Claim Missing Document
Check
Articles

Multidrug-Resistant Pseudomonas aeruginosa Pada Intensive Care Unit Di Asia Tenggara: A Systematic Review Ida Ayu Andhira Dewi Suarisavitra; Ni Nyoman Sri Budayanti; , Ni Nengah Dwi Fatmawati; Made Agus Hendrayana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 11 (2021): Vol 10 No 11(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i11.P08

Abstract

The incidence of Multidrug-resistant Pseudomonas aeruginosa is increasing in various countries requires further attention to find out the right choice of antibiotics. This review will discuss more about Pseudomonas aeruginosa resistance at the Intensive Care Unit (ICU) in Southeast Asia. The research was carried out on the PubMed, ScienceDirect, and Google Scholar databases identifying journals published from 2015 to 2020 that focus on MDRPA at the ICU in Southeast Asia. In order to obtain a relevant study, the keywords used were accompanied by eleven Southeast Asian countries. There are 7 studies that are relevant in this study. From the study, there were 5 countries that had complete data for further analysis, namely Vietnam, Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand. The prevalence of VAP is 64,7%, CAUTI 20,9%, and BSI 3,8%. Antimicrobial resistance was commonly found in sulfamethoxazole-trimethoprim (95%), linezolid (73,7%), ticarcillin-clavulanate (67,8%), amoxicillin-clavulanic acid (66,7%), and ceftriaxone (52,9%). Colistin and polymyxin B have a low resitsance rate compared to other antibiotics. It is hoped that more researchers will be researching about MDRPA in Southeast Asia in the future and increase the sample size.
IDENTIFIKASI SUBTIPE Enterotoxigenic Escherichia coli DAN Enteroaggregative Escherichia coli DARI SPESIMEN USAP DUBUR PENJAMAH MAKANAN DI DENPASAR MENGGUNAKAN POLYMERASE CHAIN REACTION D A Indah Gitaswari; Sri Budayanti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.818 KB)

Abstract

Penjamah makanan atau food handler memiliki risiko paling tinggi untuk terpapar penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Penjamah makanan dapat bertindak sebagai carrier penyakit infeksi seperti demam tifoid, hepatitis A, dan diare. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan dari penjamah makanan dalam menjaga kebersihan. Bakteri patogen tersering sebagai penyebab diare adalah Escherichia coli yang diperkirakan sebagai penyebab 1.5 juta kematian per tahun. Bakteri Escherichia coli memiliki beberapa subtipe penyebab diare yang disebut Diarrheagenic Escherichia Coli (DEC) diantaranya adalah Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC), Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC), Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC), Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC), Vero toxin-producing/Shiga toxin-producing Escherichia coli (VTEC/STEC), Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC). Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC) dan Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC) paling sering sebagai penyebab diare. Saat ini prevalensi subtipe Escherichia coli sebagai penyebab diare di Bali masih belum diketahui secara pasti. Untuk melihat prevalensi tersebut, pada penelitian ini akan diteliti tipe ETEC dan EAEC dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) unipleks. Sampel merupakan isolat Escherichia coli dari spesimen usap dubur penjamah makanan di Denpasar tahun 2015. Gen target untuk identifikasi ETEC dan EAEC adalah CVD432 (630 bp), LT (273 bp), dan STh (120 bp). Program PCR yang digunakan pada tahap pre denaturasi 95?C, denaturasi 95?C, suhu annealing 55?C, ekstensi 72?C, dan final ekstensi 72?C. Hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi bakteri Escherichia coli menunjukkan 40% memiliki hasil yang positif terhadap gen ETEC atau EAEC. Dari 40% sampel positif, 31,4% merupakan subtipe EAEC; 5,7% subtipe ETEC; dan 3% memiliki kedua gen yaitu ETEC dan EAEC. Kata kunci: Polymerase Chain Reaction, Enteroaggregative Escherichia coli, Enterotoxigenic Escherichia coli
POLA KEPEKAAN KUMAN DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIMIKROBA PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI - JUNI 2019 Ida Ayu Putu Putri Andari; Komang Januartha Putra Pinatih; Ni Nyoman Sri Budayanti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i5.P06

