Claim Missing Document
Check
Articles

Analisa Pengaruh Temperatur Normalizing Pada Sambungan Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) Terhadap Kekuatan Tarik , Tekuk dan Mikrografi Baja Karbon Rendah Hristo Anggigi; Untung Budiarto; ahmad fauzan zakki
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1616.644 KB)

Abstract

Baja SS 400 adalah jenis baja karbon rendah yang mempunyai kadar karbon dibawah 0,3%. Pada bidang perkapalan baja karbon rendah merupakan bahan utama untuk pembuatan konstruksi kapal,seperti pada konstruksi lambung kapal. Pengelasan SMAW (Shielded-Metal Arc Welding) adalah salah satu teknik pengelasan yang banyak digunakan dalam perindustrian dan rangka konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil kekuatan tarik, tekuk, dan struktur mikrografi dari sambungan las baja SS 400 dengan perbedaan suhu dari perlakuan panas normalizing. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen , dimulai dari mempersiapkan baja SS400, pemotongan baja,pengelasan baja , normalizing hingga uji. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor besar suhu pada perlakuan normalizing pada hasil pengelasan mempengaruhi kualitas sambungan ditinjau dari kekuatannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baja SS 400 dengan tidak diberi perlakuan apapun memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 391,02 MPa, rata-rata regangan sebesar 47,85%, dan rata-rata modulus elastisitas sebesar 182,28 GPa. Serta memiliki tegangan tekuk sebesar 457,1 MPa. Baja SS 400 dengan diberi perlakuan normalizing dengan suhu sebesar 900°C memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 290,27 MPa, rata-rata regangan sebesar 52,29%, dan rata-rata modulus elastisitas sebesar 150,67 GPa. Serta memiliki tegangan tekuk sebesar 405,68 MPa dan Baja SS 400 dengan diberi perlakuan normalizing 975°C memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 289,24 MPa, rata-rata regangan sebesar 52,83%, dan rata-rata modulus elastisitas sebesar 119,91 GPa. Serta memiliki tegangan tekuk sebesar 367,18 MPa. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa baja SS 400 dengan diberi perlakuan normalizing dengan suhu 900°C memiliki kekuatan yang lebih besar daripada specimen yang diberi perlakuan normalizing dengan suhu 975°C.
Analisa Pengaruh Variasi Bentuk Sudu, Sudut Serang dan Kecepatan Arus Pada Turbin Arus Tipe Sumbu Vertikal Terhadap Daya yang Dihasilkan Oleh Turbin Deni Oktavianto; Untung Budiarto; K Kiryanto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 5, No 2 (2017): APRIL
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1222.145 KB)

Abstract

Sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik serta menipisnya cadangan bahan bakar fosil, maka keadaan tersebut memaksa manusia mencari energi alternatif yang dapat diperbaharui untuk menggantikan bahan bakar fosil. Wilayah Indonesia yang sebagian besar perairan dapat dimanfaatkan, salah satunya berupa potensi energi arus laut.Turbin arus merupakan sumber energi alternatif berbasis pada konversi energi kinetik menjadi energi listrik. Prinsipnya arus air akan memutar sudu turbin kemudian dapat memutar generator dan menghasilkan energi listrik. Peneliti menganalisa pengaruh dari bentuk geometri sudu dan sudut serang dengan variasi aliran kecepatan arus. Variasi foil yang digunakan adalah NACA 0018, SELIG 1223, EPPLER 818 dengan variasi sudut serang 0° dan 5° serta kecepatan arus 2,4 m/s ; 2,7 m/s dan 3 m/s. Peneliti menggunakan SolidWork 2013 untuk pemodelan turbin dan Ansys CFX 15 untuk analisa gaya turbin. Berdasarkan analisa, performa paling optimum dimiliki oleh turbin SELIG 1223 sudut serang 0 dengan nilai gaya sebesar 1846,84 N (pada 3m/s). Nilai torsi sebesar  738,736 Nm (pada 3m/s). Nilai daya sebesar 5,532 kW  (pada 3m/s). Nilai Cp sebesar 0,513  (pada 3m/s).  Nilai efisiensi sebesar 51,224 %  (pada 3m/s). Sehingga turbin dengan foil SELIG 1223 sudut serang 0° merupakan turbin paling optimum pada penelitian ini.
