4 ) Tikus dengan diet tinggi lemak + EGCG 2 mg/kgBB ( 5 ) Tikus dengan diet tinggi lemak + EGCG 2 mg/kgBB. EGCG diberikan per sonde 1x/hari. SREBP-1 jaringan adiposa diperiksa dengan ELISA. Dan hasilnya Kadar SREBP-1 menurun 29.85% (p <0.05) pada dosis 8 mg/kgBB. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa EGCG efektif menurunkan kadar SREBP-1 yang merupakan faktor regulator adipo dan lipogenesis suatu patogenesis untuk terjadinya obesitas. Terutama obesitas viseral yang beresiko untuk terjadinya sindroma metabolik. Sehingga disarankan untuk mengkonsumsi teh hijau untuk pencegahan obesitas.Kata Kunci : EGCG GMB4, SREBP-1 adiposa , tikus dengan diet tinggi lem ABSTRACTConsumption of epigallocatechin gallate (EGCG) of green tea were reported to have much benefit in improving health, such as increased fat oxidation, prevent obesity so EGCG of green tea (Camelia sinensis) from GMB4 clone may serve as a potential therapeutic agent for prevent komplication from high diet fat. This study investigated the effect isolat EGCG from green tea inhibit increasing adipose tissue sterol regulatory element-binding protein 1( SREBP-1 ) in Male Rats with High Fat Diet. Wistar male rats were fed a diet high in fat for 2 months from 6-8 weeks of age and determination of the object of research with completely randomized design with five treatments, namely (1) Rats with standard feed diet (2) rats with a diet high in fat, (3) rats with high-fat diet + EGCG 1mg/kgBW, (4) rats with high-fat diet + EGCG 2 mg/kgBW, (5) rats with high-fat diet + EGCG 8 mg/kgBW. Feeding rats administered orally, whereas EGCG per sonde 1x/day. Adipose tissue SREBP-1 was measured by ELISA EGCG treatment decreased SREBP-1<0.05) compared with high-fat diet without EGCG treatment. SREBP-1 levels decreased significantly by 29.85% (p <0.05) at doses of 8 mg/kgBW. Results suggested that EGCG effectively inhibits SREBP-1 regulator of adipo/lipogenesis to the pathogenesis of obesity. Especially visceral obesity that risk for the metabolic syndrome. So it is advisable to consume green tea for the prevention of obesity.Key word : EGCG GMB4; SREBP-1 adipose tissue, rat with high diet fat.
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD JOMBANG Nisa, Nurul Khoirun; Mawarti, Herin
Eduhealth Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Eduhealth
Publisher : Eduhealth

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDiantara semua faktor resiko kardiovaskuler, dua faktor yang muncul saat ini dan akan menjadi pembunuh yang sangat kejam pada abad 21, faktor itu antara lain obesitas dan hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia. Indeks massa tubuh secara signifikan berhubungan dengan kadar lemak tubuh total sehingga dapat dengan mudah mewakili kadar lemak tubuh. Saat ini, indeks massa tubuh secara internasional diterima sebagai alat untuk mengidentifikasi kelebihan berat badan dan obesitas. Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan indeks massa tubuh dengan hipertensi. Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode diskripsi analitik, dengan pendekatan cross-sectional. Penentuan sampel dengan menggunakan purposive sampling, dengan jumlah sampel 43 Responden, sedangkan variabel yang diteliti adalah indeks massa tubuh dan hipertensi. Penelitian ini dilakukan pada Pasien di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang. Metode pengumpulan data dengan lembar observasi dan data yang didapatkan dianalisa dengan uji Spearman’s correlation dengan tingkat kemaknaan r = 0 sampai +1. Sedangkan dari hasil SPSS didapatkan r= 0,142 yang berarti hubungan antara indeks massa tubuh dengan hipertensi sangat lemah. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa indeks massa tubuh bukanlah suatu indikator pengukuran obesitas.Kata kunci : hipertensi, indeks massa tubuh, Pasien di Poli Penyakit Dalam. ABSTRACTAmong all cardiovascular risk factors, the two factors that emerged at this time and will be very ruthless killer in the 21st century, that factors include obesity and hypertension. Body mass index was significantly associated with total body fat content so it can easily represent levels of body fat. At present, the body mass index is internationally accepted as a tool for identifying overweight and obesity. This study aimed to analyze the relationship of body mass index with hypertension. Research design in this study using analytic description, the cross-sectional approach. The samples by using purposive sampling, a sample of 43 respondents, while the variables studied were body mass index and hypertension. The research was conducted on patients in hospitals Jombang Poly Medicine. Methods of data collection with the observation sheet and the data obtained were analyzed with Spearman's correlation test with a significance level r = 0 to 1. While the results obtained SPSS r = 0.142, which means the relationship between body mass index with hypertension is very weak.Key words: hypertension, body mass index, patients in Poly Medicine.
Epigallocatechin Gallate Menghambat Resistensi Insulin pada Tikus dengan Diet Tinggi Lemak Mawarti, Herin; Ratnawati, Retty; Lyrawati, Diana
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 27, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.297 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2012.027.01.8