Abstract

Latar Belakang: Infeksi saluran kemih ialah Infeksi saluran kemih ialah keadaan dimana mikroorganisme berada di dalam saluran kemih dengan adanya kolonisasi bakteri. Beberapa mikroorganisme yang dapat menyebabkan ISK adalah Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella pneumoniae, Citrobacter, Enterobacter, Pseudomonas aeruginosa seperti Enterococcus faecalis, Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus haemolyticus dan group B Streptococcus. Pola kepekaan bakteri dan sensitivitasnya terhadap antimikroba ini akan berperan dalam keberhasilan dari pengobatan ISK. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengevaluasi kepekaan kuman terhadap antimikroba pada pasien ISK di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari hingga Juni 2019. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif, sampel yang digunakan diambil secara total sampling. Sumber data penelitian menggunakan data rekam medis pasien ISK berdasarkan hasil kultur urin dan tes sensitivitas antimikroba di RSUP Sanglah periode Januari – Juni 2019. Hasil: Escherichia coli ialah bakteri penyebabkan ISK terbanyak dan menunjukkan sensitivitas terhadap Gentamicin (66,66%), Ciprofloxacin (52,38%), Meropenem (42,25%), Amikacin (42,85%), Trimethoprim / Sulfamethoxazole (40,47%), Ampicillin / Sulbactam (33,33%). Bakteri ini telah resisten terhadap Ampicillin (30,95%), Cefepime (30,95%), Ceftriaxone (23,80%), Cefuroxime(23,80%). Simpulan : Bakteri gram negatif paling banyak menjadi penyebab terjadinya ISK adalah Escherichia coli, diikuti oleh Klebsiellapneumonia dan Acinetobacter baumannii. Kata kunci: ISK, Kultur Urin, Uji Sensitivitas, Antibiotik
DETEKSI GEN CbpG PADA ISOLAT KLINIS Streptococcus pneumoniae DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR DARI JANUARI 2012 – MARET 2017 DENGAN MENGGUNAKAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Ni Kadek Seri Mahayanti; Ni Nyoman Sri Budayanti; Ni Nengah Dwi Fatmawati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 11 (2018): vol 7 no11 2018 E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.103 KB)

Abstract

Streptococcus pneumoniae adalah bakteri kokus gram positif fakultative anaerob penyebab utama kesakitan dan kematian diseluruh dunia. Bakteri ini dapat menyebabkan Invasive Pneumococcal Disease (IPD) seperti bakterial pneumonia, meningitis dan bakterimia serta penyakit non-IPD seperti otitis media dan sinusitis. S. pneumoniae memiliki beberapa faktor virulensi yang berperan dalam menimbulkan penyakit, salah satunya adalah CbpG. CbpG adalah protein permukaan yang berperan dalam proteolitik dan perlekatan sehingga menimbulkan sepsis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keberadaan gen CbpG pada isolat klinis S. pneumoniae yang terisolasi di Instalasi Mikrobiologi Klinik RSUP Sanglah Denpasar dengan menggunakan tekhnik PCR. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan 21 sampel yang diambil dari sputum (42,9%), luka (23,8%), dan darah (33,3%). Sebanyak 3 (14,3%) dari 21 isolat klinis S. pneumoniae membawa gen CbpG, menunjukan bahwa CbpG merupakan salah satu faktor virulensi yang dimilliki isolat klinis S. pneumoniae. Kata kunci: Streptococcus pneumoniae, CbpG, Proteolitik, Perlekatan, PCR
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) SEBAGAI ANTI BAKTERI Streptococcus pyogenes ATCC 19615 Prisillia Brigitta; Ni Nengah Dwi Fatmawati; Ni Nyoman Sri Budayanti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i3.P15