Analisa Kekuatan Tarik, Puntir, Kekerasan dan Komposisi Kimia Baja ST 60 Sebagai Material Poros Propeller Setelah Perlakuan Carburizing Dengan Variasi Temperatur Pemanasan ( Metode Experiment ) Kholill Bayu Ardhiyanto; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja ST 60 merupakan suatu material yang bisa digunakan sebagai bahan pembuatan poros propeller karena tergolong baja karbon yang di perbolehkan oleh BKI.Poros yang aus sering terjadi karena kekerasan permukaan baja lebih rendah dari bantalan propeller. Maka proses carburizing menjadi salah satu cara untuk mengatasi keausan tersebut, tetapi dalam segi kekuatan tarik dan komposisi masih sesuai standar BKI. Sedangkan tujuan uji puntir adalah untuk mengetahui besaran tegngan geser maksimum saat patah. Dalam penelitian ini juga meneliti pengaruh penambahan suhu carburizing dari 800° ke 1000° terhadap sifat mekanis baja. Hasil penelitian ini berupa nilai kekuatan material yang kemudian dibandingkan dengan nilai minimum persyaratan BKI. Beberapa hasil seperti penampang patahan juga dapat mewakili karakter keuletan material. Hasil yang dicapai bahwa baja ST 60 memenuhi persyaratan BKI ditinjau dari kekuatan tarik (730,00 Mpa) Raw Material, (705,00 Mpa) carburizing 800° dan (718,33 Mpa) carburizing 1000°dan penambahan carbonnya(0,45 % ) Raw Material, (0,50 %) carburizing 800° dan (0,60 % ) carburizing 1000°. Untuk nilai kekerasan mendapatkan hasil (177,67 VHN ) Raw Material, (224,33 VHN) carburizing 800° dan (252,67VHN ) carburizing 1000°. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah proses carburizing kekerasan yang terjadi semakin naik dan dalam segi kekuatan tarik dan komposisi kimia masih sesuai standar BKI.
ANALISA UNJUK KERJA DESAIN SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP PADA KAPAL IKAN UKURAN 5 GT DI WILAYAH REMBANG Gritis Al hasbi MM; Untung Budiarto; Wilma Amiruddin
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 4, No 4 (2016): OKTOBER
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.711 KB)

Abstract

Proses pendinginan atau refrigerasi merupakan proses yang penting untuk menjaga kualitas daging hasil tangkapan. Metode pendinginan yang saat ini diterapkan oleh mayoritas nelayan dengan ukuran kapal 5 GT di wilayah Rembang masih menggunakan cara konvensional (balok es) yang membawa kerugian tersendiri terhadap operasional dan kualitas daging hasil tangkap. Nelayan Rembang menjadikan kepiting rajungan (portunus pelagicus) sebagai tangkapan utama mereka, karena produk ini merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai jual tinggi maka perlu mendapatkan penanganan secara khusus bila dibandingkan dengan komoditas hasil tangkap lainya. Oleh karena itu Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) melakukan suatu rancangan sistem Refrigerasi Kompresi uap pada kapal ikan ukuran 5 GT dengan hasil tangkapan yaitu kepiting rajungan yang bertujuan untuk menggantikan sistem pendinginan sebelumnya (balok es) dan menjaga kualitas daging setelah ditangkap. Jenis refrigeran yang dipakai pada sistem ini adalah R-134a. Berdasarkan analisa unjuk kerja sistem refrigerasi pada penelitian ini diperoleh nilai koefisien prestasi / coefficient of performance (COP) = 3,24 dari nilai ini disimpulan bahwa sistem memiliki nilai COP˃1 yang artinya sistem ini memiliki effisiensi kerja yang baik. Kemudian diperoleh nilai kapasitas tiap komponen pada sistem sebagai berikut: (Kompresor=39,93 kJ/kg), (Kondensor=-168,73 kJ/kg), (Unit ekspansi=261,164 kJ/kg), dan (Evaporator=128,8 kJ/kg). Serta diketahui bahwa keberhasilan perancangan sistem refrigerasi untuk menggantikan sistem pendingin yang lama pada palka I adalah 40,7 %, dan pada palka II adalah 33 %.
