Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Kekuatan Tarik, Kekuatan Puntir, Kekerasan Dan Sturktur Mikro Baja AISI 1045 Setelah Dilakukan Proses Quenching Sebagai Alternatif Gearbox Kapal Perikanan Setiawan, Dendy; Budiarto, Untung; Samuel, S
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 11, No 2 (2023): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gearbox ialah sebuah komponen penting di bagian kapal yang sering disebut dengan istilah transisi dengan fungsi memindahkan serta membantu mengubah tenaga motor yang berputar menjadi pemutar spindel mesin dengan gerakan feeding. Material yang dapat digunakan sebagai gearbox kapal adalah baja  AISI 1045. Tujuan quenching pada penelitian ini untuk mengetahui nilai tegangan tarik, puntir, kekerasan dan struktur mikro dari material tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quenching dengan  variasi suhu 650o, dan 850 o. Pengujian tarik menggunakan standar ASTM E8, pengujian puntir menggunakan standar ASTM E143. Hasil pengujian tersebut mendapatkan hasil bahwa kekuatan tarik paling baik yaitu 2506.63 Mpa pada suhu 850o, kekuatan puntir terbaik yaitu 1148.24 Mpa pada suhu 850 o, dan angka kekerasan terbaik yaitu 505.63 VN pada suhu 850 o. Manfaat dari penelitian ini adalah menjelaskan bahwa proses quenching menunjukkan peningkatan nilai pada suhu 850 dan terjadi penurunan di suhu 650 pada nilai kuat tarik. Perubahan struktur mikro terjadi pada material setelah dilakukan perlakuan. Perubahan tersebut menunjukkna struktu mikor yang merata setelah proses quenching. Analisa FEM terhadap raw material yang dilakukan dapat menghasilkan nilai error dibawah 5%.
Pengaruh Variasi Suhu PWHT Normalizing Pada Instalasi I Bracket Pasca Pengelasan FCAW Alqarni.M, Ways; Budiarto, Untung; Santosa, Ari Wibawa Budi
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 12, No 2 (2024): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pengelasan konstruksi kapal material tidak hanya satu jenis saja bahkan ada dua material yang berbeda di sambungkan. Baja grade A termasuk golongan baja low carbon yang sering digunakan dalam konstruksi kapal, Cast iron juga menjadi salah satu solusi untuk konstruksi bagian dalam bentuk yang rumit. Pada pasca pengelasan material terdapat tegangan-tegangan sisa di daerah sekitar heat affeacted zone (HAZ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas dalam penyembungan baja grade A dengan cast iron pada pengelasan Flux Cored Arc Welding (FCAW). Metode yang digunakan dengan melakukan pemanasan material dengan suhu 550°C, 650°C dan 700°C kemudian dilakukan pengujian ultrasonik dan uji fracture. Hasil pengujian utrasonik spesimen dengan Post Weld Heat Treatment (PWHT) 550°C, 650°C, dan 700°C ada indikasi cacat las, setalah di uji dengan metode fracture didapatkan porosity pada hasil pengelasan. Hasil pengujian yang tanpa PWHT terdapapat slag inclution. Dari hasil penelitian ini dapat di ambil kesimpulan bahwa perlakuan panas atau PWHT tidak dapat mempengaruhi atau menghilangkan cacat pengelasan yang terjadi. 