Abstract

Konsumsi Epigallocatechin Gallate (EGCG) teh hijau dilaporkan banyak bermanfaat pada upaya peningkatan kesehatan, seperti pembakaran lemak, mencegah obesitas dan sensitifitas insulin. Sehingga   teh hijau (Camelia sinensis) dari klon GMB4  dapat  dikembangkan  sebagai  agen  terapeutik  potensial  untuk  obesitas  dan  resistensi  insulin.  Penelitian  ini bertujuan   untuk  membuktikan  Epigallocatechin  Gallate  (EGCG) teh  hijau  dapat  menghambat  peningkatan  kadar  SREBP-1 jaringan  adiposa  dan  resistensi  insulin  pada  tikus  galur  wistar   jantan   yang  diberi  diet  tinggi  lemak.  Penelitian  ini  dilakukan secara  invivo  dengan  pemeliharaan  hewan  coba  selama  8  minggu  yang  dibagi  dalam  lima  kelompok  perlakuan:  (1) kelompok  kontrol  (-)  dengan  pemberian  diet  pakan  standart,  (2)  kelompok  kontrol  (+)  dengan  pemberian  diet  tinggi lemak,  (3)Pemberian  diet  tinggi  lemak+EGCG  1mg/kgBB,  (4)  Pemberian  diet  tinggi  lemak+EGCG  2  mg/kgBB,  (5) Pemberian  diet  tinggi  lemak+EGCG  8  mg/kgBB. Pakan  tikus  diberikan  secara  oral,  sedangkan  EGCG  per  sonde  1  x/hr . Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  ELISA  untuk  kadar  insulin  dan  SREBP-1  jaringan  adiposa  dan spektrofotometri  untuk  glukosa  darah  puasa.  EGCG  menurunkan  lemak  viseral,  kadar  glukosa,  kadar  SREBP-1  dan resistensi insulin (HOMA-IR) (p&lt;0,05). Penurunan kadar SREBP-1 secara signifikan sebesar 29,85%(p&lt;0,05) pada dosis 8 mg/kgBB,  sedangkan  HOMA-IR  menurun  secara  signifikan  sebesar  33,89%  (p&lt;0,05)  pada  dosis  8  mg/kgBB.
AKTIVITAS ANTIOKSIDANT FLAVONOID TERHADAP PERUBAHAN HISTOLOGI PROSES PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GRADE II Mawarti, Herin; Ghofar, Abdul
Eduhealth Vol 4, No 1 (2014): Jurnal Eduhealth
Publisher : Eduhealth

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.175 KB)