Analisa Sifat Mekanis Baja ST 60 Setelah Carburizing Menggunakan Arang Batok Katalis BaCO3 Dan Quenching Dengan Oli Dan Air garam Ahmad Fhadillah; Untung Budiarto; Ari Wibawa Budi Santosa
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 1 (2019): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja ST 60 merupakan baja karbon menengah yang digunakan sebagai bahan pembuatan kapal dan komponen mesin  pada kapal, baja ini termasuk dalam baja tempa campuran yang dapat dikeraskan dan banyak  digunakan dalam kostruksi mesin kapal. Carburizing itu sendiri merupakan proses thermos-chemical yang dilakukan dengan cara memanaskan spesimen pada suhu +8500 dalam wadah yang mengandung karbon dan di campurkan BaCO3  sebagai katalis dan di tahan selama 90 menit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik, kekerasan dan perubahan struktur mikro, dan kekerasan baja ST 60 setelah proses carburizing  dan quenching. Proses quenching dilakukan secara cepat menggunakan media pendingin oli mesran SAE 20W-50 dan air garam 40%. Hasil penelitian menunjukkan bahawa baja ST 60 setelah carburizing tanpa diquenching memiliki kekuatan tarik sebesar 649,22 MPa, quenching oli 572,65 MPa dan quenching air garam 625,97 MPa, untuk nilai kekerasan vickers setalah carburizing tanpa quenching sebesar 176,76 VHN, quenching oli 230.99 VHN dan quenching dengan air garam 432,68 VHN. Kesimpulan dari pernelitian ini menunjukkan bahwa baja ST 60 dengan uji tarik quenching oli kekuatanya semakin bertambah, sedangkan uji vickers nilai kekerasanya makin bertambah ketika di quenching air garam dan metalografi menunjukkan bawha fasa perlite yang semakin banyak pada quenching air garam sehingga tingkat kekerasannya naik.
Pengaruh Kuat Arus Listrik dan Travelling Speed terhadap Kekuatan Impact Alumunium 6061 Pengelasan Gas Tungsten ArchWelding (GTAW) dengan Gas Pelindung Argon Anas Sebtu Prawira; Sarjito Jokosisworo; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 7, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.078 KB)

Abstract

Pengelasan aluminium 6061 dilakukan dengan proses GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) menggunakan gas pelindung argon berjenis sambungan pengelasan single v-butt joint dengan variasi kuat arus dan travelling speed. Dari hasil pengujian variasi kuat arus 150 Amp diperoleh nilai impact sebesar 0,130 J/mm2 pada travelling speed 10 cm/menit dan 0,115 J/mm2 pada travelling speed 15 cm/menit. Dari variasi kuat arus 170 Amp, diperoleh nilai impact sebesar 0,095 J/mm2 pada travelling speed 10 cm/menit dan 0,065 J/mm2 pada travelling speed 15 cm/menit . Dari variasi kuat arus 200 Amp, diperoleh nilai impact sebesar 0,090 J/mm2 pada travelling speed 10 cm/menit dan 0,053 J/mm2. Dari data tersbuat, diperoleh kekuatan impact yang tertinggi dan optimal terjadi pada kuat arus 150 Amp dengan  travelling speed 10 cm/menit yaitu sebesar 0,130 J/mm2. Sedangkan kekuatan impact terendah ada pada kuat arus 200 Amp dengan travelling speed 15 cm/menit yaitu sebesar 0,090 J/mm2. Kekuatan impact dari kuat arus 150 Amp ke 200 Amp mengalami penurunan pada setiap kecepatan lasnnya. Data tersebut diperkuat dengan adanya analisa hasil patahan dari foto makro yang menunjukan bahwa pada kuat arus 150 Amp merupakan patahan yang lebih ulet dibandingkan pada 170 Amp dan 200 Amp.