Abstract

ABSTRAK Infeksi ialah masalah kesehatan global dan penyebab utama kematian, terutama di Indonesia. Salah satu penyebab infeksi yang sering ditemukan di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya adalah Streptococcus pyogenes. Untuk mengatasi penyakit infeksi dan menghindari resistensi obat-obatan kimiawi, dapat dilakukan dengan cara mengembangkan antibiotik baru dari sumber alam terutama tanaman. Daun sambiloto sering dijumpai di Indonesia dan dipakai oleh masyarakat sebagai tanaman obat untuk mengobati infeksi saluran kemih, pelega tenggorokan, dan lainnya. Pada daun sambiloto terdapat kandungan antibakteri seperti andrographolide, tanin, flavonoid, alkaloid, steroid, saponin, fenol, terpenoid, dan glikosida. Metode ekstraksi yang digunakan pada daun sambiloto adalah maserasi dengan pelarut etanol 96%, kemudian diencerkan dengan pelarut etanol 96% menjadi konsentrasi 20%, 60% dan 80%, kemudian uji aktivitas antibakteri menggunakan metode cakram difusi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara signifikan ekstrak etanol daun sambiloto dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus pyogenes ATCC 19615 (p=0.000). Hasil uji daya hambat berupa rerata diameter zona hambat yaitu 7 mm pada konsentrasi 20%, 8.8 mm pada konsentrasi 60%, dan 9.2 mm pada konsentrasi 80%. Dapat disimpulkan bahwa pada keseluruhan konsentrasi yang diujikan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes ATCC 19615 dengan diameter zona hambat paling besar pada ekstrak daun sambiloto konsentrasi 80%. Kata kunci: Daun Sambiloto (Andrographis peniculata Nees), antibakteri, Streptococcus pyogenes
PERSENTASE KESALAHAN IDENTIFIKASI BAKTERI Burkholderia pseudomallei DIANTARA BAKTERI GRAM NEGATIF, OKSIDASE POSITIF YANG TERIDENTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE VITEK 2 DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2014 I Wayan Rivandi Pradiyadnya Mardana; Ni Nyoman Sri Budayanti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 12 (2018): Vol 7 No 12 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.061 KB)

Abstract

Melioidosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Burkholderia pseudomallei. Gejala yang ditunjukkan melioidosis dapat bervariasi mulai dari pneumonia hingga sepsis. Banyak kasus yang disebabkan oleh Burkholderia pseudomallei memiliki gejalanya yang tidak spesifik. Dari pemeriksaan laboratorium sering terdapat kesalahan identifikasi pada Burkholderia pseudomallei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan identifikasi bakteri Burkholderia pseudomallei diantara bakteri gram negatif, oksidase positif yang teridentifikasi menggunakan metode Vitek 2 di laboratorium Mikrobiologi klinik RSUP Sanglah Denpasar tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional cross-sectional. Sampel merupakan Seluruh isolat bakteri batang gram negatif oksidase positif yang terisolasi dari sample klinik di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar pada Tahun 2014 yang teridentifikasi menggunakan Vitek 2 yang telah disimpan pada suhu -80?C. Dari tahun 2014 didapatkan 54 isolat bakteri gram negatif, oksidase positif yang akan dilakukan identifikasi ulang dengan menggunakan metode PCR. Hasilnya terdapat 3 isolat positif dari total 54 sampel, terlihat pada hasil elektroforesis terdapat 3 sampel yang ukurannya 550 base-pair. Dari penelitian ini didapatkan persentase kesalahan identifikasi bakteri Burkholderia pseudomallei diantara bakteri gram negatif, oksidase positif yang teridentifikasi menggunakan metode Vitek 2 di Instalasi Mikrobiologi klinik RSUP Sanglah pada tahun 2014 sebesar 5,5%. Kata kunci: Melioidosis, Burkholderia pseudomallei, Vitek 2
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) UNTUK IDENTIFIKASI GEN bfpA, stx1, dan stx2 DARI BAKTERI Escherichia coli YANG TERISOLASI DARI SPESIMEN USAP DUBUR PENJAMAH MAKANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 I Gusti Agung Indah Pradnyani R.S; Ni Nyoman Sri Budayanti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i9.P06