Abstract

ABSTRAK Propolis dengan kandungan utama flafonoid mempunyai sifat antioksidant, antiinflamasi dan antibiotik dipercaya dapat digunakan sebagai agent dalam penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan pengaruh dari propolis terhadap proses penyembuhan luka bakar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian rancangan acak lengkap (RAL) dan dilakukan secara invivo dengan jumlah sampel 21 ekor tikus. Pemeliharaan hewan coba selama 14 hari yang dibagi dalam tiga kelompok perlakuan yaitu: (1) Pemberian Betadine; (2) Pemberian Zink Zulfadiazine; (3) Pemberian Propolis. Pengamatan penyembuhan luka diamati dari perubahan diameter luka yang dilihat pada fase proliferasi yaitu pada hari ke -14.Selain perubahan diameter luka diamati juga lama penyembuhan luka yang dilihat dari lamanya luka mengalami pengeringan. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan signifikan dari diameter luka pada kelompok perlakuan menggunakan propolis dibanding betadine dan zink sulfa diazine, dan diameter luka bakar berbeda secara signifikan pada hari ke -14(p=0,004) dimana diameter luka kelompok 3 lebih mengecil dibanding kelompok 1 yang diberi betadine dan kelompok 2 yang diberi obat Zink Zulfadiazine. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian propolis mempunyai pengaruh terhadap penyembuhan luka lebih baik dibanding menggunakan betadine dan zink sulfa diazine. Kata Kunci: Penyembuhan luka bakar, Propolis, Tikus putih ABSTRACT Flavonoid is main consist in propolis have characteristic antioksidant, antiinflamation and antibiotic believed as wound healing agent. This study aims to determine influence propolis to burn wound healing process.Design of this study is complete randomize and invivo with 21 white rats sample. This sample take care for 14 days and divide in three groups treatment, first with betadine, second with zink sulfadiazine, third with propolis. Wound healing observed on wound diameter in proliferation phase in fourtheeth and long time wound healing. The result showed significant different p=0,002 in fourthenth for burn wound diameter between propolis with betadine and zink sulfadizine.The result of study proved propolis influence in burn wound healing better than betadine and zink sulfadiazine. Key word : burn wound healing, propolis, white rat
Penghambatan Peningkatan Kadar Kolesterol Pada Diet Tinggi Lemak Oleh Epigallocatechin Gallate (EGCG) Teh Hijau Klon Gmb4 Mawarti, Herin; Ratnawati, Retty
Prosiding Seminas Vol 1, No 2 (2012): Seminas Competitive Advantage II
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh epigallocatechin gallate (EGCG) teh hijau klon GMB4 dalam menghambat peningkatan kadar kolesterol  pada tikus galur wistar  jantan  yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian dilakukan secara invivo dengan pemeliharaan hewan coba selama 8 minggu yang dibagi dalam lima kelompok perlakuan dengan diet tinggi lemak dan pemberian EGCG per sonde. Metode yang digunakan adalah spektrophometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EGCG menurunkan kadar kolesterol (p<0,05). Kadar kolesterol menurun signifikan sebesar 55% (p=0,00) pada dosis   8 mg/kg BB jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (+). Disimpulkan bahwa EGCG yang merupakan kompunen terbesar dari katekins teh hijau mampu menghambat peningkatan kadar kolesterol yang merupakan faktor resiko  kardiovaskular. SimaBaca secara fonetik Kata Kunci : EGCG GMB4 ; kolesterol; tikus  diet tinggi lemak.  Abstract This study investigated the effect of EGCG from GMB4 green tea clones inhibit increasing cholesterol levels in male rats with high fat diet. Wistar male rats were fed a diet high in  fat for 2 months from 8 weeks of age and determination of the object of research with completely randomized design  five treatments and EGCG was given by sonde. Blood cholesterol levels by spektrophometry. EGCG treatment decreased  cholesterol levels (p<0.05). Cholesterol levels decreased 55%(p=0.00) at doses of 8 mg / BW. The Results suggested that EGCG one of the most abundant catechins contained in green tea effectively inhibits increased cholesterol levels, that risk factor for cardio vascular disease. Keywords : cholesterol; EGCG GMB4; male rats with high fat diet.