[1]       Darsin, M., H. Sutjahjono, and A. Hadi. 2013. Mechanical Properties and Micro Structure of Aluminum Alloys [Al-Mg-Si] as Results of Variation Time in Friction Welding. [2]       Sari, N. H. 2018. Material Teknik. Deepublish, Yogyakarta.[3]       Nurhafid, Aji. 2017. Analisa Pengaruh Perbedaan Feed Rate Terhadap Kekuatan Tarik dan Impak Aluminium 6061 Metode Pengelasan Friction Stir Welding. Jurnal Teknik Perkapalan, 5(2), 473-481.[4]       Adrian, Y. 2012. Analisis Peningkatan Penetrasi Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) pada Material Stainless Steel dengan Memanfaatkan Medan Elektromagnetik. Skripsi, Universitas Indonesia.[5]       Putra, R. P., S. Jokosisworo, dan Kiryanto. 2016. Pengaruh Arus Listrik dan Temperatur terhadap Kekuatan Tarik dan Impact  Alumunium 5083 Pengelasan GMAW (Gas Metal ArcWelding). Jurnal Teknik Perkapalan, 4(1), 152 – 161. [6]       Jokosisworo, S. 1995. Pengaruh Besar Arus Listrik dan Kecepatan Pengelasan Terhadap Sifat Mekanis Pelat Baja Kapal Hasil Pengelasan Submerged Arc Welding. Universitas Indonesia. [7]       Adam, A. R., S. Jokosisworo, dan Samuel. 2016. Pengaruh Kuat Arus Listrik, Temperatur dan Variasi Sudut Kampuh terhadap Kekuatan Impact Alumunium 5083 Pengelasan GTAW dengan Gas Pelindung Helium. Jurnal Teknik Perkapalan, 4(1), 297 – 305. [8]       Passalbessy, V., S. Jokosisworo, dan Samuel. 2015. Pengaruh Besar Arus Listrik dan Kecepatan Las Terhadap Kekuatan Tarik Alumunium 5083 Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas). Jurnal Teknik Perkapalan, 3(4), 337 – 345. [9]       Titahgusti, M. I., S. Jokosisworo, dan U. Budiarto. 2018. Anaslisa Perbandingan Kekuatan Tarik, Impak, dan Mikrografi pada Sambunngan Las Alumunium 6061 Terhadap Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) dan MIG (Metal Inert Gas). Jurnal Teknik Perkapalan, 3(6).[10]   Surdia, T. dan S. Saito. 1999. Pengetahuan Bahan Teknik. Pradnya, Jakarta.[11]   Wiryosumarto, H. dan T. Okumura. 2000. Teknologi Pengelasan Logam. Pradnya Paramita, Jakarta.[12]   O’Brien, R. L. 2003. Welding Handbook, Volume 2 – Welding Processes. American Welding Society, Miami.[13]   Sunaryo, Hery. 2008. Teknik Pengelasan Kapal Jilid 1 untuk Sekolah Menegah Kejuruan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.[14]   Yudo, H., dan I. P. Mulyanto. 2008. Pengaruh Penggunaan Gas Pelindung Argon Grade A dan Grade C Terhadap Kekuatan Tarik  Lasan  Sambungan Butt Pada  Material Kapal Aluminium 5083. Jurnal KAPAL, 5(3), 181 – 190. [15]   Pasalbessy, V., S. Jokosisworo, dan Samuel. Pengaruh Besar Arus Listrik dan Kecepatan Las terhadap Kekuatan Tarik Alumunium 5083 Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas). Jurnal Teknik Perkapalan, 3(4), 336 – 345. [16]   ASTM E23. 2009. Standard Specification for Aluminum and Aluminum-Alloy Sheet and Plate. USA.