Analisis Pengaruh Variasi Arus Las Terhadap Laju Korosi dan Kekuatan Tarik Pengelasan Dissimilar Baja ASTM A36 dan Stainless SS304 Mubarak, Farhan; Budiarto, Untung; Amiruddin, Wilma
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 12, No 2 (2024): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja, khususnya baja ASTM A36 dan stainless  SS304 sangat umum digunakan dalam berbagai sektor industri karena kegunaannya yang beragam. Dengan menggunakan pengelasan dissimilar, penyambungan kedua material dengan logam dasar berbeda ini dapat dilakukan. Namun dengan pengelasan dua logam dasar yang berbeda, tentunya akan ada perubahan sifat mekanik dan yang terjadi di hasil pengelasan tersebut. Proses pengelasan juga dapat menjadi salah satu faktor penting dalam terjadinya korosi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai yang paling optimal terhadap kekuatan tarik dan laju korosi pada sambungan pengelasan dissimilar antara baja ASTM A36 dan satinless steel SS304 yang disambungkan menggunakan metode pengelasan SMAW dengan variasi intensitas arus listrik 90A, 100A, dan 110A. Pada penelitian ini nilai laju korosi terbesar terjadi pada spesimen dengan arus 90A dengan nilai 0,689 mm/year (fair), pada arus 100A dengan nilai 0,129 mm/year (good), dan terkecil pada arus 110A dengan nilai 0,089 mm/year (excellent) . Pada pengujian ini diperoleh hasil uji tarik terbaik pada spesimen dengan variasi arus 110A dengan nilai tegangan dan regangan tarik serta modulus elastisitas sebesar 631,74 MPa, 4,6% dan 101,7 GPa. Dapat disimpulkan pada penelitian ini arus pengelasan paling baik adalah 110A dengan nilai tegangan dan regangan tarik serta modulus elastisitas paling optimal dan laju korosi yang baik.
Pengaruh Variasi Temperatur PWHT Terhadap Kekuatan Tarik, Impak, dan Struktur Mikro Aluminium 6061 Pasca Pengelasan MIG Zamzami, Zamzami; Budiarto, Untung; Jokosisworo, Sarjito
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 11, No 2 (2023): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aluminium 6061 merupakan jenis aluminium yang sering digunakan dalam konstruksi kapal. Pada saat pasca pengelasan logam terdapat tegangan-tegangan sisa di daerah sekitar heat affected zone (HAZ). Post Weld Heat Treatment merupakan metode yang digunakan untuk mengurangi tegangan sisa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap kekuatan tarik, impak, struktur mikro aluminium 6061 pengelasan MIG variasi temperatur PWHT. Nilai kekuatan tarik dan regangan tarik paling tinggi didapat dari spesimen dengan PWHT 450°C  yaitu sebesar 212 Mpa dan 12.7%. Nilai modulus elastisitas paling tinggi didapat dari spesimen tanpa perlakuan panas yaitu sebesar 124.8 Gpa.  Nilai kekuatan impak paling tinggi didapat dari spesimen dengan perlakuan panas 550°C sebesar 0,078 J/mm². Nilai kekuatan impak paling rendah didapat dari spesimen tanpa perlakuan panas. Untuk nilai regangan tarik paling rendah didapat dari spesimen tanpa PWHT. Nilai kekuatan tarik dan modulus elastisitas paling rendah didapat dari spesimen PWHT 550°C. Perubahan struktur mikro pada spesimen yang diberikan heat treatment memiliki kerapatan struktur yang lebih rapat dibandingkan spesimen yang tidak diberikan heat treatment. Dari hasil  penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan panas dapat meningkatkan kekuatan tarik serta harga impak karena proses perlakuan panas dapat mengurangi tegangan sisa pada spesimen sehingga bisa memperbaiki sifat-sifat mekanik pada spesimen pasca pengelasan MIG
Analisis Pengaruh Variasi Kuat Arus Dan Variasi Temperatur Preheat Pada Pengelasan Smaw Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Tekuk Baja St 60 Lumban batu, Afriando; Budiarto, Untung; Manik, Parlindungan
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 12, No 1 (2024): Januari
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja ST 60 merupakan baja jenis karbon sedang yang memiliki rata-rata tegangan 647,71 MPa, regangan 0,22% dan Modulus Young 208,99 GPa yang sering digunakan pada konstruksi kapal. Pada saat pengelasan sering kali terjadi perbedaan tegangan didaerah pengelasan yang menyebabkan kurang maksimalnya hasil pengelasan, umum nya metode pengelasan yang digunakan adalah pengelasan SMAW. Preheat merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengurangi perbedaan tegangan antara spesimen dengan elektroda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi dampak dari variasi kuat arus dan suhu preheat terhadap kekuatan tarik dan kekuatan tekuk pada baja ST 60. Standar pengujian spesimen dibuat mengikuti aturan standar uji ASTM E8. Nilai kekuatan tarik tertinggi sebesar 767 MPa pada spesimen preheat 250 0C dengan kuat arus pengelasan 100 A dan nilai regangan tekuk tertinggi sebesar 4,63 %  terdapat pada spesimen preheat 250 0C dengan kuat arus pengelasan 100 A. Sementara untuk nilai modulus tertinggi sebesar 219,93 GPa pada spesimen preheat 250 0C dengan kuat arus pengelasan 115 A. Spesimen tanpa preheat yang memiliki nilai tegangan tekuk tertinggi sebesar 753,70 MPa dan nilai regangan tekuk tertinggi sebesar 0,86% dengan kuat arus pengelasan 100 A. Sementara itu, spesimen dengan preheat suhu 350°C dan kuat arus pengelasan 100 A menunjukan nilai modulus elastisitas tertinggi sebesar 905,94 GPa. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan perlakuan panas dan kuat arus pengelasan dapat meningkatkan kekuatan tarik, namun mengurangi kekuatan tekuk benda.