Abstract

Diarrheagenic Escherichia coli (DEC) merupakan bakteri penyebab tersering pada diare yang terkait dengan foodborne disease. Penjamah makanan, sebagai seseorang yang terlibat dalam proses penangangan makanan, berperan besar dalam transmisi diare, salah satunya adalah sebagai pembawa (carrier) DEC. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gen bfpA, stx1, dan stx2 dari E.coli yang terisolasi dari spesimen usap dubur penjamah makanan di Denpasar, Bali. Penelitian deskriptif observasional potong lintang ini menggunakan sampel sebanyak 17 isolat bakteri Escherichia coli yang didapat dari usap dubur penjamah makanan di Denpasar, Bali pada tahun 2015. Setelah dilakukan ekstraksi DNA, Polymerase Chain Reaction (PCR) digunakan untuk mengamplifikasi DNA tersebut dengan tujuan mengidentifikasi keberadaan gen bfpA, stx1, dan stx2. Hasil amplifikasi kemudian divisualisasi dengan bantuan elektroforesis gel agarose. Dalam penelitian ini, tidak terdeteksi adanya penjamah makanan pembawa gen bfpA yang mewakili patotipe EPEC, sementara lima penjamah makanan terdeteksi sebagai pembawa EHEC dengan rincian satu penjamah makanan terdeteksi keberadaan gen stx1 saja dan pada empat penjamah makanan lainnya terdeteksi keberadaan gen stx2 saja. Tidak ada penjamah makanan yang terdeteksi keberadaan gen stx1 dan stx2 sekaligus. Gen bfpA dan stx1 lebih optimal jika diamplifikasi dengan suhu dan durasi denaturasi yang lebih tinggi, serta dengan suhu annealing yang lebih rendah jika dibandingkan dengan stx2. Kata kunci: PCR, EPEC, EHEC, Penjamah Makanan.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL 96% DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) TERHADAP BAKTERI METHICILLIN RESISTANT Staphylococcus aureus (MRSA) ATCC 3351 I Gede Gita Sastrawan; Ni Nengah Dwi Fatmawati; , Ni Nyoman Sri Budayanti; Agus Eka Darwinata
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i7.P01

Abstract

Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan bakteri Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik golongan ?-lactam. Mortalitas pada pasien kritis yang terinfeksi MRSA 50% lebih tinggi dibandingkan dengan yang terinfeksi Methicillin Sensitive Staphylococcus aureus. Dalam mengatasi kasus resistensi antibiotik, diperlukan penemuan obat baru. Beberapa tumbuhan memiliki senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai antibakteri, salah satunya adalah daun gamal (Gliricidia sepium). Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hambat ekstrak etanol 96% daun gamal terhadap bakteri MRSA ATCC 3351 dengan metode disk-diffusion. Kelompok konsentrasi ekstrak daun gamal yang digunakan adalah 20%, 40%, 60%, 80% dengan kontrol positif Vancomycin 30 µg dan kontrol negatif etanol 96%. Hasil uji fitokimia kualitatif menunjukkan daun gamal mengandung senyawa metabolit sekunder saponin, fenol, terpenoid dan alkaloid. Kelompok konsentrasi ekstrak 20%, 40%, 60% dan 80% secara berurutan menghasilkan diameter hambat sebesar 7,5 mm, 8 mm, 11 mm, 12 mm. Terdapat perbedaan bermakna daya hambat yang dihasilkan pada seluruh kelompok perlakuan, tetapi pada kelompok konsentrasi 20% dengan 40% tidak memiliki perbedaan daya hambat yang bermakna. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% daun gamal (Gliricidia sepium) memiliki daya hambat terhadap MRSA ATCC 3351. Kata kunci : Daun Gamal, Daya Hambat Bakteri, Methicillin Resistant Staphylococcus aureus
Perbedaan Gambaran Histopatologi Granuloma Paru Mencit Setelah Diinfeksi Mycobacterium tuberculosis dan atau Intervensi Silika (THE INFLUENCES OF TIME IN THE HISTOPATHOLOGY OF LUNG GRANULOMA IN MICE AFTER INFECTION OF MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS AND SILI Ni Made Linawati; I Gusti Ngurah Mayun; I Gusti Nyoman Sri Wiryawan; Nyoman Sri Budayanti; Ni Made Mertaniasih; Fedik Abdul Ratam; I Nyoman Wande; I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti; Ida Ayu Ika Wahyuniari; I Wayan Sugiritama; I Gusti Kamasan Arijana
Jurnal Veteriner Vol 14 No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.958 KB)