Perancangan Propeller dan Engine Propeller Matching pada Kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) 5000 DWT Samuel Pardomuan Sitorus; Untung Budiarto; K Kiryanto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 8, No 4 (2020): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Self Propelled Oil Barge (SPOB) adalah jenis kapal dengan lambung datar (barge) serta memiliki tangki dan mesin sehingga tidak perlu ditarik dengan  tug boat. Kapal harus memiliki sistem penggerak yang sesuai dengan bentuk lambung kapal, sehingga kinerja sistem propulsi menjadi optimal. Pada penelitian ini dilakukan penentuan dua buah reduction gear dan membandingkan efisiensi dua buah reduction gear, lalu dilakukan perancangan spesifikasi propeller, menentukan syarat batas ambang propeller sesuai dengan aturan BKI Klas Tahun 2016, dan menghitung besaran nilai kavitasi propeller yang akan diaplikasikan pada kapal Self Propelled Oil Barge(SPOB) 5000 DWT. Propeller yang digunakan dalam penelitian ini adalah propeller B-Series yang terdiri dari B4-55, B4-70, B4-85, dan B4-100. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan analisa Engine Propeller Matching yang sesuai dengan kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) 5000 DWT yang berguna untuk mendukung kinerja sistem propulsi kapal pada saat berlayar. SPOB ini diharapkan menjadi inovasi solusi yang tepat dalam hal sarana transportasi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) di perairan lokal maupun internasional. Demi mendukung hal tersebut dilakukan perencanaan sistem propulsi atau penggerak kapal yang berdasarkan dari perhitungan tahanan kapal, mesin kapal, hingga penentuan propeller yang akan diaplikasikan pada kapal. Dari hasil perhitungan didapatkan spesifikasi motor penggerak rekomendasi kapal SPOB 5000 DWT yaitu Yanmar type 12AYM-WET dengan besar daya 1140 kW (1550 HP)/1840 rpm dan spesifikasi propeller yang berdiameter 2,2 m dengan Ae/Ao = 0,7; P/D = 0,67 dan memiliki 4 jumlah daun serta berjenis fixed pitch propeller. Grafik matching point kapal dapat disimpulkan bahwa daya mesin utama kapal dapat menggerakan propeller untuk menempuh kecepatan kapal dengan presentase 90 % rated power dan 90% rated speed.
Analisa Pengaruh Variasi Sudut Kampuh Terhadap Kekuatan Tarik Aluminium 6061 Dengan Gas Pelindung Argon Grade A dan Grade C Pada Pengelasan GTAW Maulana Dicky Almanda; Hartono Yudo; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 9, No 1 (2021): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Logam alumiinium paduan jenis 6061 memiliki sifat ketahanan korosi yang baik dalam penerapan di bidang industri, terutama pada konstruksi perkapalan. Pemilihan metode, bentuk sambungan dan sudut kampuh las  dapat mempengaruhi efektivitas kekuatan hasil sambungan pada pengelasan. Ditinjau dari permasalahan tersebut, penelitian ini memiliki tujuan mengetahui perbandingan metode pengelasan dengan variasi gas argon yang berbeda, yaitu grade A argon (Ultra High-Purity), dan grade C argon (Welding Grade). Jenis pengelasan yang digunakan ialah GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) dengan bentuk sambungan single V-butt joint beserta variasi sudut kampuh las 40o, 60o, dan 80o. ER 5356 dipilih sebagai elektroda pengelasan dengan tegangan  22V dan arus 185 A. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sambungan dari metode pengelasan GTAW mempunyai kekuatan tarik rata-rata maksimal sebesar147,27 MPa dengan nilai regangan 21,02% pada gas pelindung argon grade C variasi sudut kampuh sebesar 80o, dan kekuatan tarik rata-rata maksimal sebesar 141,16 MPa dengan nilai regangan 21,76% pada gas pelindung argon grade A variasi sudut kampuh 60o. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemakaian gas pelindung argon grade C lebih baik dibanding gas pelindung argon grade A. Sudut kampuh 80o merupakan sudut kampuh las yang memiliki masukan panas dan kekuatan hasil lasan yang baik  pada aluminium 6061.