Analisa Shop Level Planning and Scheduling pada Pekerjaan Reparasi Kapal TB. MBS 88 dan BG. MBS 332 dengan Critical Path Method di Galangan Tegal rochim, fatkhu nur; Mulyatno, Imam Pujo; Budiarto, Untung
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 11, No 2 (2023): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterlambatan proyek reparasi kapal seringkali terjadi dalam proses penyelesaiannya, sehingga diperlukan perencanaan jadwal yang akurat setiap bengkel. Percepatan durasi dengan Shop Level Planning and Schedulling dan Critical Path Method digunakan dalam penjadwalan setiap bengkel untuk mengetahui efektifitas waktu. Jalur kritis digunakan untuk mengetahui percepatan durasi proyek dengan alternatif penambahan jam kerja dan penambahan tenaga kerja. Penelitian dilakukan dengan menggabungkan schedule dari repair list dua kapal secara simultan yang menghasilkan nilai produktivitas pada setiap bengkel. Hasil analisa dengan menggunakan software Microsoft Project didapatkan 19 pekerjaan pada jalur kritis dan dilakukan crashing penambahan jam kerja mengalami percepatan durasi normal proyek dari 32 hari menjadi 27 hari yaitu 5 hari. Sedangkan crashing penambahan tenaga kerja mengalami percepatan durasi normal proyek dari 32 hari menjadi 28 hari yaitu 4 hari. Hasil analisa nilai produktivitas setiap bengkel sebagai berikut: bengkel hull 24,5 m²/mandays, 0,17 unit/mandays, pipe 0,7 m/mandays, deck outfitting 1,22 pcs/mandays, 12,35 kg/mandays, 0,22 unit/mandays, electrical 0,5 unit/mandays, propulsi and rudder 0,13 unit/mandays, tank cleaning and main deck 0,5 tangki/mandays, 0,09 ls/mandays, steel work 17,59 kg/mandays, 0,68 pcs/mandays, 2,22 m/mandays, 0,25 ls/mandays. Berdasarkan penelitian ini dihasilkan percepatan durasi dengan alternatif penambahan jam kerja lebih efektif 15,63% untuk mengatasi keterlambatan dalam penyelesaian proyek reparasi kapal.
Implementasi ISM Code Pada Kapal Di Pelabuhan Tanjung Priok Hidayatullah, Muhammad Rafi; Budiarto, Untung; Kiryanto, Kiryanto
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 12, No 2 (2024): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bersumber pada data KNKT dari tahun 2019 hingga 2023 terdapat 72 kasus kecelakaan pelayaran di Indonesia, banyaknya jumlah kapal dan pengguna jasa di wilayah perairan Indonesia tidak serta merta menjamin keselamatan yang aman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan ISM Code pada kapal-kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Berdasarkan hasil korespondensi dengan analisis Importance-Performance didapatkan berupa diagram hasil penelitian Implementasi ISM Code pada kapal-kapal di Pelabuhan Tanjung Priok menyimpulkan bahwa terdapat 4 aspek yang harus ditingkatkan, yaitu prosedur pelaksanaan kesiapan menghadapi keadaan darurat. Kedua, prosedur pelaksanaan lingkungan kerja yang terjamin aman untuk pengoperasian kapal. Ketiga, prosedur perawatan dan perbaikan untuk semua bagian dari sistem kapal. Keempat, pelaksanaan inspeksi pada sistem perawatan peralatan di kapal. Pemahaman perihal ISM Code yang diperoleh dari jawaban officer termasuk dalam kategori baik, yaitu 86,81% memberikan jawaban tepat. Serta tingkat pemahaman ABK termasuk dalam kategori baik, 88,40% pertanyaan mampu dijawab dengan tepat oleh para ABK. Sedangkan hasil yang diperoleh dari metode CSI diketahui bahwa nilai keseluruhan semua aspek tingkat kepuasan ABK dan officer adalah 91,10%. Berdasarkan tabel indeks kepuasan, menunjukan bahwa ABK dan officer sangat puas dengan kebijakan manajemen keselamatan yang diterapkan perusahaan pelayaran.