Abstract

The characteristics of lung tuberculosis is granuloma, which is consisted of lymphocytes andmacrophages that show the interaction between immune cells and M.tb. Granuloma is the organizationprocess which is depend on lymphocytes invasion, adhesion molecules and chemokine fasilitation. Silicosiswhich is caused by silica, can influence granuloma in the lung. The features of granuloma is variationdepend on the elicited agent and immune reaction. The main purpose of this study was to prove thehistopathology differences of  mice lung granuloma caused by M.tb infection,  silica intervention and bothin 3th  and 7th weeks. It was 45 mice Balb-c strain, divided into 3 groups;  P1 got  M.tb infection with H37Rvstrain 105  perml,P2 got silica intervention with 60 micro litre and, P3 got both of M.tb infection and  silica intervention. Termination of each group were held on 3 and 7 weeks of intervention, continued byhistopathology examination. In the histopathology feature, we done semi-quantitative prosedure to measurelung damage by using Dormans scores; perivasculitis, peribronchiolitis, alveolitis and granuloma. Oneway anova to analysis the differences of histopathologycal result among these groups (P< 0,05).  Resultshowed the significant differences  among these group.  In the 3th weeks, we found  mild lung damage werehappened in all groups with granuloma, without necrosic (P1 and P2). In the 7th weeks we found  severe lungdamage in P3 with necrotic and fibrotic granuloma sign, with necrosis in P1, with fibrotic in P2.  Weconcluded the worst lung damage happened in 7th weeks in group which are got M.tb infection and silicaintervention, with granuloma characterictic of necrosic and fibrotic.
CAPSULAR GENOTYPING OF Klebsiella pneumoniae ISOLATED FROM CLINICAL SAMPLES AT SANGLAH GENERAL HOSPITAL IN 2013 I Made Sutha Saskara; Ni Nengah Dwi Fatmawati; Ni Nyoman Sri Budayanti; Wahyu Hidayati
Journal of Health Sciences and Medicine Vol 1 No 1 (2017): JHSM (Febuary 2017)
Publisher : Institute for Research and Community Services Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.815 KB) | DOI: 10.24843/JHSM.2017.v01.i01.p06