Analisa Pengaruh Variasi Penambahan Fin pada Centerbulb terhadap Performa Seakeeping dan Hambatan Kapal Katamaran dengan metode Computational Fluid Dynamic (CFD) Muhammad Naufal Syafiq; Untung Budiarto; Muhammad Iqbal
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 1 (2018): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1179.503 KB)

Abstract

Perkembangan teknologi perkapalan semakin maju. Hal ini penting karena dengan teknologi yang semakin maju maka dapat membantu dalam meningkatkan performa kapal. Salah satunya adalah kapal katamaran dimana dalam penelitian ini peneliti menambahkan variasi centerbulb dengan penambahan fin pada centerbulbnya dimana dengan penambahan ini ternyata menghasilkan hambatan yang cukup baik tetapi belum bisa memperbaiki nilai olah gerak kapal. Pada penelitian ini penulis menggunakan program komputer berbasis Computational Fluid Dynamic (CFD) didalam menyelesaikan masalah dari tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan kecepatan ,Jumlah dan ukuran fin pada centerbulb. Hasil penelitian  didapatkan bahwa penambahan variasi Fin pada centerbulb tidak cocok digunakan dalam memperbaiki karakteristik seakeeping kapal karena tidak dapat mengurangi nilai vertical accelaration di setiap Fn-nya dengan kenaikan paling besar pada Fn 0,69 sebesar 2,0264% walaupun hasil ini sudah sesuai dengan standard NORDFORK, 1987.  Sedangkan nilai hambatan total  mengalami  penurunan  paling  optimal  pada  model  1  mengalami  penurunan  hambatan  total  sebesar -20.91% pada Fn 0,36 dan -8,54% pada Fn 0,69.
Analisa Pengkondisian Udara Pada Sistem Ventilasi Di Kamar Mesin Kapal Feri 500 GT Dengan Pendekatan CFD (Computational Fluid Dynamics) Mochamad Arif Rachman; Hartono Yudo; Untung Budiarto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 6, No 4 (2018): Oktober
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat beroperasi, suhu dikamar mesin kapal feri 500 GT mengalami kenaikan temperature yang tinggi, sehingga diperlukan evaluasi dalam pemasangan tata letak layout ducting vent serta sistem ventilasi dikamar mesin tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa kondisi udara (distribusi suhu, tekanan, dan aliran udara) di dalam kamar mesin, baik sebelum dilakukan perubahan desain ventilasi, maupun sesudah dilakukan perubahan menggunakan metode shear stress transport dengan analisa pendekatannya menggunakan CFD, agar nanti nya suhu (temperature) didalam kamar mesin mengalami penurunan dan sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil simulasi yang dilakukan, diperoleh data distribusi  suhu rata-rata di kamar mesin kapal feri 500 GT dimana terjadi penurunan suhu rata-rata dari 42,84°C menjadi 35,6°C pada variasi 1, 35,6°C pada variasi 2, dan 30,7°C pada variasi ke-3. maka terjadi penurunan suhu sekitar 7-12℃ pada kamar mesin, untuk distribusi tekanan rata-rata di kamar mesin mengalami kenaikan  terhadap variasi yang dilakukan, dan naik-turun pada beberapa bidang, untuk kecepatan aliran udara streamline di kamar mesin cenderung mengalami kenaikan terhadap variasi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa, sistem ducting vent yang paling baik digunakan pada kamar mesin kapal feri 500 GT adalah model ducting variasi ke-3.