Analisis Pengaruh Variasi Larutan Garam Pada Proses Quenching Terhadap Ketahanan Aus, Struktur Mikro, Dan Kekerasan Baja VCN 150 sebagai Material Poros Propeller Simanjuntak, Redeko Saferland; Budiarto, Untung; Mulyatno, Imam Pujo
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 12, No 3 (2024): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keausan pada poros propeller terjadi diakibatkan oleh kebocoran pada seal yang menyebabkan masuknya air laut ke terowongan poros propeller dan sekaligus membuat tercampurnya minyak pelumas dengan air laut. Keausan adalah hilangnya material secara progresif ketika dua permukaan yang berinteraksi bergerak relatif satu sama lain yang kemudian menyebabkan kerusakan pada salah. satu atau. kedua. permukaan. VCN 150 merupakan baja paduan yang sering digunakan untuk pembuatan poros dan memiliki kemampuan untuk dikeraskan yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan. agar mengetahui. pengaruh media. pendingin quenching larutan garam terhadap nilai kekerasan, keausan dan struktur mikro. Untuk mendapatkan kekerasan dan ketahanan aus dari material yang diinginkan dapat dilakukan dengan perlakuan panas dan quenching. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu spesimen 35‰ yang mendapatkan tahan aus yang baik yaitu sebesar 0,000097  disusul dengan spesimen 15‰, 3‰, dan raw material. Nilai keausan berbanding lurus dengan nilai kekerasan, dimana semakin keras material tersebut maka semakin baik juga ketahanan aus yang dihasilkan. Nilai kekerasan tertinggi pada spesimen 35‰ sebesar 565,8 VHN dan yang terendah pada spesimen raw material sebesar 255,58 VHN. Pada uji mikrografi terdapat fasa martensite setelah mengalami proses quenching, semakin tinggi kadar larutan garam maka struktur martensite yang terbentuk juga semakin halus dan fasa pearlit pada spesimen 35‰ lebih dominan dibandingkan spesimen raw material, 3‰, dan 15‰. Dari hasil penelitian ini, dapat. disimpulkan. bahwa. penerapan media pendingin larutan garam proses quenching pada baja VCN 150 dapat meningkatkan kekerasan baja dan tahan aus.