Abstract

Klebsiella pneumoniae, one of hospital associated infections agents, become more prevalence in worldwide. It is an opportunistic pathogen that can cause wide spectrum of diseases such as pneumonia and sepsis. Capability of this bacterium in causing diseases is influenced by its virulence factors. Capsule (K) is considered as the major virulence factor responsible in avoiding first defense mechanism of host cells. Almost no study about molecular characterization of capsule is reported in Bali; therefore, this study is aimed to determine the capsular genotype of K. pneumoniae isolated from clinical specimens at Sanglah General Hospital. Samples were collected between January until Desember 2013 in Sanglah General Hospital at Clinical Microbiology Laboratory. Total of 56 samples were examined taken from blood, urine, pus, sputum, and other sources. All K. pneumoniae DNA were then subjected to PCR using specific primer pairs against K1, K2 and K5. The results showed that from 56 K. pneumoniae clinical isolates only 12 (21.4%) were PCR positive, and all (100%) of them were positive for K2 capsule gene. Ten (83.3) of them were from blood, 1 (8.3%) from sputum, and 1 (8.3%) from other specimens. Finding of K2 capsule gene in most K. pneumoniae clinical isolates at Clinical Microbiology Laboratory in Sanglah General Hospital might figure out the relationship of capsular type with severity of diseases. However, further study of capsule in Bali with higher isolates number will help in understanding of pathogenicity of K2 capsule in order to treat the infections itself.
Co-Authors A. Soebandrio A. Widayati Adhiputra, I Ketut Agus Indra Adinda Putra Pradhana Agus Eka Darwinata Agus Roy Rusly Hariantana Hamid Agus Simahendra Agustinus I Wayan Harimawan Ajeng Diantini Amin, Yusuf Sidang Anggita Dewi Arikandini, Dewa Ayu Putu Aisaka Rajeshi Aryana, I Gusti Putu Suka Bryan Setiawan Candra, I Kadek Bayu Adhi Chandra, Katherine Silvania Christopher Ryalino D A Indah Gitaswari Dave Gerald Oenarta Dea Antariksa Dewa Ayu Agung Anggita Ningrat Dwija, Ida Bagus Nyoman Putra Dyah Pradnyaparmita Duarsa Eriata, Anselmus Helbert Erly Sintya Erly Sintya F. S. Wignall Fedik Abdul Ratam Gusti Ayu Dianti Violentina Hearty Indah Oktavian Hendrawan, Gresya I Dewa Agung Gede Meisha Dhanam I Dewa Ayu Made Dian Lestari I Dewa Made Sukrama I Gede Gita Sastrawan I Gede Pradnya Wisnu Murthi I Gusti Agung Indah Pradnyani R.S I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti I Gusti Kamasan Arijana I Gusti Ngurah Kade Mahardika I Gusti Ngurah Mayun I Gusti Nyoman Sri Wiryawan I Made Ady Wirawan I Made Sutha Saskara I Nyoman Hariyasa Sanjaya I Nyoman Wande I Putu Bayu Mayura I Putu Bayu Mayura, I Putu Bayu I Wayan Adi Pranata I Wayan Rivandi Pradiyadnya Mardana I Wayan Sugiritama I Wayan Suranadi I. B. P. Dwija I. K. Sukardika I.K. Suata Ida Ayu Andhira Dewi Suarisavitra Ida Ayu Putu Putri Andari Ida Bagus Gede Adiguna Wibawa Ida Sri Iswari Indramawan Setyojatmiko Indraningrat, Anak Agung Gede K. Subrata K. Wirasandhi Kadek Anggie Wigundwipayana Kadek Dede Frisky Wiyanjana Kadek Karang Agustina Komang Januartha Putra Pinatih Krishna Murprayana Lameng, Imaculata Sonia Vidaryo M. A.C.M. Nusatya Made Agus Hendrayana Made Widianantara Made Wiryana Marco Reeiner N. K. Niti Susila, N. K. N. K. Susilarini Ni Kadek Seri Mahayanti Ni Luh Made Mirah Rahayu Ni Luh Putu Harta Wedari Ni Luh Putu Harta Wedari Ni Luh Putu Harta Wedari, Ni Luh Putu Harta Ni Luh Ranthi Kurniawathi Ni Made Adi Tarini Ni Made Linawati Ni Made Mertaniasih Ni Made Susilawathi Ni Nengah Dwi Fatmawati Ni Nengah Dwi Fatmawati Nyoman Indra Karunia Putri Nyoman Yenny K, Nyoman Pande Putu Januraga Prilandari, Luh Inta Prisela Zharaswati Prisillia Brigitta Putra, I Dw. Gd. Bayu Artha Pratama Putra, Made Dwi Ambara Putu Arya Suryanditha Putu Dian Pratita Lestari Putu Eka Arimbawa Raka-Sudewi A. A. Rastuti, Made Rina Rustawan, I Nengah Tony Saranova, Hilda Sari Kusumadewi Sathya Deva, I Dewa Gde Setiabudy, Marta Shita Diwyani Sudarsa Tjokorda Gde Agung Senapathi V. Wiwing Violentina, Gusti Ayu Dianti Wahyu Hidayati Wibisana, I Dewa Nyoman Adi Ningrat Widowati, I Gusti Ayu Rai - Wijaya, Carolin Winatha, I Gde Pangestu Putrama Winaya, Made Illene Wira Guna, I Gede Bhima Yanti, Ni Komang Semara Yuntari, Gusti Ayu Krisma