Co-Authors A.F. Zakki Abdurrachman Fiqri Abrar Farhan Afdhal Alfendry Afriandi Ginting, Afriandi Agus Saputra Ahmad Fauzan Zakki Ahmad Fhadillah Ahmad Firdhaus Ahmad, Syaiful Tambah Putra Akbar Prasetya Akbar Ramadhan Akbar, Heri Akbar, Mohamad Hanif Fadillah Budiman Akbarulah Bumi Aji Aldi Tama Alexius Bayu Setyoko Alqarni.M, Ways Ambar Isworo Aminuyati Amru, Syafiq Nada Anas Sebtu Prawira Andi Trimulyono Ardianto, Muhammad Afiq Arga Gideon Sarwanto Ari Wibawa Budi Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santoso Ari Wibawa Budi.S Artha Deri Putra Asiando Wijaya Astrid Aisya Rahmi Astrid Wulandari Avian Putri Utami Bagus Siwi Nugroho Berlian Arswendo A Berlian Arswendo Adietya Berlian Arswendo Adietya Bogie Ardianto Cahyo Dwi Yantoro Candra, Ronaldo Chandra Wijaya Panggabean David Chandra Deddy Chrismianto Deni Oktavianto Dwi Joko Purnomo Eko Sasmito Hadi Erwin Darmawan Farel Mauluvi Akmal Antaqiya Febry Wonggiawan Fikri Khalis Tenar Frestiqauli, Santi Friska Kartika P Gerry Eka Aprilianto Gilas Dwi Maylano Ginanjar Baskoro Aji Good Rindo Good Rindo Gozal Apri Prayuda Gritis Al hasbi MM Hafizh Bahtiar Hartono Yudo Hartono Yudo Heru Firmansyah Heru Firmansyah Hidayatullah, Muhammad Rafi Hristo Anggigi Ihsanuddin Nadhif Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Indra Kurniawan Irsa Prabowo Isyroqi Al Ghifari Ivel Afra Sevira Jonathan, Mario K Kiryanto K Kiryanto Kamal Zidan Hidayat Kholill Bayu Ardhiyanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kurniawan, Hosea Kusuma, Ghiyats Abiyyu Leo Pranata Ketaren Lingga, Emilio Frans Lukman Gewa Nurhakim Lumban batu, Afriando Luthfi Isna Saputra M. Idam Titahgusti M. Ikbal Afdhal Malau, Karno R Mamat Riyadi Mangara Tua Immanuel Sianturi Maretreliano, Farand Martinus Arfendo Waroy Mathews Yose Pratama Maulana Dicky Almanda Maxwell Pradolin Mayank Faunni Naily Miftah, Muhammad Azizul Mita Buwana Noor Royyana Mochamad Arif Rachman Mohammad Nasikin Mubarak, Farhan Muchammad Rif’an Fahmi Muhamad Yamin Soamole Muhammad Abdul Aziz Mufti Muhammad Fawwaz Karim Amrullah Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Luqman Hakim Muhammad Luqman Hakim, Muhammad Luqman Muhammad Naufal Syafiq Muhammad Said Rinaldy Mukhama Ghulamuddin Mulyatno, Imam Pujio Musfar, Rafi Faiqal Mustafidurijal Mustafidurijal Muttaqien, Muhammad Hafizh Imam Nanda Rizki Yani Liara Natanael Martian Dwi Sunarto Natanael Martian Dwi Sunarto Nico Dwiprasti Anando Niko Bayu Prasetyo Nono, Ferdinand Gerald Bogar Nur Adi Triyantoro Nurhafid, Aji Ocid Mursid P. Boby Janurianto Paolo Ciptanto Lubis Pardede, Epan Rexky Parlindungan Manik Pradana, Eghy Audhi Rachman Pranajaya, Wisnu Razin Hilmy Baihaqi Reinhard Fernando Hutapea Relinton B Manalu Rendy Kastanto Renita Wurdhani Reyanld Daniel Nicholas Manurung Reza Shah Alam Richki Khresna Rindianti Wibowo Rizalul Haq Rizka Noor Miftakhul Ulum Rizki Rizcola rochim, fatkhu nur Rochman Hardi Prasetio Rolan Haris Ben Imanuel Purba, Rolan Haris Ben Imanuel Roni Rahmad S Rosiana Dewi Samuel Pardomuan Sitorus Samuel Rikardo Nainggolan Samuel Samuel Samuel, S Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Jokosisworo Sembiring, Benami I G Setiawan, Dendy Shandy Perdana Shofwan Abdullah Mubarok Ihsan Naufal Simanjuntak, Redeko Saferland Simatupang, Ridho Justicia Sinaga, Putra Yonatan Halomoan Sugeng Pardiana Sumintono, Heraldo Petra Surip Prasetyo Surya Yusuf Afriansyah Taruna, Daffa Sofyan Tuswan Tuswan Ucok Maruli Silalahi Utomo Adi Prasetyo Wildan Adi Nugraha Willson Febriant Tambunan Wilma Amiruddin Wisesa Maheswara Yacob Utama Nainggolan Yan Nohan Yosua, Palti Yudha Adhitiya Wardhana Yunior, Tri Rangga Yusuf, Fauzan Ammar Fata