Analisis Teknis dan Ekonomis Laminasi Kayu Nangka dan Bambu Wulung Sebagai Material Kapal Kayu Lingga, Emilio Frans; Santosa, Ari Wibawa Budi; Budiarto, Untung
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 12, No 3 (2024): Juli
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayu jati sebagai material utama dalam pembuatan kapal ikan di indonesia mengalami kelangkaan yang menyebabkan nilai ekonomisnya naik, oleh karena itu dipilih alternatif lain yaitu kayu nangka sebagai alternatif pengganti dari kayu jati yang dilaminasi dengan bambu hitam untuk pengurangan penggunaan kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kadar air, kerapatan, kuat tarik, kuat tekuk dari laminasi kayu nangka dan bambu wulung akibat perbedaan persentase variasi komposisi dan arah serat sejajar 0^⸰. Dalam penelitian ini dibuat balok laminasi untuk pengujian kuat tarik mengikuti standar SNI 03-3399-1994, sedangkan pengujian kuat tekuk mengikuti standar SNI 03-3958-1995. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian tarik memiliki kadar air kering udara rata-rata 10%, dengan berat jenis tertinggi 0,778 gr/cm³ pada spesimen tarik. Kekuatan tarik raw material kayu nangka adalah 118 MPa dan bambu wulung 254 MPa, sedangkan untuk laminasi bambu dan kayu rata-rata mencapai 237,33 MPa dan memiliki MOE 7079.67 MPa untuk variasi K30B70, yang merupakan varian paling optimal. pengujian tekuk menunjukkan kadar air kering udara rata-rata 10%, dengan berat jenis 0,734 gr/cm³ pada spesimen tekuk. Kekuatan tekuk rata-rata mencapai 86,31 MPa untuk variasi K70B30, yang merupakan varian paling optimal. Harga spesimen yang paling rendah dan memiliki kekuatan paling tinggi adalah variasi K30B70 sebesar Rp.12.990.500 per m³ dan mengalami pengurangan harga 48% dari harga kayu jati per m³. oleh karena itu sesuai dengan rules BKI kapal kayu 1996 laminasi bambu dapat digunakan sebagai material kapal ikan berbahan kayu. direkomendasikan untuk pembuatan bagian – bagian kapal seperti gading, galar, kulit, papan geladak dan balok geladak dan papan
Perancangan Kapal Tanker 30000 DWT Untuk Rute Pelayaran Surabaya - Singapura Maretreliano, Farand; Mulyatno, Imam Pujio; Budiarto, Untung
Jurnal Teknik Perkapalan Vol 12, No 2 (2024): April
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dibutuhkan pengangkutan muatan curah melalui transportasi laut sebagai konektivitas antar pulau dan juga mendorong pertumbuhan perekonomian global. Kapal Tanker yang akan dirancang untuk menunjang proses distribusi muatan dari Surabaya – Singapura akan memperhitungkan ukuran utama, rencana garis, rencana umum, analisa hambatan kapal, stabilitas kapal dan hidrostatis kapal. Metode perancangan kapal Tanker tersebut memerlukan kapal pembanding sebagai acuannya. Tujuan penelitian tersebut ialah untuk merancang kapal Tanker yang dimana perancangan tersebut memudahkan dalam pengiriman pada muatan barang melalui jalur laut dan data yang didapatkan sesuai dalam kriteria di perairan wilayah Surabaya – Singapura. Pada perancangan kapal ini perancang menggunakan metode perbandingan untuk mendapatkan ukuran utama kapal, menggunakan aplikasi Maxsurf sebagai pemodelan dan sebagai analisa karakteristik dari kapal tersebut. Ukuran utama kapal didapatkan yaitu Lpp = 171.89 m, B = 29.74 m, H = 17,10 m, T = 10.74 m, Vs = 13,09 knot, dengan DWT 30000 ton dan Cb = 0,78
Co-Authors Abdurrachman Fiqri Abrar Farhan Afdhal Alfendry Afriandi Ginting, Afriandi Agil Arianda Alkhudry Agus Saputra Ahmad Fauzan Zakki Ahmad Fhadillah Ahmad Firdhaus Ahmad, Syaiful Tambah Putra Akbar Prasetya Akbar Ramadhan Akbar, Heri Akbar, Mohamad Hanif Fadillah Budiman Akbarulah Bumi Aji Aldi Tama Alexius Bayu Setyoko Alqarni.M, Ways Ambar Isworo Aminuyati Amru, Syafiq Nada Anas Sebtu Prawira Andi Trimulyono Ardianto, Muhammad Afiq Arga Gideon Sarwanto Ari Wibawa Budi Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santosa Ari Wibawa Budi Santoso Ari Wibawa Budi.S Artha Deri Putra Asiando Wijaya Astrid Aisya Rahmi Astrid Wulandari Avian Putri Utami Bagus Siwi Nugroho Berlian Arswendo A Berlian Arswendo Adietya Berlian Arswendo Adietya Bogie Ardianto Cahyo Dwi Yantoro Candra, Ronaldo Chandra Wijaya Panggabean David Chandra Deddy Chrismianto Deni Oktavianto Dwi Joko Purnomo Eko Sasmito Hadi Eko Sasmito Hadi Erwin Darmawan Farel Mauluvi Akmal Antaqiya Febry Wonggiawan Fikri Khalis Tenar Frestiqauli, Santi Friska Kartika P Gerry Eka Aprilianto Gilas Dwi Maylano Ginanjar Baskoro Aji Good Rindo Good Rindo Gozal Apri Prayuda Gritis Al hasbi MM Hafizh Bahtiar Hartono Yudo Hartono Yudo Heru Firmansyah Heru Firmansyah Hidayatullah, Muhammad Rafi Hristo Anggigi Ihsanuddin Nadhif Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Imam Pujo Mulyatno Indra Kurniawan Irsa Prabowo Isyroqi Al Ghifari Ivel Afra Sevira Jonathan, Mario K Kiryanto K Kiryanto Kamal Zidan Hidayat Kholill Bayu Ardhiyanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kiryanto Kurniawan, Hosea Kusuma, Ghiyats Abiyyu Leo Pranata Ketaren Lingga, Emilio Frans Lukman Gewa Nurhakim Lumban batu, Afriando Luthfi Isna Saputra M. Idam Titahgusti M. Ikbal Afdhal Malau, Karno R Mamat Riyadi Mangara Tua Immanuel Sianturi Maretreliano, Farand Martinus Arfendo Waroy Mathews Yose Pratama Maulana Dicky Almanda Maxwell Pradolin Mayank Faunni Naily Miftah, Muhammad Azizul Mita Buwana Noor Royyana Mochamad Arif Rachman Mohammad Nasikin Mubarak, Farhan Muchammad Rif’an Fahmi Muhamad Yamin Soamole Muhammad Abdul Aziz Mufti Muhammad Fawwaz Karim Amrullah Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Iqbal Muhammad Luqman Hakim Muhammad Luqman Hakim, Muhammad Luqman Muhammad Naufal Syafiq Muhammad Said Rinaldy Mukhama Ghulamuddin Mulyatno, Imam Pujio Musfar, Rafi Faiqal Mustafidurijal Mustafidurijal Muttaqien, Muhammad Hafizh Imam Nanda Rizki Yani Liara Natanael Martian Dwi Sunarto Natanael Martian Dwi Sunarto Nico Dwiprasti Anando Niko Bayu Prasetyo Nono, Ferdinand Gerald Bogar Nur Adi Triyantoro Nurhafid, Aji Ocid Mursid P. Boby Janurianto Paolo Ciptanto Lubis Pardede, Epan Rexky Parlindungan Manik Pradana, Eghy Audhi Rachman Pranajaya, Wisnu Razin Hilmy Baihaqi Reinhard Fernando Hutapea Relinton B Manalu Rendy Kastanto Renita Wurdhani Reyanld Daniel Nicholas Manurung Reza Shah Alam Richki Khresna Rindianti Wibowo Rizalul Haq Rizka Noor Miftakhul Ulum Rizki Rizcola rochim, fatkhu nur Rochman Hardi Prasetio Rolan Haris Ben Imanuel Purba, Rolan Haris Ben Imanuel Roni Rahmad S Rosiana Dewi Samuel Pardomuan Sitorus Samuel Rikardo Nainggolan Samuel Samuel Samuel, S Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Joko Sisworo Sarjito Jokosisworo Sembiring, Benami I G Setiawan, Dendy Shandy Perdana Shofwan Abdullah Mubarok Ihsan Naufal Simanjuntak, Redeko Saferland Simatupang, Ridho Justicia Sinaga, Putra Yonatan Halomoan Sugeng Pardiana Sumintono, Heraldo Petra Surip Prasetyo Surya Yusuf Afriansyah Taruna, Daffa Sofyan Tuswan Tuswan Ucok Maruli Silalahi Utomo Adi Prasetyo Wildan Adi Nugraha Willson Febriant Tambunan Wilma Amiruddin Wisesa Maheswara Yacob Utama Nainggolan Yan Nohan Yosua, Palti Yudha Adhitiya Wardhana Yunior, Tri Rangga Yusuf, Fauzan Ammar Fata